2.4 Kromatografi Kromatografi merupakan cara pemisahan berdasarkan partisi cuplikan
antara fase yang bergerak, dapat berupa gas atau zat cair, dan fase diam, dapat berupa zat cair atau zat padat Johnson dan Stevenson, 1991.
Pada hakikatnya kromatografi digunakan untuk pemakaian kualitatif, kuantitatif, dan preparatif. Pertama, pemakaian kromatografi secara kualitatif
mengungkapkan ada atau tidak adanya senyawa tertentu dalam cuplikan. Campuran dikromatografi pada berbagai kondisi dan bahkan dengan beberapa
cara atau cara gabungan. Jumlah bercak atau puncak menunjukkan jumlah minimum komponen campuran. Dua keuntungan utama kromatografi sebagai
metode kualitatif yaitu cuplikan senyawa yang dibutuhkan untuk analisis sangat sedikit dan biasanya waktu analisis pendek. Kedua, kromatografi kuantitatif
menunjukkan banyaknya masing-masing komponen campuran, nisbi terhadap komponen lain atau sebagai kuantitatif mutlak jika memakai standar
pembanding baku dan kalibrasi yang sesuai. Ketiga, kromatografi preparatif dipakai untuk memperoleh komponen campuran dalam jumlah yang memadai
dalam keadaan murni sehingga komponen itu dapat dicirikan lebih lengkap atau dipakai pada reaksi berikutnya. KLT preparatif yang dilakukan pada lapisan
sampai setebal 1 cm kromatografi lapis tebal mempunyai keuntungan sederhana dan murah Gritter dkk., 1991.
2.4.1 Kromatografi Lapis Tipis
Kromatografi lapis tipis KLT merupakan salah satu bentuk kromatografi cair-padat. Penjerap yang paling sering digunakan adalah silika dan alumina.
Universitas Sumatera Utara
Cara ini bergantung pada antaraksi khas linarut dengan permukaan serbuk halus penjerap Johnson dan Stevenson, 1991. Setiap analit yang terlarut dalam fase
gerak bila melewati fase diam akan teradsorpsi dengan afinitas yang berbeda sehingga terjadi pemisahan analit dari campurannya Braithwaite dan Smith,
1999. KLT dapat dipakai pada beberapa tingkat kerumitan. KLT dengan
kerumitan yang meningkat adalah KLT pada kaca objek atau lapisan tipis, KLT berukuran besar, KLT preparatif, KLT kuantitatif, dan KLTKT Gritter dkk.,
1991. Menurut Mulja dan Suharman 1995, perilaku senyawa tertentu di dalam
sistem kromatografi tertentu dinyatakan dengan harga Rf faktor retardasi. Faktor retardasi untuk tiap-tiap noda kromatogram dapat didefenisikan sebagai:
2.4.2 Kromatografi Kolom
Kromatografi kolom merupakan bentuk kromatografi cair. Cara mengemas kolom ada dua yaitu cara kering dan cara lumpuran. Fase diam
ditempatkan di dalam tabung kaca berbentuk silinder, pada bagian bawah tertutup dengan katup atau keran, dan fase gerak dibiarkan mengalir ke bawah
melaluinya karena gaya berat. Campuran yang dipisahkan diletakkan berupa pita pada bagian atas kolom penjerap yang berada dalam tabung kaca, tabung logam,
atau bahkan tabung plastik. Mekanisme pemisahannya berdasarkan perbedaan migrasi komponen-komponen akibat perbedaan distribusi pada dua fase yang
tidak saling bercampur. Perbedaan distribusi dapat disebabkan oleh proses
Universitas Sumatera Utara
adsorpsi fase diam berupa zat padat dan fase gerak berupa zat cair atau partisi fase diam dan fase gerak berupa zat cair Gritter dkk., 1991; Johnson dan
Stevenson, 1991.
2.4.3. Kromatografi Pertukaran Ion
Kromatografi pertukaran ion dilakukan jika cuplikan mengandung komponen analisis berupa ion dan larut dalam air. Fase gerak biasanya
mengandung ion lawan yang muatannya berlawanan dengan muatan gugus ion permukaan. Ion lawan tersebut berkesetimbangan dengan damar dalam bentuk
pasangan ion. Adanya ion linarut yang muatannya sama dengan muatan ion lawan menimbulkan kesetimbangan. Pada proses pertukaran kation, ion lawan
ialah Na
+
dan pada pertukaran anion, ion lawannya Cl
-
Johnson dan Stevenson, 1991.
2.5 Spektrofotometri Ultra Violet dan Tampak