5. Bakteri Pereduksi Sulfat BPS METODOLOGI PENELITIAN 1. Tempat dan Waktu

13 benih tanaman. Kebanyakan bakteri dan fungi menghasilkan xilanase ekstraselular yang bekerja pada bahan yang mengandung hemiselulosa dan melepaskan xylosa sebagai produk akhir sehingga organisme tersebut dapat hidup secara heterotrof pada media xilan Kulkarni et al., 1999. Menurut Richana 2002, beberapa kelompok bakteri penghasil xilanase antara lain Aeromonas sp., Bacillus sp., Clostridium sp., Streptomyces sp., dan Thermotoga sp. Seleksi bakteri tersebut dilakukan berdasarkan ukuran koloni dan zona bening di sekeliling koloni yang tumbuh pada media pertumbuhan Gambar 1. Gambar 1. Bakteri Pendegradasi Xilan A= koloni bakteri, B= zona bening Sumber : Richana, 2002

II. 5. Bakteri Pereduksi Sulfat BPS

Menurut Germida 1992, BPS adalah kelompok heterotrofik yang menggunakan senyawa organik sederhana sebagai sumber karbon. Bakteri tersebut memanfaatkan senyawa-senyawa sulfur yang dapat direduksi seperti sulfat sebagai akseptor elektron. Sulfat pada kondisi teroksidasi tersebut akan direduksi menjadi sulfida pada lingkungan anaerob. BPS sedikit toleran terhadap oksigen, tetapi hanya tumbuh pada kondisi anaerob dengan potensial redoks yang rendah Eh dari 0 hingga -350 mV. Bakteri tersebut membutuhkan substrat organik umumnya asam-asam organik rantai pendek, seperti laktat dan piruvat. Di A B 14 lingkungan alam, substrat organik yang kompleks tersebut tersedia dengan adanya aktivitas fermentasi oleh kelompok bakteri anaerob lainnya. Metabolisme BPS membutuhkan senyawa organik sederhana seperti laktat dan piruvat sebagai sumber karbon dengan reaksi berikut 2 C 3 H 5 O 3 - + SO4 = à 2CH 3 COO - + 2 CO 2 - + 2H 2 O + S = laktat ion sulfat asetat Ada dua kelompok BPS berdasarkan pada cara pengolahan asam-asam organik. Kelompok pertama yaitu BPS yang mengoksidasi donor hidrogen secara tidak sempurna dengan menghasilkan asetat. Termasuk kelompok ini adalah spesies pembentuk spora Desulfomatuculum D. nigrificans, D. orientis, dan D. ruminis, dan spesies yang tidak membentuk spora Desulfovibrio D. vulgaris, D. gigas, D. thermophilus, dan lain-lain. Kelompok kedua mampu tumbuh menggunakan alkohol, asetat, asam-asam lemak berbobot molekul tinggi dan benzoat. Kelompok kedua ini diwakili oleh spesies pembentuk spora Desulfomatuculum acetoxidans, bakteri batang yang tidak membentuk spora Desulfobacter, kokus Desulfococcus, sarkina Desulfosarcina dan bentuk benang yang bergerak dengan meluncur Schlegel Schmidt, 1994. 15

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. 1. Tempat dan Waktu

Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Tanah Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Laboratorium Bakterologi Fakultas Kedokteran Hewan, dan Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Lingkungan, Pusat Penelitian Lingkungan Hidup PPLH, Kampus Darmaga, IPB. Analisis pH dan sulfat SO 4 2- dilakukan di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Fakultas Pertanian, IPB. Penelitian dilakukan selama 6 bulan, dari bulan Maret 2005 sampai bulan September 2005.

III. 2. Bahan dan Alat