III. BAHAN DAN METODE
A. BAHAN DAN ALAT
Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah pati sagu Metroxylon sp yang didapatkan dari Bogor, enzim
α-amilase Termamyl dan enzim amiloglukosidase AMG yang didapatkan dari Novo Industri.
Bahan-bahan kimia untuk pembuatan dan analisa hidrolisat pati sagu yaitu CaCO
3,
HCL, NaOH, larutan iod, larutan kanji, H
2
SO
4,
larutan KI, pereaksi DNS 3,5 asam dinitrosalisitat, larutan standar glukosa, etanol, dan akuades.
Sementara itu bahan-bahan yang diperlukan untuk fermentasi adalah kultur murni Saccharomyces cerevisiae, ragi roti merk Fermipan, PDA Potato
Dekstrose Agar
, GYE
Glucose Yeast
Extract untuk
media perkembangbiakan, pupuk NPK dan ZA sebagai sumber nutrien dalam media
fermentasi etanol. Alat yang digunakan pada penelitian ini meliputi peralatan gelas, shaker,
otoklaf, spektofotometer, desikator, oven, cawan porselen, cawan alumunium, termometer, pH-meter, buret, pipet, dan Soxhlet Apparatus. Peralatan untuk
fermentasi adalah fermentor kapasitas 2 liter, pH-meter, gelas ukur, labu erlenmeyer, dan jarum ose.
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama.
1. Penelitian Pendahuluan
a. Penyiapan Media Fermentasi Sebelum dilakukan hidrolisis pati sagu dilakukan karakterisasi pati
sagu. Karakterisasi pati yang dilakukan meliputi analisa kadar air, kadar abu, kadar serat kasar, kadar lemak dan kadar pati. Prosedur
karakterisasi pati sagu dapat dilihat pada Lampiran 2.
Hidrolisis pati sagu dilakukan menggunakan metode enzimatis Akyuni, 2004. Enzim yang digunakan sebelumnya dihitung
aktivitasnya agar jumlah enzim yang digunakan sesuai dengan dosis yang diperlukan. Prosedur pengukuran aktivitas enzim dapat dilihat
pada Lampiran 3. Hidrolisat pati sagu yang dihasilkan kemudian diuji kadar gula total, kadar gula pereduksi, Ekuivalen dekstrosa DE,
derajat polimerisasi DP dan pH. Diagram alir proses hidrolisis pati sagu diperlihatkan pada Lampiran 4, prosedur analisa hidrolisat pati
sagu diperlihatkan pada Lampiran 5. b. Penyiapan Inokulum
1. Penyiapan Inokulum Saccharomyces cerevisiae Kultur murni Saccharomyces cerevisiae dibiakkan pada agar
miring PDA selama 48 jam dengan kondisi aerobik dan suhu kamar sebelum diinokulasi pada media cair GYE Rinaldy, 1987.
Kultur hasil biakan pada PDA selanjutnya dibiakkan pada media GYE sebelum dipakai pada fermentasi. Pembiakkan dilakukan
dengan menginokulasi sebanyak 1 jarum ose ke dalam 20 ml media GYE dalam labu erlenmeyer 100 ml. Waktu inkubasi adalah
selama 24 jam pada suhu kamar dengan kondisi aerobik. Hasil biakan digunakan sebagai inokulum pada fermentasi utama.
Jumlah sel yang terkandung di dalam inokulum dihitung menggunakan hemasitometer.
2. Pemilihan Metoda Penyiapan Inokulum Ragi roti Berdasarkan penelitian Daulay 1999 pembuatan inokulum
fermentasi menggunakan ragi roti dilakukan dengan mengganti 1 ose kultur murni Saccharomyces cerevisiae dengan 1 gram ragi
roti dengan metode penyiapannya sama dengan penyiapan inokulum kultur murni. Selain itu dilakukan pula penyiapan
inokulum sesuai dengan petunjuk pada kemasan ragi roti yaitu ragi roti dapat digunakan langsung pada pembuatan roti dengan
prosedur sebagai berikut
1. Ragi roti ditimbang sesuai keperluan. 2. Ragi roti dimasukkan ke dalam air hangat.
3. Ragi roti ke dimasukkan ke dalam media fermentasi. Untuk mendapatkan bobot gram ragi roti yang setara dengan
1 ose kultur murni Saccharomyces cerevisiae maka dilakukan penghitungan jumlah sel pada inokulum dari beberapa perlakuan.
Perlakuan yang dilakukan adalah 1. Menumbuhkan 1 gram ragi roti pada 20 ml media GYE
selama 24 jam. 2. Menumbuhkan 0.1 gram ragi roti pada 20 ml media GYE
selama 24 jam . 3. Mencampurkan 0.1 gram ragi roti dengan 20 ml air suhu
30
o
C. Jumlah ragi roti dan metode yang digunakan pada fermentasi
utama adalah perlakuan yang menghasilkan jumlah sel inokulum yang sama dengan jumlah sel inokulum kultur murni
Saccharomyces cerevisiae .
2. Penelitian Utama