styraciflua L., Macadamia ternifolia F.V. Muell, Magnolia grandiflora L.
Malus pumila Mill., Mangifera indica L., Ostrya virginiana Mill. K. Koch,
Persea americana Mill., P. borbonia L. Spreng., Platanus occidentalis L.,
Quercus laurifolia Michx., Q. Nigra L., Salix sp., Sambucus simpsonii
Rehder, dan Symplocos tinctoria L. L’Her Dixon, 2005.
Gambar 1. Kumbang betina Xylosandrus compactus Dixon, 2005.
d. Siklus hidup
Kumbang betina membuat lubang masuk ke ranting, lalu menggerek lubang selama kira-kira 15 jam, kemudian berhenti untuk menunggu
perkembangan jamur Ambrosia yang dibawa masuk ke lubang. Sesudah dinding dalam lubang diselubungi jamur, kumbang betina kawin dengan
kumbang jantan yang sudah ada di dalam lubang. Kemudian kumbang betina meletakkan telur yang jumlahnya sekitar 30 – 50 butir. Telurnya diletakkan
dalam kelompok kecil yang terdiri dari 8 – 15 butirkelompok. Sesudah lima hari, telur menetas menjadi larva. Larva berumur 10 hari kemudian menjadi
pupa . Stadia pupanya 7 hari, dan setelah itu keluar sebagai kumbang dewasa.
Pada stadia larva ada tawon parasitoid yang menyerang larva yaitu Tetrastichus
. Penggerek cabang dewasa dapat terbang dari pohon tempat berkembangbiaknya ke pohon lain Hindayana et.al., 2002.
e. Cara pengendalian
Kondisi tanaman yang lemah merupakan faktor utama terjadinya serangan penggerek cabang kopi. Oleh karena itu untuk mencegah terjadinya serangan
dan penyebarannya dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu: 1
Secara teknis. Pengendalian secara teknis dapat dilakukan dengan menjaga kesehatan
tanaman yaitu dengan memberikan kondisi lingkungan yang optimal bagi pertumbuhan tanaman kopi, antara lain dengan: a memberikan
penaungan sekitar 30 agar aktivitas fotosintesis tanaman kopi tetap
teratur; b menjaga kesuburan tanah, menjaga pH tanah tetap seimbang dan menjaga kelembaban tanah tetap sesuai bagi pertumbuhan tanaman
kopi. 2
Secara mekanis.
Pengendalian secara mekanis dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan lingkungan dari sumber serangan yaitu dengan memotong dan
memusnahkan material tumbuhan yang telah terserang. Pemusnahan dapat dilakukan dengan membakar cabang-cabang yang terserang agar telur,
larva dan serangga dewasa yang masih ada di dalamnya mati. 3
Secara biologi. Pengendalian secara biologi dapat dilakukan dengan mempertahankan
keberadaan musuh alami. Literatur menyebutkan bahwa setidaknya ada satu jenis parasit yang menyerang penggerek cabang yaitu jenis tabuhan
eulophid dari genus Tetrastichus. 4
Secara kimia dengan pestisida. Pengendalian secara kimia dengan pestisida ini tidak
direkomendasikan dan merupakan pilihan terakhir apabila pengendalian cara lain sudah tidak memungkinan, karena dapat membunuh musuh alami
yang berguna. Mengingat bahwa penggerek cabang kopi merupakan hama yang menyerang di dalam bagian tanaman, maka pestisida yang efektif
digunakan adalah jenis-jenis sistemik yang perlu diperhitungkan dampak
residunya. 2.
Penggerek Buah Kopi PBKo Hypothenemus hampei, Famili Scolytidae, Ordo Coleoptera
a. Deskripsi