Sintesis Senyawa Porfirin HASIL DAN PEMBAHASAN

pula halnya dengan gugus karboksilat yang sinyal atom C nya terdapat pada pergeseran kimia 175,84 ppm karena adanya pengaruh dari C=O dan OH sehingga pergeseran kimianya lebih ke daerah downfield. Pada 13 C-RMI jumlah sinyal yang muncul pada spektrum menunjukkan banyaknya jumlah atom C yang terdapat pada senyawa yang dianalisis. Berdasarkan data spektrum infra merah, spektrum 1 H-RMI dan spektrum 13 C-RMI diduga bahwa telah terjadi asetilasi pada 3,4-dihidroksibenzaldehid dan hidrolisis menghasilkan senyawa 3-hidroksi-4- karboksimetilenoksibenzaldehid.

4.3 Sintesis Senyawa Porfirin

Pada penelitian ini senyawa porfirin yang ingin disintesis adalah porfirin dengan empat gugus samping yaitu gugus benzaldehid karboksilat dan piridin yang terikat pada posisi meso. Oleh karena itu dipakai metode Lindsey dan Adler dengan tahapan proses yang terjadi yaitu proses kondensasi dan oksidasi Bonnet, 2000., Tjahjono et.al., 1999. Untuk dapat memasukkan gugus samping pada posisi meso, gugus samping yang akan dimasukkan harus terikat dengan gugus karbonil yang kemudian akan berkondensasi dengan pirol dan membentuk jembatan metin interpirol di antara dua molekul pirol. Agar reaksi antara 3-hidroksi-4-karboksimetilenoksibenzaldehid, 4- piridinkarboksaldehid dapat terjadi dengan pirol, maka diperlukan katalis asam. Asam yang digunakan sebagai katalis dalam penelitian ini adalah asam propanoat. Adanya asam akan menyebabkan protonasi pada gugus karbonil sehingga atom C karbonil akan menjadi lebih elektropositif dan dapat diserang Universitas Sumatera Utara oleh pirol. Setelah protonasi gugus karbonil, tahap berikutnya adalah serangan nukleofilik oleh pirol terhadap atom C karbonil sehingga terjadi proses polimerisasi dan siklisasi yang akan menghasilkan cincin porfirin. Hal yang harus diperhatikan dalam reaksi sintesis porfirin ini adalah sistem harus terbebas dari air karena dalam proses polimerisasi dan siklisasi, dilepaskan molekul air sebagai hasil dari reaksi kondensasi. Molekul air yang dilepaskan harus didesak keluar dari larutan karena reaksi sintesis porfirin yang terjadi merupakan reaksi kesetimbangan. Jika tidak, maka rendemen produk yang dihasilkan akan lebih sedikit dari yang seharusnya. Dalam hal ini digunakan gas nitrogen yang dialirkan terus menerus selama reaksi berlangsung untuk mendesak molekul air keluar dari sistem. Setelah proses kondensasi berlangsung, dilanjutkan dengan oksidasi porfirinogen yang terbentuk menjadi porfirin yang planar dengan adanya pemanasan. Dari hasil sintesis terlihat perubahan warna campuran larutan dari berwarna putih kekuningan setelah pencampuran asam dengan 3-hidroksi-4- karboksimetilenoksibenzaldehid dan pirol menjadi kecoklatan dengan penambahan 4-piridinkarboksaldehid dan diaduk selama 4 jam dengan pemanasan menghasilkan campuran berwarna kehitaman. Universitas Sumatera Utara NH pirol O OH O OH O + O OH asam propanoat T=150 o C-160 o C t = 4 jam N NH N HN N N N N 5,10,15,20-tetrakis piridil porfirin 5,10-bis piridil-15,20-bis [3-hidroksi-4-karboksimetilenoksifenil] porfirin Produk I Produk II + 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 4 5 2 3 N NH N HN N N O HO O HO O OH O OH 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 13 12 14 15 16 17 18 19 20 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 N O 4-pyridinecarboxaldehyde + Gambar 4.7 Reaksi Sintesis Porfirin Universitas Sumatera Utara 4.4 Analisis Hasil Sintesis Senyawa Porfirin 4.4.1 Pemisahan Zat Hasil Sintesis Senyawa Porfirin