Perencanaan Beban Operasional Perencanaan Dan Pengawasan Beban Operasional Pada PT. Pln (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan
konsumsi aktiva atau terjadinya kewajiban yang ditimbulkan, sebagai akibat pengurangan aktiva ekuitas netto selain dari yang berhubungan dengan
distribusi ke entitas ekonomi sendiri ” Bastian, 2006 : 87. Maka dari uraina di atas dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan
pengorbanan yang dilakukan perusahaan dan diukur dengan moneter untuk menghasilkan barang dan jasa. Biaya yang dikeluarakan dalam setiap periode
anggaran diharapkan dapat menghasilkan pendapatan yang lebih besar. Sehingga perusahaan mendapatkan laba dari pengorbanan biaya yang
dikeluarkan. Keberhasilan dalam merencanakan dan mengendalikan biaya
bergantung pda pemahaman yang menyeluruh atas hubungan antara biaya dan aktivitas bisnis. Biaya digunakan untuk melaksanakan kegiatan
perusahaan dengan maksud mencapai tujuan yang diharapkan. Perencanaan biaya ini sangat bermanfaat bagi manajemen supaya dapat menentukan
kegiatan apa saja yang menguntungkan yang dilakukan oleh perusahaan. Perencanaan beban operasional sangat penting dalam suatu
perusahaan sebab beban operasional merupakan salah satu elemen yang penting dalam pembentukan laba perusahaan. Selain itu, perencanaan beban
operasional merupakan proses penetapan peran dalam usaha pencapaian sasaran perusahaan yang menunjukkan rencana perusahaan untuk masa yang
akan datang yang harus dicapainya.
Dalam merencanakan beban operasional perlu memperhatikan faktor- faktor berikut ini :
a. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijaksanaan umum perusahaan.
b. Informasi mengenai data-data tahun yang lalu.
c. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi.
d. Pengetahuan tentang teknik, strategi pesaing dan gerak-gerak pesaing.
e. Kemungkinan adanya perubahan kebijaksanaan pemerintah.
f. Penelitian untuk pengembangan perusahaan.
Anggaran merupakan penjabaran dari fungsi perencanaan yang akan memberikan manajemen proyeksi yang dapat dipercaya mengenai hasil-hasil
dari rencana yang dilaksanakan. Seluruh beban operasional yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan operasional dihadapkan dengan anggaran untuk
mengetahui penyimpangan biaya yang telah terjadi dan harus dianalisa sebab akibatnya dan diambil tindakan perbaikan dengan tujuan untuk
meminimalisir beban-beban yang dapat merugikan perusahaan. Pada dasarnya anggaran disusun melalui analisa yang cermat dan teliti
berdasarkan data periode tahun yang lalu, sehingga mencerminkan tindakan terperinci untuk digunakan sebagai pedoman dalam menjalankan kegiatan
perusahaan di masa mendatang dan juga sebagai dasar untuk melakukan penilaian.
Untuk menyusun suatu anggaran sebagai suatu alat perencanaan, maka anggaran tersebut harus realistis, fleksibel, dan kontinu. Realistis
berarti tidak terlalu optimis maupun pesimis berdasarkan kenyataan yang ada. Fleksibel memiliki peluang untuk disesuaikan dengan keadaan yang mungkin
berubah. Sedangkan kontinu dapat berarti dilaksanakan secara terus-menerus dan bukan kegiatan yang insidental.
Dalam menyusun anggaran, perusahaan harus yakin akan kemampuannya mengendalikan berbagai relevan variabel untuk mencapai
tujuan, mampu melaksanakan sistem manajemen ilmiah, mampu berkomunikasi secara efektif dan dapat memberikan motivasi kepada
anggaran serta mendorong adanya sikap partisipasi. Pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung jawab atas
penetapan atau pelaksanaan beban operasional adalah pimpinan tertinggi suatu perusahaan itu sendiri. Namun dalam hal ini penyusunan anggaran
tidak dilakukan sendiri, pimpinan dapat mendelegasikannya kepada bawahan yang berkompeten. Tetapi pada dasarnya pimpinan tetap harus mengawasi
dan membimbing bawahannya dalam menetapkan beban operasional tersebut.