PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Greenhouse merupakan struktur bangunan yang menggunakan atap transparan untuk melewatkan sinar matahari ke dalam bangunan. Bangunan greenhouse dipergunakan untuk membudidayakan tanaman, penelitian, atau mengisolasikan tanaman dari penularan penyakit dan hama. Pada daerah tropis bangunan greenhouse dipergunakan untuk sayuran tanaman bernilai tinggi ataupun penelitian. Greenhouse berkembang mula-mula di daerah subtropis dimana pertanian di daerah tersebut sangat bergantung pada musim. Pembuatan bangunan greenhouse yang ada saat ini masih menggunakan pedoman tersebut. Padahal Indonesia yang beriklim tropis dan lembab mempunyai kebutuhan yang berbeda untuk budidaya tanaman. Pada daerah beriklim tropis seperti Indonesia, penerimaan radiasi matahari sangat besar sepanjang tahun. Karena itu fungsi greenhouse di Indonesia agak berbeda dari daerah beriklim tropis. Fungsi greenhouse lebih ditekankan untuk melindungi tanaman dari faktor lingkungan yang tidak menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman, yaitu hujan, angin, dan hama. Masalah utama yang terjadi pada greenhouse Indonesia adalah tingginya temperatur udara di dalam bangunan sehingga perbedaan temperatur antara di dalam dan di luar bangunan menjadi besar, kadang-kadang melebihi temperatur yang diijinkan untuk pertumbuhan tanaman. Untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan suatu bangunan greenhouse yang memadai dengan suatu sistem pengendalian lingkungan agar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman pada daerah tropis antara lain kelembaban udara, temperatur udara, kecepatan angin, konsentrasi CO 2 dan intensitas cahaya. Sinar matahari merupakan faktor penting bagi tanaman. Supaya tanaman dapat tumbuh secara optimal dibutuhkan suatu kondisi lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Tanaman yang tumbuh dalam greenhouse harus mendapatkan jumlah cahaya optimum, tidak hanya pada kondisi cerah direct light tetapi juga pada kondisi mendung diffus light. Bentuk dan konstruksi bangunan harus dibuat agar cahaya dapat masuk secara optimal. Penampang dari seluruh batang konstruksi mempunyai pengaruh terhadap transmisi cahaya. Pertukaran udara di dalam bangunan dengan di luar bangunan dipergunakan untuk menurunkan temperatur, menurunkan kelembaban dan untuk menjaga agar suplai karbondioksida tetap memadai untuk fotosintetis. Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan temperatur udara dalam greenhouse adalah : 1. Struktur greenhouse yang kurang sesuai dengan kondisi tempat. 2. Bahan penutup yang digunakan greenhouse bersifat transparan sehingga dapat dilewati oleh radiasi gelombang pendek dari matahari. Bahan tersebut tidak dapat ditembus oleh radiasi gelombang panjang sehingga menimbulkan efek rumah kaca greenhouse effect yang akan menaikkan temperatur udara dalam greenhouse, dan 3. Struktur bangunan greenhouse yang tertutup mengakibatkan udara menjadi stagnan sehingga pindah panas dan pergerakan udara kurang. Agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, pengurangan panas dari radiasi matahari yang diterima oleh tanaman dapat dilakukan dengan penggunaan atap dua lapis double layer. Hal ini dilakukan untuk mengatasi tingginya temperatur udara di dalam greenhouse. Wulandari 2005 telah meneliti bahwa bahan shading paranet 67 akan menurunkan temperatur sebanyak ± 3 ºC, dan paranet 47 akan menurunkan temperatur sebanyak ± 2 ºC. Bahan yang digunakan dapat berupa lapisan film ataupun atap sekunder dari bahan plastik. Karakteristik atap double layer dalam mentransmisikan radiasi matahari berbeda-beda tergantung bahannya. Pada penelitian ini digunakan plastik ultraviolet UV sebagai lapisan atap kedua second layer. Diasumsikan dengan menggunakan atap double layer dapat mengurangi temperatur dalam greenhouse tanpa mempengaruhi intensitas cahaya dari radiasi matahari yang masuk ke dalam greenhouse untuk pertumbuhan tanaman. Berdasarkan asumsi diatas, penelitian ini dilakukan pada greenhouse kaca glass greenhouse yang memiliki kemiringan atap curam 40º. Dengan demikian diharapkan second layer yang diberikan, mampu menahan transmisivitas rambatan panas matahari agar tidak langsung mengenai tanaman sehingga temperatur di dalam greenhouse tersebut tidak terlalu panas.

B. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengukur parameter lingkungan temperatur atap, temperatur ruangan, temperatur lantai dalam greenhouse, kecepatan angin dan radiasi matahari di luar greenhouse ketika menggunakan atap satu lapis single layer 2. Mengukur parameter lingkungan temperatur atap, temperatur ruangan, temperatur lantai dalam greenhouse, kecepatan angin dan radiasi matahari di luar greenhouse setelah diberikan atap kedua second layer berupa plastik ultraviolet UV sebagai sistem untuk mengurangi transmisivitas radiasi matahari yang berlebihan. 3. Membandingkan kondisi lingkungan di dalam greenhouse ketika menggunakan single layer dan double layer.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Greenhouse