Analisis Nilai Ekologi dan Nilai Pariwisata Kawasan Terumbu Karang
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui potensi pengelolaan kawasan terumbu karang yang ada di lokasi penelitian yang didasarkan pada prioritas
penegelolaan kawasan dan distribusi tutupan karang yang kelompokan dalam dua kriteria penlilaian yaitu ekologi dan pariwisata dimana tiap kriteria tersebut
memiliki parameter penilaian sebagai berikut:
1. Kriteria Ekologi
Keunikan Uniqueness Merupakan kekhasan suatu kawasan karena di lokasi tersebut ditemukan atau
merupakan habitat dari jenis atau biota yang langka atau terancam punah. Analisis keunikan kawasan karang dilakukan berdasarkan identifikasi lokasi tersebut
apakah merupakan habitat dari jenis atau biota yang langka atau terancam punah sehingga harus dibatasi kegiatan wisata baharinya untuk melindungi lokasi tersebut.
Lokasi yang merupakan habitat dari jenis atau biota yang langka atau terancam punah mendapatkan nilai 1, sedangkan yang bukan merupakan habitat dari jenis atau
biota yang langka atau terancam punah mendapatkan nilai 0. Keragaman Diversity
Merupakan kekayaan variasi jenisindividu di dalam suatu komunitas. Analisis keragaman karang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dengan menghitung
total jumlah genus karang di lokasi penelitian. Lokasi yang memiliki keragaman tinggi semakin dibatasi kegiatan wisata baharinya karena penting untuk dilindungi.
Dalam penelitian di Zona Pemanfaatan Wisata TNKpS ini jumlah genus karang 15 dikategorikan lokasi yang mempunyai keragaman cukup tinggi, jumlah genus
sebanyak 10 – 15 merupakan keragaman cukup, sedangkan jumlah genus sebanyak 10 dianggap mempunyai keragaman rendah.
Kerentanan Vulnerablity Menunjukan kelemahan suatu komunitasindividu di dalam suatu
komunitas untuk merespon ancaman atau gangguan alam atau manusia. Dalam penelitian ini indikator kerentanan diwakili dengan persentase karang genus
39
Acropora karena karang ini umumnya cukup rentan terhadap perubahan kondisi lingkungannya dan cukup rapuh terhadap gangguan fisik langsung sehingga
harus semakin dibatasi kegiatan wisata baharinya. Di lokasi penelitian ini lokasi yang memiliki peresentase karang genus Acropora 40 merupakan lokasi
yang rentan, peresentase karang antara 20 – 40 merupakan lokasi yang cukup rentan, sedangkan peresentase sebesar 20 dianggap kurang rentan.
Keterwakilan representativeness Menunjukan bahwa lokasi tersebut mewakili beberapa tipe habitat tertentu
yang berdekatan dan dapat saling berhubungan seperti kawasan terumbu karang dengan padang lamun atau hutan mangrove. Dimana bila terdapat lebih dari
satu tipe habitat di lokasi tersebut diperkirakan komunitas yang ada merupakan wakil dari hasil adaptasi antar tipe kawasan sehingga harus memiliki nilai
ekologi yang lebih tinggi. Dalam penelitian ini prameter keterwakilan tersebut diukur dengan jumlah tipe kawasan yang ada di lokasi penelitian. Lokasi yang
memiliki jumlah tipe kawasan 3 atau lebih merupakan lokasi yang keterwakilannya tinggi, lokasi dengan 2 tipe habitat merupakan lokasi yang
keterwakilannya cukup, sedangkan lokasi yang hanya memiliki satu tipe habitat dianggap kurang keterwakilannya.
2. Kriteria Pariwisata