Analisa temperatur udara dalam single-span greenhouse, Kebun Percobaan Cikabayan, IPB dengan menggunakan atap ganda (Double layer)

(1)

ANALISA TEMPERATUR UDARA DALAMSINGLESPAN GREENHOUSE, KEBUN PERCOBAAN CIKABAYAN, IPB DENGAN

MENGGUNAKAN ATAP GANDA (DOUBLE LAYER)

Oleh

BABY APRILIANI F14102098

2006

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN


(2)

ANALISA TEMPERATUR UDARA DALAMSINGLESPAN GREENHOUSE, KEBUN PERCOBAAN CIKABAYAN, IPB DENGAN

MENGGUNAKAN ATAP GANDA (DOUBLE LAYER)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,

Institut Pertanian Bogor

Oleh

BABY APRILIANI F14102098

2006

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN


(3)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

ANALISA TEMPERATUR UDARA DALAMSINGLESPAN GREENHOUSE, KEBUN PERCOBAAN CIKABAYAN, IPB DENGAN

MENGGUNAKAN ATAP GANDA (DOUBLE LAYER)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,

Institut Pertanian Bogor

Oleh Baby Apriliani

F14102098

Dilahirkan di Jakarta Pada tanggal : 20 April 1984 Tanggal lulusan : 24 Mei 2006

Disetujui, Bogor, Juni 2006

Ir. Meiske Widyarti, M Eng Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Wawan Hermawan, MS Ketua Departemen


(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat dan hadayah-Nya, sehingga penulis diberi

kemampuan untuk menyelesaikan tugas akhir yang berjudul ”ANALISA

TEMPERATUR UDARA DALAM SINGLE SPAN GREENHOUSE, KEBUN

PERCOBAAN CIKABAYAN, IPB DENGAN MENGGUNAKAN ATAP

GANDA (DOUBLE LAYER)”.

Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan S1 di jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Selama menyelesaikan tulisan ini, penulis menyadari betul begitu banyak bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar–besarnya kepada :

1. Ir. Meiske Widyarti, M. Eng sebagai dosen pembimbing akademik yang telah banyak membantu memberikan arahan dan nasihat serta doa selama kuliah dan penelitian.

2. Dr. Ir. Dyah Wulandani, M. Si dan Chusnul arif, S. Tp sebagai dosen penguji atas kesediaannya menguji penulis.

3. (Alm) Papa, Mama, Ade, Elok, Cikngah dan semua keluarga besar (Alm) H. Manaruddin yang telah memberikan support dan do’anya yang tulus sehingga penulis dapat menyelesaikan gelar sarjana ini..

4. Wildan Muhammad. Untuk keberadaan, sayang & pengertiannya selama ini (yang sabaaaaaaarrrrrrrr terus yaH...)

5. Pak Ahmad, Ibu ros dan Ibu mar yang telah memberikan kemudahan penulis dalam mengerjakan penelitian dan mengurus administrasi selama kuliah. 6. Ketsia Aprilianny, Hilaliyah Aspihani, dan Nety Dian untuk tawa, canda, dan

tangis yang kita alami selama kuliah.

7. Keluarga besar Tep 39. Nana, Sari_oneng, Indi, Jun, Bgon_say, Cumi, Upi, Civil crew (Han2, Sanz, Miaw, Yuli, Ulil, Tiara, Ai, Asti, Fani, Dudung, Lucky, Anton, Kikim, Slamet, Agus), Mesin crew, Bios crew, Smip crew, Alcapone Crew (Alam, Supri, Herlin, Azmi, Wahyu), Kejora crew, pondok


(5)

Gizi crew (babeh, windi, dani_otong, uki), Pim crew (banano, rina), n last but least... P 50 crew (Windy, Poky, Budew, Dewo, M’Keni, Melly, Lala, Fieta, Ubud, dll I’ll miss u guys! Non si lika ..).

8. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu persatu, namun bantuaannya akan penulis ingat dan terukir dalam hati.

Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi tugas akhir ini banyak kekurangannya. Saran dan kritik penulis harapkan untuk perbaikan selanjutnya.

Bogor, Juni 2006


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ...iv

DAFTAR TABEL ...vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang ...1

B. Tujuan...3

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Greenhouse...5

B. Temperatur udara...6

C. Radiasi matahari ...6

D. Kecepatan angin ...7

E. Naungan atap ...9

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan waktu ...10

B. Bahan dan Alat ...10

C. Tahapan penelitian ...13

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi lingkungan dalam bangunangreenhousedengan dan tanpa menggunakan atapdouble layer...18

B. Pengaruh penggunaan atapdouble layerterhadap temperatur udara dalamgreenhouse...23

C. Pengaruh penggunaan atapdouble layerterhadap laju ventilasi udara dalamgreenhouse...29

D. Evaluasi tata letak lokasi dan bangunangreenhouse...33

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...36

B. Saran...37

DAFTAR PUSTAKA ...38


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Berbagai tipe bentukgreenhouse (Hanan et al., di dalamgreenhouse management, 1978) ...5

Gambar 2. Skema dan notasi dari dimensi bangunan serta penempatan Weather

Stationselama pengamatan ...10 Gambar 3. Bukaan ventilasi dinding dan atapgreenhouse...13 Gambar 4. Letak pengukuran bola-bola gabus (a) dan parameter

yang diukur (b)...14

Gambar 5. Grafik rata – rata radiasi matahari di luar greenhouse selama

pengamatan...18

Gambar 6. Grafik perubahan temperatur di dalam dan di luar greenhouse pada

saat menggunakan atapsingle layer...19

Gambar 7. Grafik perubahan temperatur di dalam dan di luar greenhouse pada

saat menggunakan atapdouble layer...20

Gambar 8. Grafik perambatan temperatur di dalam greenhouse pada saat

menggunakan atapsingle layer...20

Gambar 9. Grafik perambatan temperatur di dalam greenhouse pada saat

menggunakandouble layer...20 Gambar 10. Rata - rata. perubahan temperatur udara di dalam greenhousedengan

menggunakan atapsingle layerdan atapdouble layer...22

Gambar 11. Perubahan temperatur udara di dalam greenhouse dengan radiasi

matahari > 500 w/m² dan kecepatan angin 0–1.2 m/s...24 Gambar 12. Perubahan temperatur udara di dalam greenhouse dengan radiasi >

500 W/m2dan kecepatan angin 0–1.2 m/s ...24

Gambar 13. Perubahan temperatur udara di dalam greenhouse dengan radiasi

matahari < 500 w/m² dan kecepatan angin 0–1.2 m/s...26

Gambar 14. Perubahan temperatur udara di dalam greenhouse dengan radiasi

matahari < 500 w/m² dan kecepatan angin 1.3–2.7 m/s ...26 Gambar 15. Rata-rata harian temperatur udara dalam greenhouse dan temperatur

udara di luargreenhousedengan menggunakansingle layer...27 Gambar 16. Rata-rata harian temperatur udara dalam greenhouse dan temperatur

udara di luargreenhousedengan menggunakandouble layer...28 Gambar 17. Skema aliran udara padagreenhouse single layer(a) dan double layer

(b) dengan radiasi > 500 W/m² kecepatan angin 0–1.2 m/s ...30 Gambar 18. Skema aliran udara padagreenhouse single layer(a) dan double layer

(b) dengan radiasi > 500 W/m² kecepatan angin 1.3–2.3 m/s ...31 Gambar 19. Skema aliran udara padagreenhouse single layer(a) dan double layer


(8)

Gambar 20. Skema aliran udara padagreenhouse single layer(a) dan double layer (b) dengan radiasi < 500 W/m² kecepatan angin 1.3–2.3 m/s ...31 Gambar 21. Denah lokasigreenhousepengamatan ...34 Gambar 22. Rata–rata harian kecepatan aliran udara di dalamgreenhouse...35


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Ukuran dimensigreenhouse... 11 Tabel 2. Temperatur maksimum dan mininmum yang terjadi selama

pengamatan. ... 21 Tabel 3. Temperatur maksimum dan mininmum yang terjadi selama

pada saat cuaca dan kecepatan angin tertentu. ... 25

Tabel 4. Laju ventilasi udara dalam greenhouse tanpa atap 2

(single layer). ... 29

Tabel 5. Laju ventilasi udara dalam greenhouse dengan atap 2

(double layer). ... 29 Tabel 6. Rata – rata laju ventilasi udara dengan radiasi matahari


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. GambargreenhouseCikabayan... 40 Lampiran 2. Data hasil pengamatan padagreenhouse... 43

Lampiran 3. Grafik penurunan temperatur udara dalam greenhouse pada

saat menggunakan atap 1(single layer) dan saat

menggunakan atap 2 (double layer)... 51 Lampiran 4. Grafik perbandingan antara temperatur udara dalam dan luar

greenhousepada saat menggunakan atap 1 (single layer). ... 53 Lampiran 5. Tabel laju aliran udara dengan radiasi dan kecepatan angin

tertentu pada saat menggunakan atap 1 (single layer). ... 57 Lampiran 6. Lampiran 5. Tabel laju aliran udara dengan radiasi dan

kecepatan angin tertentu pada saat menggunakan atap 2 (double layer)... 60


(11)

ANALISA TEMPERATUR UDARA DALAMSINGLESPAN GREENHOUSE, KEBUN PERCOBAAN CIKABAYAN, IPB DENGAN

MENGGUNAKAN ATAP GANDA (DOUBLE LAYER)

Oleh

BABY APRILIANI F14102098

2006

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN


(12)

ANALISA TEMPERATUR UDARA DALAMSINGLESPAN GREENHOUSE, KEBUN PERCOBAAN CIKABAYAN, IPB DENGAN

MENGGUNAKAN ATAP GANDA (DOUBLE LAYER)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,

Institut Pertanian Bogor

Oleh

BABY APRILIANI F14102098

2006

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN


(13)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

ANALISA TEMPERATUR UDARA DALAMSINGLESPAN GREENHOUSE, KEBUN PERCOBAAN CIKABAYAN, IPB DENGAN

MENGGUNAKAN ATAP GANDA (DOUBLE LAYER)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,

Institut Pertanian Bogor

Oleh Baby Apriliani

F14102098

Dilahirkan di Jakarta Pada tanggal : 20 April 1984 Tanggal lulusan : 24 Mei 2006

Disetujui, Bogor, Juni 2006

Ir. Meiske Widyarti, M Eng Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Wawan Hermawan, MS Ketua Departemen


(14)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat dan hadayah-Nya, sehingga penulis diberi

kemampuan untuk menyelesaikan tugas akhir yang berjudul ”ANALISA

TEMPERATUR UDARA DALAM SINGLE SPAN GREENHOUSE, KEBUN

PERCOBAAN CIKABAYAN, IPB DENGAN MENGGUNAKAN ATAP

GANDA (DOUBLE LAYER)”.

Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan S1 di jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Selama menyelesaikan tulisan ini, penulis menyadari betul begitu banyak bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar–besarnya kepada :

1. Ir. Meiske Widyarti, M. Eng sebagai dosen pembimbing akademik yang telah banyak membantu memberikan arahan dan nasihat serta doa selama kuliah dan penelitian.

2. Dr. Ir. Dyah Wulandani, M. Si dan Chusnul arif, S. Tp sebagai dosen penguji atas kesediaannya menguji penulis.

3. (Alm) Papa, Mama, Ade, Elok, Cikngah dan semua keluarga besar (Alm) H. Manaruddin yang telah memberikan support dan do’anya yang tulus sehingga penulis dapat menyelesaikan gelar sarjana ini..

4. Wildan Muhammad. Untuk keberadaan, sayang & pengertiannya selama ini (yang sabaaaaaaarrrrrrrr terus yaH...)

5. Pak Ahmad, Ibu ros dan Ibu mar yang telah memberikan kemudahan penulis dalam mengerjakan penelitian dan mengurus administrasi selama kuliah. 6. Ketsia Aprilianny, Hilaliyah Aspihani, dan Nety Dian untuk tawa, canda, dan

tangis yang kita alami selama kuliah.

7. Keluarga besar Tep 39. Nana, Sari_oneng, Indi, Jun, Bgon_say, Cumi, Upi, Civil crew (Han2, Sanz, Miaw, Yuli, Ulil, Tiara, Ai, Asti, Fani, Dudung, Lucky, Anton, Kikim, Slamet, Agus), Mesin crew, Bios crew, Smip crew, Alcapone Crew (Alam, Supri, Herlin, Azmi, Wahyu), Kejora crew, pondok


(15)

Gizi crew (babeh, windi, dani_otong, uki), Pim crew (banano, rina), n last but least... P 50 crew (Windy, Poky, Budew, Dewo, M’Keni, Melly, Lala, Fieta, Ubud, dll I’ll miss u guys! Non si lika ..).

8. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu persatu, namun bantuaannya akan penulis ingat dan terukir dalam hati.

Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi tugas akhir ini banyak kekurangannya. Saran dan kritik penulis harapkan untuk perbaikan selanjutnya.

Bogor, Juni 2006


(16)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ...iv

DAFTAR TABEL ...vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang ...1

B. Tujuan...3

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Greenhouse...5

B. Temperatur udara...6

C. Radiasi matahari ...6

D. Kecepatan angin ...7

E. Naungan atap ...9

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan waktu ...10

B. Bahan dan Alat ...10

C. Tahapan penelitian ...13

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi lingkungan dalam bangunangreenhousedengan dan tanpa menggunakan atapdouble layer...18

B. Pengaruh penggunaan atapdouble layerterhadap temperatur udara dalamgreenhouse...23

C. Pengaruh penggunaan atapdouble layerterhadap laju ventilasi udara dalamgreenhouse...29

D. Evaluasi tata letak lokasi dan bangunangreenhouse...33

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...36

B. Saran...37

DAFTAR PUSTAKA ...38


(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Berbagai tipe bentukgreenhouse (Hanan et al., di dalamgreenhouse management, 1978) ...5

Gambar 2. Skema dan notasi dari dimensi bangunan serta penempatan Weather

Stationselama pengamatan ...10 Gambar 3. Bukaan ventilasi dinding dan atapgreenhouse...13 Gambar 4. Letak pengukuran bola-bola gabus (a) dan parameter

yang diukur (b)...14

Gambar 5. Grafik rata – rata radiasi matahari di luar greenhouse selama

pengamatan...18

Gambar 6. Grafik perubahan temperatur di dalam dan di luar greenhouse pada

saat menggunakan atapsingle layer...19

Gambar 7. Grafik perubahan temperatur di dalam dan di luar greenhouse pada

saat menggunakan atapdouble layer...20

Gambar 8. Grafik perambatan temperatur di dalam greenhouse pada saat

menggunakan atapsingle layer...20

Gambar 9. Grafik perambatan temperatur di dalam greenhouse pada saat

menggunakandouble layer...20 Gambar 10. Rata - rata. perubahan temperatur udara di dalam greenhousedengan

menggunakan atapsingle layerdan atapdouble layer...22

Gambar 11. Perubahan temperatur udara di dalam greenhouse dengan radiasi

matahari > 500 w/m² dan kecepatan angin 0–1.2 m/s...24 Gambar 12. Perubahan temperatur udara di dalam greenhouse dengan radiasi >

500 W/m2dan kecepatan angin 0–1.2 m/s ...24

Gambar 13. Perubahan temperatur udara di dalam greenhouse dengan radiasi

matahari < 500 w/m² dan kecepatan angin 0–1.2 m/s...26

Gambar 14. Perubahan temperatur udara di dalam greenhouse dengan radiasi

matahari < 500 w/m² dan kecepatan angin 1.3–2.7 m/s ...26 Gambar 15. Rata-rata harian temperatur udara dalam greenhouse dan temperatur

udara di luargreenhousedengan menggunakansingle layer...27 Gambar 16. Rata-rata harian temperatur udara dalam greenhouse dan temperatur

udara di luargreenhousedengan menggunakandouble layer...28 Gambar 17. Skema aliran udara padagreenhouse single layer(a) dan double layer

(b) dengan radiasi > 500 W/m² kecepatan angin 0–1.2 m/s ...30 Gambar 18. Skema aliran udara padagreenhouse single layer(a) dan double layer

(b) dengan radiasi > 500 W/m² kecepatan angin 1.3–2.3 m/s ...31 Gambar 19. Skema aliran udara padagreenhouse single layer(a) dan double layer


(18)

Gambar 20. Skema aliran udara padagreenhouse single layer(a) dan double layer (b) dengan radiasi < 500 W/m² kecepatan angin 1.3–2.3 m/s ...31 Gambar 21. Denah lokasigreenhousepengamatan ...34 Gambar 22. Rata–rata harian kecepatan aliran udara di dalamgreenhouse...35


(19)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Ukuran dimensigreenhouse... 11 Tabel 2. Temperatur maksimum dan mininmum yang terjadi selama

pengamatan. ... 21 Tabel 3. Temperatur maksimum dan mininmum yang terjadi selama

pada saat cuaca dan kecepatan angin tertentu. ... 25

Tabel 4. Laju ventilasi udara dalam greenhouse tanpa atap 2

(single layer). ... 29

Tabel 5. Laju ventilasi udara dalam greenhouse dengan atap 2

(double layer). ... 29 Tabel 6. Rata – rata laju ventilasi udara dengan radiasi matahari


(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. GambargreenhouseCikabayan... 40 Lampiran 2. Data hasil pengamatan padagreenhouse... 43

Lampiran 3. Grafik penurunan temperatur udara dalam greenhouse pada

saat menggunakan atap 1(single layer) dan saat

menggunakan atap 2 (double layer)... 51 Lampiran 4. Grafik perbandingan antara temperatur udara dalam dan luar

greenhousepada saat menggunakan atap 1 (single layer). ... 53 Lampiran 5. Tabel laju aliran udara dengan radiasi dan kecepatan angin

tertentu pada saat menggunakan atap 1 (single layer). ... 57 Lampiran 6. Lampiran 5. Tabel laju aliran udara dengan radiasi dan

kecepatan angin tertentu pada saat menggunakan atap 2 (double layer)... 60


(21)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Greenhouse merupakan struktur bangunan yang menggunakan atap

transparan untuk melewatkan sinar matahari ke dalam bangunan. Bangunan greenhouse dipergunakan untuk membudidayakan tanaman, penelitian, atau mengisolasikan tanaman dari penularan penyakit dan hama. Pada daerah

tropis bangunan greenhouse dipergunakan untuk sayuran / tanaman bernilai

tinggi ataupun penelitian. Greenhouse berkembang mula-mula di daerah

subtropis dimana pertanian di daerah tersebut sangat bergantung pada musim.

Pembuatan bangunan greenhouse yang ada saat ini masih menggunakan

pedoman tersebut. Padahal Indonesia yang beriklim tropis dan lembab mempunyai kebutuhan yang berbeda untuk budidaya tanaman.

Pada daerah beriklim tropis seperti Indonesia, penerimaan radiasi

matahari sangat besar sepanjang tahun. Karena itu fungsi greenhouse di

Indonesia agak berbeda dari daerah beriklim tropis. Fungsi greenhouse lebih ditekankan untuk melindungi tanaman dari faktor lingkungan yang tidak menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman, yaitu hujan, angin, dan hama.

Masalah utama yang terjadi pada greenhouse Indonesia adalah tingginya

temperatur udara di dalam bangunan sehingga perbedaan temperatur antara di dalam dan di luar bangunan menjadi besar, kadang-kadang melebihi temperatur yang diijinkan untuk pertumbuhan tanaman. Untuk mengatasi hal

tersebut maka diperlukan suatu bangunangreenhouse yang memadai dengan

suatu sistem pengendalian lingkungan agar tanaman dapat tumbuh dengan baik.

Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman pada daerah tropis antara lain kelembaban udara, temperatur udara, kecepatan angin, konsentrasi CO2 dan intensitas cahaya.

Sinar matahari merupakan faktor penting bagi tanaman. Supaya tanaman

dapat tumbuh secara optimal dibutuhkan suatu kondisi lingkungan yang sesuai

dengan kebutuhan tanaman. Tanaman yang tumbuh dalam greenhouse harus


(22)

light) tetapi juga pada kondisi mendung (diffus light). Bentuk dan konstruksi bangunan harus dibuat agar cahaya dapat masuk secara optimal. Penampang dari seluruh batang konstruksi mempunyai pengaruh terhadap transmisi cahaya. Pertukaran udara di dalam bangunan dengan di luar bangunan dipergunakan untuk menurunkan temperatur, menurunkan kelembaban dan untuk menjaga agar suplai karbondioksida tetap memadai untuk fotosintetis. Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan temperatur udara dalam

greenhouse adalah : 1). Struktur greenhouse yang kurang sesuai dengan

kondisi tempat. 2). Bahan penutup yang digunakan greenhouse bersifat

transparan sehingga dapat dilewati oleh radiasi gelombang pendek dari matahari. Bahan tersebut tidak dapat ditembus oleh radiasi gelombang panjang sehingga menimbulkan efek rumah kaca (greenhouse effect) yang

akan menaikkan temperatur udara dalam greenhouse, dan 3). Struktur

bangunan greenhouse yang tertutup mengakibatkan udara menjadi stagnan

sehingga pindah panas dan pergerakan udara kurang.

Agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik,

pengurangan panas dari radiasi matahari yang diterima oleh tanaman dapat dilakukan dengan penggunaan atap dua lapis (double layer). Hal ini dilakukan untuk mengatasi tingginya temperatur udara di dalamgreenhouse. Wulandari

(2005) telah meneliti bahwa bahan shading paranet 67 % akan menurunkan

temperatur sebanyak ± 3 ºC, dan paranet 47 % akan menurunkan temperatur sebanyak ± 2 ºC.

Bahan yang digunakan dapat berupa lapisan film ataupun atap

sekunder dari bahan plastik. Karakteristik atap double layer dalam

mentransmisikan radiasi matahari berbeda-beda tergantung bahannya. Pada penelitian ini digunakan plastik ultraviolet (UV) sebagai lapisan atap kedua

(second layer). Diasumsikan dengan menggunakan atap double layer dapat

mengurangi temperatur dalam greenhouse tanpa mempengaruhi intensitas

cahaya dari radiasi matahari yang masuk ke dalam greenhouse untuk

pertumbuhan tanaman.

Berdasarkan asumsi diatas, penelitian ini dilakukan pada greenhouse kaca (glass greenhouse) yang memiliki kemiringan atap curam (40º). Dengan


(23)

demikian diharapkan second layer yang diberikan, mampu menahan transmisivitas rambatan panas matahari agar tidak langsung mengenai

tanaman sehingga temperatur di dalam greenhouse tersebut tidak terlalu

panas.

B. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengukur parameter lingkungan (temperatur atap, temperatur ruangan, temperatur lantai) dalamgreenhouse, kecepatan angin dan radiasi matahari di luargreenhouseketika menggunakan atap satu lapis (single layer) 2. Mengukur parameter lingkungan temperatur atap, temperatur ruangan,

temperatur lantai) dalamgreenhouse, kecepatan angin dan radiasi matahari di luar greenhouse setelah diberikan atap kedua (second layer) berupa plastik ultraviolet (UV) sebagai sistem untuk mengurangi transmisivitas radiasi matahari yang berlebihan.

3. Membandingkan kondisi lingkungan di dalam greenhouse ketika


(24)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A.Greenhouse

Greenhouse adalah bangunan yang beratap transparan yang

dipergunakan untuk budidaya tanaman. Konsekuensi dengan adanya atap transparan pada greenhouse adalah timbulnya efek rumah kaca, yaitu suatu

kondisi dimana lingkungan dalam greenhouse menjadi tidak optimal bagi

pertumbuhan tanaman karena temperatur udara yang terlalu tinggi.

Budiarti (1994), menyatakan bahwa greenhouseyang dibuat dari kaca dan plastik yang merupakan bahan tembus cahaya yang dapat berpengaruh pada: (1) peningkatan temperatur udara di dalam greenhouse, (2) melindungi dari siraman hujan secara langsung, (3) melindungi dari berbagai jenis hama serta berbagai pengaruh perubahan intensitas cahaya matahari yang mengenai tanaman.

Menurut Nelson (1981), istilah greenhouse digunakan untuk

menyatakan sebuah bangunan yang memiliki struktur atap dan dinding yang tembus cahaya, sehingga tanaman tetap memperoleh cahaya matahari dan terhindar dari kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan. Penutup atap

greenhouse memegang peranan penting dalam budidaya tanaman. Dalam

memilih dan mendesain sistem penutup, material penutup harus mempunyai kekuatan, daya tahan dan kualitas yang terjamin. Namun faktor-faktor lain seperti transmisi radiasi surya dan interaksi material penutup dengan seluruh sistem harus diperhatikan. Kemampuan material penutup untuk meneruskan sinar matahari bagi tumbuhan sangat penting, terutama cahaya tampak (400 – 700 nm) yang disebut photosynthetically active radiation(PAR) berpengaruh

langsung terhadap pertumbuhan tanaman (Hartono, 2001). Untuk atap

greenhousehendaknya dipilih bahan yang dapat melalukan sebanyak mungkin spektrum cahaya tampak tetapi dapat menahan spektrum radiasi panas sebanyak mungkin. Bahan penutup atap dapat terbuat dari plastik, kaca, fiberglass, dan lain-lain. Penggunaan plastik sebagai penutup padagreenhouse dimulai sejak tahun 1950, yaitu sejak ditemukannya plastik polivinil klorida


(25)

berfungsi untuk menyaring sinar matahari yang masuk kedalam greenhouse terutama radiasi ultraviolet yang bersifat merusak. Selain lebih murah dan mampu menahan panas, bahan plastik ini juga tidak mudah robek

Menurut Walls (1977) dan Yanda (1976) pemilihan bentuk

greenhouse yang digunakan pada suatu lahan pertanian tergantung pada

keadaan lingkungan dan jenis tanaman yang dibudidayakan. Kondisi lingkungan yang dimaksudkan Nelson (1981) adalah curah hujan yang deras, tiupan angin yang kencang atau keadaan temperatur yang terlalu rendah atau terlalu tinggi.

Greenhouse yang ada sekarang ini sangat beraneka ragam bentuknya. Ada yang berdiri sendiri di lapangan, atau menempel pada bangunan lain, dan

ada pula yang berukuran kecil sebagai window greenhouse dan sunroom

(Soeseno, 1985).

Lean-to Even-span

Uneven-span Ridge-and-furrow

Gambar 1. Berbagai tipe bentuk greenhouse (Hanan et al., di dalam


(26)

B. Temperatur Udara

Temperatur yang ekstrim dapat merusak tanaman. Temperatur yang terlalu dingin membekukan tanaman dan terlalu tinggi dapat mematikan tanaman sebagai akibat dari koagulasi protein. Terhentinya pertumbuhan pada temperatur tinggi merupakan suatu gambaran dari suatu keseimbangan metabolik yang terganggu (Harjadi, 1984). Faktor yang mempengaruhi besarnya temperatur dalam greenhouse adalah tingkat intensitas panas dari radiasi matahari, besar kecilnya panas yang hilang melalui atap atau dinding, besar kecilnya rambatan panas yang diserap tanaman untuk proses fotosintesis dan besar kecilnya panas yang hilang melalui ventilasi serta bahan konstruksi (Walker, 1965). Temperatur lingkungan selain mempengaruhi kecepatan pertumbuhan tanaman dan metabolisme, juga berperan di dalam pengendalian tanaman spesies tertentu.

Selain itu tingginya temperatur juga mempengaruhi kelembaban udara. Udara panas mengandung lebih banyak embun daripada udara sejuk dan jika jumlah embun konstan, maka kelembaban relatif (Relatif Humidity) akan rendah pada temperatur tinggi dan sebaliknya akan tinggi pada temperatur rendah. Kisaran spesifik untuk tanaman dalam ruangan cukup sulit untuk ditentukan, tetapi sebagian besar tanaman tumbuh dengan baik jika kelembaban relatifnya lebih besar dari 50.5. Akan tetapi RH di bawah 0.25 masih cukup baik untuk sebagian besar tumbuhan, khususnya tumbuhan pakis dan familinya (Briggs dan Calvin, 1987).

C. Radiasi Matahari

Radiasi matahari mempunyai ciri yang khas yaitu sifat keberadaannya

yang selalu berubah – ubah tergantung pada keadaan atmosfer dan geometri

radiasi matahari. Geometri radiasi matahari berhubungan dengan deklinasi matahari (δ), sudut jam matahari (ω), sudut zenit matahari (Ө2) dan ketinggian

matahari atau altitude (α). Sebagian radiasi matahari yang sampai ke penutup greenhouse akan ditansmisikan, sebagian dipantulkan dan sebagian diserap

oleh material penutup greenhouse. Transmisivitas merupakan bagian yang


(27)

penutupgreenhouse, demikian pula dengan reflektivitas. Sedangkan besarnya absorptivitas hampir konstan untuk semua sudut datang matahari dari 0º sampai 90º (Takakura, 1989)

Sebagai sumber energi, cahaya matahari memegang peranan penting dalam perkembangan tanaman. Cahaya dengan kualitas berbeda-beda

ditemukan dalam dua keadaan terrestrial utama di bumi yaitu di bawah

kanopi daun dan di daerah dengan ketinggian dari permukaan laut (altitude)

tinggi, dimana terjadi radiasi dengan penambahan sinar Ultraviolet (UV).

Pada daerah tropis disarankan untuk membujurkan bangunan arah Utara –

Selatan untuk mengurangi banyaknya bayangan rangka konstruksi. Hal ini berlaku untuk segala tipe bangunan agar sinar matahari masuk sepanjang hari dalam bangunan. Fluktuasi radiasi surya yang terjadi pada saat itu

menentukan besarnya temperatur yang terjadi di dalam greenhouse. Menurut

Suwandi (2002), temperatur udara dalam suatu greenhouse akan meningkat

menjadi sekitar 37 0C – 48 0C pada waktu penyinaran matahari sedang

berlangsung.

D. Kecepatan angin

Angin merupakan suatu vektor yang memiliki besaran dan arah. Besaran yang dimaksud adalah kecepatan sedangkan arahnya adalah darimana datangnya angin. Secara mikro, angin penting artinya dalam proses pertukaran udara khususnya oksigen dan karbondioksida dari dan ke lingkungan.

Menurut Esmay (1987), jumlah atau massa air yang bercampur dengan satu unit massa udara kering (dalam gram) dari air yang menguap per kilogram udara kering disebut kelembaban relatif. Udara panas mengandung lebih banyak embun daripada udara sejuk dan jika jumlah embun konstan, maka kelembaban relatif (Relatif Humidity) akan rendah pada temperatur tinggi dan sebaliknya akan tinggi pada temperatur rendah. Kelembaban yang rendah akan menyebabkan udara kering sehingga air dan hara yang tersedia kurang dan akan menyebabkan tanaman layu. Sedangkan apabila kelembaban udaranya tinggi akan menyebabkan perkembangan bibit penyakit menjadi semakin cepat. Aliran udara yang terjadi dipengaruhi oleh kelembaban relatif


(28)

yang terjadi dalam greenhouse. Pertukaran udara terdiri dari pergerakan dan

pencampuran udara dalam greenhouse untuk menaikkan keseragaman udara

dan kelembaban serta menyediakan udara yang sesuai diseluruhgreenhouse. Dalam bentuk yang sangat sederhana, angin dapat dibatasi sebagai gerakan horizontal udara relatif terhadap permukaan bumi. Batasan ini berasumsi bahwa seluruh gerakan udara secara vertikal kecepatannya dapat diabaikan karena relatif rendah (< 1 m/s) akibat diredam oleh gaya gravitasi bumi (Handoko, 1995). Sedangkan arah angin dibatasi sebagai arah asal angin itu bertiup (merupakan lawan arah gerakan udara). Walaupun aliran udara ke atas penting dalam pembentukan awan dan hujan, kecepatan pergerakan horizontal jauh lebih besar dan mempengaruhi proses-proses cuaca.

Menurut Esmay and Dixon (1986) pada umumnya kecepatan angin sebesar 0.1 - 0.25 m/s yang mengenai permukaan daun akan memudahkan

daun menangkap CO2. Untuk kecepatan angin 0.5 m/s, CO2yang ditangkap

akan berkurang. Untuk kecepatan angin sebesar 1.0 m/s akan menghambat pertumbuhan dan kecepatan angin di atas 4.5 m/s akan terjadi kerusakan proses fisik tanaman.

Pada greenhouse dengan sistem ventilasi alami, perbedaan tekanan netral melalui bukaan timbul dari dua sumber yaitu panas yang dihasilkan dalam bangunan dan angin. Panas yang dihasilkan di dalam bangunan

meningkatkan temperatur udara dalam greenhouse, menurunkan kerapatan

udara dalamgreenhousesehingga terjadi perbedaan kerapatan udara antara di dalam dan di luar bangunan yang menyebabkan perbedaan tekanan udara.

Akibatnya terjadi pergerakan udara di dalam greeenhouse. Udara masuk

melewati bagian yang lebih rendah dari bukaan dan keluar melewati bagian yang lebih tinggi dari bukaan, terdapat suatu bidang dimana tidak terjadi aliran udara kedalam dan keluar bangunan. Bidang tersebut adalah bidang tekanan netral (ħ). Dibawah bidang tekanan netral, arah aliran udara kedalam bangunan, sedangkan diatas bidang tekanan netral, arah aliran udara adalah keluar bangunan (Brockett dan Albright, 1987).


(29)

E. Naungan Atap

Radiasi matahari yang melewati atapgreenhousememiliki nilai yang

lebih kecil dibandingkan dengan radiasi matahari di luar greenhouse.

Sehubungan dengan hal itu, sifat optik dari bahan atap greenhouse sangat penting untuk diperhatikan. Untuk atapgreenhousehendaknya dipilih bahan yang dapat melalukan sebanyak mungkin spektrum cahaya tampak tetapi dapat menahan spektrum radiasi panas sebanyak mungkin.

Penutup atap greenhousememegang peranan penting dalam budidaya

tanaman. Bahan penutup atap dapat terbuat dari plastik, kaca, fiberglass, dan lain-lain. Terdapat dua jenis plastik yaitu thermosetting and thermoplastik.

Thermosetting plastik mengalami proses polimerisasi kimia dengan

pemanasan jadi pemanasan ulang tidak akan merubah kondisi fisiknya. Thermoplastik ketika dipanaskan akan berubah kondisi fisiknya, menjadi lunak atau keras ketika dingin (Hanan et al., 1978). Penggunaan plastik

sebagai penutup suatu greenhouse memungkinkan cahaya masuk ke dalam

greenhousesekitar 97.5% hingga 98.4% dari cahaya datang.

Penggunaan plastik sebagai penutup pada greenhouse dimulai sejak

tahun 1950, yaitu sejak ditemukannya plastik polivinil klorida. Atap greenhouse yang terbuat dari plastik transparan ultraviolet (UV) berfungsi

untuk menyaring sinar matahari yang masuk kedalam greenhouse terutama

radiasi ultraviolet yang bersifat merusak. Jenis plastik UV yang umum

digunakan adalah yang memiliki daya menahan radiasi sebesar 9% dan 12%, artinya radiasi UV yang dipantulkan kembali masing-masing sebesar 9% dan 12%. Plastik UV 9% digunakan di daerah dengan ketinggian 1000 m dpl atau lebih, sedangkan UV 12% digunakan pada ketinggian yang lebih rendah yaitu 0-1000 m dpl. Dengan semakin kecilnya radiasi UV yang dipantulkan maka akan terjadi efek pemanasan ruangan. Hal ini dapat menyebabkan temperatur

di dalam greenhouse yang berada di dataran tinggi menjadi tidak terlalu

dingin di malam hari. Selain lebih murah dan mampu menahan panas, bahan plastik ini juga tidak mudah robek.


(30)

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2006 – Mei 2006.

Dilaksanakan di greenhouse Cikabayan, Departemen Budidaya Pertanian

Fakultas Pertanian Bogor, Institut Pertanian Bogor.

B. Bahan dan Alat

Greenhouse

Greenhouse yang digunakan dalam penelitian ini bertipe

Single-span greenhouse sebanyak satu buah. Konstruksi greenhouse

menggunakan baja sebagai tiang utama sedangkan atapnya berbentuk atap bertingkat bahan kaca dengan ketebalan 8 mm. luas lantai bangunan adalah 150 m² dengan ukuran 20 m × 7.5 m. Dinding bangunan menggunakan kasa kaku dengan ukuran lubang anyaman 1 mm² yang berfungsi sebagai lubang ventilasi. Ukuran dimensigreenhousedapat dilihat pada Gambar 2 dan Tabel 1.

Atap lapisan 1

Atap lapisan 2 d2 tr

H

Hr d1

Hv t

Gambar 2. Skema dan notasi dari dimensi bangunan serta penempatan weather stationselama pengamatan.


(31)

Keterangan gambar :

d1 = Lebar ventilasi dinding d2 = Lebar ventilasi atap horisontal tr = Lebar ventilasi atap vertikal

Hv = Tinggi ventilasi dinding dari lantai hingga sumbu tengah H = Tinggi ventilasi atap dari sumbu tengah ventilasi dinding Hr = Tinggi bubungan atap dari lantai

W = Lebargreenhouse

T = Tinggi dinding batako

Tabel 1. Ukuran dimensigreenhouse

 Meteran.

Meteran digunakan untuk mengukur dimensi darigreenhouse

 Stasiun Cuaca (Weather Station).

Weather Station merupakan rangkaian alat yang terdiri dari sensor

kecepatan dan arah angin (anemometer), sensor temperatur dan

kelembaban, dan sensor radiasi matahari (pyranometer). Sensor ini dihubungkan pada translator dan nilai hasil dari pengukuran dapat

Dimensigreenhouse Ukuran

(m)

Panjanggreenhouse

Lebargreenhouse

Tinggigreenhousehingga bubungan

Lebar ventilasi atap horisontal Lebar ventilasi atap vertikal Lebar ventilasi dinding Panjang ventilasi dinding Panjang ventilasi atap

Beda tinggi ventilasi atap dari sumbu tengah ventilasi dinding Tinggi dinding batako

20 7.5 7.15

3.5 0.8 2.4 20 12 3.1 0.2


(32)

ditampilkan lewat layar display. Setiap sensor melakukan pengukuran setiap detik. Satuan pengukuran dapat diset sesuai kebutuhan pemakai. Pada penelitian ini, sensor temperatur di set dalam satuan ºC, kecepatan angin dalam satuan m/s, arah angin dalam satuan derajat, dan pengukuran dilakukan pada interval tiap 15 menit. Untuk melakukan pengukuran

parameter cuaca di sekitar greenhouse, weather station dipasang pada

bagian kirigreenhouse(lihat gambar 2).

 Termokopel danHybrid recorder.

Termokopel digunakan untuk mengukur temperatur udara di dalam greenhouse, yang meliputi pengukuran temperatur atap, temperatur

ruangan, dan temperatur dinding greenhouse. Temokopel tersebut

dihubungkan denganhybrid recorderdengan tujuan agar data pengukuran terekam dan dapat langsung dicetak sesuai dengan set waktu yang telah ditentukan.

 PlastikUltraviolet(UV)

Bahan yang akan digunakan dalam penelitian adalah plastik ultraviolet yang mempunyai kemampuan mentransmisikan sinar matahari sebesar 81 %. Plastik tersebut berfungsi sebagai lapisan kedua dari atap yang digunakan sebagai bahan penaung untuk menduga turunnya

temperatur udara dalam greenhouse. Plastik tersebut diletakkan pada

bagian bawah kuda-kuda atap lapisan pertama (atap kaca) dan digelar sepanjang bangunan menutupi ruangan budidaya. Peletakan atap kedua ini menyerupai pemberian plafon atap rumah pada umumnya.

 Bola–bola gabus

Bola – bola gabus digantungkan pada setiap dinding greenhouse

dengan seutas tali. Pada saat angin berhembus, besarnya simpangan tali diukur dan hasilnya digunakan untuk memperoleh laju aliran udara dalam greenhouse. Pengukuran dilakukan pada tiga titik pada dinding sebelah kiri (ventilasi dinding 1) dan tiga titik pada dinding sebelah kanan (ventilasi dinding 2). Sedangakan pada ventilasi atap dilakukan pengukuran dengan menggunakan dua titik, yaitu ventilasi atap 1 untuk pengukuran simpangan


(33)

pada atap sebelah kanan dan ventilasi atap 2 untuk pengukuran simpangan pada atap sebelah kiri.

ventilasi atap 1 Ventilasi atap 2

ventilasi dinding 1 ventilasi dinding 2

Gambar 3. Bukaan ventilasi dinding dan atapgreenhouse

C. Tahapan Penelitian 1. Pengambilan Data.

Pengukuran atau pengambilan data di lapang meliputi kondisi lingkungan disekitar dan didalamgreenhouse, meliputi :

a. Kecepatan angin

Kecepatan angin akan diukur dengan wind monitor. Hal ini

dimaksudkan agar memperoleh data kecepatan angin yang akurat, tidak terpengaruh oleh bangunan atau pepohonan yang ada di sekitar greenhouse.

b. Temperatur udara

Pengukuran temperatur ini meliputi pengukuran temperatur atap,

temperatur ruangan, dan temperatur lantai greenhouse pada saat

menggunakan atap single layer dan double layer, juga pengukuran

temperatur plastik UV ketika menggunakan atap double layer.

Pengukuran ini menggunakan termokopel yang akan langsung

dihubungkan dengan Hybrid recorder. sedangkan pengukuran

temperatur luargreenhousemenggunakanWeather Station c. Radiasi sinar matahari

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan Pyranometer yang


(34)

d. DimensiGreenhouse

Data dimensi greenhouse meliputi panjang, lebar, tinggi

greenhouse, tinggi atap, serta jarak antar bangunan. Gambar teknik

greenhouse yang digunakan untuk pengamatan dapat dilihat pada

Lampiran 1. sedangkan skema dan notasi dari dimensi greenhouse

dapat dilihat pada Gambar 2. e. Simpangan bola-bola gabus.

Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui kecepatan aliran udara yang melewati ventilasigreenhouse.

L

Ө X

(a) (b)

Gambar 4. Letak pengukuran bola-bola gabus (a) dan parameter yang diukur (b).

Pengukuran akan dilakukan selama 8 hari yang dimulai pada pukul 07.00 sampai pukul 17.00 dengan interval pengambilan data tiap 15 menit. Pengukuran yang dilakukan meliputi pengambilan data pada saat hanya menggunakan atap single layer(selama 4 hari) dan pengambilan data saat menggunakan atapdouble layer(selama 4 hari). Atap dari plastik UV disini berlaku sebagai atap lapisan kedua (second layer) dari jenis penggunaan atap dua lapis (double layer).

2. Pengolahan dan Analisis Data a. Pengolahan Data

 Data-data hasil pengukuran temperatur, pengukuran intensitas

cahaya, pengukuran kelembaban udara dan pengukuran kecepatan


(35)

menggunakan program komputer yaitu microsoft excel untuk

memperoleh grafik hubungan antara pendugaan penurunan

temperatur dengan waktu, radiasi matahari, dan kecepatan angin.

 Besarnya kecepatan aliran udara dihitung dengan persamaan yang

diturunkan dari persamaan Bernoulli.

2 2 2 2 1 2 1 1 2

2 g Z

U g P Z g U g P      ...(1)

Karena Z1= Z2dan U1= 0 maka :

2 . 2 U P  ...(2)

Besarnya gaya yang bekerja pada tali : a

m

F  .

 ...(3) 2 2 ) ( . sin . . dt L d m F g

m angin ...(4)

Dari persamaan Bernoulli diperoleh :

2 2

2 2. .

2 .

r x U

Fangin ...(5)

Kondisi diasumsikan bersifat steady sehingga 2

2 ) ( . dt L d

m = 0

Maka:

2 2

2 2. .

2 . sin

.

.g U x r

m

 =0 ...(6)

2 2

2 . . .

.

. U r

L x g

m  


(36)

Dari persamaan diatas diperoleh kecepatan aliran melewati bukaan sebesar :

. .

. .

2

r L x g m

U  ...(8)

Dimana : U = Kecepatan aliran udara pada bukaan (m/s)

M = Massa bola gabus (Kg)

g = Percepatan akibat gaya gravitasi (9.8 m/s)

x = Simpangan tali (m)

L = Panjang tali (m)

r = Jari–jari bola gabus (m)

ρ = Kerapatan udara luar (kg/m3)

Setelah mendapatkan nilai kecepatan aliran udara sebagai hasil konversi dari pengukuran simpangan tali, dilakukan perhitungan laju aliran udara volumetrik Q (m3/s) dengan persamaan :

A dA U Cd

Q . ...(9)

dimana : Cd = Koefisien discharge A= Luas bukaan ventilasi (m2)

Koefisien disccharge Cd menyatakan nilai perbandingan antara

luasan efektif yang merupakan bidang normal tegak lurus aliran dengan luasan lubang itu sendiri. Besarnya Cd yang digunakan dalam perhitungan ini adalah 0.44 untuk ventilasi dinding dan 0.29 untuk ventilasi atap (Kozai and Sase, 1978 di dalam Muliawati). Sedangkan laju aliran udara G (Kg/s) dihitung dengan persamaan :

Gukur=Q.ρout ...(10)

Dimana : Q = Laju aliran udara volumetrik (m3/s)


(37)

b. Analisa data

Analisis data yang dilakukan meliputi hubungan lingkungan mikro

ketika menggunakan atap single layer dan ketika menggunakan atap

double layer. Analisis dilakukan untuk pendugaan penurunan

temperatur udara dalamgreenhouse berdasarkan kecepatan angin dan

intensitas cahaya dari luar greenhouse. Selain menduga penurunan

temperatur juga dilakukan analisa tentang efek dari penggunaan atap double layerterhadap laju aliran udara di dalamgreenhouse.


(38)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. KONDISI LINGKUNGAN DALAM BANGUNAN GREENHOUSE

DENGAN DAN TANPA MENGGUNAKAN ATAPDOUBLE LAYER Salah satu cara untuk mengatasi tingginya temperatur udara di dalam

greenhouse adalah dengan mengurangi transmisivitas panas dari radiasi

matahari yang masuk ke dalamgreenhouse tanpa mengurangi kualitas cahaya

yang dibutuhkan tanaman untuk kehidupannya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara membentangkan atap lapisan kedua (second layer) di atas kanopi tanaman, sehingga di dalam greenhouse yang diteliti dibuatkan suatu sistem

dengan menggunakan atap double layer. Bahan atap double layer memiliki

bermacam karakteristik dalam mentransmisikan radiasi matahari. Diharapkan

dengan menggunakan sistem double layer panas dari radiasi matahari yang

masuk akan berkurang intensitasnya. Karena second layer yang digunakan

adalah bahan plastik yang transparan, maka pengurangan intensitas cahaya tersebut tidak akan mengganggu proses pertumbuhan tanaman di dalam greenhouse. Grafik radiasi matahari selama pengamatan dapat dilihat pada Gambar 5. 0 200 400 600 800 1000 1200 0 7 .0 0 0 7 .4 5 0 8 .3 0 0 9 .1 5 1 0 .0 0 1 0 .4 5 1 1 .3 0 1 2 .1 5 1 3 .0 0 1 3 .4 5 1 4 .3 0 1 5 .1 5 1 6 .0 0 1 6 .4 5 Waktu (jam) R a d ia s i m a ta h a ri (W /m 2 )

Gambar 5. Grafik rata – rata radiasi matahari di luar greenhouse selama


(39)

Adanya struktur atap kaca di negara tropis seperti Indonesia menyebabkan keadaan iklim didalamnya terutama temperatur udara menjadi lebih tinggi, sedangkan radiasi surya dan kelembaban udara di dalam greenhousemenjadi lebih rendah.

Pengambilan data untuk mendapatkan data cuaca dan data temperatur udara dalamgreenhousedimulai sejak matahari terbit sampai dengan matahari terbenam yaitu pukul 07.00 sampai pukul 17.00 WIB. Pengambilan data dilakukan selama 8 hari secara acak. Empat hari dengan pengkondisian

greenhouse dengan single layer, dan empat hari dengan pengkondisian

greenhouse dengan atapdouble layer. Lapisan atap kedua tersebut diletakkan pada bagian bawah kuda-kuda atap lapisan pertama dan digelar sepanjang bangunan menutupi ruangan budidaya. Peletakan atap kedua ini menyerupai pemberian plafon pada atap rumah umumnya. Tempat peletakan atap kedua tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. Pengambilan data tidak dilakukan secara delapan hari berurutan. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data cuaca yang ekstrim panas. Data yang didapat kemudian diklasifikasikan menurut intensitas radiasi dan kecepatan angin di luar greenhouseuntuk mendapatkan

pendugaan penurunan temperatur yang terjadi di dalam greenhouse setelah

menggunakan atapdouble layer.

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 07.0 0 07.3 0 08.0 0 08.3 0 09.0 0 09.3 0 10.0 0 10.3 0 11.0 0 11.3 0 12.0 0 12.3 0 13.0 0 13.3 0 14.0 0 14.3 0 15.0 0 15.3 0 16.0 0 16.3 0 Waktu (jam) T e m p e ra tu r ( 0C ) 0.0 200.0 400.0 600.0 800.0 1000.0 1200.0 R a d ia s im a ta h a ri (W /m 2 )

Temperatur luar greenhouse Temperatur dalam greenhouse Radiasi matahari

Gambar 6. Grafik rata –rata perubahan temperatur di dalam dan di luar


(40)

Pada Gambar 6. didapatkan grafik hubungan antara temperatur dalam dan luargreenhouseserta radiasi matahari yang menyinarigreenhouseselama

pengamatan dengan menggunakan single layer. Dalam grafik tersebut dapat

dilihat bahwa terdapat perbedaaan yang cukup besar antara temperatur di dalam dan di luargreenhouse. Temperatur di dalam greenhouse single layer ini memiliki nilai yang lebih tinggi daripada temperatur diluargreenhouse.

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 07.0 0 07.3 0 08.0 0 08.3 0 09.0 0 09.3 0 10.0 0 10.3 0 11.0 0 11.3 0 12.0 0 12.3 0 13.0 0 13.3 0 14.0 0 14.3 0 15.0 0 15.3 0 16.0 0 16.3 0 Waktu (jam) T e m p e ra tu r ( 0 C ) 0.0 200.0 400.0 600.0 800.0 1000.0 1200.0 R a d ia s i m a ta h a ri (W /m 2)

Temperatur luar greenhouse Temperatur dalam greenhouse Radiasi matahari

Gambar 7. Grafik rat –rata perubahan temperatur di dalam dan di luar

greenhousepada saat menggunakan atapdouble layer

Perubahan antara hubungan nilai temperatur dalam dan luargreenhouse yang sedikit dapat dilihat pada Gambar 7. Grafik pada Gambar 7. ini terjadi

ketika menggunakan atap double layer. Walaupun temperatur dalam

greenhouse masih lebih tinggi dibandingkan dengan temperatur di luar

greenhouse tetapi sudah cukup membuktikan bahwa penggunaan atap double

layer mampu meminimalkan perbedaan antara temperatur dalam dan

temperatur luargreenhouse.

Pada pengamatan di dalam greenhouse dilakukan pengukuran pada

beberapa titik yaitu temperatur atap kaca, temperatur ruangan, dan temperatur

lantai greenhouse yang terbuat dari batako. Pada saat pengukuran dengan

menggunakan atap double layer, dilakukan penambahan titik pengukuran


(41)

Pengukuran di dalam greenhouseini bertujuan untuk mengetahui perambatan temperatur yang melaui atap double layer. Grafik perambatan temperatur di

dalam greenhouse dapat dilihat pada Gambar 8. dan Gambar 9. Berdasarkan

grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa 4.77 ºC tercatat sebagai nilai

temperatur yang terambat dengan menggunakan atap single layer. Sedangkan

pada saat menggunakan atap double layer memiliki nilai temperatur terambat yang lebih besar yaitu 8.69 ºC.

20 25 30 35 40 45 50 55 07.0 0 07.4 5 08.3 0 09.1 5 10.0 0 10.4 5 11.3 0 12.1 5 13.0 0 13.4 5 14.3 0 15.1 5 16.0 0 16.4 5 Waktu (jam) S u h u ( 0 C ) Suhu atap Suhu ruang Suhu lantai

Gambar 8. Grafik perambatan temperatur di dalam greenhouse pada saat

menggunakan atapsingle layer.

20 25 30 35 40 45 50 55 07.0 0 07.4 5 08.3 0 09.1 5 10.0 0 10.4 5 11.3 0 12.1 5 13.0 0 13.4 5 14.3 0 15.1 5 16.0 0 16.4 5 Waktu (jam) S u h u ( 0 C ) Suhu Atap Suhu Plastik Suhu Ruang Suhu Lantai

Gambar 9. Grafik perambatan temperatur di dalam greenhouse pada saat


(42)

Selama pengamatan dengan menggunakan atap single layer dan atap double layer, dilakukan pencatatan temperatur maksimum dan minimum yang

terjadi di dalam greenhouse. Hal ini dilakukan untuk memperkirakan waktu

yang tepat dalam pemberian sistem tersebut. Data temperatur maksimum dan minimum selama pengamatan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Temperatur maksimum dan minimum yang terjadi selama pengamatan

Single layer Double layer

Hari ke- 1 2 3 4 1 2 3 4

Tmax (0C)

Jam

43.4

11.45 46.5

14.00 45.8

13.15 45.8

12.30 41

12.00 36.9

12.00 41

12.00 41.4

12.00

Tmin(0C)

Jam

23.4

07.00 24.4

07.00 23.8

07.00 24.6

07.00 24.1

07.00 24.3

07.00 24.1

07.00 24.3

07.00 Rata–rata energi radiasi setiap hari = 3.43 x 107J/m2(single layer)

= 3.75 x 107J/m2(double layer)

Temperatur minimum yang terjadi dengan menggunakan atap single

layerdan atap double layer selalu terjadi pada awal pengamatan, yaitu pada

pukul 07.00 WIB. Temperatur maksimum dengan menggunakan atap single

layerterjadi pada selang waktu pukul 11.45 WIB sampai dengan pukul 14.00

WIB. Sedangkan temperatur maksimum ketika menggunakan atap double

layerterjadi pada saat yang seragam, yaitu pada pukul 12.00 WIB.

Berdasarkan data pengukuran, grafik penurunan temperatur yang didapat selama pengamatan disertai dengan grafik radiasi matahari yang

menyinari greenhouse. Hal tersebut bertujuan untuk menunjukkan data

penurunan temperatur dengan menggunakan atap double layer, berada pada

kisaran radiasi matahari yang sama ketika pengamatan menggunakan single


(43)

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 07.0 0 07.3 0 08.0 0 08.3 0 09.0 0 09.3 0 10.0 0 10.3 0 11.0 0 11.3 0 12.0 0 12.3 0 13.0 0 13.3 0 14.0 0 14.3 0 15.0 0 15.3 0 16.0 0 16.3 0 Waktu (jam) T e m p e ra tu r ( oC ) 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 1100 1200 R a d ia s i M a ta h a ri (W /m 2)

Atap single layer Atap double layer Radiasi atap single layer Radiasi atap double layer

Gambar 10. Rata-rata perubahan temperatur udara di dalamgreenhouse

dengan menggunakan atapsingle layerdan atapdouble layer.

Dari data yang diperoleh pada rata-rata harian pengamatan

menggunakan single layer menunjukkan temperatur maksimum terjadi pada

pukul 13.30 dengan 44.75 ºC dan temperatur minimum terjadi pada pukul

07.00 dengan 24.05 ºC. Sedangkan pada saat menggunakan double layer

temperatur maksimum terjadi pada pukul 12.00 dengan 40.75 ºC dan temperatur minimum terjadi pada pukul 07.00 dengan 24.2 ºC.

Data yang didapat menunjukkan bahwa dengan menggunakan atap

double layer dari plastik UV 14 % dapat menurunkan temperatur udara di

dalam greenhouse ± 4.03 ºC. Grafik temperatur udara selama pengukuran

dengan menggunakan single layer dan menggunakan double layer dapat

dilihat pada Lampiran 3.

Dari keseluruhan pengamatan dapat disimpulkan bahwa pada

greenhouse Cikabayan yang diberikan sistem atap double layer temperatur udara dalam mulai lebih tinggi daripada temperatur udara luar pada jam 10.00

– 11.00. Dengan demikian untuk memaksimalkan radiasi matahari pagi bagi

pertumbuhan tanaman dalam greenhouse, atap double layer tidak perlu

digunakan sebelum jam tersebut mengingat banyaknya bangunan yang


(44)

memudahkan pemasangan atap double layer, hendaknya dibuat konstruksi yang memudahkan dibentangkan atau digulungnya atap lapisan kedua (second layer) ini.

B. PENGARUH PENGGUNAAN ATAP DOUBLE LAYER TERHADAP

TEMPERATUR UDARA DALAM GREENHOUSE BERDASARKAN

RADIASI MATAHARI DAN KECEPATAN ANGIN

Salah satu cara untuk mengatasi tingginya temperatur udara di dalam greenhouseadalah dengan mengurangi radiasi matahari yang masuk ke dalam greenhousetanpa mengurangi kualitas cahaya yang dibutuhkan tanaman untuk kehidupannya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara membentangkan atap kedua di atas kanopi tanaman. Atap tersebut dikenal sebagai atap lapisan kedua (second layer), sehingga di dalam greenhouse yang diteliti dibuatkan suatu sistem, yaitu penggunaan atapdouble layer. Atapdouble layermemiliki bermacam - macam karakteristik dalam mentransmisikan radiasi matahari. Panas dari radiasi matahari yang masuk akan berkurang intensitasnya dengan adanya sistem tersebut

Untuk melihat pengaruh dari penggunaan atap double layer, data

pengamatan diklasifikasikan berdasarkan radiasi matahari dan kecepatan angin

yang terjadi di luar greenhouse selama pengamatan berlangsung. Pada

penelitian ini radiasi matahari dibagi menjadi dua yaitu, lebih besar dari 500 W/m² dan radiasi matahari kurang dari 500 W/m². Sedangkan kecepatan angin

dikelompokkan menjadi dua bagian juga yaitu dengan kecepatan 0 – 1.2 m/s

dan 1.3 – 2.3 m/s. Setiap perubahan temperatur dengan radiasi matahari lebih besar dari 500 W/m² dapat dilihat pada Gambar 9. dan Gambar 10. Pada gambar tersebut ditampilkan pula grafik perubahan radiasi matahari di luar

greenhouse ketika menggunakan atap single layer dan double layer. Hal

tersebut bertujuan agar terlihat lebih jelas perubahan radiasi matahari yang menyinari pada hari pengamatan.


(45)

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

08.45 09.15 09.45 10.15 10.45 11.15 11.45 12.15 12.45 13.15 13.45

Waktu (jam) T e m p e ra tu r ( oC ) 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 1100 1200 1300 1400 1500 R a d ia s i m a ta h a ri (W /m 2)

Atap single layer atap double layer Radiasi atap single layer Radiasi atap double layer

Gambar 11. Perubahan temperatur udara di dalamgreenhousedengan radiasi

matahari > 500 W/m² dan kecepatan angin 0–1.2 m/s.

15 20 25 30 35 40 45 50

09.30 11.45 12.15 12.30 12.45 13.00 13.30 14.30 14.45 Waktu (jam) T e m p e ra tu r ( o C ) 400 500 600 700 800 900 1000 1100 1200 R a d ia s i m a ta h a ri (W /m 2 )

Atap single layer Atap double layer Radiasi atap single layer Radiasi atap double layer

Gambar 12. Perubahan temperatur udara di dalamgreenhousedengan radiasi


(46)

Tabel 3. Temperatur maksimum dan minimum yang terjadi pada kondisi cuaca dan kecepatan angin tertentu.

Radiasi > 500 W/m² < 500 W/m²

Kecepatan

angin 0–1.2 m/s 1.3–2.3 m/s 0–1.2 m/s 1.3–2.7 m/s

Jam 12.30 13.15 13.15 14.00

Tmax 45.8 45.8 45.8 46.5

Jam 09.00 8.45 07.00 16.15

Single layer Tmin 34.7 30.9 24.6 36.9

Jam 12.00 12.00 12.45 13.30

Tmax 41.4 41 39.4 40.1

Jam 8.45 08.45 07.00 16.45

Double layer Tmin 31.9 30.3 24.1 29.8

Temperatur maksimum berdasarkan pengklasifikasian pada Tabel 3. selalu terjadi antara pukul 12.00 WIB sampai dengan pukul 14.00 WIB. Sedangkan temperatur minimumnya terjadi pada saat yang tidak seragam karena berdasarkan radiasi dan kecepatan angin pada saat pengukuran tersebut. Perbedaan temperatur yang terjadi akibat pengkondisian penggunaan atap double layer pada radiasi matahari lebih besar dari 500 W/m² dengan kecepatan angin 0 –1.2 m/s sebesar 1C. Sedangkan dengan kecepatan angin yang lebih besar sekitar 1.3 –2.3 m/s dan radiasi yang sama besarnya, terjadi perubahan temperatur sebesar 3.43C.

Selain itu, pengamatan perubahan temperatur juga dilakukan pada radiasi matahari kurang dari 500 W/m². Perbedaan temperatur yang terjadi

akibat pengondisian penggunaan atap double layer pada radiasi matahari

kurang dari 500 W/m² dengan kecepatan angin 0 – 1.2 m/s sebesar 3.4 C.

Sedangkan dengan kecepatan angin yang lebih besar sekitar 1.3–2.3 m/s dan radiasi matahari yang sama besarnya, terjadi perubahan temperatur yang paling tinggi yaitu sebesar 6.83C. Setiap perubahan temperatur dengan cuaca mendung seperti tersebut disajikan pada Gambar 11. dan Gambar 12.


(47)

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

07.00 07.30 08.00 08.30 09.00 09.30 10.00 11.30 12.45 13.45 14.15 14.45 15.15 15.45 16.15 16.45 Waktu (jam) T e m p e ra tu r ( oC ) 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 R a d ia is m a ta h a ri (W /m 2 )

Atap single layer Atap double layer Radiasi atap single layer Radiasi atap double layer

Gambar 13. Perubahan temperatur udara di dalam greenhouse dengan radiasi

matahari < 500 W/m² dan kecepatan angin 0–1.2 m/s.

15 20 25 30 35 40 45 50

13.30 13.45 14.00 14.15 14.30 14.45 15.00 16.00 16.15

Waktu (jam) T e m p e ra tu r ( o C ) 150 200 250 300 350 400 450 500 R a d ia s i m a ta h a ri (W /m 2 )

Atap single layer Atap double layer

Radiasi single layer Radiasi double layer

Gambar 14. Perubahan temperatur udara di dalam greenhouse dengan radiasi


(48)

y = 1.5616x - 7.2282

R2= 0.5866

20 30 40 50

20 30 40 50

TEMPERATUR UDARA LUAR (0C)

T

E

M

P

E

R

A

T

U

R

U

D

A

R

A

D

A

L

A

M

(

o C

)

single layer Linear (s ingle layer)

Gambar 15. Rata-rata harian temperatur udara dalam greenhouse dan

temperatur udara di luargreenhousedengan menggunakansingle layer.

Dari penelitian yang dilakukan, didapatkan nilai koefisien determinasi (Gambar 13.) saat menggunakan atap single layer sebesar 0.5866 (rata-rata dari 4 hari pengamatan). Grafik perbandingan antara temperatur udara dalam dan luargreenhousesetiap harinya tampak pada Lampiran 4.

Nilai yang diperoleh menunjukkan bahwa data temperatur udara di dalam greenhousedan di luargreenhousesaat menggunakan atapsingle layer terdapat perbedaan yang tidak seragam sehingga dapat dikatakan terdapat perbedaan temperatur yang besar antara dalam dan luargreenhouse.


(49)

y = 1.5518x - 11.651

R2= 0.8503

20 25 30 35 40

20 25 30 35 40

TEMPERATUR UDARA LUAR (0C)

T

E

M

P

E

R

A

T

U

R

U

D

A

R

A

D

A

L

A

M

(

0 C

)

double layer Linear (double layer)

Gambar 16. Rata-rata harian temperatur udara dalam greenhouse dan

temperatur udara di luar greenhouse dengan menggunakan

double layer.

Sedangkan, setelah menggunakan atap double layer didapatkan nilai

koefisien determinasi sebesar 0.8503 (rata-rata dari 4 hari pengamatan). Grafik

perbandingan rata-rata antara temperatur udara dalam dan luar greenhouse

setiap harinya tampak pada Gambar 14.

Berdasarkan pengkondisian tersebut, dapat dikatakan bahwa antara data

temperatur udara di dalam dan di luar greenhouse mempunyai tingkat

keseragaman yang nyata. Pemakaian atapdouble layerplastikultraviolet(UV) 14 % sebagai lapisan atap kedua mampu menghasilkan iklim mikro dalam

greenhose yang baik bagi pertumbuhan tanaman di dalamnya karena

didapatkan nilai yang mendekati sama dengan iklim mikro yang berada di luar greenhouse.


(50)

C. PENGARUH PENGGUNAAN ATAP DOUBLE LAYER TERHADAP LAJU VENTILASI UDARA DALAMGREENHOUSE

Laju ventilasi udara di dalamgreenhousedipengaruhi oleh faktor termal dan angin. Untuk mengetahui besarnya laju ventilasi dilakukan perhitungan pada berbagai kecepatan angin dan kondisi cuaca seperti pada perhitungan pendugaan temperatur. Pada Tabel 4. dan Tabel 5. dapat dilihat nilai laju aliran udara berdasarkan perhitungan dari simpangan bola–bola gabus yang diamati selama 6 hari. Pengamatan berlangsung dengan pengambilan data setiap 15 menit.

Tabel 4. Laju ventilasi udara dalamgreenhousedengan atapsingle layer

U (m/s) Q (m3/s) G (kg/s)

Titik

Pengukuran H-1 H-2 H-3 H-1 H-2 H-3 H-1 H-2 H-3

Dinding I

Titik 1 0.4 0.4 0.9 8.2 8.2 8.3 9.1 9.2 9.3

Titik 2 0.3 0.4 0.8 7.3 7.2 7.4 8.1 8.6 8.3

Titik 3 0.4 0.4 1.3 7.3 7.6 7.3 9.1 8.4 8.8

Dinding II

Titik 1 0.5 0.4 2.4 11.3 8.4 11.1 12.7 10.3 12.5

Titik 2 0.5 0.4 2.9 9.9 9.2 8.9 11.1 10.3 10.4

Titik 3 0.5 0.5 2.9 10.4 9.5 10.5 11.7 10.7 11.7

Atap

Titik 1 0.4 0.4 1.0 1.5 1.0 1.0 1.5 1.1 1.1

Titik 2 0.4 0.3 1.1 1.7 1.1 1.1 1.5 1.2 1.2

Tabel 5. Laju ventilasi udara dalamgreenhousedengan atapdouble layer

U (m/s) Q (m3/s) G (kg/s)

Titik

Pengukuran H-1 H-2 H-3 H-1 H-2 H-3 H-1 H-2 H-3

Dinding

Titik 1 0.4 0.4 0.4 7.6 9.3 8.2 8.4 10.3 9.2

Titik 2 0.4 0.4 0.4 7.6 8.4 8.0 8.2 8.6 8.9

Titik 3 0.4 0.5 0.4 7.8 9.5 8.1 9.2 9.3 9.1

Dinding II

Titik 1 0.4 0.5 0.4 7.9 10.0 9.1 9.2 11.2 10.8

Titik 2 0.4 0.4 0.4 7.3 9.0 8.7 8.0 10.2 9.8

Titik 3 0.4 0.7 0.6 7.4 14.5 13.0 7.5 16.3 14.6

Atap

Titik 1 0.4 0.4 0.4 1.0 1.1 1.0 1.1 1.2 1.2


(51)

Berdasarkan pengamatan laju ventilasi udara setiap harinya diklasifikasikan menjadi radiasi >500 W/m dan radiasi <500 W/m² juga berdasarkan kecepatan angin. Kecepatan angin juga diasumsikan menjadi kecepatan tinggi (1.3 – 2.3 m/s) dan kecepatan angin rendah (0 – 1.2 m/s). berdasarkan pengklasifikasian tersebut, didapatkan skema aliran udara inlet dan outlet yang terjadi pada setiap bukaan greenhouse dengan dan tanpa atap double layeryang dapat dilihat pada Gambar 15–18.

Tabel 6. Rata – rata laju ventilasi udara dengan radiasi matahari dan kecepatan angin tertentu.

Laju aliran udara (Kg/s)

Pengukuran dinding 1 dinding 2 Atap 1 Atap 2

Radiasi > 500 W/m² dan kecepatan angin 0 - 1,2 m/s

Tanpa atap 2 8.9 11.0 1.2 1.1

Dengan atap 2 9.5 11.1 1.2 1.3

Radiasi > 500 W/m² dan kecepatan angin 1,3 - 2,3 m/s

Tanpa atap 2 8.6 13.0 1.2 1.3

Dengan atap 2 9.3 12.9 1.1 1.3

Radiasi < 500 W/m² dsn kecepatan angin 0 - 1,2 m/s

Tanpa atap 2 8.9 11.1 1.5 1.8

Dengan atap 2 9.5 11.1 1.2 1.3

Radiasi < 500 W/m² dsn kecepatan angin 1,3 - 2,3 m/s

Tanpa atap 2 8.7 11.4 1.1 1.3

Dengan atap 2 8.1 10.1 1.1 1.2

8.9 11.0 9.5 11.1

(a) (b)

Gambar 17. Skema aliran udara padagreenhouse single layer(a) dandouble layer (b) dengan radiasi > 500 W/m² kecepatan angin 0 – 1.2 m/s.


(52)

8.6 13.0 9.3 12.9

(a) (b)

Gambar 18. Skema aliran udara pada greenhouse single layer (a) dan double

layer (b) dengan radiasi > 500 W/m² kecepatan angin 1.3 – 2.3 m/s.

8.9 11.1 9.5 11.1

(a) (b)

Gambar 19. Skema aliran udara pada greenhouse single layer (a) dan double

layer(b) dengan radiasi < 500 W/m² kecepatan angin 0–1.2 m/s.

8.7 11.4 8.1 10.1

(a) (b)

Gambar 20. Skema aliran udara pada greenhouse single layer (a) dan double

layer (b) dengan radiasi > 500 W/m² kecepatan angin 1.3 – 2.3 m/s.

1.2 1.3 1.1 1.3

1.5 1.8 1.2 1.3


(53)

Perhitungan laju ventilasi alami pada atap single layer menunjukkan bahwa dengan kecepatan tinggi atau rendah dan baik radiasi matahari lebih dari 500 W/m dan kurang dari 500 W/m², ventilasi dinding seluruhnya berfungsi sebagai inlet dan ventilasi atap seluruhnya berfungsi sebagai outlet. Akan tetapi pada saat menggunakan atap double layer, ventilasi atap tidak berfungsi sebagai outlet dari ventilasi dinding. Hal tersebut terjadi karena aliran udara tersekat oleh adanya atap lapisan kedua sehingga tidak bisa naik keatas.

Berdasarkan data pengamatan di atas, dapat disimpulkan bahwa kecepatan aliran udara menjadi lebih kecil setelah melewati kasa. Hal ini berarti bahwa udara tidak seluruhnya dapat melewati kassa karena terhalang oleh sekat kasa.

Pada ventilasi alam, pertukaran udara terjadi jika ada perbedaan tekanan melalui bukaan bangunan yang timbul dari 2 sumber yaitu dari panas yang

dihasilkan dalam bangunan dan angin. Pada greenhouse yang diteliti ini,

pertukaran udara terjadi akibat panas yang dihasilkan dalam bangunan. Panas yang dihasilkan dalam bangunan meningkatkan temperatur udara, menurunkan kerapatan udara yang menghasilkan perbedaan tekanan udara antara di dalam dan luar bangunan sehingga terjadi aliran udara melalui bukaan atau ventilasi bangunan. Hal tersebut berdasarkan dari hasil perhitungan, faktor angin tidak mempengaruhi pertukaran udara di dalam greenhouse karena nilai laju aliran

udara yang didapat setelah menggunakan atap double layer tidak berbeda

nyata dengan ketika menggunakan atap single layer. Sehingga untuk lebih

mendinginkan temperatur dibawah shading (layer) agar mendekati temperatur di luargreenhousedibutuhkan ventilasi mekanis yang diletakkan diantara atap dan bahan plastik UV.


(54)

D. EVALUASI TATA LETAK LOKASI DAN BANGUNANGREENHOUSE Tata letak yang tepat dengan memperhitungkan jarak yang ideal dan pengaturan bentang bangunan dapat membantu menciptakan kondisi yang lebih baik pada temperatur dalamgreenhousedan aliran udara atau pergerakan

angin yang memasukigreenhouse.

Dalam pendugaan temperatur dalam greenhouse dengan menggunakan

atap single layer, didapatkan temperatur udara yang sangat tinggi bagi

pertumbuhan tanaman. Hal itu disebabkan karena kurangnya dinding ventilasi

dan besarnya kemiringan atap greenhouse. Salah satu cara untuk mengatasi

tingginya temperatur udara dalam greenhouse adalah mengurangi radiasi

matahari yang masuk ke dalam dengan membentangkan atap lapisan kedua atau atapdouble layer.

Posisi greenhouse yang diteliti terhalang oleh tingginya bangunan

disekitarnya. Hal tersebut mengakibatkan berkurangnya aliran udara yang terjadi di dalamgreenhouseakibat panas yang dihasilkan di dalamgreenhouse dan bukan karena angin yang berhembus disekitargreenhouse. Apabila aliran

udara di dalam greenhouse juga disebabkan oleh angin maka akan sangat

membantu dalam menurunkan temperatur udara di dalam greenhouse,

sehingga tanaman dapat tumbuh optimal tanpa perlu ada perlakuan khusus lagi. Sebaiknya greenhouse diletakkan pada daerah yang terbuka agar faktor

angin dapat mendorong terjadinya aliran udara di dalam greenhouse. Hal

tersebut dapat dilihat pada kecepatan aliran udara yang masuk ke dalam greenhousepada saat menggunakan atapdouble layertak berbeda jauh dengan pada saat menggunakan atapsingle layer(Gambar 20).

Tingginya bangunan disekitar greenhouse selain mengakibatkan tidak

berpengaruhnya angin terhadap pergerakan udara di dalam greenhouse, juga

mengakibatkan cahaya matahari pagi menjadi terhalang untuk masuk ke dalam greenhouse. Berdasarkan Gambar 6. sampai Gambar 9., rata –rata perubahan

temperatur pada saat menggunakan atap singledan double layer dengan

intensitas radiasi matahari tertentu menunjukkan temperatur yang sama sampai pukul 09.00 WIB. Hal demikian dibuktikan dengan pengamatan di lapangan yang menunjukkan radiasi matahari dari pukul 07.00 WIB (awal pengamatan)


(55)

sampai pukul 09.00 WIB tidak masuk secara optimal ke dalam greenhouse. Tidak masuknya radiasi tersebut diasumsikan karena terhalangnya sinar matahari oleh tinggi bangunan sekitar yang melebihi tinggigreenhouse. Denah tata letakgreenhousepengamatan dapat dilihat pada Gambar 27.

Gambar 21. Denah lokasigreenhousepengamatan


(56)

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6

07.0

0

07.4

5

08.3

0

09.1

5

10.0

0

10.4

5

11.3

0

12.1

5

13.0

0

13.4

5

14.3

0

15.1

5

16.0

0

16.4

5

Waktu (jam)

K

e

c

e

p

a

ta

n

A

lir

a

n

U

d

a

ra

(m

/s

) Tanpa atap 2

Dengan atap 2

Gambar 22. Rata–rata harian kecepatan aliran udara di dalamgreenhouse

Berdasarkan Esmay and Dixon (1986), rata-rata harian kecepatan aliran

udara yang terjadi di dalam greenhouse pengamatan memiliki selang antara

0.1 – 0.5 m/s baik menggunakan atap single layermaupun atap double layer. Hal tersebut berarti semakin besar kecepatan angin yang terjadi maka semakin sulit tanaman menangkap CO2tetapi tidak menghambat pertumbuhannya.


(57)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Dari data yang diperoleh pada rata-rata harian pengamatan menggunakan atap satu lapis (single layer) menunjukkan temperatur maksimum terjadi pada pukul 13.30 WIB sebesar 44.75 ºC dan temperatur minimum terjadi pada pukul 07.00 WIB sebesar 24.05 ºC. Sedangkan pada saat menggunakan atap dua lapis (double layer) temperatur maksimum terjadi pada pukul 12.00 WIB sebesar 40.75 ºC dan temperatur minimum terjadi pada pukul 07.00 WIB sebesar 24.2 ºC.

2. Dengan menggunakan atap double layer dari plastik UV 14 % dapat

menurunkan temperatur udara di dalamgreenhousesebesar 4.03 ºC.

3. Perbedaan temperatur yang terjadi akibat pengkondisian penggunaan atap

double layer pada radiasi matahari lebih besar dari 500 W/m² dengan

kecepatan angin 0–1.2 m/s sebesar 1C. Kecepatan angin yang lebih besar sekitar 1.3 – 2.3 m/s dan radiasi yang sama besarnya, terjadi perubahan temperatur sebesar 3.43 C. Perubahan temperatur pada radiasi matahari kurang dari 500 W/m² dengan kecepatan angin 0 – 1.2 m/s sebesar 3.4C. Sedangkan pada kecepatan angin yang lebih besar sekitar 1.3–2.3 m/s dan radiasi matahari yang sama besarnya, terjadi perubahan temperatur yang paling tinggi yaitu sebesar 6.83C.

4. Pemakaian atap double layer plastikultraviolet (UV) 14 % sebagai lapisan

atap kedua mampu menghasilkan iklim mikro dalam greenhose yang baik

bagi pertumbuhan tanaman didalamnya karena didapatkan nilai yang mendekati sama dengan iklim mikro yang berada di luargreenhouse.

5. Dengan rata-rata harian kecepatan aliran udara yang terjadi di dalam

greenhouse, daun masih dapat menangkap CO2 dengan baik untuk proses

fotosintesis. Sehingga dapat dikatakan penggunaan atap double layer tidak mempengaruhi laju aliran udara di dalamgreenhouse.


(58)

B. SARAN

Untuk lebih mendinginkan temperatur di dalam greenhouse agar lebih

mendekati temperatur di luar greenhouse dibutuhkan ventilasi mekanis dan


(59)

DAFTAR PUSTAKA

Budiarti. 1994. Pengendalian Lingkungan Termal Zona Perakaran Tanaman Tomat dengan Sistem NFT dalam Rumah Kaca. Skripsi. Jurusan Teknik Pertanian, FATETA, IPB. Bogor.

Briggs, G, B. and Clyde L, Calvin. 1987. Indoor Plants. John Willey and Sons, Inc. New York.

Brockett, B. L., and L. D. Albright. 1987. Natural Ventilation in Single– airspan Building. Journal of Agricultural Engineering Research (37) : 141 – 158.

Esmay and Dixon. 1986. Environmental Control for Agricultural Building. Avi Publishing Company Inc. Connecticut.

Hanan, J. J., W. D. Holley and K.L. Goldsberry. 1978. Greenhouse Management. Springer-Verlag Berlin, New York.

Harjadi, M. M. 1984. Pengantar Agronomi. PT. Gramedia Pusaka. Jakarta.

Mastalerz, J.W. 1977. The Greenhouse Environment. John Willey and Sons, Inc. New York.

Muliawati, I. S. Analisis Ventilasi Alam pada SingleSpan Greenhouse. Skripsi. Jurusan Teknik Pertanian IPB. Bogor.

Nelson, P. V. 1981. Greenhouse Operation and Management. Reston Publishing Company, Inc. Virginia.

Romdhonah, Y. 2002. Analisis Sudut Datang Radiasi Matahari dan

Pengembangan Model Pindah Panas pada Greenhouse. Skripsi. Jurusan

Teknik Pertanian, FATETA, IPB. Bogor.

Soeseno, S. 1985. Bercocok Tanam Secara Hidroponik. PT. Gramedia. Jakarta.

Takakura, T. 1979. Ventilation of Greenhouse: Win Tunnel Measurement of

Presure and Discharge Coefficient For Single– Span Greenhouse.


(60)

Walker, J. N. 1965. Predicting Temperature in Ventilation Greenhouse. Trans. ASAE, Colorado.

---. 1983. Ventilation of Agricultural Structures. Trans. ASAE, Colorado.

Walls, ian G. 1993. The Complete Book of The Greenhouse. 5thed. Ward Lock

Ltd., London.

Wulandari, N. 1999. Pengembangan Model Artificial Neural Network untuk

Pendugaan Temperatur Udara dalam Greenhouse pada Berbagai

Kondisi Naungan (Transmisivitas Bahan Penutup) dalamSingleSpan


(61)

(62)

(63)

(64)

Lampiran 2. Data hasil pengamatan padagreenhouse

Data pengamatan menggunakan atap single layer(1)

Radiasi (W/m²)

T atap

(ºC) Truang

Jam

T out (ºC)

Kec. Angin

(m/s) (ºC)

TLantai (ºC)

07.00 23.1 0 191.2 27.3 23.4 23.8

07.15 23.2 0 73.9 29.6 24.4 25

07.30 23.3 0 63.3 31 24.3 25.7

07.45 24.8 0 80.6 31.9 25.7 27.1

08.00 25.3 0 90.8 35.7 26.9 30.7

08.15 26.4 0 412.3 38.2 28.5 31.3

08.30 27.0 0 279.4 39.1 30 34.3

08.45 27.7 0 1000.0 39.8 30.9 36.4

09.00 28.2 1.3 925.5 43.2 31.2 36.5

09.15 29.2 0 109.0 44.2 33 33.7

09.30 29.7 0 119.5 46 36.3 39.8

09.45 30.2 0 358.2 48.1 37.9 44.5

10.00 31.0 0 694.9 47.7 36.4 41.6

10.15 31.0 0.6 851.9 46.6 40.3 43.4

10.30 31.0 0 921.3 49.1 36.8 39.2

10.45 31.6 0 936.3 52.1 41.5 39.7

11.00 32.9 0 1031.9 50.4 41.6 40.4

11.15 32.1 0 1006.5 51.2 41.1 42.8

11.30 32.7 0 1031.6 49.9 42.6 41.3

11.45 33.8 0 1052.6 50.3 43.4 40.5

12.00 33.7 0 1049.8 47.1 41.6 44.6

12.15 33.8 0 689.3 47 42.9 45.1

12.30 33.9 0 849.8 46.7 40.1 43.4

12.45 33.7 1.6 1033.1 44.4 42.4 47.8

13.00 34.7 2.2 1039.1 41.7 41.1 46.5

13.15 33.9 0 984.0 43.7 39.3 43.4

13.30 34.1 0 1000.2 44.1 42.3 41.3

13.45 33.7 0 153.6 42.1 42.8 42.8

14.00 32.9 0 135.9 43.7 37.5 39

14.15 29.5 0.8 229.9 43.4 35.2 36.5

14.30 26.7 0.7 428.3 40.1 32.5 33.8

14.45 24.9 1.1 100.3 34.4 40.7 31.4

15.00 23.3 0.7 66.6 31.4 40.9 29.8

15.15 23.5 1.1 99.9 29.9 39.5 28.8

15.30 24.4 0.2 101.8 29.9 38.7 29.22

15.45 25.1 1.1 73.5 40.3 38.6 37.2

16.00 24.9 0 32.5 38.1 37.7 36.6

16.15 24.8 0 15.0 37.6 36.9 35.1

16.30 25.8 0.5 20.2 36.8 36.2 35.1


(65)

Data pengamatan menggunakan atapsingle layer (2)

Truang Jam

T out (ºC)

Kec. Angin

(m/s)

Radiasi (W/m²)

T atap (ºC) (ºC)

TLantai (ºC)

07.00 22.3 0 81.7 29.1 24.4 24.6

07.15 23.9 0 225.7 28.2 24.6 25.4

07.30 25.1 0 57.7 31.6 24.7 26.3

07.45 27.7 0 44.0 32.8 25.7 28.1

08.00 28.3 0 78.9 34.8 26.9 28.6

08.15 28.1 0 118.9 37.8 28.5 29.5

08.30 27.4 0 495.1 39.3 30.3 30.1

08.45 27.3 1.1 468.3 40.5 30.9 33.1

09.00 27.9 0 468.3 42.7 32.2 31.8

09.15 29.3 0 813.2 45.2 33.9 35.2

09.30 34.9 0 689.3 47.3 36.4 34.3

09.45 31.0 0 304.9 48.5 37.3 34.9

10.00 31.1 0 427.4 47.3 36.4 35.2

10.15 30.7 0 455.5 48.3 40.3 34.3

10.30 31.8 0 534.8 49.2 38.8 34

10.45 33.0 0 897.3 50.1 42.6 34.5

11.00 34.6 0 729.8 52.4 42.6 35

11.15 31.1 0.6 628.1 53.4 43.3 34.5

11.30 33.0 0 426.5 50.5 43.9 35.2

11.45 33.7 1.6 528.1 50.6 44.5 35.1

12.00 33.4 0 550.4 49.3 44.4 35.2

12.15 34.8 0 719.7 49.7 44.1 36.2

12.30 31.8 1.3 655.8 48.9 43.2 36.5

12.45 32.3 0 715.3 49.3 43.5 37.3

13.00 33.3 0 800.8 49.2 44.6 38

13.15 32.9 1.0 394.7 47.7 45.8 37

13.30 31.1 1.9 406.1 48.9 45.8 36.3

13.45 31.8 2.6 460.1 47.9 45.8 36.5

14.00 31.0 1.5 401.3 47.5 46.5 36.5

14.15 30.6 2.4 435.7 46.8 44.8 34.8

14.30 29.7 1.7 220.0 46.0 44.5 34.2

14.45 29.5 0.8 435.7 45.1 42.6 34.3

15.00 27.9 2.2 264.2 43.5 42.8 32.5

15.15 27.3 0 128.2 41.7 41.3 31.9

15.30 26.9 0 115.0 41.2 41.7 30.7

15.45 26.2 0 101.0 40.3 41.2 29.5

16.00 26.0 0.9 97.9 38.1 40.3 29.3

16.15 27.3 0 101.5 37.6 38.1 30.1

16.30 27.9 1 125.3 36.8 36.5 30.3


(1)

Lampiran 5.

Tabel laju aliran udara dengan radiasi dan kecepatan angin tertentu

pada saat menggunakan atap

single layer

.

Laju aliran udara dengan radiasi < 500 W/m² dan kecepatan angin 0–1.2 m/s

Pengukuran dinding 1 dinding 2 Atap 1 Atap 2

1 8.0 10.5 12.3 8.7 11.3 13.6 1.0 1.4

2 8.7 8.0 1.0 1.4

3 10.7 9.3 8.6 8.4

4 16.2 12.1 11.8 1.1

5 7.9 7.6 18.7 12.1 11.8 1.1 1.5

6 8.0 7.6 16.2 8.6 14.5 1.1

7 7.6 13.2 14.8 8.3 1.1

8 7.9 7.5 9.2 12.0 11.7 1.1

9 7.9 10.7 13.1 14.8 11.8 1.1

10 12.1 7.9 15.1 9.3 8.5 8.3

11 8.5 7.9 7.5 9.3 8.5 8.3 1.1 1.1

12 16.1 8.5 11.8 1.1

13 7.6 9.3 14.8 14.5

14 7.6 16.2 14.8 11.8

15 7.6 9.3 14.5 1.1 1.5

16 8.0 8.7 8.0

17

18 16.2 8.6 11.9 8.4

19 7.6 9.3 14.8 14.5 8.0

20 7.4 10.0 8.0

21 8.0 10.5 12.3 8.7 11.3 13.6 1.0 1.4

22

23 8.7 8.0 1.0 1.4

24 10.7 9.3 8.6 8.4

25 7.9 9.3 12.1 8.4 1.1

26 10.7 9.3 8.6

27 8.0 13.2 8.6 8.4

28 8.6 11.9

29 9.3 1.1

30 7.9 9.3 12.1 8.3

31 8.5 7.9 9.2 8.5 8.3 1.1

32 7.9 8.5

33 8.5

34 8.5 7.9 10.6 9.3 12.0 14.4 1.0

35

36 16.2 14.8 16.8

37

38 7.6

39 7.6

40 10.0 8.6 11.9 1.1

41 9.3 14.8 14.5

42 8.0 7.8


(2)

Laju aliran udara dengan radiasi < 500 W/m² dan kecepatan angin 0–1.2 m/s

Pengukuran dinding 1 dinding 2 Atap 1 Atap 2

44 10.5 1.1 1.1

45 7.5

46 8.7 8.0 13.6 1.4

47 9.3 14.7 14.4

48

49 9.3 8.6

50 7.5

51 10.7

52 9.3 14.7 14.4

53 8.5

rata-rata 8.9 11.1 1.5 1.8

Laju aliran udara dengan radiasi < 500 W/m² dan kecepatan angin 1,3 - 2,3 m/s

Pengukuran dinding 1 dinding 2 Atap 1 Atap 2

1 8.5 7.5 1.1

2 12.1 7.9 13.1 9.3 8.5 8.3

3 8.5 7.9 7.5 9.3 8.5 8.3 1.1 1.1

4 16.1 12.0 14.4

5 13.2 14.8 14.5

6 7.6 9.3 8.6 8.4 1.1 1.5

7 8.4 1.5

8 7.5 16.1 14.7 11.8

9 7.5 9.3 8.5 16.7 1.1 1.5

10 16.1 8.5 11.8 1.1

rata-rata 8.7 11.4 1.1 1.3

Laju aliran udara dengan radiasi > 500 W/m² dan kecepatan angin 1,3 - 2,3 m/s

Pengukuran dinding 1 dinding 2 Atap 1 Atap 2 7.6 13.2 14.8 11.8 1.6

8.5 7.9 7.5 16.1 8.5 14.4 1.1

8.5 10.6 16.0 14.7 16.6 1.1 1.0

10.6 8.5

12.1 8.3 8.5

8.4 8.0 19.7 12.8 12.5 1.2 1.6


(3)

Laju aliran udara dengan radiasi > 500 W/m² dan kecepatan angin 0 - 1,2 m/s

Pengukuran dinding 1 dinding 2 Atap 1 Atap 2

1 8.5 16.2 12.1 11.9 1.1 1.1

2 7.9 7.5 8.5 11.8 1.1

3 7.9 8.5

4 8.5 11.8

5 8.5 11.7

6 8.5 7.9 9.2 8.3

7 8.5 7.9 10.6 8.5 8.3 1.1

8 10.6 9.3 17.0 14.4 1.0

9 8.5

10 13.0

11 7.9 7.5 8.5 11.7 1.0

12 12.0 7.5 18.6 12.1 11.8 1.1 1.5

13 8.5 7.5 13.1 14.7 11.7 1.6

14 13.2 14.8 8.3 1.1

15 1.1

16 8.5 11.7

17 8.5 7.9 9.2 8.3

18 8.5 8.3

19 10.6

20 8.5 7.9 7.5 8.5 8.3 1.0

21 8.5 11.2 10.6 9.3 8.5 8.3 1.1 1.8

22 9.3 19.0 16.6 1.1 1.0

23 8.6 1.1

24 7.9 8.6 11.9 1.1

25 7.9 8.5

26 8.5 11.8

27 8.5 11.8

28 8.5 7.9 9.3 8.3

29 8.5 7.9 10.6 8.5 8.3

30 10.6 9.3 12.0 14.4 1.0

31 8.5

32 8.5 7.9 7.5 16.1 12.1 11.8 1.1

33 8.5 10.7 16.1 8.5 14.4 1.1

34 12.0 7.5 16.1 12.0 11.8 1.1 1.1

35 8.5 7.5 13.1 14.7 11.7 1.6

36 12.0 7.9 13.0 13.1 14.7 8.3 1.1

37 8.5 7.9 7.5 9.2 8.5 8.3

38 9.3 8.5 8.3 1.1 1.0

39 16.1 8.5 11.8 1.1


(4)

Lampiran 6.

Tabel laju aliran udara dengan radiasi dan kecepatan angin tertentu

pada saat menggunakan atap

double layer

.

Laju aliran udara dengan radiasi < 500 W/m² dan kecepatan angin 0 - 1,2 m/s

Pengukuran dinding 1 dinding 2 Atap 1 Atap 2

1 7.4

2 7.4 1.0

3 8.0 7.4 1.0 1.0

4 9.4 8.4 1.1 1.1

5 1.0 1.0

6 8.6 7.9 8.5 8.4

7 8.5 1.1

8 12.1 7.9 1.1

9 7.9 9.3 6.0 8.3 0.7

10 11.2 9.3 12.0 8.3 1.1

11 10.6 6.6 6.0 8.3

12 7.9 9.3 8.3 1.5

13 8.6 8.5 1.1

14 8.6 7.9 13.1 9.3 12.1 11.8 1.1

15 8.0 7.6 9.3 8.4 1.1 1.1

16 12.1 8.0 7.6 9.4 12.1 8.4 1.1 1.5

17 8.6 8.4

18 8.6 11.3 10.7 8.6 1.6 1.1

19 7.8

20 1.0 1.0

21 8.7

22 8.0 9.3

23 8.0

24 12.1 8.0 10.7 16.2 19.2 32.5 1.1 1.5

25 8.5 7.9 10.6 11.7 2.8

26 24.0 34.5 1.6 2.4

27 11.3 13.2 8.6 31.4 1.5

28 8.6 8.0 9.4 16.8

29 11.4 12.4 7.8

30

31 14.8 17.7 7.5 9.3 8.5 11.8 1.1 1.1

32 8.5 13.1 8.5 8.3 1.1

33 7.9 7.5

34 7.9 9.3 2.4

35 13.1 2.4

36 1.1

37 11.8

38 13.2 8.5 18.7

39 11.1

40 7.4

41 7.4

42 8.7 1.4

43 1.0


(5)

Laju aliran udara dengan radiasi < 500 W/m² dan kecepatan angin 0 - 1,2 m/s

Pengukuran dinding 1 dinding 2 Atap 1 Atap 2

45 1.0

46 8.4 1.6

47 7.9 8.5 14.5

48

49 7.9 7.5 8.5 8.3 1.0

50 11.2 7.5 9.3 12.1 14.4 1.1

51 8.5 10.7 9.3 8.5 16.6 1.1

52 9.3 8.5 1.1

rata-rata 9.5 11.1 1.2 1.3

Laju aliran udara dengan radiasi < 500 W/m² dan kecepatan angin 1,3 - 2,3 m/s

Pengukuran

dinding 1

dinding 2

Atap

1 Atap 2

1 10.7

2 9.9 8.8

3 6.0 7.9 5.3 6.6 5.9 1.1

4

5 7.9 9.3 12.0 20.3 1.1 1.0

6 7.9 10.6 9.3 8.5 1.1 1.5

rata-rata 8.1 10.1 1.1 1.2

Laju aliran udara dengan radiasi > 500 W/m² dan kecepatan angin 1,3 - 2,3 m/s

Pengukuran

dinding 1

dinding 2

Atap

1 Atap 2

1 8.5 7.9 1.1 1.0

2 8.5 11.2 13.0 13.1 12.0 8.3 1.1

3 8.5 7.5 8.3 1.0

4 11.1 7.5 9.3 8.5 8.3 1.0

5 6.0 7.9 10.6 9.3 8.3 1.0

6 7.9 9.3 8.4

7 13.1 8.5 1.5

8 9.3 8.5 11.8 1.5

9 18.6 1.1

10 12.0 2.1

11 7.6 8.4 1.6

12 13.8 13.2 18.7 1.1 1.5

13 1.1 1.8


(6)

Laju aliran udara dengan radiasi > 500 W/m² dan kecepatan angin 0 - 1,2 m/s

Pengukuran

dinding 1

dinding 2

Atap

1 Atap 2 1

2 11.2 13.1 8.5 1.1 1.1

3 12.1 7.9 7.5 9.3 8.3

4 8.5

5 7.9 1.1 1.5

6 7.5 9.3 8.3 1.1

7 7.5 12.0 11.8

8 8.5 7.9 9.3

9 7.9 10.6

10 8.5 7.9 13.2 12.1 8.3

11 7.9 11.8

12 13.7 7.5 8.5 14.4

13 7.9 10.7 14.5

14 10.5 17.5 1.0

15 7.9 16.7 1.5

16 11.8 1.1 1.5

17 11.2 10.7 9.3 30.0 1.8

18 7.5 13.2 20.4 1.1

19 7.9 7.5 14.4

20 8.5 11.2 7.6 9.3 8.5 8.3 1.1 1.1

21 12.1 11.2 15.1 16.1 12.0 18.6 1.6 1.1

22 8.5 7.9 9.3 8.5 8.3 1.1

23 7.9 8.5 1.1

24 11.2 12.1 22.1 2.4

25 8.5 11.2 9.3 8.5 23.6 1.1

26 7.9 10.7 8.3 1.1 1.1

27 18.7 1.1 1.1

28 9.3 1.5

29 7.9 9.3

30 1.1

31 7.9 8.3 1.1 1.1

32 12.1 7.9 22.7 14.7 32.2 1.1

33 8.5 1.1 1.1

34 1.1 1.8

35 1.1 1.0

36 37

38 8.5 9.3

39 13.1