Mata Pencaharian Keadaan Sosial Ekonomi 1. Kependudukan

Tabel 17. Jumlah penduduk DAS Cisadane. No Sub DAS Penduduk jiwa 1 Ciampea cihideung 981096 2 Cianten 970834 3 Ciapus 1277981 4 Cikaniki 1039190 5 Cisadane hilir 1921513 6 Cisadane hulu 2493664 7 Cisadane tengah 4505406

2. Mata Pencaharian

Penduduk di Daerah Aliran Sungai DAS Cisadane yang bermata pencaharian sebagai petani berjumlah 246.240 orang 28,38 . Secara rinci jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada tabel 18 di bawah ini. Tabel 18. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian No Mata Pencaharian Jumlah 1. Petani 246.240 28.38 2. Pedagang 129.390 14.91 3. Pegawai NegeriABRI 84.384 9,73 4. Angkutan 31.900 3,68 5. Buruh Swasta 113.806 2,74 6. Pertukangan 23.806 2,74 7 Nelayan 16.144 1,86 8. Lain-lain 238.855 27,53 Jumlah 867.633 100,00 Sumber : Rencana Teknik Lapangan Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah DAS Cisadane, BPDAS Citarum Ciliwung Bogor 2003 Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa mayoritas mata pencaharian penduduk DAS Cisadane adalah sebagai petani. Dari kecendrungan bertani itu akan berdampak terhadap kebutuhan petani terhadap lahan pangan. C. KUALITAS AIR DAS CISADANE Berdasarkan hasil laporan Pemantauan Sungai DAS Cisadane PUSAPERPEDAL tahun 2006 dicantumkan bahwa kualitas air DAS Cisadane telah mengalami penurunan kualitas baik secara fisik, biologis, maupun kimiawi dalam periode tahun 2003 sampai 2006. Penurunan tersebut disebabkan oleh berbagai sumber pencemaran, yaitu antara lain : 1. Pemukiman Tata guna tanah di sekitar DAS Cisadane sebagian besar digunakan untuk perumahan sedangkan penggunaan lainnya adalah untuk perdagangan, industri, perkantoran dan jalan PUSDI-PSL, 1979. Penggunaan tanah untuk perumahan cukup cukup besar karena laju pertumbuhan penduduknya yang besar yaitu 6.10 persen untuk daerah Kabupaten dan Kota Tangerang, 4.12 persen untuk daerah Kabupaten Bogor BAPPEDA Kabupaten Bogor, 1992; BAPPEDA Kabupaten Tangerang, 1992. Pertambahan penduduk selain karena pertambahan alami disebabkan karena migrasi penduduk. Perkembangan penduduk yang cepat dan keterbatasan ruang serta prasarana merupakan sumber potensi pencemaran bagi DAS Cisadane. Salah satu aspeknya adalah pencemaran karena buangan sampah dan tinja. Sampah yang dihasilkan digolongkan menjdi gelas, kayu, bahan organic, logam, tekstil dan tulang PUSDI-PSL IPB, 1979. 2. Industri Berdasarkan jenis industri yang terdapat di DAS Cisadane dapat diperkirakan pengaruh jenis industri dan tipe kontaminan dengan asumsi bahwa industri tersebut membuang limbahnya ke sungai atau secara tak langsung dengan proses pengolahan limbah terlebih dahulu. Industri yang dapat mengeluarkan bahan kimia berbahaya dalam air buangannya berasal dari pencucian logam, pelapisan, bleaching, pencelupan serta pembuatan pulp dan kertas. Industri makanan merupakan jenis industri yang memerlukan perhatian dalam pembuangan limbahnya seperti industri pengalengan buah dan sayur, pemurnian gula, milk processing, serta industri minuman dan manisan. Pabrik tekstil, termasuk serat sintetis, binatu, industri kimia dan farmasi dapat mengakibatkan keasaman ataupun alkalis dan BOD yang tinggi PUSDI-PSL IPB, 1979. Jenis industri di Kabupaten Bogor yang membuang limbahnya ke Sungai Cisadane sebanyak 18 buah industri yang terdiri dari 11 buah industri makanan dan minuman, 2 buah industri pencucian pasir dan pemecah batu, 1 buah percetakan, satu buah pabrik benang karet, 1 buah pabrik glass wool, 1 buah pabrik sabun dan deterjen dan 1 buah industri crumb rubber Depatemen Perindustrian Kab. Bogor, 1989. Di Kabupaten Bogor selama PELITA IV terdapat 121 perusahaan pemegang SIPD Surat Ijin Pertambangan Daerah dan SIPD Gubernur KDH TK I Jawa Barat BAPPEDA Kabupaten Bogor, 1992. Bahan galian yang ditambang adalah bahan galian golongan C yaitu batu, pasir, tanah liat, batu kapur, bentonit, zeolit dan bahan semen. Usaha pertambangan yang dilakukan di DAS Cisadane tersebut dapat mengakibatkan erosi, pendangkalan dan pelebaran sungai akibat penggerukan. 3. Pertanian Usaha intensifikasi pertanian yang dilakukan di DAS Cisadane akan mengakibatkan peningkatan pencemaran sungai. Potensi pencemaran sungai akibat kegiatan pertanian terutama disebabkan oleh penggunaan pestisida dan pupuk yang berlebihan sehingga menyebabkan eutrofikasi, peningkatan padatan tersuspensi serta kandungan bahan organik. Potensi pencemaran akibat intensifikasi pertanian dapat dilihat dari luas sawah dengan frekuensi tanam, jumlah dan jenis pupuk maupun pestisida yang digunakan di DAS Cisadane PUSDI-PSL IPB, 1979. Penurunan kualitas akibat sumber pencemar diatas dapat dilihat melalui uji analisa kualitas air melalui pengukuran parameter-parameter kualitas air secara kimiawi yakni parameter BOD dan COD serta secara biologi yaitu parameter Fecal coli. Parameter BOD, COD, dan Fecal coli amat terkait erat dengan jenis kegiatan yang dilakukan oleh penduduk di sekitar DAS Cisadane. BOD dan COD adalah cara yang dianggap paling sesuai untuk mengevaluasi tingkat pencemaran suatu sumber air, karena dengan Keterangan : pengujian BOD dan COD bahan-bahan buangan yang memerlukan oksigen dan dapat menurunkan oksigen terlarut di dalam air dengan cepat dapat diukur. Bahan-bahan buangan tersebut dapat berasal dari berbagai sumber seperti kotoran manusia maupun hewan, tanaman-tanaman yang mati atau sampah organik, bahan-bahan buangan dari industri, pengolahan pangan, pabrik kertas, industri penyamakan kulit, industri pemotongan daging, pembekuan udang dan ikan, dan sebagainya. Srikandi Fardiaz, 1992. Begitu pula untuk parameter Fecal coli yang dapat berasal dari berbagai sumber seperti udara, tanah, sampah, lumpur, tanaman hidup atau mati, hewan hidup atau mati bangkai, kotoran manusia atau hewan, bahan organik lainnya, dan sebagainya. Srikandi Fardiaz, 1992. Untuk lebih jelasnya dapat melihat lampiran 10 yang termaktub di dalamnya jenis kegiatan industri dan pencemaran yang ditimbulkan.

1. BOD Biochemical Oxygen Demand