PHBS di Tatanan Sekolah Indikator PHBS di Sekolah

8 institusi pendidikan, di tempat kerja, di tempat umum dan di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan situasi dan kondisi yang dijumpai Kemenkes, 2011. 1.3 Indikator PHBS Indikator merupakan suatu alat ukur untuk menunjukkan suatu keadaan atau kecendrungan keadaan dari suatu hal yang menjadi pokok perhatian. Indikator di perlukan untuk menilai apakah aktifitas pokok yang di jalankan telah sesuai dengan rencana dan menghasilkan dampak yang di harapkan Maryunani, 2013.

2. PHBS di Tatanan Sekolah

2.1 PHBS di Sekolah Pengertian PHBS di tatanan institusi pendidikan tertuang dalam Peraturan Menkes RI Nomor : 2269MENKESPERXI2011 bahwa di institusi pendidikan kampus, sekolah, pesantren, seminari, padepokan dan lain-lain sasaran primer harus memperaktikkan perilaku yang dapat menciptakan Institusi Pendidikan Ber-PHBS, yang mencakup antara lain mencuci tangan menggunakan sabun, mengonsumsi makanan dan minuman sehat, menggunkan jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak mengonsumsi Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan zat Adaptif lainnya NAPZA, tidak meludah sembarang tempat, memberantas jentik nyamuk dan lain-lain. PHBS di sekolah adalah sekumpulan perilaku yang diperaktikan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran Universitas Sumatera Utara 9 sebagi hasil pembelajaran, sehingga secara msndiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat Proverawati Rahmawati, 2012. 2.2 Manfaat PHBS di Sekolah Maryunani 2013, ada beberapa manfaat pembinaan PHBS di sekolah, yaitu: 1. Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga siswa, guru dan masyarakat ingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit. 2. Meningkatkan semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada prestasi belajar siswa. 3. Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu menarik minat orang tua. 4. Meningkatkan citra pemerintah daerah di bidang pendidikan. 5. Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain.

3. Indikator PHBS di Sekolah

Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS sekolah atau kegiatan peserta didik dalam menerapkan PHBS di sekolah, antara lain: 3.1 Mencuci tangang dengan air yang megalir dan menggunakan sabun Kedua tangan kita sangat penting untuk membantu menyelesaikan berbagai pekerjaan. Makan dan minum sangat membutuhkan kerja dari tangan. Universitas Sumatera Utara 10 Jika tangan bersifat kotor, maka tubuh sangat beresiko terhadap masuknya mikroorganisme. Cuci tangan dapat berfungsi untuk menghilangkanmengurangi mikroorganisme yang menempel di tangan. Cuci tangan harus dilakukan dengan menggunakan air bersih dan sabun Proverawati Rahmawati, 2012. Maryunani 2013, air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit. Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh yang bisa menimbulkan penyakit. Sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan. Proverawati dan Rahmawati 2012, waktu yang tepat untuk mencuci tangan yaitu pada saat setiap kali tangan kita kotor setelah: memegang uang, memegang binatang, berkebun, dll, setelah buang air besar, setelah menceboki bayi atau anak, sebelum makan dan menyuapi anak, sebelum memegang makanan, sebelum menyusui bayi, sebelum menyuapi anak, setelah bersin, batuk, membuang ingus, setelah pulang dari bepergian dan sehabis bermainmemberi makan atau memegang hewan peliharaan. 3.2 Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah Perilaku anak jajan di sembarang tempat yang kebersihannya tidak dapat di kontrol oleh pihak sekolah dan tidak terlindung dan dapat tercemar oleh debu dan kotoran yang mengandung telur cacing, hal ini dapat menjadi sumber penularan infeksi kecacingan pada anak. Selain melalui tangan, tranmisi telur cacing dapat juga melaui makanan dan minuman, terutama makanan jajanan Universitas Sumatera Utara 11 yang tidak dikemas dan tidak di tutup rapat. Telur cacing yang ada di tanahdebu akan sampai pada makanan tersebut jika diterbangkan oleh angin atau dapat juga melalui lalat yang sebelumnya hinggap di tanahselokan, sehingga kaki-kakinya membawa telur cacing tersebu, terutama pada jajanan yang tidak tertutup Proverawati Rahmawati, 2012. Hartono 2011, tidak jajan di sembarang tempat, melainkan dikantin sekolah, dalam hal ini di sampaikan alasan-alasan sebagai berikut. a. Makanan dan minuman yang dijual dikantin sekolah cukup bergizi, terjamin kebersihannya, terbebas dari zat-zat berbahaya, serta terlindung dari jamahan serangga dan tikus. b. Di kantin tersedia air bersih yang mengalir dan sabun untuk mencuci tangan dan peralatan makan minum. c. Di kantin tersedia tempat sampah yang tertutup dan saluran pembuangan air kotor. d. Kantin mendapat pengawasan secara teratur dari guru, murid, dan komite sekolah. 3.3 Menggunakan jamban yang bersih dan sehat Proverawati dan Rahmawati 2012, jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa cemplung yang di lengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya. Jenis-jenis jamban yang digunakan: Universitas Sumatera Utara 12 1. Jamban cemplung Adalah jamban yang penampungannya berupa lubang yang berfungsi menyimpan kotorantinja ke dalam tanah dan mengendapkan kotoran kedasar lubang. Untuk jamban cemplung diharuskan ada penutup agar tidak berbau. 2. Jamban tangki septikleher angsa Adalah jamban berbentuk leher angsa yang penampungannya berupa tangki septik kedap air yang berfungsi sebagai wadah proses penguraiandekomposisi kotoran manusia yang dilengkapi dengan serapan. Penggunaan jamban akan bermanfaat untuk menjaga lingkungan bersih, sehat, dan tidak berbau. jamban mencegah pencemaran sumber air yang ada di sekitarnya. Jamban juga tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi penular penyakit diare, kolera disentri, typus, kecacingan, penyakit saluran pencernaan, penyakit kulait dan keracunan Proverawati Rahmawati, 2012. Faktor resiko lain,perilaku anak BAB tidak di jambanatau di sembarang tempat menyebabkan pencemaran tanah dan lingkungan oleh tinja yang berisi telur cacing. Penyebaran infeksi kecacingan tergantung dari lingkungan yang tercemar tinja yang mengandung telur cacing. Infeksi pada anak sering terjadi karena menelan tanah yang tercemar telur cacing atau melalui tangan yang terkontaminasi dengan telur cacing Proverawati Rahmawati, 2012. 3.4 Olahraga yang teratur dan terukur Olahraga adalah serangkaian gerak gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak yang berarti mempertahankan hidup dan Universitas Sumatera Utara 13 meningkatkan kemampuan gerak yang berarti meningkatkan kualitas hidup Proverawati Rahmawati, 2012. Sedangkan Proverawati dan Rahmawati 2012, gerak adalah ciri kehidupan. Tiada hidup tanpa gerak dan apa guna hidup bila tidak mampu bergarak. Memelihara gerak adalah mempertahankan hidup, meningkatkan kemampuan gerak adalah meningkatkan kulaitas hidup. Oleh karena itu bergeraklah untuk lebih hidup, jangan hanya bergerak karena masih hidup. Aktivitas fisik dilakukan secara bertahap, hingga mencapai 30 menit, jika belum terbiasa dapat dimulai dengan beberapa menit setiap hari dan tingkatkan secara bertahap. Lakukan aktifitas fisik sebelum makan atau setelah 2 jam sesudah makan. awali aktivias fisik dengan pemanasan dan peregangan. Lakukan gerakan ringan dan perlahan ditingkatkan sampai sedang. Jika sudah terbiasa melakukan aktivitas tersebut, lakukan lebih rutin paling sedikit 30 menit dalam sehari, sehingga dapat menyehatkan jantung, paru-paru serta alat tubuh lainnya Proverawati Rahmawati, 2012. 3.5 Memberantas jentik nyamuk Memberantas jentik nyamuk adalah kegiatan memeriksa tempat-tempat penampungan air di sekolah bak di jamban, kolam, vas bunga, dan lain-lain menggunakan senter untuk melihat apakah terdapat jentik nyamuk. Bila ya, maka jentik nyamuk tersebut harus dibunuh. Hal ini perlu dilakukan agar sekolah menjadi bebas nyamuk, sehingga sekolah dan masyarakat sekitar terhindar dari penyakit yang ditularkan oleh nyamuk malaria, demam berdarah, kaki gajah, dan lain-lain Hartono, 2011. Universitas Sumatera Utara 14 Proverawati Rahmawati 2012, Pemeriksaan Jentik Berkala PJB adalah pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk tempat-tempat penampungan air yang ada di dalam rumah seperti bak mandiWC, vas bunga, katakan kulkas dan lain-lain dan di luar rumah seperti talang air, alas pot kembang, ketiak daun, lubang pohon, pagar bambu, dan lain-lain di lakukan secara teratur sekali dalam seminggu. Gerakan 3 M Plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat Pemberantasan Sarang Nyamuk PSN , yaitu: 1. Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti bak madi, tatakan kulkas, tatakan pot kembang dan tempat air minum burung. 2. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang bak kontrol, lubang pohon, lekukan-lekukan yang dapat menampung air hujan. 3. Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik-plastik yang dibuang sembarangan botol bekasgelas aqua, plastik kresek dan lain- lain. Plush menghindari gigitan nyamuk, yaitu: 1. Menggunakan kelambu ketika tidur. 2. Memakai obat yang mencegah gigitan nyamuk. 3. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam kamar 4. Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadai Universitas Sumatera Utara 15 5. Memperbaiki saluran talang air yang rusak 6. Menaburkan larvasida bubuk pembunuh jentik di tempat-tempat yang sulit di kuras. 7. Memelihara ikan pemakan jentik di kolambak penampung air, misalnya ikan cupang atau ikan nila. 8. Menanam tumbuhan pengusir nyamuk misalnya, Zodia, Lavender, rosemerry dan lain-lain. 3.6 Tidak merokok di sekolah Rokok ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang dibakar dan dihisap akan keluar sekitar 4.000 jenis bahan kimia berbahaya. Diantaranya yang paling berbahaya adalah Nikotin, Tar, dan Carbon Monoksida CO. Nikotin menyebabkan ketagihan dan merusak jantung serta aliran darah. Tar menyebabkan kerusakan sel paru dan menimbulkan kanker. Sedangkan CO menyebabkan berkurangnya kemampuan darah membawa ogsigen, sehingga sel-sel tubuh akan mati. Merokok, apalagi di dalam ruangan, akan mencemari udara, sehingga orang-orang yang tidak merokok pun disebut perokok pasif ikut menghirup bahan kimia berbahaya yang ada dalam asap rokok Hartono, 2011. Menurut Proverawati dan Rahmawati 2012, merokok baik secara aktif maupun secara pasif membahayakan tubuh, seperti: 1. Gangguan pada mata, seperti katarak. 2. Menyebabkan kerontokan rambut 3. Kehilangan pendengaran lebih awal di banding bukan perokok. Universitas Sumatera Utara 16 4. Menyebabkan paru-paru kronis. 5. Merusak gigi dan menyebabkan bau mulut yang tidak sedap. 6. Menyebabkan stroke dan serangan jantung. 7. Tulang lebih mudah patah. 8. Menyebabkan kanker kulit. 9. Menyebabkan kemandulan dan impotensi 10. Menyebabkan kanker rahim dan keguguran. Saat ini jumlah perokok, terutama perokok remaja terus bertambah, khususnya di negara-negara berkembang. keadaan ini merupakan tantangan berat bagi upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Bahkan organisasi kesehatan dunia WHO telah memberikan peringatan bahwa dalam dekade 2020-2030 tembakau akan membunuh 10 juta orang per tahun, 70 diantaranya terjadi di negara-negara berkembang. 3.7 Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan Hartono 2011, alasan perlunya menimbang berat berat badan dan mengukur tinggi badan secara berkala, yakni untuk memantau perkembangan berat bdan dan tinggi badan sehingga dapat diketahui apakah dalam keadaan normal atau telah terjadi gizi kurang atau gizi lebih. Hal ini bermanfaat untuk mencegah terjadinya gangguan pertumbuhan atau kelainan akibat gizi kurang atau gizi lebih, yang berpengaruh langsung terhadap proses belajar. Indikator status gizi berdasarkan indeks BBU memberikan indikasi masalah gizi secara umum. Indikator ini tidak memberikan indikasi tentang masalah gizi yang sifatnya kronis ataupun akut karena berat badan berkorelasi Universitas Sumatera Utara 17 positif dengan umur dan tinggi badan. Dengan kata lain , berat badan yang rendah dapat di sebabkan karena pendek masalah gizi kronis atau sedang menderita diare atau penyakit infeksi lain masalah gizi akut Promosi Kesehatan RI, 2013 Melakukan intervensi dini tumbuh kembang berarti melakukan tindakan koreksi untuk memperbaiki penyimpangan tumbuh kembang pada anak. Sehingga pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan salah satu dari perilaku hidup bersih dan sehat Proverawati Rahmawati, 2012. 3.8 Membuang sampah pada tempatnya Sampah merupakan salah satu penyebab tidak seimbangnya lingkungan hidup, yang umumnya terdiri dari komposisi sisa makanan, daun-daun, plastik, kain bekas, karet dan lain-lain Proverawati Rahmawati, 2012. Sampah adalah limbah yang bersifat padat, terdiri dari bahan yang bisa membusuk organik dan tidak membusuk anorganik. Sampah harus dikelola dengan baik dan benar, karena bila tidak akan dapat menjadi tempat perkembangbiakan bibit penyakit. Sampah akan menarik binatang-binatang yang dikenal dalam aspek kesehatan dapat menyebarluaskan penyakit, seperti misal lalat, keceoa, tikus, dan anjing. Sampah yang tidak di kelola dengan baik dan benar dapat menimbulkan penyakit-penyakit yang berkaitan erat dengan sampah antara lain: demam berdarah, dysentri, thypus dan lain-lain Maryunani, 2013. Maryunani 2013, terdapat dau cara pembungan sampah, yaitu dahulu dan sekarang. Universitas Sumatera Utara 18 1. Cara pembungan sampah dahulu Untuk pedesaan, pada umumnya dampah biasanya di tangani dengan beberapa cara, yaitu dengan di bakar, di buang ke lubang galian, di buat kompos. 2. Cara pembungan sampah sekarang Dengan berkembangnya dunia usaha dan juga ilmu pengetahuan, sekarang ini sampah dapat dikelola dengan lebih menguntungkan, yaitu yang dikenal dengan istilah pendekatan 3R reduce, reuse dan recycle yang di jelaskan sebagai berikut: a. Reduce Reduce adalah upaya pengelolaan sampah dengan cara mengurangi volume sampah itu sendiri. Cara ini sifatnya lebih mengarah ke pendekatan pencegahan. Misalnya, bila membeli sayuran pilihlah sayuran yang sedikit mungkin di buang. b. Reuse Reuse yaitu suatu cara untuk menggunakan kembali sampah yang ada, untuk keperluan yang sama atau fungsinya sama. Misalnya, botol syrup digunakan kembali untuk botol syrup, atau untuk botol kecap. c. Recycle Recycle atau daur ulang adalah pemanfaatan limbah melalui pengolahan fisik atau kimia, untuk menghasilkan produk yang sama atu produk yang lain. Misalnya, sampah organik di olah menjadi kompos, besi bekas di olah kembali menjadi barang-barang seni dari besi dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara 19

4. Anak Usia Sekolah

Dokumen yang terkait

Hubungan Suku Dengan Pola Hidup Sehat dan Infeksi Soil-Transmitted Helminth pada Anak Usia Sekolah Dasar di Medan Labuhan

0 82 76

Perbandingan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Murid tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah Dasar yang Memiliki dan yang Tidak Memiliki Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di Kecamatan Medan Baru Tahun 2013

10 151 130

Hubungan Pengetahuan dan Sikap siswa Sekolah Dasar (SD) tentang Sanitasi Dasar dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas Kota Medan Tahun 2011

13 117 114

Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Anak-anak Di Yayasan Panti Asuhan Rapha-El Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan Tahun 2009

4 47 107

Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru

0 1 12

Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru

0 0 2

Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru

0 0 6

Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru

0 0 16

Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru

0 0 2

Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru

0 0 32