PENDAHULUAN 1. Latar belakang Studi Kandungan Mikrob Fungsional Sludge Bubur Kayu

4 I. PENDAHULUAN I. 1. Latar belakang Industri bubur kayu dan kertas telah menjadi bagian besar dalam perekonomian dunia. Kurang lebih 155 juta ton bubur kayu telah diproduksi di seluruh dunia dan sekitar 260 juta ton diperkirakan akan tercapai pada tahun 2010 Bajpai et al., 1999. Di Indonesia, sektor industri bubur kayu dan kertas juga mengalami perkembangan pesat. Departemen Kehutanan mengindikasikan bahwa produksi kayu domestik legal pada tahun 2000 sekitar 17 juta m 3 FWIGFW, 2001. Sejalan dengan peningkatan produksi industri bubur kayu dan kertas, tentunya akan diikuti dengan meningkatnya jumlah limbah yang dihasilkan, baik padat maupun cair. Persentase limbah padat dari produksi bubur kayu cukup besar, yaitu sekitar 117 kg per 1 ton produksi Simarmata et al., 2004. Sampai saat ini, sludge industri kertas belum dapat dimanfaatkan secara optimal sehingga menumpuk dan menimbulkan masalah lingkungan karena bau yang ditimbulkan serta memerlukan lahan yang luas sebagai tempat penimbunan. Hal ini tentunya menarik para peneliti untuk dapat memanfaatkannya. Andhika 2003 memanfaatkan sludge yang dikomposkan dengan “metode cina” sebagai komponen media tanam kacang panjang. Sludge juga dapat dimanfaatkan untuk pembuatan kompos sebagai media tanam padi Halim, 2003. Widyati et al. 2005 dalam penelitiannya menyebutkan bahwa sludge dapat meningkatkan kapasitas tukar kation KTK dan pH serta dapat menurunkan SO 4 2- dan S total pada lahan bekas tambang batubara. Maulana 2005 memanfaatkan sludge industri kertas untuk pembenah tanah bekas tambang batubara. 5 Sludge yang dihasilkan dari proses pembuatan bubur kayu dengan menggunakan bahan baku serat kayu dapat dijadikan sebagai alternatif sumber bahan organik. Bahan organik merupakan sumber energi, akseptor elektron, serta sumber karbon yang diperlukan bagi pertumbuhan mikrob Alexander, 1977. Berbagai macam mikrob terlibat dalam proses pembuatan bubur kayu dan kertas, termasuk mikrob yang digunakan dalam perlakuan terhadap limbah Bajpai et al., 1999. Sludge yang berasal dari proses dengan bahan baku kayu diduga masih mengandung selulosa dan xilan, sehingga dapat menjadi substrat bagi mikrob yang merombak bahan-bahan tersebut. Hasil penelitian Widyati et al. 2005 menduga bahwa sludge industri kertas dikoloni oleh mikrob yang mampu mereduksi sulfat yang terdapat pada tanah bekas tambang batubara sebagai sumber energi. Pada proses pembuatan bubur kayu, materi yang digunakan mengandung sulfat. Selain itu, sludge mempunyai struktur yang halus dan kadar air yang tinggi sehingga mendorong suasana anaerob. Oleh karena itu, terkait dengan potensi sludge bubur kayu yang telah dikaji pada penelitian-penelitian sebelumnya, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai mikrob fungsional apa saja yang terdapat di dalam sludge bubur kayu.

I. 2. Tujuan