proses fermentasi. Fermentasi berlangsung pada suhu kamar dengan lama fermentasi 72 jam. Pengamatan dilakukan pada awal dan akhir
fermentasi yang meliputi analisa kadar etanol, biomassa, gula pereduksi akhir dan CO
2
. Prosedur analisa gula pereduksi sama dengan
analisa hidrolisat pati, prosedur pengukuran biomassa dapat dilihat pada Lampiran 6 dan prosedur pengukuran kadar etanol dapat dilihat
pada Lampiran 7.
b. Perlakuan
Perlakuan yang diterapkan pada penelitian ini adalah: 1. Perlakuan konsentrasi gula yang berbeda yaitu 8 bv, 14 bv
dan 20 bv. 2. Perlakuan jenis inokulum yang berbeda yaitu kultur murni
Saccharomyces cerevisiae dan ragi roti.
c. Fermentasi Pada Fermentor 2 L
Perlakuan terbaik dari penelitian ini digunakan sebagai media fermentasi pada fermentor 2 liter. Pada fermentasi ini dilakukan
analisa biomassa, kadar etanol, volume CO
2
, dan gula pereduksi. Prosedur analisa
gula pereduksi sama dengan analisa hidrolisat pati. Prosedur analisa biomassa dijelaskan pada Lampiran 6 dan prosedur
pengukuran kadar etanol dapat dilihat pada Lampiran 7. Fermentasi dilakukan selama 72 jam dengan pengamatan tiap 3 jam sampai jam
ke-6, selanjutnya dilakukan pengamatan setiap 6 jam.
3. Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap faktorial dengan dua kali ulangan. Rancangan percobaan
menggunakan 2 faktor yaitu konsentrasi gula sebagai sumber C dan faktor perbedaan jenis inokulum. Konsentrasi gula yang diujikan 3 taraf dan jenis
inokulum 2 taraf. Parameter yang diuji adalah kadar alkohol, kadar gula
pereduksi sisa, efisiensi pemanfaatan substrat dan pH. Model yang digunakan adalah berdasarkan Hanafiah 2005, sebagai berikut;
Y
ij
= µ + α
i
+ β
j
+ α
i
β
j
+ ε
ij
Y
ij
= µ
= Efek rata-rata yang sebenarnya α
i
= Efek dari taraf ke i konsentrasi gula β
j
= Efek dari taraf ke j jenis inokulum ε
ij
=
Model tersebut dianalisis sidik ragamnya menggunakan perangkat lunak SAS.
Variabel respon karena pengaruh bersama taraf konsentrasi gula taraf ke i dan jenis inokulum taraf ke j
Efek dari interaksi antara taraf ke i konsentrasi gula dan taraf ke j jenis inokulum
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. PENELITIAN PENDAHULUAN
a. Persiapan Media Fermentasi
Penelitian pendahuluan terdiri dari analisa proksimat pati sagu, hidrolisis pati sagu dan analisa hidrolisat pati sagu. Analisa proksimat pati
sagu terdiri dari analisa kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, kadar pati, kadar serat kasar, kadar amilosa, dan kadar amilopektin. Hasil
analisa proksimat kadar pati sagu Metroxylon sp. dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Karakteristik pati sagu
Karakteristik
1
Hasil Penelitian
Penelitian lain
2
SNI 01-3729-
1995
Kadar Air 5.08
5.76 Maksimum 13
Kadar Abu 0.11
0.12 0.5
Kadar Protein 0.36
0.38 -
Kadar Lemak 0.34
0.36 -
Kadar Serat Kasar 0.02
0.01 0.1
Kadar Pati 82.15
82.13 -
Kadar Amilosa 27.71
27.75 -
Kadar Amilopektin 72.29
72.25 -
1
Basis kering
2
Akyuni 2004 Kadar air dalam suatu produk atau bahan dapat mempengaruhi tingkat
mutunya. Kadar air yang tinggi dapat memudahkan tumbuhnya mikroorganisme sehingga dapat memperpendek umur simpannya.
Sebaliknya kadar air rendah dapat mengubah bentuk, sifat fisik dan kimia suatu bahan. Kadar air pati sagu yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 5.08 . Kadar air pati berpengaruh dalam pembuatan hidrolisat pati