Hubungan antara luasan hutan dalam suatu DAS sampai saat ini masih sangat kontroversi sehingga ada yang beranggapan bahwa penghijauan dan
reboisasi adalah sangat positif terhadap hasil air di lain pihak hasil-hasil penelitian di tempat lain menunjukkan bahwa penghutanan daerah hulu
menyebabkan air berkurang. Rincian mengenai tinjauan pustaka tentang green water dan blue water serta hubungan antara tipe hutan dan hasil air disajikan
pada BAB II, metode penelitian secara rinci disajikan pada BAB III. Dalam rangka membuktikan permasalahan hubungan luasan hutan dan hasil
air diperlukan pemodelan untuk mensimulasikan skenario perubahan luasan hutan dalam suatu DAS terhadap kondisi hidrologi. Setelah dilakukan kalibrasi
dan validasi model dapat diterima berdasarkan prinsip-prinsip pemodelan, sebagimana disajikan pada BAB IV maka tahap selanjutnya dilakukan simulasi.
Alternatif simulasi luasan hutan dalam suatu DAS dipilih dengan melakukan alternatif perubahan tutupan lahan yang rasional karena tutupan lahan sangat
menentukan karakteristik hidrologi DAS. Dalam hal ini dilakukan 10 alternatif simulasi luasan hutan dalam suatu DAS serta 3 simulasi perubahan iklim curah
hujan di Sub DAS Gumbasa sebagaimana disajikan pada BAB V. Perubahan dan distribusi blue water dan green water serta luasan hutan optimal dalam suatu
DAS disajikan pada pembahasan BAB VI. Kesimpulan dan saran hasil penelitian ini disajikan pada BAB VII serta daftar pustaka dan rujukan yang dipakai pada
penelitian ini disajikan pada Daftar Pustaka dan hasil olahan data yang terkait dengan hasil model disajikan pada Daftar Lampiran.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Green Water dan Blue Water
Istilah green water dan blue water di dalam Yang dan Zehnder 2008 mulai diperkenalkan oleh Falkenmark 1995 untuk menunjukkan aliran air kembali ke
atmosfire melalui evapotranspirasi termasuk air produktif transpirasi dan non produktif evaporasi langsung dari permukaan tanah, danau, kolam dan air yang
terintersepsi oleh tajuk tanaman. Menurut Savenije 2000 di dalam Yang dan Zehnder 2008 yang
dimaksud dengan green water menunjukkan jumlah air yang tersimpan di dalam zona tanah tak jenuh. Green water merupakan sumberdaya air untuk pertanian
tadah hujan. Blue water menunjukkan jumlah air di sungai, danau, waduk, aquifer. Blue water dipergunakan untuk pertanian irigasi sebagai pengganti curah
hujan. Rockstrom et al., 1999 Menurut Wilibald et al. 2004, green water dapat didefinisikan sebagai
bagian dari air hujan yang terinfiltrasi sampai zone perakaran yang digunakan untuk produksi biomasa, atau setara dengan evapotranspirasi. Blue water adalah
aliran permukaan, ground water, aliran sungai dan aliran dasar base flow. Rencana sistem pengelolaan sumberdaya air konvensional fokus pada air
dalam cairan liquid water atau blue water, sedang konsep terkini membedakan antara dua sumber daya air yaitu blue water dan green water. Blue water adalah
air yang tersimpan di aquifer, danau dan bendungan. Green water adalah sumber daya air yang tersedia sebagai kelembaban tanah. Green water dan Blue
water saling melengkapi dalam proses aliran air. Blue water mengalir ke sungai
dan di dalam lapisan aquifer sedangkan green water diuapkan kembali ke atmosfir Falkenmark, 2006.
Menurut Wilibald et al. 2004, bagian dari green water yang berada di lapisan zona perakaran sebagian akan menambah ke ground water storage.
Menurut Yang dan Zehnder 2008 karakterisk blue water dan green water disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Karekteristik blue water dan green water Tipe sumberdaya
Blue water Green water
Sumber Sungai, danau,
bendungan, kolam, aquifer
Air tersimpan didalam zone tidak jenuh yang dapat
dipergunakan untuk evapotranspirasi
Perpindahan Sangat tinggi
Sangat rendah subtitusi dari
sumberdaya Mungkin
Tidak mungkin
kompetisi pengguna Banyak
Sedikit fasitas pengaliran
Diperlukan Tidak diperlukan
biaya penggunaan Tinggi
Rendah Sumber :Yang dan Zehnder 2008
Dalam mendefinisikan sumber daya air saat ini dua pengertian dalam memahami sumber daya air yaitu hidrologis dan agronomis. Menurut orang
hidrologis blue water adalah ketersediaan sumberdaya air yang setara dengan aliran air permukaan dan aliran bawah tanah. Green water adalah air hujan yang
langsung digunakan dan dievaporasikan oleh lahan kering tanpa irigasi, ladang pengembalaan dan lahan hutan FAO,1997 Green water dapat ditunjukkan oleh
nilai evapotranspirasi aktual atau nilai pengurangan limpasan pada setiap
tangkapanan air. Green water secara teoritis adalah air yang diperlukan oleh tanaman FAO, 1997.
Faramarzi et al. 2009 telah menggunakan model SWAT untuk meng- hitung semua komponen neraca air yang terdiri atas blue water flow water yield
and deep aquifer recharge, green water flow evapotranspirasi potensial dan aktual dan green water storage adalah kadar air tanah di setiap DAS dalam
periode bulanan.
Sumber : Arnorld et al. 2005 Gambar 2. Siklus hidrologi dalam suatu DAS berbasis green water dan blue water
Menurut Falkenmark dan Rockstro 2006, perbedaan antara komponen green water dan blue water adalah kadar air tanah dan jumlah dari aktual
evaporasi non produktif dan aktual transpirasi produktif, sehingga transpirasi merupakan komponen green water. Mengingat hubungan yang erat antara tanah
dan tamanan maka total aktual evapotranspirasi merupakan sisi produktif maka dikategorikan sebagai green water. Karena green water berasal dari hasil