karakteristik RME yang muncul adalah menggunakan konteks, menggunakan model dan interaktif.
3. Discussion
Kegiatan: teacher poses new contextual problem, students work in a group, teacher facilitates class discussion.
Pada tahap ini, guru memberikan permasalahan kontekstual yang baru, siswa diminta menyelesaikan permasalahan tersebut bersama anggota
kelompoknya. Setelah itu, diadakan sebuah diskusi kelas dengan guru sebagai fasilitator. Siswa diminta membuat kesimpulan secara mandiri tentang apa yang
telah dikerjakan. Jika siswa gagal, guru mengarahkan ke arah kesimpulan yang seharusnya. Dalam langkah ini, muncul prinsip RME berupa guided reinvention.
Karakteristik yang muncul berupa menggunakan kontribusi siswa dan interaktif, karena disini terjadi aktivitas yang interaktif antara guru dan siswa.
4. Closing
Kegiatan: teacher poses summary questions, teacher and students discuss the conclusion.
Pada tahap ini, guru memberikan kuis tentang materi yang baru dipelajari kemudian mendiskusikan jawabannya bersama siswa.
2.1.5 Metode Ekspositori
Metode ekspsitori adalah kegiatan belajar yang bersifat menerima, guru berperan lebih aktif dan siswa berperan lebih pasif tanpa banyak melakukan
kegiatan pengolahan bahan, karena hanya menerima bahan ajar yang disampaikan oleh guru. Dalam metode ekspositori bahan ajar sudah disusun oleh guru secara
hierarkis dan sistematis. Sehingga dalam proses belajar mengajar yang terjadi adalah guru menerangkan dan siswa menerima.
Menurut Suherman 1993: 243 metode ekspositori sama seperti metode ceramah dalam hal terpusatnya kegiatan kepada guru sebagai pemberi informasi
bahan pelajaran. Dalam metode ekspositori, siswa tidak hanya mendengar dan membuat catatan. Guru bersama siswa berlatih menyelesaikan soal latihan dan
siswa bertanya kalau belum mengerti. Guru dapat menjelaskan pekerjaan siswa secara individual atau klasikal. Siswa mengerjakan latihan soal sendiri, mungkin
juga saling bertanya dan mengerjakan bersama dengan temannya atau disuruh mengerjakannya di papan tulis.
Kelebihan dari metode ekspositori sebagai berikut. 1.
Dapat menempati kelas besar, setiap siswa mempunyai kesempatan aktif yang sama.
2. Bahan pelajaran diberikan secara urut oleh guru.
3. Guru dapat menentukan hal yang dianggap penting.
4. Guru dapat memberikan penjelasan-penjelasan individu atau klasikal.
Kekurangan dari metode ekspositori sebagai berikut. a.
Pada metode ini tidak menekankan penonjolan aktifitas fisik seperti aktifitas mental siswa.
b. Kegiatan terpusat pada guru sebagai pemberi informasi bahan pelajaran.
c. Pengetahuan yang didapat dengan metode ekspositori cepat hilang.
d. Kepadatan konsep dan aturan-aturan yang diberikan dapat berakibat siswa
tidak menguasai bahan pelajaran yang diberikan Suharyono: 1996.
2.1.6 Komunikasi dan Komunikasi Matematika
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005 komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang
dimaksud dapat dipahami. Menurut Asikin 2001: 1 komunikasi matematik dapat diartikan sebagai suatu peristiwa saling hubungandialog yang terjadi dalam
lingkungan kelas, dimana terjadi pengalihan pesan yang berisi tentang materi matematika yang dipelajari di dalam kelas.
Lima aspek komunikasi matematika menurut Baroody 1993: 107 adalah: representing
representasi, listening mendengar, reading membaca, discussing
berdiskusi dan writing menulis. Menulis merupakan salah satu hal yang penting dalam pembelajaran
matematika. NCTM dalam Urquhart, 2009: 6 menyatakan bahwa menulis dalam matematika dapat membantu siswa untuk mengkonsolidasi pemikiran mereka
karena menulis dibutuhkan untuk merefleksikan pekerjaan mereka dan menjelaskan pemikiran mereka tentang ide-ide. Oleh karena itu, NCTM
merekomendasikan menulis matematik pada semua tingkat kelas. Lois Edwards 2000:4 menjelaskan pentingnya menulis matematik
sebagai berikut. Writing mathematics is much more than just writing the correct
answer. It is even more than communicating. The acts of writings improves comprehension. Students learn to think mathematically
through writing. Writing helps students organize their knowledge and clarify their understanding. It is a crucial aspects of doing mathematics.
The importance of writing also grows as students advance. In middle school classes, students should be able to write sentences to tell how
they solved a problems.
2.1.7 Menulis Matematik