Jenis Pohon Lainnya Pohon Penaung

2. Jenis Pohon Lainnya

a. Sonokeling Dalbergia latifolia Sonokeling pohonnya kecil hingga besar dengan tinggi mencapai 43 m. Batang utama lurus atau bengkok dengan diameter hingga 150 -180 cm, bebas cabang hingga 3 -10 -12 m, banir tidak ada atau tampak jelas, berakar tunggang. Daun berselang-seling, bunganya berupa payung berkelamin dua, buah polong yang tidak merekah dan biji berbentuk ginjal, memipih. Kayu sonokeling banyak digunakan untuk bahan perabot rumah tangga kelas tinggi, vinir yang indah, bingkai pintu dan jendela, alat musik, barang ukiran, dan kayu patung. Sonokeling banyak digunakan dalam sistem agroforestry di daerah Jawa dan India Sutisna et.al.,1998. b. Mahoni Swietenia mahagoni Pohonnya kecil sampai besar, berumah satu, tetapi sering berfungsi seperti berumah dua, tingginya sampai 40 -60 m. Batang utama lurus, silindris, bebas cabang sampai 18 -25 m, diameter 150 -200 cm, dengan banir yang lebar. Sekarang mahoni ditanam di seluruh daerah tropika termasuk Malaysia, Indonesia dan Pilipina. Mahoni merupakan kayu paling bagus untuk perabot rumah berkelas tinggi. Kepopulerannya terutama karena penampilannya menarik, mudah dikerjakan, dapat menerima sentuhan akhir yang bagus dan stabil. Pohon mahoni sering digunakan dalam program penghijauan dan sebagai peneduh di Hutan Tanaman Dipterocarpaceae Sutisna et.al.,1998. c. Kayu Afrika Maesopsis eminii Kayu Afrika ditemukan di Tropis Afrika, diintroduksi ke Jawa dan tumbuh di pekarangan rumah. Membutuhkan banyak cahaya dan menjadi tujuan umum perkayuan. Perkebunan saat ini dikebangkan di Sumatra Nair, 2001. d. Durian Durio zibethinus Pohon kecil sampai besar, mencapai tinggi hingga 50 -60 m. Batang utama lurus dan berbentuk silinder, bebas cabang sampai 35 m, diameter hingga 120 -140 cm, banir biasanya ada, kecil dan membulat, kadangkala besar, akar nafas kadang-kadang timbul bila tumbuh di rawa. Pohon ini mempunyai kegunaan yaitu kayunya untuk konstruksi dalam, cukup tahan lama asalkan tidak di tempat terbuka. Setelah diawetkan dapat digunakan untuk kusen, banyak juga dipakai untuk perabot sederhana. Buah sangat digemari di Asia Tenggara. Bijinya setelah direbus dapat dimakan sebagai nyamikan. Tunas dan buah mudanya untuk sayur. Kulit buahnya untuk kayu bakar Sutisna et.al.,1998. e. Nangka Arthocarpus heteropylus Pohon kecil hingga besar, tingginya mencapai 40 -60 m, selau hijau atau luruh daun, menghasilkan getah putih dari seluruh bagian pohon. Batang utama lurus atau berbentuk silinder, kadang-kadang tidak teratur, bebas cabang hingga 20 m, berdiameter hingga 15 -300 cm, kadang-kadang berbanir. Jenis ini digunakan untuk konstruksi ringan, kemasan dan kayu lapis, kadang-kadang juga untuk perabot rumah. Banyak jenis Arthocarpus merupakan penghasil buah. Pepagan, daun, akar dan getahnya digunakan untuk obat-obatan Sutisna et.al.,1998.

III. METODOLOGI

A. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Lampung Barat, Propinsi Lampung dari Bulan Juni sampai dengan Bulan Agustus 2005.

B. Bahan dan Alat

1. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Etanol 70 2. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis, kamera, pengukur waktu, meteran pengukur jarak, kompas, tabung film, gunting pangkas, pinset, mikroskop dan preparat.

C. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari pengamatan di lapangan dan data sekunder diperoleh dari informasi mengenai: 1. Keadaan umum lokasi penelitian, yang meliputi letak dan keadaan fisik lingkungan dan data sosial ekonomi dan budaya masyarakat. 2. Keadaan kawasan agroforestry, meliputi luas lahan, topografi, kelerengan, kondisi penutupan lahan. 3. Data lain yang diperlukan untuk melengkapi data yang sudah ada dari sumber pustaka yang sesuai.

D. Metode

1. Penarikan Contoh Penarikan contoh dilakukan dari survey awal sebanyak 88 titik pengamatan kebun kopi yang kemudian dikumpulkan dan diklasifikasikan menjadi 2 sistem agroforestri kopi yaitu sistem agroforestri kopi sederhana dan sistem agroforestri kopi multistrata. Kriteria yang digunakan untuk membedakan antara sistem agroforestri kopi sederhana