e. Gula Pereduksi
Penurunan kadar gula pereduksi menunjukkan penggunaan substrat oleh Saccharomyces cerevisiae selama fermentasi. Pola
penggunaan substrat selama fermentasi diperlihatkan pada Gambar 13.
Penurunan Kadar Gula Pereduksi
0.000 20.000
40.000 60.000
80.000 100.000
120.000
3 6
12 18 24 30 36 42 48 54 60 66 72
Waktu jam G
u la
Pe re
d u
k s
i g
l
Gambar 13. Pola penggunaan substrat selama fermentasi Gambar 13 menunjukkan penurunan gula pereduksi pada
hidrolisat pati sagu selama fermentasi berlangsung. Menurunnya jumlah substrat yang terdapat dalam cairan fermentasi disebabkan oleh
pemanfaatan hidrolisat pati sagu oleh Saccharomyces cerevisiae selama fermentasi untuk pertumbuhan dan produksi produk etanol.
Pada jam ke-6 penurunan substrat lebih kecil dibandingkan dengan enam jam selanjutnya. Hal ini disebabkan oleh kondisi proses
fermentasi yang belum optimal. Penurunan substrat ini sejalan dengan produksi etanol dan biomassa yang dihasilkan. Semakin rendah gula
pereduksi sisa semakin tinggi kadar etanol dan biomassa yang dihasilkan. Laju penurunan gula pereduksi oleh fermentasi etanol
berlangsung sampai jam ke-54. Namun, setelah jam ke-54 masih terjadi penurunan jumlah gula pereduksi. Hal ini diduga disebabkan
karena rusaknya glukosa karena tidak disimpan pada kondisi sesuai penyimpanan.
Pada akhir fermentasi yaitu pada jam ke-54 masih tersisa gula pereduksi sebesar 6.386 gl atau efisiensi pemanfaatan substrat pada
akhir fermentasi 93.6. Dari informasi tersebut dapat dilihat bahwa masih terdapat komponen gula yang tidak dikonsumsi khamir. Hal ini
disebabkan karena kandungan hidrolisat pati sagu masih mengandung disakarida seperti maltosa dan disakarida lainnya. Semakin sederhana
gula yang terdapat dalam media fermentasi, semakin mudah gula dikonsumsi oleh khamir. Dari data analisa hidrolisat pati sagu terlihat
bahwa hidrolisat pati sagu memiliki derajat polimerisasi 1.4 yang menunjukkan bahwa produk yang terbentuk adalah glukosa dan
maltosa.
f. Kinetika Fermentasi