untuk pembiayaannya dan mempunyai tingkat dividen yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan kecil atau yang masih baru.
9. Kendali perusahaan
Jika perusahaan hanya memperluas uasahanya dari pembiayaan intern maka pembayarandividen akan berkurang.
2.1.5. Kendala Atas Pembagian Dividen Beberapa kendala dalam pembagian dividen, antara lain:
1. Kontrak Utang
Biasanya membatasi pembagian dividen dari laba ditahan yang dihasilkan setelah pinjaman diberikan. Kontrak utang juga seringkali mensyaratkan bahwa tidak ada dividen yang dapat
dibagikan kecuali rasio lancar, rasio kemampuan membayar bunga time-interst-earned- ratio dan rasio-rasio pengaman lainnya melebihi batas minimum yang ditetapkan.
2. Pembatasan saham preferen
Biasanya, dividen saham biasa tidak akan dapat dibayarkan jika perusahaan belum membayarkan dividen untuk saham preferennya.
3. Ketidakcukupan Laba
Pembayaran dividen tidak boleh melebihi “laba yang ditahan” pada pos neraca. Pembayaran resmi ini disebut “impaiment of capital rule”, dirancang untuk melindungi kreditor.
4. Ketersediaan Kas
Dividen tunai dapat dibagikan hanya dengan uang kas. Jadi kekurangan kas di perusahaan dapat membatasi pembagian dividen. Namun hal ini dapat diatasi dengan melakukan
pinjaman kepada bank.
Universitas Sumatera Utara
5. Denda pajak atas penahanan laba yang tidak wajar.
Jika rasio pembayaran dividen suatu perusahaan sengaja dibuat rendah untuk menolong para pemegang sahamnya menghindari pajak pribadi, perusahaan tersebut akan dikenai
denda yang berat.
2.1.6.
Rasio Keuangan
Menurut Harahap 2008: 297, rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan
yang signifikan. Rasio keuangan sangat penting dalam melakukan analisis terhadap kondisi keuangan suatu perusahaan. Analisis rasio ini memiliki keunggulan dibanding dengan teknik
analisis lainnya. Keunggulan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan
ditafsirkan. b.
Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
c. Mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lain.
d. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan
model prediksi Z-score. e.
Menstandarisir ukuran size perusahaan. f.
Lebih mudah memperbandingkan suatu perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau ”time series”.
g. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
Teknik analisis rasio disamping memiliki keunggulan, juga memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari ketika penggunaannya. Adapun keterbatasan analisis rasio itu adalah sebagai
berikut: a.
Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya.
b. Keterbatasan yang dimiliki laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik seperti ini:
1. Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran dan
judgement yang dapat dinilai bias atau subjektif. 2.
Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai perolehan cost bukan harga pasar.
3. Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio.
4. Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa diterapkan berbeda
oleh perusahaan yang berbeda. c.
Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan untuk menghitung rasio.
d. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.
e. Dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai tidak
sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan. Analisis fundamental berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Dengan analisis
ini diharapkan calon investor akan mengetahui bagaimana operasional dari perusahaan yang nantinya menjadi milik investor. Pada umumnya nilai suatu saham sangat dipengaruhi oleh
kinerja dari perusahaan bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
Informasi laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan merupakan salah satu jenis informasi yang paling mudah didapatkan dibandingkan alternatif informasi lainnya bagi
investor yang melakukan analisis fundamental. Disamping itu, informasi laporan keuangan akuntansi sudah cukup menggambarkan kepada investor sejauh mana perkembangan kondisi
perusahaan selama ini dan apa yang telah dicapainya. Analisis rasio keuangan akan melihat teknik analisis laporan keuangan dengan
menggunakan rasio-rasio keuangan. Rasio keuangan tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas menyatakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dalam jangka waktu pendek. Rasio ini terbagi menjadi Current Ratio, Quick Ratio, dan Net-
Workoing Capital. 2.
Rasio Leverage Rasio leverage menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
panjang, dimana rasio ini terbagi menjadi Debt Ratio, Debt to Equity Ratio, Long-Term Debt to Equity Ratio, Long-Term Debt to Capilization Ratio, Times Interest Earned, Cash Flow
Interest Coverage dan Cash Return on Sales. 3.
Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan dari perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan, terbagi menjadi Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Assets ROA, Return on Equity ROE, dan Operating Ratio.
Universitas Sumatera Utara
4. Rasio Pasar
Rasio pasar menunjukkan informasi penting perusahaan dan diungkapkan dalam basis per saham. Rasio ini terbagi menjadi Dividend per Share, Earning per Share, Dividend Payout
Ratio, Price Earning Ratio, Book Value per Share, dan Price to book Value.
2.2. Penelitian Terdahulu Surbakti 2010 melakukan penelitian dengan judul ”Faktor-faktor Internal Yang
Mempengaruhi Dividen Per Share Perusahaan Sektor Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”. Pada penelitian ini digunakan variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Earning Per Share,
Dividen Tahun Sebelumnya, Total Asset Turn Over. Hasil uji signifikansi simultan uji F menunjukkan bahwa variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Earning Per Share, Dividen
Tahun Sebelumnya, Total Asset Turn Over mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dividen Per Share. Hasil uji signifikansi individual uji t menunjukkan bahwa variabel Earning
Per Share, dan Dividen Tahun Sebelumnya mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Dividen Per Share. Sedangkan variabel bebas yang lain yaitu Current Ratio, Debt to Equity
Ratio, dan Total Asset Turn Over tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividen per share.
Sumariyati 2009 melakukan penelitian dengan judul” Analisis Pengaruh ROI, Cash
Ratio, dan EPS Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2008.” Berdasarkan Uji F diperoleh hasil bahwa variabel ROI, CR, dan
EPS berpengaruh secara signifikan terhadap DPR, dan dengan menggunakan Uji t maka di peroleh hasil bahwa variabel yang berpengaruh secara parsial adalah variabel DER.
Universitas Sumatera Utara
2.3. Kerangka Konseptual