3.3. Sistem Dinamika Tata Air DAS
Dalam rangka mengkaji pengaruh penutupan lahan dan tipe penggunaan lahan terhadap tata air dan distribusi air termasuk di dalamnya skenario perubahan
iklim dan penggunaan lahan, maka harus dilakukan pemodelan berbasis unit terkecil dari Sub DAS yang masih bisa dibatasi. Proses hidrologi yang disimulasi
untuk menghitung debit sungai dan sedimen seperti ditunjukkan pada diagram alir
seperti Gambar 6.
Sumber : modifikasi dari Di Luzio et al. 2002 Gambar 6. Skema proses hidrologi dalam model SWAT
Pemodelan yang dilakukan merupakan model berbasis DAS. Resolusi temporal yang dapat disimulasi adalah data harian, bulanan atau tahunan. Model
yang digunakan harus mampu mensimulasikan dampak perubahan tutupan lahan terhadap ketersediaan sumber daya air. Komponen utama model terdiri dari sub
model iklim, hidrologi, pertumbuhan dan perkembangan vegetasi, kualitas air, dan aktivitas pengolahan lahan. Pemodelan menggunakan Hydrology Respon Unit
HRU atau Unit Respon Hidrologi URH sebagai unit terkecil analisis yang mempunyai karaktersitik yang sama dalam tipe penutupan lahan, manajemen, dan
sifat-sifat tanah yang homogen. Skenario perubahan tutupan lahan yang digunakan terdapat 10 skenario dan untuk perubahan hujan meliputi 3 skenario.
Analisis juga dilakukan terhadap perubahan tutupan lahan dan perubahan curah hujan. Periode simulasi hujan untuk Sub DAS Gumbasa dilakukan dari Tahun
2002 – 2050 dengan resolusi bulanan.
3.4. Pemetaan Sifat Hidrologi Permukaan
Fisiografi permukaan lahan sangat mempengaruhi sifat-sifat hidrologi suatu DAS. Karakteristik hidrologi permukaan yang penting adalah derajat dan
arah kemiringan permukaan, arah aliran, akumulasi aliran, jaringan aliran stream network dan pembagian Sub-DAS. Analisis topografi dapat digunakan untuk
mengetahui karakteristik hidrologi permukaan Mohamed et al., 2011; Wu dan Huang, 2007; Maidment dan Djokic, 2000. Dalam sistem informasi geografi
SIG data topografi ini terlebih dahulu dikonversi sebagai data Digital Elevation Model DEM. Secara ringkas Gambar 7 menyajikan tahapan penurunan
parameter hidrologi permukaan dengan masukan data DEM. Pada umumnya algoritma paling banyak yang digunakan dalam analisis ini adalah algoritma D8
O’Callaghan dan Mark, 1984;
Mark, 1984. Algoritma ini memanfaatkan 8 cell
di sekitarnya untuk menurunkan karakteristik hidrologi permukaan.
Gambar 7. Tahapan pemetaan sifat hidrologi permukaan.
Derajat dan arah kemiringan lahan slope
Kemiringan suatu permukaan ditentukan oleh perbedaan tinggi pada dua tempat yang berbeda. Penggambaran perbedaan ketinggian antar lokasi dapat
dinyatakan sebagai ketinggian setiap sel di mana setiap nilai ketinggian diberikan dua indeks yang menyatakan koordinat lokasi h
i,j
, Gambar 8.
Gambar 8. Skema penggambaran ketinggian di dalam setiap sel.