Suhu Cahaya Matahari Kajian Kesesuaian Karakteristik Ekosistem Terumbu Karang dan Kesesuaian Pemanfaatannya di Zona Pemanfaatan Wisata Taman Nasional Kepulauan Seribu

Faktor Pembatas Pertumbuhan Karang Umumnya karang tumbuh pada daerah terbuka yang menghadap ke laut, keanekaragaman, penyebaran dan pertumbuhan karang hermatypic ini sangat tergantung pada kondisi lingkungan tempat tumbuhnya Soeharsono, 1996. Kondisi lingkungan ini pada kenyataannya tidak selalu tetap, akan tetapi seringkali berubah karena adanya gangguan, baik yang berasal dari alam atau aktivitas manusia. Gangguan dapat berupa faktor fisik-kimia dan biologis. Faktor-faktor fisik-kimia yang diketahui dapat mempengaruhi kehidupan atau laju pertumbuhan karang, antara lain adalah cahaya matahari, suhu, salinitas, dan sedimen. Sedangkan faktor biologis, biasanya berupa predator Suprihayono, 2000.

1. Suhu

Terumbu karang ditemukan dapat tumbuh pada perairan laut dengan suhu antara 18 ° C – 40 ° C. Nybakken, 1992. Tetapi umumnya karang akan tumbuh baik pada kisaran suhu perairan antara 23 o C - 29 o C, hal ini yang menyebabkan umumnya karang ditemukan tumbuh pada wilayah tropis, karena daerah tropis mempunyai rentang suhu yang kecil, pada karang adanya perubahan suhu yang kecil sekalipun dapat menyebabkan kematian Fagerstrom, 1987 dalam Van Woesik, 2002. Pada daerah dengan suhu rendah kalsifikasi semakin berkurang sampai batas minimal pada suhu 18 o C. Hal yang sama terjadi akibat peningkatan suhu yang juga dapat menurunkan proses kalsifikasi dan kematian pada karang. Pada kasus El Nino-Southern Oscillation ENSO dan pemanasan global pada tahun 1998 dengan suhu berkisar antara 30 o C -33 o C telah menyebabkan terjadinya karang menjadi memutih bleaching. Dari peristiwa ini kematian karang dilaporkan secara luas hampir di seluruh dunia Lesser, 2004. Suhu yang dapat mematikan hewan karang bukan hanya suhu yang ekstrem minimum atau maksimum saja, namun lebih karena terjadinya perubahan suhu secara mendadak dari suhu normal ambient level. Perubahan suhu secara mendadak sekitar 4-6°C di bawah atau di atas ambient level dapat mengurangi 13 laju pertumbuhan karang bahkan menghentikannya Neudecker, 1981 dalam Supriharyono 2000.

2. Cahaya Matahari

Mengingat binatang karang hidupnya bersimbiose dengan alga zooxanthellae yang melakukan proses fotosintesa, maka pengaruh cahaya matahari ini sangat dibutuhkan. Bahkan keadaan awan di suatu tempat yang mempengaruhi pencahayaan pada waktu siang hari dapat mempengaruhi pertumbuhan karang Goerou, 1959 dalam Supriharyono, 2000. Intensitas cahaya matahari ini juga berhubungan erat dengan faktor kedalaman perairan dimana kebanyakan karang tumbuh pada kedalaman kurang dari 25 meter Nybakken, 1992. Intensitas cahaya secara langsung mempengaruhi proses fotosintesis dari zooxanthelae dan kalsifikasi karang, karena cahaya tersebut dibutuhkan oleh zooxanthelae untuk melakukan proses fotosintesis yang kemudian dimanfaatkan oleh hewan karang sebagai sumber energi McLaughlin, 2002. Proses metabolisme karang akan lebih efisien bila radiasi sinar matahari terutama gelombang ultra violet relatif lebih rendah, di alam kondisi ini umumnya terjadi pada saat pagi dan sore hari. Umumnya intensitas cahaya matahari yang dapat ditolerir hewan karang adalah pada panjang gelombang cahaya antara 300-500 nm Goerou, 1959 dalam Supriharyono, 2000. Sedangkan Lesser 2004 menyatakan intensitas cahaya ultra voilet UV di periaran pada panjang gelombang 320 nm-400 nm UV-A dan 290 nm – 320 nm UV-B dapat menjadi penyebab terjadinya coral bleaching.

3. Salinitas