Ana mempunyai tiga jenis permen, yaitu permen dengan rasa coklat, orange dan mint. Ia ingin membagi permen kepada teman-temannya.
Untuk temannya yang banyak huruf dalam namanya kurang dari 5, Ana memberikan permen rasa coklat dan mint.
Untuk temannya yang mempunyai 5-10 huruf dalam namanya, Ana memberikan permen rasa coklat dan orange.
Untuk temannya yang mempunyai lebih dari 10 huruf dalam namanya, Ana memberikan permen rasa orange dan mint.
Pertanyaan: 1.
Permen rasa apa sajakah yang diberikan Ana kepada Ahmad, Nana dan Cempaka?
2. Jika kalian adalah teman Ana, permen rasa apakah yang kalian
dapatkan? 3.
Himpunan apa sajakah yang ada pada masalah di atas? Tuliskan anggota himpunan-himpunan tersebut
4. Adakah hubungan antara himpunan-himpunan tersebut? Jika
ada, hubungan apakah yang terjadi? 5.
Tuliskan sifat-sifat dari hubungan tersebut
Gambar 2.4 Contoh Kartu Masalah
2.1.12 Pembelajaran dengan Metode Ekspositori di Kelas Kontrol
Dalam penelitian ini, pembelajaran di kelas kontrol dilakukan dengan metode ekspositori. Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan adalah
sebagai berikut. 1
Guru menjelaskan tentang materi pelajaran. 2
Guru memberikan contoh soal dan menjelaskan cara menyelesaikannya. 3
Guru memberikan latihan soal kepada siswa. 4
Guru berkeliling kelas untuk mengamati pekerjaan siswa. 5
Guru menunjuk beberapa siswa untuk menulis jawabannya di papan tulis. 6
Bersama siswa, guru mengoreksi jawaban yang telah ditulis di papan tulis. 7
Guru bersama siswa membuat rangkuman dan menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
8 Guru memberikan PR kepada siswa di akhir pelajaran.
2.2 Kerangka Berpikir
Perubahan yang sangat mendasar dalam pendidikan matematika adalah pergeseran dalam pemahaman bagaimana siswa belajar matematika. Belajar
matematika tidak lagi dipandang sebagai pemberian informasi yang berupa sekumpulan teori, definisi maupun hitung menghitung yang kemudian disimpan
dalam memori siswa yang diperoleh melalui praktik yang diulang-ulang melainkan membelajarkan siswa dengan memulai masalah yang sesuai dengan
pengetahuan yang telah siswa miliki. Pembelajaran matematika memiliki beberapa tujuan khusus yang harus dicapai diantaranya adalah mengembangkan kemampuan
komunikasi, dengan menulis matematik sebagai salah satu aspeknya. Kemampuan menulis matematik merupakan salah satu bentuk kemampuan berfikir matematika
tingkat tinggi karena menulis matematik merupakan suatu bentuk refleksi pikiran yang dituangkan dengan tulisan gambar, diagram dll.
Namun kenyataannya dalam kegiatan pembelajaran matematika siswa mengalami beberapa kesulitan dalam merefleksikan pikirannya dalam tulisan,
gambar, diagram dll diantaranya karena siswa kurang terlatih dalam mengungkapkan ide-idegagasan matematis dan berani mengungkapkan
pendapat. Kesulitan juga muncul dari pihak guru yaitu bagaimana memilih model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis
matematik. Untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran pada alinea pertama,
diupayakan guru dapat memilih model pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajarannya. Salah satu modelnya adalah pembelajaran Realistic