Dasar Penelitian Lokasi penelitian Fokus Penelitian

32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Dasar Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, sehingga akan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tentang bagaimana Rehabilitasi Pengemis di Kota Pemalang. Data yang dianalisis di dalamnya berbentuk deskriptif atau lebih kita kenal sebagai penjelasan dari suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi. Pendekatan ini adalah pendekatan yang dipusatkan pada konsepsi tentang metode fenomenologi. Pendekatan fenomenologi memandang tingkah laku manusia, tentang apa yang informan katakan dan yang diperbuat sebagai hasil dari bagaimana menafsirkannya. Pendekatan ini menuntut bersatunya subjek peneliti dan subjek pendukung objek lapangan, menghayati kasus, dan melibatkan penulis dalam kasus lapangannya. Fenomenologi mencakup kasus dengan berbagai fenomena sosial dalam masyarakat. Alasan penulis menggunakan pendekatan fenomenologi karena dalam penelitian ini penulis mengkaji pada pemahaman masalah atau gejala melalui perspektif para subjek penelitian. Perspektif orang-orang yang secara langsung terlibat dalam masalah tersebut.

B. Lokasi penelitian

Dengan melihat judul skripsi ini maka dapat diketahui dimana lokasi akan diteliti. Dalam penelitian ini lokasi penelitian adalah di Kabupaten Pemalang. Alasan penulis memilih Kota Pemalang adalah karena pengemis di wilayah Kota Pemalang masih sangat tinggi, serta penulis juga memilih Balai Rehabilitasi Sosial “Samekto Karti” Pemalang I untuk dijadikan tempat penelitian. Instansi pemerintah tersebut merupakan instansi yang menangani dan memberikan binaan terhadap pengemis, gelandangan, orang terlantar, keluarga penyandang masalah kesejahteraan sosial, dan masyarakat lingkungan PMKSPGOT daerah rawan masalah PGOT.

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah rehabilitasi pengemis di Kota Pemalang, meliputi: 1 faktor yang menyebabkan munculnya pengemisan di Kota Pemalang. Faktor tersebut yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Dimana faktor internal berasal dari diri pengemis itu sendiri, sedangkan faktor eksternal dapat berasal dari lingkungan sekitar; 2 partisipasi masyarakat dalam upaya penanggulangan pengemisan di Balai Rehabilitasi Sosial “Samekto Karti” Pemalang I. Sejauh mana keterlibatan dan bentuk nyata partisipasi masyarakat dalam penanggulangan pengemisan di Balai Rehabilitasi Sosial “Samekto Karti” Pemalang I; 3 upaya- upaya yang dilakukan Balai Rehabilitasi Sosial “Samekto Karti” Pemalang I untuk merehabilitasi pengemis di Kota Pemalang yang dilakukan oleh Balai Rehabilitasi Sosial “Samekto Karti” Pemalang I, instansi Pemerintah yakni Dinas Sosial Kabupaten Pemalang serta pihak-pihak lain yang terkait untuk merehabilitasi pengemis di Kota Pemalang.

D. Sumber data penelitian