III. METODOLOGI
A. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Lampung Barat, Propinsi Lampung dari Bulan Juni sampai dengan Bulan
Agustus 2005.
B. Bahan dan Alat
1. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Etanol 70 2.
Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis, kamera,
pengukur waktu, meteran pengukur jarak, kompas, tabung film, gunting pangkas, pinset, mikroskop dan preparat.
C. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
pengamatan di lapangan dan data sekunder diperoleh dari informasi mengenai: 1.
Keadaan umum lokasi penelitian, yang meliputi letak dan keadaan fisik lingkungan dan data sosial ekonomi dan budaya masyarakat.
2. Keadaan kawasan agroforestry, meliputi luas lahan, topografi, kelerengan,
kondisi penutupan lahan. 3.
Data lain yang diperlukan untuk melengkapi data yang sudah ada dari sumber pustaka yang sesuai.
D. Metode
1. Penarikan Contoh
Penarikan contoh dilakukan dari survey awal sebanyak 88 titik pengamatan kebun kopi yang kemudian dikumpulkan dan diklasifikasikan
menjadi 2 sistem agroforestri kopi yaitu sistem agroforestri kopi sederhana dan sistem agroforestri kopi multistrata.
Kriteria yang digunakan untuk membedakan antara sistem agroforestri kopi sederhana
dan sistem agroforestri kopi multistrata adalah jumlah spesies pohon penaung yang ada pada tiap-tiap sistem pengelolaan. Sistem agroforestri
kopi sederhana adalah kopi yang ditanam bersama dengan satu atau dua jenis tanaman penaung dari famili Fabaceae seperti gamal Gliricidia
sepium , dadap Erythrina sp., sengon Paraserianthes falcataria atau
lamtoro Leucaena leucocephala, sedangkan sistem agroforestri kopi multistrata adalah kopi yang ditanam bersama dengan sedikitnya tiga
jenis tanaman penaung baik dari famili Fabaceae, tanaman buah-buahan maupun tanaman kayu-kayuan Hairiah et al., 2004. Dari hasil klasifikasi
sistem agroforestri kopi diperoleh 43 titik pengamatan berupa sistem agroforestri kopi sederhana dan 45 titik pengamatan berupa sistem
agroforestri kopi multistrata. Dari masing-masing sistem agroforestri kopi tersebut diambil 16
titik contoh secara acak, sehingga didapatkan 32 titik pengamatan. Pada tiap titik pengamatan dibuat satu plot contoh berukuran 40 m x 5 m.
Penempatan plot disesuaikan dengan kondisi lahan seperti terlihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Bentuk plot pengamatan Pada setiap plot dilakukan pengamatan dengan:
a. Menghitung jumlah pohon kopi.
b. Mengamati hama-hama yang ada pada setiap pohon kopi.
c. Menghitung jumlah batang kopi yang diserang oleh masing-masing
hama dan persen serangannya pada masing-masing pohon. d.
Menghitung jumlah cabang pada masing-masing pohon kopi. 100 m
100 m 5 m
40 m
e. Mengamati cabang pada pohon kopi dimana dari tiap pohon diambil 3
cabang bagian bawah, tengah dan atas sebagai contoh. f.
Mengambil sampel cabang dari tiap pohon kopi untuk diamati lebih lanjut
g. Mengamati dan mengambil contoh serangga pada setiap pohon
penaung dan pencampur h.
Mengukur dan mencatat jenis tanaman yang ada dan kondisi lingkungannya.
2. Wawancara
Wawancara terstruktur dilakukan dengan menggunakan kuisioner dengan narasumber petani pengelola sistem agroforestry kopi. Isi
kuisioner mengenai hal-hal yang berhubungan dengan penelitian yaitu tahun tanam, luasan, jenis kopi yang ditanam, jenis tanaman penaungnya,
jenis hama yang pernah menyerang tanaman kopi dan tanaman penaung, dan pengendalian yang pernah dilakukan.
3. Studi Literatur
Dilakukan dengan mempelajari arsip-arsip yang ada di instansi- instansi terkait serta hasil-hasil penelitian sebelumnya.
E. Analisis Data