menurunterhenti. Kadang-kadang, ayam ditemukan mati tanpa didahuli oleh gejala klinik tertentu. Ayam yang menderita endokarditis terdengar suara detak
yang keras pada jantung akibat kerusakan valvule Tabbu 2000. Pada bentuk subakutkronis dapat dijumpai adanya depresi, anoreksia, penurunan berat badan,
kelumpuhan, dan tremor pada kepala. Infeksi Streptococcus zooepidemicus dapat menimbulkan gejala kelesuan feses berwarna kuning, kekurusan, dan kepucatan
pada pial dan balung Retno et al 1998; Jahja et al 2006.
2.2 Staphylococcus aureus.
Menurut Rosenbach 1884, Staphylococcus aureus Gambar 2 diklasifikasikan kedalam :
Kingdom : Bacteria
Filum :
Firmicutes Kelas
: Cocci
Ordo :
Bacillales Famili
: Staphylococcaceae
Genus : Staphylococcus
Spesies: : Staphylococcus aureus
Gambar 2. Staphylococcus aureus.
Wikipedia 2007
Staphylococcus berasal
dari bahasa Yunani staphyle yang berarti bergugus-gugus dan coccos berarti bijibutir halus. Staphylococcus merupakan
bakteri gram positif, di bawah mikroskop mereka nampak seperti putaran cocci, dan terlihat seperti seikat buah anggur, Pada umumnya bakteri ini tidak
berbahaya, dan merupakan mikroflora normal di selaput lendir dan kulit manusia dan organisme yang lain. Staphylococcus adalah suatu komponen yang kecil dari
mikroflora tanah Wikipedia 2007
Patogenitas Staphylococcus aureus
Wibawan et al. 1993 menyatakan bahwa protein pemukaan bertanggung jawab atas sifat adhesif Staphylococcus. Antigen permukaan pada Staphylococcus
aureus seperti polisakarida, dinding sel, produk seluler dan protein permukaan
merupakan faktor virulensi yang beperan dalam patogenesis infeksi kuman pada inang Carlton dan Charles 1993, Thakker et al. 1998. Bakteri S. aureus memiliki
sejumlah determinan virulensi yaitu dinding sel, kapsul polisakarida, protein permukaan, sejumlah enzim ekstraseluler, dan eksotoksin seperti toksin
α, , δ, dan , leukosidin, enterotoksin serta enzim ekstraseluler seperti koagulase dan
protease Patel et al. 1987, Cifrian et al. 1996, Nilsson et al.1999. Staphylococcus dapat menyebabkan penyakit yang beragam pada manusia dan
hewan lain, melalui invasi atau produksi toksin. Toksin Staphylococcus biasanya menyebabkan keracunan pada makanan. Bakteri ini berkembang pada makanan
yang disimpan. Walaupun proses memasak dapat membunuh bakteri ini, enterotoksin yang dihasilkan adalah senyawa yang tahan panas dan dapat bertahan
pada air mendidih untuk beberapa menit wikipedia 2007. Staphylococcus dapat berkembang pada makanan dengan aktifitas air yang
relatif rendah seperti sosis dan keju wikipedia 2007. Salah satu spesies Staphylococcus yang patogen adalah Staphylococcus aureus, bakteri ini dapat
menginfeksi luka. Staphylococcus aureus dapat menyebabkan lesi supuratif, mastitis, arthritis dan botriomikosis pada kambing. Pada kuda, bakteri ini
menimbulkan pyoderma, infeksi traktus urinaria, dan diskospondilitis. Pada anjing bakteri ini menyebabkan bumblefoot, lesi kulit serta arthritis pada ayam Carlton
dan Charles, 1993. Bakteri ini dapat bertahan di permukaan yang kering, meningkatkan kesempatan untuk transmisi. Setiap infeksi S. aureus dapat
menyebabkan sindrom kulit bersisik, reaksi kulit terhadap toksin diserap kedalam aliran darah. Ini juga dapat menyebabkan satu tipe dari septicemia yang disebut
pyemia wikipedia 2007. Menzies dan Kourteva 1998 menyatakan bakteri ini juga menyebabkan endokarditis akut yang ada hubungannya dengan perusakan
valvular fulminant dan infeksi metastasis. Pada manusia sehat bakteri ini secara normal terdapat dalam hidung dan
kulit dengan proporsi yang berbeda. Staphylococcus aureus merupakan bakteri oportunistik patogen yang dapat menginfeksi jaringan bila terjadi kerusakan kulit
atau membran mukosa dan penurunan daya tahan tubuh Cruickshank et al., 1973. Selain itu bakteri ini dapat menyebabkan berbagai infeksi diantaranya
endokarditis, osteomielitis, wound sepsis, abses kulit, septikemia dan arthritis Patel et al., 1987; Mohamed et al., 1999; Nilson et al., 1999.
Staphylococcus dapat menimbulkan berbagai bentuk penyakit pada ayam, yakni artritis dan tenosinovitis, dermatitis ganggrenosa, bumble foot, spondilitis
dan osteomielitis, bursitis sternalis, blefaritis, dan garnuloma pada hati, limpa, dan paru Tabbu 2000.
2.3 Antibodi