1. Habitat karang yang terdiri lima kategori yaitu hard coral HC, dead scleractinian DS, alga TA, other fauna OT dan abiotik.
2. Bentuk tumbuh life form karang yang terdiri sembilan kategori yaitu Acropora Acr, coral branching CB, coral massive CM, coral encrusting
CE, coral submassive CS, coral foliose CF, coral mushroom CMR, coral millepora CME dan coral heliopora CHL.
3. Genus dan famili karang keras hard coral.
Pengolahan data kawasan terumbu karang yang diperoleh, dihitung berdasarkan persamaan Gomez dan Yap 1988 dalam English et. al. 1994
dengan persamaan: N
i
= l
i
L x 100
Keterangan
:
Ni = persen penutupan karang l
i
= panjang intersep lifeform jenis ke-i L = panjang tali transek 50 m.
3. Kondisi Terumbu Karang
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kondisi terumbu karang yang ada di lokasi penelitian berdasarkan perkiraan keterkaitan dengan faktor-faktor
pembatasnya yaitu kondisi perairan terhadap sebaran dan distribusi tutupan karang. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan analisis statistik komponen
utama Principal Component AnalysisPCA antara data kondisi perairan dengan sebaran dan komposis tutupan karang di lokasi penelitian yang telah diperoleh.
Analisis ini merupakan gambaran statistik untuk menampilkan data dalam bentuk grafik dan informasi yang terdapat dalam suatu matrik data Bengen, 2001.
Jarak Euclidean berupa jumlah kuadrat perbedaan antara data individubaris dan variabelkolom yang saling berkoresponden pada data.
Semakin kecil jarak Euclidean antar variabel, maka semakin mirip karakteristiknya. Sebaliknya, semakin besar jarak Euclidean maka semakin besar
perbedaan kondisi tiap lokasi sebarannya. Perhitungan analisis PCA ini dilakukan
36
dengan bantuan komputer dengan perangkat lunak microsoft XL-STAT. Matriks analisis kondisi terumbu karang di lokasi penelitian dengan faktor-faktor yang
mempengaruhinya sebagai variabelnya disajikan pada dalam Tabel 6.
Tabel 6. Matriks analisis PCA karaktersitik kawasan terumbu karang
Variabel No Observasi
X1 X2 X3
X4 X5
…………………………… Xn
1 Lokasi
1 2 Lokasi
2
n Lokasi
n Keterangan :
Lokasi 1- n = Lokasi observasi terumbu karang disusun berdasarkan sebarannya X1-Xn
= Variabel-variabel kondisi perairan dan komposisi eksositem terumbu karang
Dalam analisis kondisi terumbu karang ini, bila diketahui adanya kecenderungan pengelompokan data maka akan dilakukan uji t-student untuk
mengetahui ada atau tidak adanya beda nyata antara dua kelopok data, dengan perhitungan sebagai berikut:
t =
2 2
2 2
1 1
2 1
1 1
S n
S n
x x
− +
− −
Keterangan
: x
= Besaran nilai contoh dari tiap populasi
n =
jumlah contoh S
= Simpangan baku
Hipotesis yang digunakan adalah Ho: “tidak terdapat perbedaan antara dua dua kelompok data” dan lawannya H1: “terdapat perbedaan antara dua
kelompok data”. Perhitungan uji t-student ini dilakukan dengan bantuan komputer dengan perangkat lunak minitab.
37
Analisis Prioritas Pengelolaan Kawasan
Pada tahap ini analisis prioritas pengelolaan kawasan yang dimaksud adalah dalam rangka pengelolaan pemanfaatan kawasan terumbu karang di Zona
Pemanfaatan Wisata,TNKpS yang dilakukan melalui metode proses hirarki analysis hierarchy processAHP untuk mendapatkan skenario keputusan
pengelolaan kawasan yang akan menjadi dasar pengelolaan. Pada metode AHP ini analisis kesesuaian ini melalui pertimbangan dari para stakeholder yang
berkompeten dengan menyederhanakan berbagai kepentingan tujuannya Thomas L. Saaty, 1991. Stakeholder kompeten yang terkait dalam pengelolaan kawasan
ini antara lain masyarakat, Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu BTNKpS, unit terkait di Pemeritah Daerah setempat Dinas Peternakan, Perikanan dan
Kelautan, Dinas Pariwisata, Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah, Bupati Kabupaten Admnistrasi Kepulauan Seribu, dan Perguruan Tinggi atau Lembaga
Swadaya Masyarakat. Skala intensitas kepentingan terhadap pertanyaan dalam kajian ini adalah 1 – 9 dengan nilai-nilai diantaranya 2; 4; 6; dan 8 merupakan
nilai gradual di antara dua nilai disampingnya. Gambaran hirarki dilakukan dengan menggunakan diagram dapat dilihat pada Gambar 9 sebagai berikut:
Prioritas Pengelolaan di Zona Pemanfaatan Wisata, TNKpS
Ekologi Ekonomi
Sosial
Objek wisata banyak
tersedia Dampak
Eksploitasi kecil
Bermanfaat bagi
pengetahuan Kemudahan
eksploitasi Nilai jual
tinggi Pertumbuhan
sektor informal
Pengembangan infrastruktur
pendukung pariwisata
Konservasi Pariwisata dengan aspek
konservasi Pariwisata
Gambar 9. Diagram struktur proses analisis hirarki keseseuaian pemanfaatan
38
Analisis Nilai Ekologi dan Nilai Pariwisata Kawasan Terumbu Karang
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui potensi pengelolaan kawasan terumbu karang yang ada di lokasi penelitian yang didasarkan pada prioritas
penegelolaan kawasan dan distribusi tutupan karang yang kelompokan dalam dua kriteria penlilaian yaitu ekologi dan pariwisata dimana tiap kriteria tersebut
memiliki parameter penilaian sebagai berikut:
1. Kriteria Ekologi