Pengaruh Entrepreneurial Networking dan Karakteristik Wirausaha terhadap Kinerja Usaha Mikro ( Studi pada usaha mikro kawasan Kecamatan Medan Perjuangan dan Medan Barat)

(1)

LAMPIRAN 1

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH ENTREPRENEURIAL DAN ENTREPENEUR CHARACTERISTIC TERHADAP KINERJA USAHA MIKRO (STUDI PADA USAHA MIKRO KAWASAN KECAMATAN MEDAN PERJUANGAN DAN MEDAN BARAT

Responden yang terhormat,

Saya mohon kesediaan saudara/saudari untuk mengisi daftar pernyataan penelitian ini. Informasi yang saudara/berikan adalah sebatai data penelitian dalam rangka penyusunan skripsi. Informasi yang saudara/i berikan merupakan bantuan yang sangat berarti dalam penyelesaian penelitian ini. Atas bantuan saudara/i, saya mengucapkan terimakasih.

I. Identitas Responden Nama Usaha : Alamat Usaha : Lama Usaha : Usia Pemilik Usaha : Tingkat Pendidikan : Jenis Usaha Kuliner : Jumlah Pegawai : Jumlah Cabang :

II. Kuesioner Penelitian

A. Entreprenuerial Networking

No. Pernyataan Jawaban

Membangun hubungan pribadi kepada mitra bisnis usaha mikro

1. Menjalin hubungan yang baik dengan pemasok dapat memberikan keuntungan pada usaha saya

Tidak Setuju __ __ __ __ __ __ Setuju 1 2 3 4 5 6


(2)

2. Menjalin komunikasi yang baik dengan pemasok dapat mencegah resiko yang akan terjadi pada usaha saya

Tidak Setuju __ __ __ __ __ __ Setuju 1 2 3 4 5 6

3. Membangun hubungan baik dengan mitra bisnis untuk mendukung kemajuan perkembangan bisnis saya

Tidak Setuju __ __ __ __ __ __ Setuju 1 2 3 4 5 6

Memiliki sikap yang baik kepada rekan bisnis

4. Saya memiliki sikap yang jujur dengan mitra bisnis

Tidak Setuju __ __ __ __ __ __ Setuju 1 2 3 4 5 6

5. Saya memberikan kemudahan proses bagi individu yang ingin menjadi rekan bisnis

Tidak Setuju __ __ __ __ __ __ Setuju 1 2 3 4 5 6

B. Karakteristik Wirausaha

No. Pernyataan Jawaban

Kemampuan berinovasi

1. Saya mempunyai keinginan untuk menghasilkan produk yang jenisnya lebih beraneka ragam

Tidak Setuju __ __ __ __ __ __ Setuju 1 2 3 4 5 6

2. Waktu luang yang tersedia selalu saya gunakan untuk meningkatkan keterampilan dengan cara belajar

Tidak Setuju __ __ __ __ __ __ Setuju 1 2 3 4 5 6

Rasa percaya diri

3. Saya lebih berupaya untuk mengambil manfaat yang berguna dari semua kendala yang dihadapi

Tidak Setuju __ __ __ __ __ __ Setuju 1 2 3 4 5 6

4. Saya memiliki rasa optimistik yang tinggi untuk mencapai/memperoleh sesuatu

Tidak Setuju __ __ __ __ __ __ Setuju 1 2 3 4 5 6

5. Saya menyelesaikan sesuatu sendiri, kadang kala mengambil keputusan tanpa perlu persetujuan orang lain

Tidak Setuju __ __ __ __ __ __ Setuju 1 2 3 4 5 6

Keberanian mengambil resiko

6. Saya berani mengambil resiko apabila terjadi kerugian dalam berusaha

Tidak Setuju __ __ __ __ __ __ Setuju 1 2 3 4 5 6

7. Saya berani mengambil resiko akan kehilangan pelanggan usaha

Tidak Setuju __ __ __ __ __ __ Setuju 1 2 3 4 5 6

8. Saya berani mengambil resiko akan kehilangan barang usaha

Tidak Setuju __ __ __ __ __ __ Setuju 1 2 3 4 5 6

Kemampuan skill pribadi

9. Saya mampu mengelola usaha dengan baik

Tidak Setuju __ __ __ __ __ __ Setuju 1 2 3 4 5 6

10. Saya ingin memiliki kemampuan berkomunikasi dengan mitra bisnis

Tidak Setuju __ __ __ __ __ __ Setuju 1 2 3 4 5 6


(3)

C. Kinerja Usaha Mikro

No. Pernyataan Jawaban

Kuantitatif

1. Peningkatan penjualan sebagai pendukung dalam kinerja usaha saya

Tidak Setuju __ __ __ __ __ __ Setuju 1 2 3 4 5 6

2. Peningkatan pendapatan usaha yang stabil sebagai pendukung dalam kinerja usaha

saya

Tidak Setuju __ __ __ __ __ __ Setuju 1 2 3 4 5 6

3. Pertumbuhan keuntungan yang berkelanjutan sebagai pendukung dalam kinerja usaha saya

Tidak Setuju __ __ __ __ __ __ Setuju 1 2 3 4 5 6

Kualitatif

4. Kedisiplinan yang ada pada tenaga kerja sangat dibutuhkan untuk kemajuan kinerja usaha saya

Tidak Setuju __ __ __ __ __ __ Setuju 1 2 3 4 5 6

5. Keberhasilan dalam pencapaian target usaha sangat dibutuhkan untuk pencapaian kinerja usaha saya

Tidak Setuju __ __ __ __ __ __ Setuju 1 2 3 4 5 6

6. Aktifitas yang tinggi pada tenaga kerja sangat penting untuk mendukung keberhasilan kinerja usaha saya

Tidak Setuju __ __ __ __ __ __ Setuju 1 2 3 4 5 6


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Budiarta, Kustoro. 2010. Pengantar Bisnis, Edisi 2,Bogor : Penerbit Mitra Wacana Media.

Handoko, T. Hani. 1986. Manajemen Edisi II. Yogyakarta. BPFE.

Hasibuan, Malayu S.P. 2011. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta: Bumi Aksara.

Kuncoro, Mudrajat, 2009. Metode Riset Untuk Ekonomi dan Bisnis: Bagaimana Meneliti dan Menulis Tesis, Erlangga , Jakarta.

Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sangadji, E.M. dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian: Pendekatan Praktis dalam Penelitian. Yogyakarta: Andi.

Sanusi, Achmad. 2013. Pengantar Bisnis. Jakarta: Rajawali Press.

Situmorang, Syafrizal Helmi & Muslich Lutfi. 2015. Analisis Data Untuk Riset Manajemen Dan Bisnis. Medan: USU Press.

Soewadji, Jusuf. 2012. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Usman, Husaini. 2014. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan Edisi 4. Jakarta: Bumi Aksara.

Zimmerer, Thomas W dan Norman M. Scarborough. 2005. Essential of Entrepreneurship and Small business Management, Edisi 4, United States of America: Pearson Prentice Hall.

Jurnal:

Chattopadhyay, Rachana. 2008. Social Networking and Entrepreneurial Success.ICFAI Business School December 2008 Vol 4 No 3. Page 39. Crossan MM, Lane Hw, White RE. 1999. An Organizational Learning

Framework: From Intuition to Institution: Academy of Management 24(3). Juli 1993: 522-537.


(5)

Fadholi, Muhammad Reza dan Mochammad Amien Gunadi. 2013. Pengaruh Karakteristik Pribadi Wirausahawan Pada Kinerja Usaha Dengan Orientasi pasar Sebagai Variabel Pemediasi: Studi Pada UKM Fotokopi, Rental Komputer dan Warnet di Kota Surakarta. Vol. 12, No. 1.

Handayani, Tri. 2013. Pengaruh Lingkungan Makro Terhadap Kinerja Usaha:Inovbiz, Volume 1, Nomor 1, Juni 2013, hlm. 23-37.

Hindle, Kevin dan Kim Klyver.2006. Exploring The Relationship Between Media Coverage and Participation in Entrepreneurship: Initial Global Evidence and Research Implicationi: International Entrepreneur Management Journal Vol 3, 16 November 2006:217-242.

Indiarti, Nurul dan Maria Langenberg. 2004. “Factors Affecting Business Success

among SMEs: Empirical Evidences from Indonesia”.

Kase, Kimio and James Yan Shu liu.1996. Entrepreneurial Networking in Japanese Management. International Marketing Review; 1996, Volume 3. Page 13.

Klyver, Kim dan Sharon Grant.2010. Gender Differences in Entrepreneurial Networking and Participation: International Journal and Gender Entrepreneurship Vol 2. No 3. 2010, hlm 213-227.

Milovanovic, Bojic dan Zoran Wittinie. 2014. Analysis of External Environment’s Moderating Role on the Entrepreneurial Orientation and Busniness

Performance Relationship among Italian’s SME: International Journal of Trade, Economics and Finance, Vol. 5, No. 3, June 2014.

Samir, Alfin dan Dwi Larso. 2011. Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja UKM Catering di Kota Bandung. Vol. 10.

Skripsi :

Fauzi, Ari Ahmad. 2014. Pengaruh Orientasi Pasar dan Inovassi Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Sentra Sepatu dan Tas Cibaduyut Bandung.Bandung. Fakultas Manajemen dan Bisnis Universitas Widyatama.

Herawati Vica. 2010. Analisis Pengaruh ACFTA Terhadap Kinerja Keuangan yang Dilihat Dari Penjualan Pada UKM Tekstil di Pekalongan. Semarang. Fakultas Ekonomi UNDIP.


(6)

Thesis:

Naswastu,Lisa. Pengaruh Karakteristik Wirausahawan dan Pendidikan Kewirausahaan yang Dimiliki Individu Terhadap Terhadap Intensi Berwirausaha Pada Lulusan Universitas Kristen Petra Surabaya. Ttp: tp, 2011.

Suyatni, Sri. Analisis Pengaruh Karakteristik Wirausahawan Terhadap Kepuasan Berwirausaha dan Kepuasan Hidup Wirausahawan. Ttp: tp, 2004

Internet :

http://Kontan.co.id/ diakses oleh M Raja Oloan Siregar Pada Rabu, 06 Mei 2015 http://www.sumutinvest.com/detailArtikel.php?kategori=1&id=22 diakses oleh

M. Raja Oloan Siregar pada Rabu 06 Mei 2015

http://www.waspada.co.id/ diakses oleh M. Raja Oloan Siregar pada Rabu, 06 Mei 2015

http://antaranews.com// diakses oleh M. Raja Oloan Siregar pada Rabu, 06 Mei 2015


(7)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2012:11). Adapun variabel yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah entrepreneurial networking (X1), karakteristik wirausaha (X2), dan kinerja usaha mikro (Y).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Medan Barat dan Medan Perjuangan. Penelitian ini direncakanan akan dilaksanakan sejak bulan September 2015 sampai dengan bulan Desember 2015.

3.3 Batasan Operasional

Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan, maka penelitian ini dibatasi pada pengaruh entrepreneurial networking (X1) dan karakteristik wirausaha (X2) terhadap kinerja usaha mikro (Y).

3.4 Definisi Operasionalisasi Variabel

Dalam penelitian ini variabel-variabel yang dioperasionalkan adalah semua variabel yang termasuk dalam hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk


(8)

memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian, maka perlu defenisi variabel-variabel yang akan diteliti sebagai berikut :

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Defenisi Dimensi Indikator Skala

Ukur Entrepreneurial

Networking ( X1)

Hubungan yang mengikat yang terbentuk di level antar perseorangan dan antar organisasi. 1. Membangun hubungan pribadi kepada mitra bisnis usaha mikro (Building Personal Relationship to business partner) 1. Membangun hubungan baik dengan pemasok 2. Menjalin komunikasi dengan pemasok 3. Membangun hubungan baik dengan mitra bisnis Semantic Defferens ial 2. Memiliki sikap yang baik kepada rekan bisnis (Having a Favorable Attitude to Business Partner)

1. Sikap yang jujur dengan mitra bisnis 2. Kemudahan proses bagi rekan bisnis Karakteristik Wirausaha

(X2)

Orang yang mempunyai tenaga, keinginan untuk terlibat dalam peualangan inovatif, kemauan 1. Kemampuan berinovasi 1. Kepercayaan terhadap inovasi 2. Inisiatif 3. Kreativitas Semantic Defferens ial 2. Rasa Percaya

Diri 1. Keyakinan diri 2. Optimisme 3. kemandirian


(9)

untuk menerima tanggung jawab pribadi dalam mewujudkan suatu peristiwa dengan cara yang mereka pilih, dan keinginan untuk berprestasi yang sangat tinggi 3. Keberanian Mengambil Resiko 1. Kerugian 2. Kehilangan pelanggan 3. Kehilangan barang 4. Kemampuan skill pribadi 1. Pengelolaan usaha 2. Mendapatkan orang-orang yang terampil 3. Kemampuan berkomunikasi Kinerja Usaha (Y) kinerja didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil atau tingkat pencapaian tujuan usaha mikro

1. Kuantitatif 1. Peningkatan penjualan 2. Peningkatan pendapatan 3. Pertumbuhan laba Semantic Deferensi al

2. Kualitatif 1. Kedisiplinan yang ada pada tenaga kerja 2. Kualitas dari

pencapaian tujuan

3. Aktifitas dalam kegiatan usaha mikro


(10)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah enterpreneurial networking (X1), karakteristik wirausaha (X2), dan kinerja usaha mikro (Y) yang diukur dengan Semantic Defferensial. Semantic-differensial adalah skala yang menggunakan dua buah nilai ekstrim dan subjek diminta untuk menentukan responsnya diantara dua nilai tersebut di ruang yang disediakan yang disebut dengan ruang semantik (Jogiyanto, 2004: 67).

Skala pengukuran yang berbentuk semantic defferensial dikembangkan oleh Osgood. Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap atau karakteristik tertentu yang dipunyai seseorang, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun secara satu garis kontinum (Sugiyono, 2009:140). Dalam penelitian ini, responden dapat memberi jawaban, pada rentang jawab yang positif sampai dengan negative. Kriteria pengukurannya adalah sebagai berikut:

Setuju __ __ __ ____ __Tidak setuju 1 2 3 4 5 6

Pintar __ __ __ __ __ __ Naif 1 2 3 4 5 6

Besar __ __ __ __ __ __ Kecil 1 2 3 4 5 6

Sumber : Jogiyanto, 2004 :67 Gambar 3.1


(11)

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian 3.6.1 Populasi

Menurut Kuncoro (2003:103), Populasi adalah sekelompok elemen yang lengkap yang biasanya berupa orang, objek, transaksi atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah usaha mikro yang bergerak di bidang kuliner di Kecamatan Medan Barat dan Medan Perjuangan yang berjumlah 51. Ada pun kriteria populasi adalah usaha mikro yang bergerak di bidang kuliner dalam skala ukuran PKL (Pedagang Kaki Lima) yang telah berdiri dua tahun atau lebih.

3.6.2 Sampel

Dalam penelitian ini teknik penentuan sampel yang digunakan peneliti adalah sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, atau peneliti yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana anggota populasi dijadikan sampel (Sugiyono,2005). Berdasarkan penjelasan tersebut, yang menjadi sampel penelitian ini adalah 51 uasha mikro yang bergerak di bidang kuliner di Kecamatan Medan Barat dan Medan Perjuangan.

3.7 Jenis Data

Data adalah hasil pencatatan penulis, baik yang berupa fakta ataupun angka. Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang


(12)

dipakai untuk suatu keperluan (Marzuki, 2005:55). Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yakni :

1. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan daftar pertanyaan / kuesioner kepada usaha mikro yang bergerak di bidang kuliner di Kecamatan Medan Barat dan Medan Perjuangan

2. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, dan majalah dan situs internet untuk mendukung penelitian. Melalui tinjauan pustaka dapat dibangun landasan teori yang sesuai dengan permasalahan atau kerangka konseptual penelitian misalnya buku-buku referensi (baik buku-buku wajib perkuliahan maupun buku-buku umum), jurnal-jurnal penelitian, yang berkaitan dengan pembahasan penelitian untuk mencari teori-teori dan prinsip-prinsip yang dapat diterapkan dalam penelitian ini.

3.8 Metode Pengumpulan Data 1. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.


(13)

2. Studi Dokumentasi

Dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari data-data yang diperoleh dari berbagai macam buku, jurnal dan informasi dari internet yang berhubungan dengan faktor-faktor yang menghambat produktivitas berwirausaha pada wirausahawan.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah suatu kuesioner layak digunakan sebagai instrument penelitian. Validitas menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Skala pengukuran dikatakan valid jika skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Reliabilitas digunakan untuk mengukur akurasi dan konsistensi dari pengukuranya yaitu instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama menghasilkan data yang sama. Realibitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukuranya (Situmorang dan Lutfi, 2011:76). Uji validitas dan Realibilitas juga akan dilakukan pada 30 responden yang terdiri dari usaha mikro yang bergerak di bidang kuliner yang ada di kawasan Kecamatan Medan Timur dan Medan Helvetia yang karakteristiknya sama dengan responden, namun merupakan diluar responden.

3.9.1 Uji Validitas

Menurut Situmorang dan Lufti (2011:76), validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Suatu pengukuran


(14)

instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat mengukur construct sesuai dengan tujuan dan harapan peneliti. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai correlated item – total correlation atau disebut dengan rhitung pada setiap butir pertanyaan terhadap nilai rtabel. Sunyoto (2009: 72) menyatakan sebagai berikut:

1. Jika rhitung positif dan rhitung rtabel , maka butir pertanyaan pada setiap variabel penelitian dinyatakan valid, dan

2. jika rhitung negatif atau rhitung rtabel , maka butir pertanyaan pada setiap variabel penelitian dinyatakan tidak valid.

Menurut Sugiyono (2009:114), syarat minimum yang dianggap memenuhi syarat adalah kalau nilai r > 0,30. Jadi korelasi antara butir dengan total skor kurang dari 0,30 maka butir dalam instrument tersebut dinyatakan tidak valid.

Tabel 3.2

Hasil Pengujian Validias Tiap Butir Pernyataan Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Validitas

VAR00001 17.6863 11.980 .523 .675 Valid

VAR00002 17.3725 10.158 .491 .604 Valid

VAR00003 17.3922 9.683 .645 .735 Valid

VAR00004 17.3529 11.193 .411 .691 Valid

VAR00005 17.3333 11.347 .440 .629 Valid

VAR00006 37.6471 24.953 .458 .681 Valid

VAR00007 38.3137 28.100 .588 .625 Valid

VAR00008 37.6863 30.260 .385 .669 Valid

VAR00009 38.1373 30.521 .529 .668 Valid

VAR00010 38.0392 26.078 .432 .610 Valid


(15)

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Validitas

VAR00001 17.6863 11.980 .523 .675 Valid

VAR00002 17.3725 10.158 .491 .604 Valid

VAR00003 17.3922 9.683 .645 .735 Valid

VAR00004 17.3529 11.193 .411 .691 Valid

VAR00012 37.5294 23.934 .585 .752 Valid

VAR00013 37.8431 27.975 .754 .622 Valid

VAR00014 37.6667 22.707 .617 .676 Valid

VAR00015 37.5882 23.927 .521 .635 Valid

VAR00016 19.1176 5.866 .390 .704 Valid

VAR00017 19.7451 8.034 .439 .709 Valid

VAR00018 19.7059 7.492 .371 .681 Valid

VAR00019 18.6471 7.033 .489 .632 Valid

VAR00020 19.3137 6.940 .494 .729 Valid

VAR00021 19.1569 7.575 .473 .674 Valid

Sumber: Pengolahan Data, SPSS (2015)

Suatu pertanyaan dikatakan valid apabila mempunyai nilai korelasi lebih kecil dari 0,3. Dari Tabel 3.2, memperlihatkan bahwa nilai corrected item-total correlation semua butir pernyataan pada semua variabel lebih besar dari 0,3, yang berarti pertanyaan tersebut sudah cukup valid.

3.9.2 Uji Reliabilitas

Situmorang dan Lufti (2011:79), reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali – untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel. Reliabilitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari


(16)

pengukurannya. Dikatakan konsisten jika beberapa pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang tidak berbeda. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa butir pertanyaan disebut reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan bersifat konsisten dari waktu ke waktu.

Penelitian ini menggunakan one shot dimana kuesioner diberikan hanya sekali saja kepada responden dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain untuk mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.

Pengukuran reliabilitasnya menggunakan uji statistik Cronbach Alpha. Menurut Sunyoto (2009: 68) suatu konstruk dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha >0,60.

Tabel 3.3

Hasil Pengujian Reliabilitas

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

.750 21

Sumber: Pengolahan Data, SPSS (2015)

Suatu pertanyaan dikatakan realibel apabila mempunyai nilai korelasi lebih kecil dari 0,6. Dari Tabel 3.3, memperlihatkan bahwa nilai cronbach’s alpha if item deleted semua butir pertanyaan pada semua variabel lebih besar dari 0,6 yaitu 0,750 > 0,6 yang berarti pernyataan tersebut sudah cukup reliabel.

3.10 Uji Asumsi Klasik

Syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi linier berganda sebelum data dianalisis adalah sebagai berikut:


(17)

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas adalah mengetahui apakah variabel dependen, independen, atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan grafik fan pendekatan statistik yaitu Kolmogrov Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp.sig. (2-tailed) diatas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal.

2. Uji Heteroskedasitas

Uji heteroskedatisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain atau dengan kata lain apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama diantara anggota grup tersebut. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Alat analisisnya adalah diagram pancar scatterplot.

3. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas dilakukan untuk menguji variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Multikolinieritas berarti adanya hubungan linier yang sempurna atau pasti diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas dapat dilakukan dengan melihat toleransi variabel dan Variance Inflation Factor (VIF) dengan membandingkan sebagai berikut:


(18)

a) VIF < 5 maka tidak terdapat multikolinearitas.

b) Tolerance > 0,1 maka tidak terdapat multikolinearitas.

3.11 Teknik Analisis Data 3.11.1 Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan suatu metode analisis dimana data yang telah diperoleh, di susun, dikelompokkan, dianalisis, kemudian diinterprestasikan.

3.11.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis statistic regresi linier berganda. Dimana secara umum data hasil pengamatan Y dipengaruhi oleh beberapa variabel bebas X1, X2. Sehingga rumus umum dari regresi berganda yaitu :

Y = α + β1X1 + β2X2 + e Dimana : Y = Kinerja usaha

α = Konstanta

β = Koefisien regresi

X1 = Entrepreneurial Networking X2 = Karakteristik wirausaha e = Standar error

Persamaan yang digunakan adalah : Y = a + b1X1 + b2X2 + e


(19)

3.12 Pengujian Hipotesis

Model regresi yang telah memenuhi syarat asumsi klasik tersebut akan digunakan untuk menganalisis melalui pengujian hipotesis sebagai berikut:

1. Uji Signifikasi Simultan (Uji-F)

Uji ini menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hipotesis dirumuskan sebagai berikut:

Ho : β1 = β2 = 0

Artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

Ha : β1 ≠ β2 0

Artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel-variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

Kriteria Pengujiannya dengan taraf signifikansi sebesar 5% maka:

Nilai Fhitung akan dibandingkan dengan nilai Ftabel . Kriteria pengambilan keputusannya, yaitu:

Ho diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5% Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%

2. Uji signifikan Individual/Uji Parsial (Uji-t)

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, maka dilakukan pengujian terhadap hipotesis yang diajukan pada penelitian ini. Metode pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dilakukan


(20)

pengujian secara parsial menggunakan uji t. Uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen

Untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat secara parsial dengan menentukan derajat

kepercayaan 95% (α =0,05) dan juga penerimaan atau penolakan hipotesa, maka

cara yang dilakukan adalah :

a. H0 : b1 = 0 artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

b. H0 : b1≠ 0 artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

3. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika koefisien determinasi (R2) semakin besar (mendekati satu) menunjukkan semakin baik kemampuan X menerangkan Y dimana 0 < R2< 1. Sebaliknya, jika R2 semakin kecil (mendekati nol), maka akan dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas adalah kecil terhadap variabel terikat. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.


(21)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Kecamatan Medan Barat

Kecamatan Medan Barat merupakan salah satu kecamatan dari 21 kecamatan yang ada di Kota Medan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1973 terbentuk dan disyahkan menjadi kecamatan definitive dari 4 kecamatan yang ada di Kota Medan membawahi 6 Kelurahan. Kecamatan Medan Barat merupakan dataran secara sedang 5 – 10 m diatas permukaan laut berbatasan dengan kecamatan:

Sebelah Utara : Kecamatan Medan Helvetia Sebelah Selatan : Kecamatan Medan Timur Sebelah Timur : Kecamatan Medan Petisah Sebelah Barat : Kecamatan Medan Delil

Medan Barat adalah salah satu daerah jasa dan perniagaan di Kota Medan. Di sini ini terdapat sebuah bengkel khusus kereta api yang dimiliki oleh PT. Kereta Api Indonesia Eksploitasi Sumatera Utara (PT. KAI-ESU).

Jumlah penduduk pada tahun 2014 di Kecamatan Medan Barat adalah sebanyak 59.190 jiwa, dengan distribusi berdasarkan kelurahan seperti tertera pada Tabel 4.1.


(22)

Tabel 4.1

Kecamatan Medan Barat Jumlah Penduduk Menurut Kelurahan, Tahun 2014

No Kelurahan KK Jiwa

1. Glugur Kota 1.371 9.005

2. Karang Berombak 2.744 11.167

3. Kesawan 2.645 12.051

4. Pulo Brayan Kota 698 4.364

5. Sei Agul 2.764 9.553

6. Silalas 1.468 6.496

Jumlah 11.690 52.636

Sumber: Data Kecamatan Medan Barat, Tahun 2015

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa penduduk paling banyak terdapat di kelurahan Kesawan yaitu sebanyak 12.051 jiwa (2.645 KK), kemudian diikuti kelurahan Karang Berombak sebanyak 11.167 jiwa (2.744 KK), Kelurahan Sei Agul sebanyak 9.553 jiwa (2.764 jiwa), Kelurahan Glugur Kota sebanyak 9.005 jiwa (1.371 KK) dan Kelurahan Pulo Brayan Kota sebanyak 6.496 jiwa (1.468 KK).

Jumlah penduduk berdasarkan agama dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2.

Jumlah Penduduk Kecamatan Medan Barat Berdasarkan Agama Menurut Kelurahan, Tahun 2014

No Kelurahan Islam Protestan Katolik Hindu Budha 1. Glugur Kota 3.925 2.313 2.750 - 17 2. Karang

Berombak

4.040 3.392 3.426 64 245

3. Kesawan 5.051 3.172 3.550 11 267

4. Pulo Brayan Kota

2.712 636 477 106 433 5. Sei Agul 3.532 1.425 2.027 994 1.575

6. Silalas 1.050 1.750 2.723 298 675

Jumlah 20.310 12.688 14.953 1.473 3.212 Sumber: Data Kecamatan Medan Barat, Tahun 2015


(23)

Tabel di atas menunjukkan 20.310 jiwa penduduk Kecamatan Medan Barat beragama Islam, beragama Protestan sebanyak 14.953 jiwa, beragama Katolik sebanyak 12.688 jiwa, sedangkan agama Budha hanya 3.212 jiwa dan Hindu sebanyak 1.473 jiwa.

Tabel di atas menunjukan bahwa di Kecamatan Medan Barat masyarakatnya ditinjau dari sudut agama dapat dikatakan majemuk, karena hampir semua agama yang ada dianut oleh penduduk Kecamatan Medan Barat. Meskipun agama Islam yang dominan tetapi penganut-penganut agama yang lain dapat hidup berdampingan dengan baik dan toleransi agama juga cukup baik sehingga tidak pernah terjadi perselisihan antar umat beragama.

2. Kecamatan Medan Perjuangan

Kecamatan Medan Perjuangan menempati posisi sebelah Timur Timur Laut Kota Medan dengan luas wilayah 431,2 Km2. Batas wilayah administratif meliputi:

Sebelah Utara : Kecamatan Medan Tembung dan Medan Perjuangan Sebelah Selatan : Kecamatan Medan Kota

Sebelah Timur : Kecamatan Medan Perjuangan

Sebelah Barat : Kecamatan Medan Estate dan Medan Barat

Kecamatan Medan Perjuangan terdiri atas 9 Kelurahan dengan jumlah penduduk 105.557 jiwa dengan 17.615 kepala keluarga atau sekitar 5,2% dari seluruh penduduk kota Medan yang berjumlah 2.036.018 jiwa. Dari 21 kecamatan yang ada di Kota Medan. Medan perjuangan merupakan salah satu yang terpadat berdasarkan kepadatan penduduk per kilometer persegi. Data jumlah penduduk


(24)

berdasarkan jenis kelamin, pekerjaan penduduk, dan sumber air minum dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini:

Tabel 4.3

Kecamatan Medan Perjuangan Jumlah Penduduk Menurut Kelurahan, Tahun 2014

No Kelurahan KK Jiwa

1. Sei Kera Hilir I 1.674 11.034

2. Sei Kera Hilir II 1.607 9.023

3. Sei Kera Hulu 1.973 8.474

4. Tegal Rejo 3.012 23.809

5. Sidorame Barat I 2.156 9.453

6. Sidorame Barat II 4.312 9.019

7. Sidorame Timur 1.794 10.313

8. Pahlawan 1.858 8.496

9. Pandu Hilir 2.265 8.374

Jumlah 20.651 97.999

Sumber: Data Kecamatan Medan Perjuangan, Tahun 2015

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa penduduk paling banyak terdapat di kelurahan Tegal Rejo yaitu sebanyak 23.809 jiwa (3.012 KK), kemudian diikuti kelurahan Sei Kera Hilir I sebanyak 11.034 jiwa (1.674 KK), Kelurahan Sidorame Timur sebanyak 10.313 jiwa (1.794 jiwa), sedangkan kelurahan yang lainnya memiliki penduduk dibawah 10.000 jiwa.


(25)

Tabel 4.4

Kecamatan Medan Perjuangan Jumlah Penduduk Menurut Kelurahan Berdasarkan Jenis Kelamin, Tahun 2014

No Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah

1. Sei Kera Hilir I 10.248 10.272 20.520

2. Sei Kera Hilir II 4.430 4.780 9.210

3. Sei Kera Hulu 4.469 5.122 9.771

4. Tegal Rejo 5.683 5.882 11.565

5. Sidorame Barat I 6.498 6.478 13.246

6. Sidorame Barat II 4.635 5.410 10.045

7. Sidorame Timur 5.206 5.506 10.712

8. Pahlawan 4.273 5.459 9.732

9. Pandu Hilir 5.702 5.868 11.570

Sumber: Data Kecamatan Medan Perjuangan, Tahun 2015

Dari data diatas terlihat bahwa sebagian besar penduduk berada di Kelurahan Tegal Rejo, yaitu sebanyak 23.809 jiwa (24,3%) tegal rejo dan jumlah perempuan lebih banyak dari laki-laki.

4.2 Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif adalah cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas melalui pengumpulan, penyusunan, penganalisisan data, sehingga dapat diketahui gambaran umum dari objek yang diteliti. Data utama dalam penelitian ini adalah informasi dari responden dan pernyataan-pernyataan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam menganalisis masalah penelitian yang dirumuskan.

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pernyataan (kuesioner). Jumlah pernyataan seluruhnya adalah 21 butir pernyataan yakni 5 butir pernyataan untuk variabel entrepreneurial networking (X1), 10 butir pernyataan untuk variabel karakteristik wirausaha (X2) dan 6 butir pernyataan


(26)

untuk variabel kinerja usaha mikro. Analisis deskriptif pada penelitian ini diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada 51 orang responden. Kuesioner berisikan deskripsi responden dan jawaban atas pernyataan yang diberikan.

Tabel 4.5

Hasil Analisis Karakteristik Responden Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Laki-Laki 18 29 %

Perempuan 33 71 %

Total 51 100 %

Sumber : Hasil Penelitian 2015 (diolah)

Pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, yakni responden laki-laki sebanyak 18 orang responden atau 29% dan wanita sebanyak 33 orang responden atau 71%. Hal ini menunjukkan mayoritas responden adalah perempuan pada usaha kuliner di Kecamatan Medan Barat dan Medan Perjuangan. Ini menunjukkan bahwa pekerjaan kuliner lebih banyak digeluti oleh perempuan..

Tabel 4.6

Karekteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Persentase

< 30 Tahun 14 27,45 %

30 - 45 Tahun 25 49,02 %

>45 Tahun 12 23,53 %

Total 51 100,00 %

Sumber : Hasil Penelitian 2015 (diolah)

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa yang berumur < 30 tahun sebanyak 14 orang responden atau 27,45%, 30-45 tahun sebanyak 25 orang responden atau 49,02%, dan umur > 45 tahun sebanyak 12 orang responden atau 23,53%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pengusaha masih berada pada usia produktif,


(27)

dimana pada usia tersebut pengusaha masih dapat bekerja dengan baik dan masih memiliki fisik yang kuat dalam melaksanakan pekerjaannya masing-masing.

Tabel 4.7

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase

Sarjana Strata 1 6 11,77 %

Diploma III 15 29,41 %

SMA 30 58,82 %

Total 51 100,00 %

Sumber : Hasil Penelitian 2015 (diolah)

Tabel 4.7 menunjukkan tingkat pendidikan responden yang diteliti adalah Sarjana strata 1 sebanyak 6 orang atau sebesar 11,77 %, yang memiliki tingkat pendidikan Diploma III yaitu sebanyak 15 orang atau sebesar 29,41 % dan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 30 orang atau sebesar 58,82 %. Dalam hal ini bahwa mayoritas tingkat pendidikan para pengusaha adalah SMA.

Tabel 4.8

Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Lama Bekerja Jumlah Persentase

< 5 Tahun 5 9,81 %

5 - 10 Tahun 29 56,86%

> 10 Tahun 17 33,33%

Total 51 100,00 %

Sumber : Hasil Penelitian 2015 (diolah)

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa mayoritas lama bekerja responden berada pada kelompok lama bekerja 5 - 10 tahun sebanyak 29 orang responden atau 56,86%, kelompok > 10 tahun sebanyak 17 orang responden atau 33,33%, dan yang kelompok < 5 tahun sebanyak 5 orang responden atau 9,91%. Hal ini menunjukkan pengalaman kerja dapat berfungsi untuk mempercepat proses penyelesaian pekerjaan. Pengalaman kerja dapat berfungsi untuk mempercepat proses penyelesaian pekerjaan.


(28)

4.2.1. Entrepreneurial Networking

Tanggapan responden mengenai entrepreneurial networking : Tabel 4.9

Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Entrepreneurial Networking

Item Pernyataan

1 2 3 4 5 6

F % F % F % F % F % F %

1 0 0 6 11,8 6 11,8 21 41,2 13 25,5 5 9,8 2 0 0 7 13,7 3 5,9 13 25,5 18 35,3 10 19,6 3 0 0 5 9,8 5 9,8 14 27,5 19 37,3 8 15,7 4 0 0 5 9,8 9 17,6 10 19,6 13 25,5 14 27,5 5 0 0 2 3,9 7 13,7 18 35,3 14 27,5 10 19,6 Sumber : Hasil Penelitian 2015 (diolah)

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa :

a. Pada butir pernyataan “Menjalin hubungan yang baik dengan pemasok dapat memberikan keuntungan pada usaha saya“ dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 5 (9,8%) responden setuju pada tingkat angka 6 bahwa menjalin hubungan yang baik dengan pemasok dapat memberikan keuntungan pada usaha. Terdapat 13 (25,5%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5, lalu 21 (41,2%) responden menyatakan setuju pada tingkat angka 4, dan masing-masing 6 (11,8%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 3 dan 2 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa menjalin hubungan yang baik dengan pemasok dapat memberikan keuntungan pada usaha.

b. Pada butir pernyataan ”Menjalin komunikasi yang baik dengan pemasok dapat

mencegah resiko yang akan terjadi pada usaha saya“ dari kuisioner yang


(29)

tingkat angka 6 bahwa menjalin komunikasi yang baik dengan pemasok dapat mencegah resiko yang akan terjadi pada usaha. Sebanyak 18 (35,3%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5, selanjutnya 13 (25,5%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, selanjutnya 3 (5,9%) dan 7 (13,7%) responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 3 dan 2 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa menjalin komunikasi yang baik dengan pemasok dapat mencegah resiko yang akan terjadi pada usaha.

c. Pada butir pernyataan “Membangun hubungan baik dengan mitra bisnis untuk mendukung kemajuan perkembangan bisnis saya“ dari kuisioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 8 (15,7%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 6 bahwa membangun hubungan baik dengan mitra bisnis untuk mendukung kemajuan perkembangan bisnis. Terdapat 19 (37,3%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5, selanjutnya 14 (27,5%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, dan masing-masing 5 (9,8 %) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 3 dan 2 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa membangun hubungan baik dengan mitra bisnis untuk mendukung kemajuan perkembangan bisnis.

d. Pada butir pernyataan “Saya memiliki sikap yang jujur dengan mitra bisnis“ dari kuisioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 14 (27,5%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 6 bahwa memiliki sikap yang jujur dengan mitra bisnis. Terdapat 13 (25,5%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5, lalu 10 (19,6%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, selanjutnya 9 (17,6%) dan 5 (9,8%) responden menyatakan tidak setuju di


(30)

tingkat angka 3 dan 2 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa memiliki sikap yang jujur dengan mitra bisnis.

e. Pada butir pernyataan “Saya memberikan kemudahan proses bagi individu yang ingin menjadi rekan bisnis” dari kuisioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 10 (19,6%) responden menyatakan setuju pada tingkat angka 6 bahwa memberikan kemudahan proses bagi individu yang ingin menjadi rekan bisnis. Terdapat 14 (27,5%) responden menyatakan setuju di tingkat 5, selanjutnya 18 (35,3%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu ada 7 (13,7%) dan 2 (3,9%) responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 3 dan 2 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa memberikan kemudahan proses bagi individu yang ingin menjadi rekan bisnis.

4.2.2. Karakteristik Wirausaha

Tanggapan responden mengenai karakteristik wirausaha: Tabel 4.10

Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Karakteristik Wirausaha Item

Pernyataan

1 2 3 4 5 6

F % F % F % F % F % F %

1 0 0 5 9,8 6 11,8 13 25,5 17 33,5 10 19,6 2 0 0 7 13,7 12 23,5 21 41,1 9 17,6 2 3,9 3 0 0 4 7,8 7 13,7 13 25,5 20 39,2 7 13,7 4 0 0 6 11,8 10 19,6 20 39,2 12 23,5 3 5,9 5 0 0 9 17,6 8 15,7 12 23,5 17 33,3 5 9,8 6 0 0 7 13,7 7 13,7 20 39,2 14 27,5 3 5,9 7 0 0 6 11,8 2 3,9 10 19,6 25 49,0 8 15,7 8 0 0 4 7,8 4 7,8 26 51,0 11 21,6 6 11,8 9 0 0 8 15,7 3 5,9 10 19,6 21 41,2 9 17,6 10 0 0 5 9,8 8 15,7 7 13,7 20 39,2 11 21,6 Sumber : Hasil Penelitian 2015 (diolah)


(31)

Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa :

a. Pada butir pernyataan “Saya mempunyai keinginan untuk menghasilkan produk yang jenisnya lebih beraneka ragam“ dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 10 (19,6%) responden setuju pada tingkat angka 6 bahwa mempunyai keinginan untuk menghasilkan produk yang jenisnya lebih beraneka ragam. Terdapat 17 (33,5%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5, lalu 13 (25,5%) responden menyatakan setuju pada tingkat angka 4, dan masing-masing 6 (11,8%) dan 5 (9,8%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 3 dan 2 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa mempunyai keinginan untuk menghasilkan produk yang jenisnya lebih beraneka ragam.

b. Pada butir pernyataan ”Waktu luang yang tersedia selalu saya gunakan untuk meningkatkan keterampilan dengan cara belajar“ dari kuisioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 2 (3,9%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 6 bahwa waktu luang yang tersedia selalu digunakan untuk meningkatkan keterampilan dengan cara belajar. Sebanyak 9 (17,6%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5, selanjutnya 21 (41,1%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, selanjutnya 12 (23,5%) dan 7 (13,7%) responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 3 dan 2 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa waktu luang yang tersedia selalu digunakan untuk meningkatkan keterampilan dengan cara belajar.


(32)

c. Pada butir pernyataan “Saya lebih berupaya untuk mengambil manfaat yang berguna dari semua kendala yang dihadapi“ dari kuisioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 7 (13,7%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 6 bahwa lebih berupaya untuk mengambil manfaat yang berguna dari semua kendala yang dihadapi. Terdapat 20 (39,2%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5, selanjutnya 13 (25,5%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, dan masing-masing 7 (13,7 %) dan 4 (7,8%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 3 dan 2 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa lebih berupaya untuk mengambil manfaat yang berguna dari semua kendala yang dihadapi. d. Pada butir pernyataan “Saya memiliki rasa optimistik yang tinggi untuk

mencapai/memperoleh sesuatu“ dari kuisioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 3 (5,9%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 6 bahwa memiliki sikap yang jujur dengan mitra bisnis. Terdapat 12 (23,5%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5, lalu 20 (39,2%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, selanjutnya 10 (19,6%) dan 6 (11,8%) responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 3 dan 2 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa memiliki rasa optimistik yang tinggi untuk mencapai/memperoleh sesuatu.

e. Pada butir pernyataan “Saya menyelesaikan sesuatu sendiri, kadang kala mengambil keputusan tanpa perlu persetujuan orang lain” dari kuisioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 5 (9,8%) responden menyatakan setuju pada tingkat angka 6 bahwa menyelesaikan sesuatu sendiri, kadang kala mengambil


(33)

keputusan tanpa perlu persetujuan orang lain. Terdapat 17 (33,3%) responden menyatakan setuju di tingkat 5, selanjutnya 12 (23,5%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu ada 8 (15,7%) dan 9 (17,6%) responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 3 dan 2 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa menyelesaikan sesuatu sendiri, kadang kala mengambil keputusan tanpa perlu persetujuan orang lain. f. Pada butir pernyataan “Saya berani mengambil resiko apabila terjadi kerugian

dalam berusaha“ dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 3 (5,9%) responden setuju pada tingkat angka 6 bahwa berani mengambil resiko apabila terjadi kerugian dalam berusaha. Terdapat 14 (27,5%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5, lalu 20 (39,2%) responden menyatakan setuju pada tingkat angka 4, dan masing-masing 7 (11,8%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 3 dan 2 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa berani mengambil resiko apabila terjadi kerugian dalam berusaha.

g. Pada butir pernyataan ”Saya berani mengambil resiko akan kehilangan pelanggan usaha“ dari kuisioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 8 (15,7%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 6 bahwa berani mengambil resiko akan kehilangan pelanggan usaha. Sebanyak 25 (49,0%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5, selanjutnya 10 (19,6%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, selanjutnya 2 (3,9%) dan 6 (11,8%) responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 3 dan 2 dengan


(34)

pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa berani mengambil resiko akan kehilangan pelanggan usaha.

h. Pada butir pernyataan “Saya berani mengambil resiko akan kehilangan barang usaha“ dari kuisioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 6 (11,8%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 6 bahwa berani mengambil resiko akan kehilangan barang usaha. Terdapat 11 (21,6%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5, selanjutnya 26 (51,0%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, dan masing-masing 4 (7,8%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 3 dan 2 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa berani mengambil resiko akan kehilangan barang usaha.

i. Pada butir pernyataan “Saya mampu mengelola usaha dengan baik“ dari kuisioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 9 (17,6%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 6 bahwa mampu mengelola usaha dengan baik. Terdapat 21 (41,2%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5, lalu 10 (19,6%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, selanjutnya 3 (5,9%) dan 8 (15,7%) responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 3 dan 2 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa mampu mengelola usaha dengan baik.

j. Pada butir pernyataan “Saya ingin memiliki kemampuan berkomunikasi dengan mitra bisnis” dari kuisioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 11 (21,6%) responden menyatakan setuju pada tingkat angka 6 bahwa ingin memiliki kemampuan berkomunikasi dengan mitra bisnis. Terdapat 20


(35)

(39,2%) responden menyatakan setuju di tingkat 5, selanjutnya 7 (13,7%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu ada 8 (15,7%) dan 5 (9,8%) responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 3 dan 2 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa ingin memiliki kemampuan berkomunikasi dengan mitra bisnis.

4.2.3. Kinerja Usaha

Tanggapan responden mengenai kinerja usaha: Tabel 4.11

Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kinerja Usaha Item

Pernyataan

1 2 3 4 5 6

F % F % F % F % F % F %

1 0 0 5 9,8 13 25,5 16 31,4 10 19,6 7 13,7 2 0 0 7 13,7 22 43,1 19 37,3 1 2,0 2 3,9 3 0 0 6 11,8 21 41,2 21 41,2 2 3,9 1 2,0 4 0 0 4 7,8 6 11,8 12 23,5 19 37,3 10 19,6 5 0 0 6 11,8 16 31,4 17 33,3 5 9,8 7 13,7 6 0 0 6 11,8 13 25,5 12 23,5 16 31,4 4 7,8 Sumber : Hasil Penelitian 2015 (diolah)

Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa :

a. Pada butir pernyataan “Peningkatan penjualan sebagai pendukung dalam kinerja usaha saya“ dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 7 (13,7%) responden setuju pada tingkat angka 6 bahwa peningkatan penjualan sebagai pendukung dalam kinerja usaha saya. Terdapat 10 (19,6%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5, lalu 16 (31,4%) responden menyatakan setuju pada tingkat angka 4, dan masing-masing 13 (25,5%) dan 5 (9,8 %) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 3 dan 2 dengan


(36)

pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa peningkatan penjualan sebagai pendukung dalam kinerja usaha.

b. Pada butir pernyataan ”Peningkatan pendapatan usaha yang stabil sebagai

pendukung dalam kinerja usaha saya“ dari kuisioner yang disebar dan

dianalisis, terdapat 2 (3,9%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 6 bahwa peningkatan pendapatan usaha yang stabil sebagai pendukung dalam kinerja usaha. Sebanyak 1 (2,0%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5, selanjutnya 19 (37,3%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, selanjutnya 22 (43,1%) dan 7 (13,7%) responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 3 dan 2 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden tidak setuju bahwa peningkatan pendapatan usaha yang stabil sebagai pendukung dalam kinerja usaha.

c. Pada butir pernyataan “Pertumbuhan keuntungan yang berkelanjutan sebagai pendukung dalam kinerja usaha saya“ dari kuisioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 1 (2,7%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 6 bahwa pertumbuhan keuntungan yang berkelanjutan sebagai pendukung dalam kinerja usaha. Terdapat 2 (3,9%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5, selanjutnya 21 (41,2%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, dan masing-masing 21 (41,2%) dan 6 (11,8%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 3 dan 2 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden tidak setuju bahwa pertumbuhan keuntungan yang berkelanjutan sebagai pendukung dalam kinerja usaha.


(37)

d. Pada butir pernyataan “Kedisiplinan yang ada pada tenaga kerja sangat

dibutuhkan untuk kemajuan kinerja usaha saya“ dari kuisioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 10 (19,6%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 6 bahwa kedisiplinan yang ada pada tenaga kerja sangat dibutuhkan untuk kemajuan kinerja usaha. Terdapat 19 (37,3%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5, lalu 12 (23,5%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, selanjutnya 6 (11,8%) dan 4 (7,8%) responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 3 dan 2 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa kedisiplinan yang ada pada tenaga kerja sangat dibutuhkan untuk kemajuan kinerja usaha.

e. Pada butir pernyataan “Keberhasilan dalam pencapaian target usaha sangat dibutuhkan untuk pencapaian kinerja usaha saya” dari kuisioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 7 (13,7%) responden menyatakan setuju pada tingkat angka 6 bahwa keberhasilan dalam pencapaian target usaha sangat dibutuhkan untuk pencapaian kinerja usaha. Terdapat 5 (27,5%) responden menyatakan setuju di tingkat 5, selanjutnya 17 (33,3%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu ada 16 (31,4%) dan 6 (11,8%) responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 3 dan 2 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa keberhasilan dalam pencapaian target usaha sangat dibutuhkan untuk pencapaian kinerja usaha.

f. Pada butir pernyataan “Aktifitas yang tinggi pada tenaga kerja sangat penting untuk mendukung keberhasilan kinerja usaha saya“ dari kuisioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 4 (7,8%) responden menyatakan setuju di


(38)

tingkat angka 6 bahwa aktifitas yang tinggi pada tenaga kerja sangat penting untuk mendukung keberhasilan kinerja usaha. Terdapat 16 (31,4%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5, lalu 12 (23,5%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, selanjutnya 13 (25,5%) dan 6 (11,8%) responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 3 dan 2 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa aktifitas yang tinggi pada tenaga kerja sangat penting untuk mendukung keberhasilan kinerja usaha.

4.3. Hasil Uji Asumsi Klasik 4.3.1 Uji Normalitas Penelitian

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi berdistribusi normal. Uji normalitas dapat juga dilakukan dengan pendekatan histogram dan analisis grafik yaitu pada Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual.

1. Pendekatan Histogram

Gambar 4.1: Histogram Uji Normalitas Sumber : Hasil Penelitian 2015 (diolah)


(39)

Pada Gambar 4.1 terlihat bahwa residual data berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh distribusi data yang berbentuk lonceng dan tidak melenceng ke kiri atau ke kanan.

2. Pendekatan Grafik

Gambar 4.2: Pengujan Normalitas Sumber : Hasil Penelitian 2015 (diolah)

Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar mengikuti data di sepanjang garis diagonal, hal ini berarti data berdistribusi normal. Selain itu, uji normalitas juga dapat dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogrov - Sumirnov pada tingkat signifikan 5 % (0,05).

3. Pendekatan Kolmogrov – Sumirnov

Uji normalitas dengan grafik bisa saja terlihat berdistribusi normal, padahal secara statistik tidak berdistribusi normal. Berikut ini pengujian normalitas yang didasarkan dengan uji statistik non-parametik Kolmogorv-Smirnov (K-S) untuk mengetahui apakah berdistribusi normal atau tidak.


(40)

Hasil uji Kolmogrov – Sumirnov dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut:

Tabel 4.12

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 51

Normal Parametersa Mean .0000000 Std. Deviation 2.50656069 Most Extreme Differences Absolute .074

Positive .074

Negative -.046

Kolmogorov-Smirnov Z .642

Asymp. Sig. (2-tailed) .805

a. Test distribution is Normal.

Sumber : Hasil Penelitian 2015 (diolah)

Pada Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa data berdistribusi normal karena nilai Asymp.Sig (2-tailed) sebesar 0,805 diatas tingkat signifikansi 0,05 atau 5% atau Asymp.Sig (2-tailed) > 0,05.

4.3.2. Uji Heteroskedastisitas

Untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas. Dan jika varians berbeda, disebut heteroskedastisitas.

Uji Heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan mengamati diagram pancar (Scatterplot) residual.


(41)

Gambar 4.3. Scatterplot

Berdasarkan grafik terlihat bahwa titik-titiknya menyebar secara merata. Hal ini berarti tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi kinerja usaha mikro berdasarkan masukan variabel bebasnya.

4.3.3. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengatahui ada tidaknya hubungan linear diantara variabel bebas dalam model regresi. Hasil SPSS pada Lampiran menunjukkan tidak ada gejala multikolinearitas dimana hasil uji VIF menunjukkan nilai kurang dari 5 (VIF < 5), seperti terlihat pada Tabel 4.13.


(42)

Tabel 4.13 Uji Multikolinieritas

Pada Tabel 4.13 variabel entrepreneurial networking dan karakteristik wirausaha memiliki nilai Tolerance (0,959) dan (0,959) > 0,1 dan nilai VIF (1,043), (1,0430) < 5 maka variabel tersebut tidak terkena multikolinieritas. 4.4. Analisis Regresi Liniar Berganda

Metode analisis regresi linier berganda berfungsi untuk mengetahui pengaruh/hubungan antara variabel independent (entrepreneurial Networking dan karakteristik wirausaha) dan variabel dependent (kinerja usaha) akan digunakan analisis regresi linier berganda (multiple regression analysis). Peneliti menggunakan bantuan program sofware SPSS for windows untuk memperoleh hasil yang lebih terarah, dengan menggunakan metode Enter. Metode Enter dilakukan dengan memasukkan semua variabel bebas sebagai variabel predikator. Seluruh variabel akan dimasukkan ke dalam analisis untuk mengetahui apakah variabel independent mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel dependent.


(43)

Berdasarkan hasil pengujian asumsi klasik, ternyata data telah lulus uji asumsi klasik, sehingga data siap untuk diregresi linier berganda. Hasil dari analisis regresi linier berganda seperti berikut ini.

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Y = 18,641 + 0,077 X1 + 0,067 X2 + e Keterangan:

Y = Kinerja Usaha a = Intersep

X1 = Entrepreneurial networking X2 = Karakteristik wirausaha b1, b2 = Koefisien regresi

1. Konstanta (entrepreneurial networking) dan X2 (karakteristik wirausaha) adalah 0 maka kinerja usaha mikro (Y) akan sebesar 18,641.

2. Koefisien regresi X1 entrepreneurial networking = 0,077 menunjukkan bahwa jika meningkat entrepreneurial networking sebesar satu satuan maka kinerja usaha mikro yang dimilikinya akan bertambah sebesar nilai koefisien regresi X1 yaitu 0,077.

3. Koefisien regresi X2 (karakteristik wirausaha) = 0,067 menunjukkan bahwa jika meningkat karakteristik wirausaha sebesar satu satuan maka kinerja usaha mikro yang dimilikinya akan bertambah sebesar nilai koefisien regresi X2 yaitu 0,067.


(44)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara parsial (individual) terhadap variasi variabel

dependen. Kriteria pengujiannya adalah:

H0 : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

H1 : b1≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

Kriteria pengambilan keputusan adalah: H0 diterima jika thitung < ttabelpada α = 5 % H1 diterima jika thitung > ttabelpada α = 5 %

Pengaruh secara parsial juga dapat diketahui dengan membandingkan nilai

probabilitas signifikansi pada tabel hasil penelitian dengan α = 5%. Suatu variabel bebas berpengaruh secara signifikan jika nilai sig.tabel < 0,05. Berdasarkan tabel berikut:

Tabel 4.14 Hasil Uji Parsial (Uji t)

1. Variabel Entrepreneurial Networking

Nilai t-hitung dari koefisien regresi adalah sebesar 3,701, sedangkan nilai t-tabel 5 % dengan derajat bebas 48 (51 – 3) adalah sebesar 2,01. Nilai t-hitung


(45)

(3,701) lebih besar dari t-tabel 5 % (2,01) dan tingkat signifikansiya 0,004 < 0,1.sehingga diputuskan untuk menolak H0 dan menerima H1. Dengan demikian dapat dikatakan variabel entrepreneurial networking signifikan terhadap kinerja usaha pada tingkat kepercayaan 95%.

2. Variabel Karakteristik Wirausaha

Nilai t-hitung dari koefisien regresi adalah sebesar 11,553, sedangkan nilai t-tabel 5 % dengan derajat bebas 48 (51 – 3) adalah sebesar 2,01. Nilai t-hitung (11,553) lebih besar dari t-tabel 5 % (2,01) dan tingkat signifikansiya 0,022 < 0,1.sehingga diputuskan untuk menolak H0 dan menerima H1. Dengan demikian dapat dikatakan variabel karakteristik wirausaha signifikan terhadap kinerja usaha pada tingkat kepercayaan 95 %.

4.4.2. Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Untuk mengetahui pengaruh simultan variabel bebas

terhadap variabel terikat maka digunakan uji F. Hasil pengujian

dengan menggunakan SPSS adalah sebagai berikut:

Tabel 4.14 Hasil Uji F


(46)

Dari Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa nilai F-hitung adalah 21,520, sedangkan nilai F-tabel 0,05 adalah 3,19. Karena F-hitung lebih besar dari F-tabel dan tingkat signifikansiya 0,000 < 0,1 maka disimpulkan menolak H0 dan menerima H1. Artinya, secara simultan variabel entrepreneurial networking dan karakteristik wirausaha berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha pada tingkat kepercayaan 95%.

4.4.3. Uji Determinasi (R2)

Nilai koefisien determinasi dapat dilihat pada Tabel berikut ini. Tabel 4.15

Hasil Uji Determinasi

Dari Tabel 4.15 dapat dilihat bahwa koefisien determinasi (Adjusted R Square) antara semua variabel bebas dengan kinerja karyawan adalah sebesar 0,483.Artinya, sebesar 48,30 % dari perubahan kinerja usaha pada perusahaan dapat dijelaskan oleh perubahan variabel entrepreneurial networking secara serempak, sedangkan sisanya 51,70 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak


(47)

dimasukkan sebagai variabel dalam penelitian, seperti modal usaha dan strategi pemasaran.

4.5. Pembahasan

4.5.1. Pengaruh Entrepreneurial Networking dan Karakteristik Wirausaha terhadap Kinerja Usaha Mikro

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa entrepreneurial networking dan karakteristik wirausaha berpengaruh positif dan signifikan, para pemilik usaha mikro yang bergerak di bidang kuliner harus bisa meningkatkan entrepreneurial networking dan karakteristik wirausaha sehingga akan membuat kinerja usaha mikro juga semakin bertambah.

Jika dilihat tanggapan responden bahwa mayoritas responden setuju bahwa peningkatan penjualan sebagai pendukung dalam kinerja usaha yang akan meningkatkan kinerja secara kuantitatif, kedisiplinan yang ada pada tenaga kerja sangat dibutuhkan untuk kemajuan kinerja usaha, keberhasilan dalam pencapaian target usaha sangat dibutuhkan untuk pencapaian kinerja usaha dan aktifitas yang tinggi pada tenaga kerja sangat penting untuk mendukung keberhasilan kinerja usaha.

Kinerja usaha adalah ukuran keberhasilan dalam pembuatan strategi pendayagunaan sumber daya yang dimiliki perusahaan ataupun usaha mikro secara efektif dan efisien demi keberlanjutan usaha (Wulandari, 2009). Kemampuan usaha mikro untuk bertahan ataupun berkembang harus dilihat dari kinerja usaha mikro tersebut. Kinerja merupakan prestasi kerja, yakni


(48)

perbandingan antara hasil kerja yang secara nyata dengan standar yang ditetapkan. Dengan demikian kinerja memfokuskan pada hasil kerjanya. Karena organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia, maka kinerja sesungguhnya merupakan perilaku manusia di dalam suatu organisasi yang memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Purwanti (2012) dengan judul penelitian Pengaruh Karakteristik Wirausaha, Modal Usaha, Strategi Pemasaran terhadap Perkembangan UMKM di Desa Dayaan Dan

Kalilondo Salatiga, dengan variabel bebas terdiri dari karakteristik wirausaha, modal usaha, strategi pemasaran, dan variabel terikat terdiri dari perkmbanagan usaha, yang diuji dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Diperoleh kesimpulan bahwa karakteristik wirausaha, modal usaha secara individu berpengaruh signifikan terhdap perkembangan usaha strategi pemasaran tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perkembangan usaha.

4.5.2. Pengaruh Entrepreneurial Networking terhadap Kinerja Usaha Mikro

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa Entrepreneurial Networking berpengaruh positif dan signifikan, para pemilik usaha mikro yang bergerak di bidang kuliner harus bisa meningkatkan Entrepreneurial Networking sehingga akan membuat kinerja usaha mikro juga semakin bertambah. Hal ini sejalan Grave dan Salaff (2003) yang menyatakan networking memiliki beberapa kegunaan bagi para pengusaha. Kegunaanya ialah seberapa besar pengusaha dapat memperluas networking untuk mendapatkan informasi penting sebaik-baiknya yang dapat mempengaruhi kinerja usaha untuk pengembangan bisnis di


(49)

masa yang akan datang. Teori tersebut juga didukung oleh Kimio dan James (1996) bahwa entrepreneurial networking adalah akar kekuatan dari perusahaan untuk bersaing.

Jika dilihat tanggapan responden dari kuesioner yang disebar, mayoritas responden menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa:

1. Menjalin hubungan yang baik dengan pemasok dapat memberikan keuntungan pada usaha.

2. Menjalin komunikasi yang baik dengan pemasok dapat mencegah resiko yang akan terjadi pada usaha.

3. Membangun hubungan baik dengan mitra bisnis untuk mendukung kemajuan perkembangan bisnis.

4. Memiliki sikap yang jujur dengan mitra bisnis.

5. Memberikan kemudahan proses bagi individu yang ingin menjadi rekan bisnis.

Semakin baik entrepreneurial networking, maka kinerja usaha mikro juga akan semakin baik. Dengan demikian kinerja usaha makro dapat ditingkatkan dengan memperbaiki entrepreneurial networking. Menurut Sanusi (2013:36) bahwa entrepreneurial networking adalah organisasi sosial yang menawarkan berbagai jenis sumber daya untuk memulai atau meningkatkan proyek-proyek kewirausahaan. Memiliki sumber daya manusia yang memadai merupakan faktor kunci untuk prestasi kewirausahaan. Dikombinasikan dengan kepemimpinan, entrepreneurial networking merupakan jenis yang tak terpisahkan dari jaringan


(50)

sosial tidak hanya diperlukan untuk benar menjalankan bisnis atau proyek, tetapi juga untuk membedakan bisnis dari proyek serupa.

4.5.3. Pengaruh Karakteristik Wirausaha terhadap Kinerja Usaha Mikro Dari hasil penelitian diketahui bahwa karakteristik wirausaha berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha mikro di Kecamatan Medan Barat dan Medan Perjuangan. Semakin baik karakteristik wirausaha, maka kinerja usaha mikro juga akan semakin baik. Dengan demikian kinerja usaha makro dapat ditingkatkan dengan memperbaiki kinerja usaha mikro. Menurut Justin, dkk (2001) karakteristik wirausaha yaitu kebutuhan akan keberhasilan setiap orang berbeda dalam tingkat kebutuhan keberhasilannya. Orang yang memiliki tingkat kebutuhan keberhasilan yang rendah akan merasa puasa pada status yang dimiliki, sedangkan orang dengan tingkat kebutuhan keberhasilan yang tinggi senang bersaing dengan standart keunggulan dan memilih untuk bertanggung jawab secara pribadi atas tugas yang dibebankan padanya. Dorongan untuk keberhasilan tersebut tampak dalam pribadi yang ambisius yang memulai perusahaan barunya dan kemudian berkeinginan untuk mengembangkan usahanya.

Jika dilihat tanggapan responden dari kuesioner yang disebar, mayoritas responden menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa:

1. Mempunyai keinginan untuk menghasilkan produk yang jenisnya lebih beraneka ragam.

2. Waktu luang yang tersedia selalu digunakan untuk meningkatkan keterampilan dengan cara belajar.


(51)

3. Lebih berupaya untuk mengambil manfaat yang berguna dari semua kendala yang dihadapi.

4. Rasa optimistik yang tinggi untuk mencapai/memperoleh sesuatu.

5. Menyelesaikan sesuatu sendiri, kadang kala mengambil keputusan tanpa perlu persetujuan orang lain.

6. Berani mengambil resiko apabila terjadi kerugian dalam berusaha. 7. Berani mengambil resiko akan kehilangan pelanggan usaha. 8. Berani mengambil resiko akan kehilangan barang usaha. 9. Mampu mengelola usaha dengan baik.

10. Ingin memiliki kemampuan berkomunikasi dengan mitra bisnis.

Hal ini sesuai dengan penelitian d’Ambrose & Muldowney (1998) menyatakan bahwa studi awal dari kewirausahaan adalah pengambilan resiko yang berpusat pada dasar pemikiran bahwa pengusaha cenderung mengambil resiko usaha. Dengan begitu dimensi pengambilan resiko dapat mempengaruhi variabel pengembangan usaha yaitu peningkatan skala usaha dalam hal penambahan jenis produk lain.

Kinerja merupakan tingkat perbandingan hasil kerja yang diperoleh dibandingkan dengan harapannya. Kinerja dinyatakan kurang jika kinerja di bawah harapan dan dinyatakan baik jika kinerja tepat sesuai dengan harapan. Kalau kinerja melebihi harapan, maka jadi kesempurnaan kerja. Harapan terhadap kinerja dibentuk oleh pengalaman terdahulu, dan informasi dari sumber lain atau dari perusahaan pesaing.


(52)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat dibuat beberapa kesimpulan, sebagai berikut:

1. Berdasarkan uji F hitung diperoleh bahwa variabel Entrepreneurial Networking dan karakteristik wirausaha secara bersama-sama atau secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha mikro. 2. Berdasarkan uji t atau uji parsial menunjukkan bahwa variabel

entrepreneurial networking dan karakteristik wirausaha secara individual atau secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha mikro di Kecamatan Medan Perjuangan dan Medan Barat.

3. Nilai Adjusted R2 adalah 0,483 angka ini menunjukkan bahwa sebesar 48,3 % kinerja usaha mikro dapat dipengaruhi oleh entrepreneurial networking (X1) dan karakteristik wirausaha (X2) sedangkan sisanya sebesar 51,70 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti, entrepreneurial marketing, strategi bisnis, modal usaha, dan lain-lain.


(53)

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh yang telah ada di dalam penelitian ini maka berikut adalah saran dari peneliti :

1. Peneliti berharap pengetahuan akan entrepreneurial networking pada diri pemilik usaha mikro seperti, membangun komunikasi dengan pelanggan dan mitra bisnis dapat ditingkatkan lagi untuk mendukung kemajuan perkembangan bisnis.

2. Peneliti berharap agar pengusaha mengikuti pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan karakter yang sudah dimilikinya melalui charater building. 3. Pemerintah memberikan akses UMKM untuk entrepreneurial networking

yang lebih luas.

4. Untuk peneliti selanjutnya untuk meneliti variabel lain yang dapat mempengaruhi kinerja usaha seperti entrepreneurial marketing, strategi bisnis dan modal usaha.


(54)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Entreprenuerial Networking

Networking menjadi perhatian dalam komunitas peneliti dan merek meneliti tentang pengaruh networking dalam ekonomi dan kewirausahaan. Untuk bertahan dalam dunia yang penuh persaingan, penting sekali untuk mengembangkan sebuah entrepreneurial dan jaringan sosial dari informasi dan lainya. Menurut Staber (2001) Networking berperan sebagai bagian yang penting dalam menyatukan dan membawa perusahaan bersama kepada sistem yang inovatif dari hubungan perjanjian, pengembangan produk, dan aliansi antar organisasi.

Networking hadir menjadi suatu simbol di era informasi saat ini (Lipnack dan Stamps, 1994). Informasi adalah sumber daya utama untuk pengusaha dan dapat menghubungkan pengusaha dengan pasar, pemasok, harga, teknologi dan networking telah memperlihatkan betapa berharganya kebijakan berkontribusi membantu pengusaha (Frazier dan Niehm, 2004). Networking meningkatkan pengusaha melalui mendapatkan jaringan dari sumber-sumber yang dibutuhkan yang membantu untuk mencapai tujuan perusahaan (Ripolles dan Blesa, 2005).

Anderson et al. (2005) mengatakan networking terbagi atas keluarga dan teman yang menuju pada perpindahan dalam lingkaran yang sama sebagai pengusaha, sumber daya ini tdak mungkin ditawarkan di luar jangkauan


(55)

pengusaha. Penelitian sebelumnya mengenalkan bahwa networking adalah sebuah sumber daya yang sangat diperlukan dari informasi untuk pengusaha dan UMKM (Barnir dan Smith, 2002; Brush et al., 2001; Grave dan Salaff, 2003). Penelitian tentang kewirausahaan yang dilakukan oleh Arenius (2006) menjelaskan bahwa networking (social network) berpengaruh terhadap peluang, pengenalan, entrepreneurial direction, pembuatan keputusan kepada seorang pengusaha dan pertumbuhan bisnis sebagai kriteria kesuksesan bisnis.

Pengertian entrepreneurial networking adalah segala hubungan yang membantu dalam pembentukan sebuah usaha baru sebagai bagian dari jaringan (Dodd dan Patra, 2002:117). Dougherty dan Bowman (1995) menekankan pentingnya networking yang berasal dari hubungan individu. Mereka menyelidiki bagaimana rekstrukturisasi di tahun 1990-an mempengaruhi inovasi produk. Mereka juga menyimpulkan bahwa hal itu menghalangi inovasi produk melalui berkurangnya efektifitas dan strategi yang melingkupi seluruh kegiatan usaha. Peluang dari jaringan pada hubungan informal digunakan inovator untuk menjalankan hubungan di luar strategi perusahaan. Inovasi memerlukan sebuah networking yang rumit dari hubungan antar individu dan antar kelompok disebut entrepreneurial networking. Sedangkan Hoang dan Antoncic (2003) dan Slotted (2010) menginditifikasikan bahwa sebuah unit usaha baru berhubungan antara individu dan organisasi, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa entrepreneurial networking adalah hubungan yang mengikat yang terbentuk di level antar perseorangan dan antar organisasi.


(56)

Menurut Achmad Sanusi (2013:36) bahwa entrepreneurial networking adalah organisasi sosial yang menawarkan berbagai jenis sumber daya untuk memulai atau meningkatkan proyek-proyek kewirausahaan. Memiliki sumber daya manusia yang memadai merupakan faktor kunci untuk prestasi kewirausahaan. Dikombinasikan dengan kepemimpinan, entrepreneurial networking merupakan jenis yang tak terpisahkan dari jaringan sosial tidak hanya diperlukan untuk benar menjalankan bisnis atau proyek, tetapi juga untuk membedakan bisnis dari proyek serupa.

Tujuan dari sebagian besar entrepreneurial networking adalah untuk menyatukan pilihan yang luas dari profesional dan sumber daya yang melengkapi upaya masing-masing. Awalnya prioritas utama adalah untuk membantu meluncurkan bisnis yang sukses. Selanjutnya memberikan motivasi, arah dan meningkatkan akses terhadap peluang dan keahlian lainnya. Promosi masing-masing anggota bakat dan layanan baik di dalam jaringan dan keluar di pasar yang lebih luas meningkatkan kesempatan bagi semua peserta.

2.1.1.1Dimensi Entrepreneurial Networking

Dimensi entrepreneurial networking terdiri dari building personal relationship dan having a favorable attitude.

1. Building Personal Relationship

Digunakan untuk mengatasi kesulitan dan mencapai tujuan personal maupun perusahaan (Taormina dan Kin lao, 2007). Di dalam bisnis, membangun hubungan yang baik antar individu maupun dengan organisasi sering dilihat


(57)

sebagai cara yang tepat untuk mencapai tujuan perusahaan (Neergard et al, 2005). Hoang and Antoncic (2003) mengatakan bahwa kunci utama dari building personal relationship untuk proses kewirausahaan adalah meningkatkan informasi dan saran yang diterima. Pengusaha sering mengandalkan building personal relationship untuk informasi bisnis, saran yang berhubungan dengan bisnis dan pemecahan masalah. Selanjutnya, pengusaha mencoba untuk memperluas atau mengembangkan bisnis dan mengurangi resiko yang tidak terduga.

2. Having a Favorable Attitude

Having a favorable attitude terhadap entrepreneurial networking diperlukan sebelum menggunakanya untuk tujuan dan kepentingan bisnis. Ekspektasi pada hubungan prilaku-sikap didasarkan oleh Fishbein dan Ajzen (1975)” Theory of reasoned action” dan Ajzen (1991) “ Theory of planned behavior” keduanya teori adalah teori motivasi. Ringkasan dari teori tersebut adalah satu keyakinan mempengaruhi satu perilaku, satu perilaku mempengaruhi satu tujuan perilaku dan satu tujuan perilaku mempengaruhi perilaku.

2.1.2 Karakteristik Wirausaha

Seorang wirausaha adalah pribadi yang mandiri dalam mengejar prestasi, ia berani mengambil resiko untuk milai mengelola bisnis demi mendapatkan laba. Karena itu dia lebih memilih menjadi pemimpin daripada pengikut, untuk itu seorang wirausaha memiliki rasa percaya diri yang kuat dan mempertahankan diri ketika mengahadapi tantangan pada saat merintis usaha bisnis. Dalam menghdapi


(1)

ABSTRAK

PENGARUH ENTREPRENEURIAL NETWORKING DAN KARAKTERISTIK WIRAUSAHA TERHADAP KINERJA USAHA

MIKRO (STUDI PADA USAHA MIKRO KAWASAN MEDAN PERJUANGAN DAN MEDAN BARAT

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh entrepreneurial networking dan karakteristik wirausaha terhadap kinerja usaha mikro (Studi pada

usaha mikro kawasan kecamatan Medan Perjuangan dan Medan Barat). Data yang digunakan penelitian ini adalah data primer berupa kuesioner, wawancara dan data sekunder berupa deskripsi kecamatan. Populasi dalam penelitian ini adalah usaha mikro yang bergerak dibidang kuliner di Kecamatan

Medan Barat dan Medan Perjuangan yang berjumlah 51. Ada pun kriteria populasi adalah usaha mikro yang bergerak di bidang kuliner dalam skala ukuran

PKL (Pedagang Kaki Lima) yang telah berdiri dua tahun atau lebih. Teknik penentuan sampel yang digunakan peneliti adalah sampling jenuh, sehingga sampel penelitian ini adalah 51 usaha mikro yang bergerak dibidang kuliner di

Kecamatan Medan Barat dan Medan Perjuangan. Metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif dengan menggunakan regresi liniear berganda dengan

taraf signifikan 0,5%

Hasil penelitian membuktikan bahwa berdasarkan uji F hitung diperoleh bahwa variable Entrepreneurial Networking dan karakteristik wirausaha secara

bersama-sama atau secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha mikro. Berdasarkan uji T atau uji parsial menunjukkan bahwa variable entrepreneurial networking dan karakteristik wirausaha secara individual atau secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha mikro di Kecamatan Medan Perjuangan dan Medan Barat. Nilai adjusted R2 adalah 0,483

angka ini menunjukkan bahwa sebesar 48,3% kinerja usaha mikro dapat dipengaruhi oleh entrepreneurial networking ( X1) dan karakteristik wirausaha (X2) sedangkan sisanya sebesar 51,70% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang

tidak ditelitit daam penelitian ini seperti, entrepreneurial marketing, strategi bisnis, modal usaha, dan lain-lain.

Kata Kunci : Entrepreneurial Networking, Karakteristik Wirausaha, Kinerja Usaha Mikro


(2)

ABSTRACT

ENTREPRENEURIAL EFFECT OF NETWORKING AND CHARACTERISTIC OF MERCHANDISE TO PERFORMANCE MICRO (STUDY IN MICRO

DISTRIC AREA FIELD OF STRUGGLE FIELD AND WEST) The purpose of this study was to analyze the influence of entrepreneurial networking and entrepreneurship to the performance characteristic of micro

enterprises (studies on micro Struggle and the District of Medan West ) The data used in his study are primary data in the form of description districts. He

population in this study are micro enterprises engaged in the culinary field in the western distric of Medan and Medan Struggle totaling 51. There is also the population criteria are micro enterprises engaged in the culinary field in the

western distric of Medan and Medan Struggle totaling 51. There is also the population criterisa are micro emterprisees engaged in the culinary field in the

size scale PKL ( street vendors) theat have been established two yeas or more. Sampling teching the researchers used is sampling saturated, so that the study sample was 51 enterprise micro engaged in the culinary field in the western district of Medan and Medan Struggle. Data analysis method used is quantitative

descriptive by using multiple linear regression with significane level of 0.5%. Reaseacrh shows that by the F test showed that the variables count Entrepreneurial Networking and entreprenershipl characteristic together or simultaneously positive and significant impact on the performance of

micro-enterprises. Based on t test or partial test showed that the variables of entrepreneurial networking and entrepreneurship characteristic individually or partially positive and significant impact on the performance of micro-enterprises

in the dstrict of Medan and Medan West Struggle. Adjusted R2 value is 0,483 figures show that 48.3% of micro business performance can be affected by entrepreneurial networking (X1) and entrepreneurship characteristic (x2) while the remaining 51.70% influenced by other factors not examined in this study as,

entrepreneurial marking, business strategy, venture capital, and others.

Keywords: Entrepreneurial Networking, Entrepreneurhip Characteristic, Bussiness Performance Micro


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkatnya yang berlimpah kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dengan judul “Pengaruh Entrepreneurial Networking dan Karakteristik Wirausaha terhadap Kinerja Usaha Mikro ( Studi pada usaha mikro kawasan Kecamatan Medan Perjuangan dan Medan Barat)”.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan, bimbingan, motivasi, saran, kritik dan doa dari berbagai pihak. Skripsi ini peneliti persembahkan untuk mama Fauziah Hasibuan yang selalu memberikan semangat, motivasi, nasehat, doa dan mencukupi segala kebutuhan materi dan non materi dalam proses pembuatan skripsi ini. Kepada adik-adik saya M Farhan Siregar dan Adilla Sari Siregar yang selalu menjadi teman pelipur jenuh. Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Azhar Maksum, ME.c, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE., MSi., selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 3. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE., ME., selaku Ketua Departemen Manajemen

dan Ibu Dra. Marhayanie, MSi., ME., selaku sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(4)

4. Ibu Yasmin Chairunisa .SP.MBA, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, arahan, saran, dan masukan selama penulisan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Marhaini .MS, selaku Dosen Pembanding 1 yang turut meluangkan waktu dalam member kritik, arahan, saran, dan masukan untuk penyempurnaan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara untuk segala jasa-jasanya selama masa perkuliahan

7. Kepada Anggek, Marie, Gindoy, Tiza, Ridho, Umai, Masruri, Rizal, Wahyu, Sausan, Reza, Arief, dan seluruh teman-teman Manajemen 2011 USU yang ikut membantu dan mendukung penulis.

Penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya dan semoga segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dibalas oleh Allah SWT.

Medan, November 2015 Penulis,


(5)

DAFTAR ISI

Halaman


(6)

ABSTRAK ………..

ABSTRACT………

KATA PENGANTAR ………... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ...

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 1.2 Perumusan Masalah ... 1.3 Tujuan Penelitian ... 1.4 Manfaat Penelitian ...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 2.1 Tinjauan Pustaka…………. ...

2.1.1 Entrepreneurial Networking ... 2.1.1.1 Dimensi Entreprenuerial Networking ...

2.1.2. Karakteristik Wirausaha…………... 2.1.2.1 Dimensi Karakteristik Wirausaha... 2.1.3. Kinerja Usaha ... 2.1.3.1 Dimensi Kinerja Usaha ... 2.1.4. Pengertian Usaha Mikro ………... 2.2 Penelitian Terdahulu... 2.3 Kerangka Konseptual ... 2.4 Hipotesis ...

i ii iii v viii ix x 1 1 6 7 7 8 8 8 10 11 15 17 19 20 22 25


Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Karakteristik Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Wirausaha Mikro di Kelurahan Madras Hulu Medan Polonia

33 185 94

Karakteristik Operasional Usaha Mikro di Kota Medan

0 4 18

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Karakteristik Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Wirausaha Mikro di Kelurahan Madras Hulu Medan Polonia

1 13 94

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Karakteristik Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Wirausaha Mikro di Kelurahan Madras Hulu Medan Polonia

0 0 9

Pengaruh Entrepreneurial Networking dan Karakteristik Wirausaha terhadap Kinerja Usaha Mikro ( Studi pada usaha mikro kawasan Kecamatan Medan Perjuangan dan Medan Barat)

0 0 7

Pengaruh Entrepreneurial Networking dan Karakteristik Wirausaha terhadap Kinerja Usaha Mikro ( Studi pada usaha mikro kawasan Kecamatan Medan Perjuangan dan Medan Barat)

0 0 2

Pengaruh Entrepreneurial Networking dan Karakteristik Wirausaha terhadap Kinerja Usaha Mikro ( Studi pada usaha mikro kawasan Kecamatan Medan Perjuangan dan Medan Barat)

0 0 8

Pengaruh Entrepreneurial Networking dan Karakteristik Wirausaha terhadap Kinerja Usaha Mikro ( Studi pada usaha mikro kawasan Kecamatan Medan Perjuangan dan Medan Barat)

0 0 20

Pengaruh Entrepreneurial Networking dan Karakteristik Wirausaha terhadap Kinerja Usaha Mikro ( Studi pada usaha mikro kawasan Kecamatan Medan Perjuangan dan Medan Barat)

0 1 3

Pengaruh Entrepreneurial Networking dan Karakteristik Wirausaha terhadap Kinerja Usaha Mikro ( Studi pada usaha mikro kawasan Kecamatan Medan Perjuangan dan Medan Barat)

0 0 3