pengaruh sedimentasi, nutrient perairan, plankton dan larva Rogers, 1990. Ada kecenderungan bahwa semakin besar tekanan hidrodinamis atau energi pergerakan
air laut, maka bentuk karang akan lebih mengarah ke bentuk masif atau encrusting. Berdasarkan penelitian Supriharyono tahun 1987 di Jawa Tengah, terdapat
perbedaan bentuk karang Porites lutea, dari berbentuk masif di Teluk Penyu, Cilacap yang perairannya relatif tenang menjadi berbentuk encrusting di Jepara
yang perairannya kuat Supriharyono, 2000. Pergerakan air ini juga membantu sirkulasi di perairan karang, umumnya pada daerah yang memiliki sirkulasi perairan
yang baik, jenis Acropora akan mendominasi Veron, 2000.
3. Sedimentasi
Kebanyakan karang
hermatipik umumnya tidak dapat bertahan dengan adanya sedimen yang menutupinya, namun ada beberapa spesies yang dapat
bertahan terhadap sedimentasi yang tinggi dan ini ditemukan sebagai koloni yang terisolasi Nybakken, 1992. Karang dengan polip yang besar seperti famili
Faviidae, Mussidae, Fungiidae atau beberapa jenis Gonioporidae umumnya tahan terhadap adanya sedimentasi dengan membersihkan tubuhnya menggunakan
tentakel dari polip yang muncul keluar dan aktif. Karang di daerah sedimentasi tinggi, umumnya membentuk pertumbuhan yang kecil atau encrusting. Pada jenis
tertentu seperti Porites dapat mengeluarkan mucus untuk menyelubunginya sehingga menghindari polipnya dari sedimen yang masuk Van Woesik 1994.
Tetapi perairan yang tingkat sedimentasi sangat tinggi seperti pada kegiatan pengerukan dasar laut, tentu akan dapat membunuh semua jenis karang termasuk
karang-karang masif ini. Acropora bercabang adalah jenis karang yang paling sensitif terhadap adanya sedimentasi, karena tidak memiliki kemampuan
membersihkan diri cleaning capability Done, 1982 dalam Van Woesik 2002. Terdapat kecenderungan bahwa karang yang tumbuh atau dapat beradaptasi
pada perairan dengan sedimentasi tinggi bentuk pertumbuhannya akan mengarah ke bentuk masif, dan sub-masif. Sedangkan di perairan yang jernih atau
sedimentasi rendah, akan lebih banyak ditemukan karang dalam bentuk bercabang atau tabulate Chappell, 1980 dalam Supriharyono, 2000.
18
Sebuah penelitian yang dilakukan di Pulau Hyman, Australia pada tahun 1986 dan 1988, memperlihatkan terjadi variasi komoposisi jenis karang sesuai
jaraknya dari lokasi pembuangan limbah rumah tangga. Pada terumbu karang di lokasi yang terdekat, banyak terjadi kematian jenis Acropora bercabang,
sementara hal ini tidak terjadi pada jenis Porites dan karang-karang Faviidae masif yang umum ditemukan Van Woesik 1992. Pengaruh limbah minyak pada
karang juga tergantung pada morfologi karangnya, karang jenis Acpropora bercabang adalah yang paling rentan terhadap limbah minyak, sementara pada
karang masif dengan polip besar seperti karang mussidae dapat membuang minyak yang menempel dalam satu hari Loya dan Rinkevich 1987 dalam
McLaughlin, 2002.
4. Pasang Surut