BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat dibuat beberapa kesimpulan, sebagai berikut:
1. Berdasarkan uji F hitung diperoleh bahwa variabel Entrepreneurial
Networking dan karakteristik wirausaha secara bersama-sama atau secara
simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha mikro. 2.
Berdasarkan uji t atau uji parsial menunjukkan bahwa variabel entrepreneurial networking
dan karakteristik wirausaha secara individual atau secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
usaha mikro di Kecamatan Medan Perjuangan dan Medan Barat. 3.
Nilai Adjusted R
2
adalah 0,483 angka ini menunjukkan bahwa sebesar 48,3 kinerja usaha mikro dapat dipengaruhi oleh entrepreneurial networking
X
1
dan karakteristik wirausaha X
2
sedangkan sisanya sebesar 51,70 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini
seperti, entrepreneurial marketing, strategi bisnis, modal usaha, dan lain- lain.
Universitas Sumatera Utara
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh yang telah ada di dalam penelitian ini maka berikut adalah saran dari peneliti :
1. Peneliti berharap pengetahuan akan entrepreneurial networking pada diri
pemilik usaha mikro seperti, membangun komunikasi dengan pelanggan dan mitra bisnis dapat ditingkatkan lagi untuk mendukung kemajuan
perkembangan bisnis. 2.
Peneliti berharap agar pengusaha mengikuti pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan karakter yang sudah dimilikinya melalui charater building.
3. Pemerintah memberikan akses UMKM untuk entrepreneurial networking
yang lebih luas. 4.
Untuk peneliti selanjutnya untuk meneliti variabel lain yang dapat mempengaruhi kinerja usaha seperti entrepreneurial marketing, strategi
bisnis dan modal usaha.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Entreprenuerial Networking
Networking menjadi perhatian dalam komunitas peneliti dan merek
meneliti tentang pengaruh networking dalam ekonomi dan kewirausahaan. Untuk bertahan dalam dunia yang penuh persaingan, penting sekali untuk
mengembangkan sebuah entrepreneurial dan jaringan sosial dari informasi dan lainya. Menurut Staber 2001 Networking berperan sebagai bagian yang penting
dalam menyatukan dan membawa perusahaan bersama kepada sistem yang inovatif dari hubungan perjanjian, pengembangan produk, dan aliansi antar
organisasi. Networking
hadir menjadi suatu simbol di era informasi saat ini Lipnack dan Stamps, 1994. Informasi adalah sumber daya utama untuk pengusaha dan
dapat menghubungkan pengusaha dengan pasar, pemasok, harga, teknologi dan networking
telah memperlihatkan betapa berharganya kebijakan berkontribusi membantu pengusaha Frazier dan Niehm, 2004. Networking meningkatkan
pengusaha melalui mendapatkan jaringan dari sumber-sumber yang dibutuhkan yang membantu untuk mencapai tujuan perusahaan Ripolles dan Blesa, 2005.
Anderson et al. 2005 mengatakan networking terbagi atas keluarga dan teman yang menuju pada perpindahan dalam lingkaran yang sama sebagai
pengusaha, sumber daya ini tdak mungkin ditawarkan di luar jangkauan
Universitas Sumatera Utara
pengusaha. Penelitian sebelumnya mengenalkan bahwa networking adalah sebuah sumber daya yang sangat diperlukan dari informasi untuk pengusaha dan UMKM
Barnir dan Smith, 2002; Brush et al., 2001; Grave dan Salaff, 2003. Penelitian tentang kewirausahaan yang dilakukan oleh Arenius 2006 menjelaskan bahwa
networking social network berpengaruh terhadap peluang, pengenalan,
entrepreneurial direction , pembuatan keputusan kepada seorang pengusaha dan
pertumbuhan bisnis sebagai kriteria kesuksesan bisnis. Pengertian entrepreneurial networking adalah segala hubungan yang
membantu dalam pembentukan sebuah usaha baru sebagai bagian dari jaringan Dodd dan Patra, 2002:117. Dougherty dan Bowman 1995 menekankan
pentingnya networking yang berasal dari hubungan individu. Mereka menyelidiki bagaimana rekstrukturisasi di tahun 1990-an mempengaruhi inovasi produk.
Mereka juga menyimpulkan bahwa hal itu menghalangi inovasi produk melalui berkurangnya efektifitas dan strategi yang melingkupi seluruh kegiatan usaha.
Peluang dari jaringan pada hubungan informal digunakan inovator untuk menjalankan hubungan di luar strategi perusahaan. Inovasi memerlukan sebuah
networking yang rumit dari hubungan antar individu dan antar kelompok disebut
entrepreneurial networking . Sedangkan Hoang dan Antoncic 2003 dan Slotted
2010 menginditifikasikan bahwa sebuah unit usaha baru berhubungan antara individu dan organisasi, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa entrepreneurial
networking adalah hubungan yang mengikat yang terbentuk di level antar
perseorangan dan antar organisasi.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Achmad Sanusi 2013:36 bahwa entrepreneurial networking adalah organisasi sosial yang menawarkan berbagai jenis sumber daya untuk
memulai atau meningkatkan proyek-proyek kewirausahaan. Memiliki sumber daya manusia yang memadai merupakan faktor kunci untuk prestasi
kewirausahaan. Dikombinasikan
dengan kepemimpinan,
entrepreneurial networking
merupakan jenis yang tak terpisahkan dari jaringan sosial tidak hanya diperlukan untuk benar menjalankan bisnis atau proyek, tetapi juga untuk
membedakan bisnis dari proyek serupa. Tujuan dari sebagian besar entrepreneurial networking adalah untuk
menyatukan pilihan yang luas dari profesional dan sumber daya yang melengkapi upaya masing-masing. Awalnya prioritas utama adalah untuk membantu
meluncurkan bisnis yang sukses. Selanjutnya memberikan motivasi, arah dan meningkatkan akses terhadap peluang dan keahlian lainnya. Promosi masing-
masing anggota bakat dan layanan baik di dalam jaringan dan keluar di pasar yang lebih luas meningkatkan kesempatan bagi semua peserta.
2.1.1.1 Dimensi Entrepreneurial Networking
Dimensi entrepreneurial networking terdiri dari building personal relationship
dan having a favorable attitude. 1. Building Personal Relationship
Digunakan untuk mengatasi kesulitan dan mencapai tujuan personal maupun perusahaan Taormina dan Kin lao, 2007. Di dalam bisnis, membangun
hubungan yang baik antar individu maupun dengan organisasi sering dilihat
Universitas Sumatera Utara
sebagai cara yang tepat untuk mencapai tujuan perusahaan Neergard et al, 2005. Hoang and Antoncic 2003 mengatakan bahwa kunci utama dari
building personal relationship untuk proses kewirausahaan adalah
meningkatkan informasi dan saran yang diterima. Pengusaha sering mengandalkan building personal relationship untuk informasi bisnis, saran
yang berhubungan dengan bisnis dan pemecahan masalah. Selanjutnya, pengusaha mencoba untuk memperluas atau mengembangkan bisnis dan
mengurangi resiko yang tidak terduga. 2. Having a Favorable Attitude
Having a favorable attitude terhadap entrepreneurial networking diperlukan
sebelum menggunakanya untuk tujuan dan kepentingan bisnis. Ekspektasi pada hubungan prilaku-
sikap didasarkan oleh Fishbein dan Ajzen 1975” Theory of reasoned action” dan Ajzen 1991 “ Theory of planned behavior”
keduanya teori adalah teori motivasi. Ringkasan dari teori tersebut adalah satu keyakinan mempengaruhi satu perilaku, satu perilaku mempengaruhi satu
tujuan perilaku dan satu tujuan perilaku mempengaruhi perilaku.
2.1.2 Karakteristik Wirausaha
Seorang wirausaha adalah pribadi yang mandiri dalam mengejar prestasi, ia berani mengambil resiko untuk milai mengelola bisnis demi mendapatkan laba.
Karena itu dia lebih memilih menjadi pemimpin daripada pengikut, untuk itu seorang wirausaha memiliki rasa percaya diri yang kuat dan mempertahankan diri
ketika mengahadapi tantangan pada saat merintis usaha bisnis. Dalam menghdapi
Universitas Sumatera Utara
berbagai permasalahan, seorang wirausaha senantiasa dituntut kreatif Machfoedz, 2005.
Karakteristik manajerpemilik adalah entrepreneur atau pemilik usaha mikro yang juga bertindak sebagai manajer dalam bisnis pada saat yang sama
Devins, Johnson, Gold, Holden, 2002. Wirausaha mempunyai karakteristik umum serta berasal dari kelas yang
sama, Schumpeter menulis bahwa wiraswastawan tidak membentuk suatu kelas sosial tetapi berasal dari semua kelas. Wiraswastawan umumnya mempunyai sifat
yang sama. Mereka adalah orang yang mempunyai tenaga, keinginan untuk terlibat dalam peualangan inovatif, kemauan untuk menerima tanggung jawab
pribadi dalam mewujudkan suatu peristiwa dengan cara yang mereka pilih, dan keinginan untuk berprestasi yang sangat tinggi. Geoffry Crowther menambahkan
sikap optimis dan kepercayaan terhadap masa depan Wiratmo, 2001. Menurut McClelland dalam buku Wiratmo 2001 entrepreneur characteristic adalah
sebagai berikut: 1. Keinginan untuk berprestasi
Kebutuhan ini didefinisikan sebagai keinginan atau dorongan dalam diri orang yang memotivasi perilaku kearah pencapaian tujuan. Pencapaian tujuan
merupakan tantangan dari bagi individu. 2. Keinginan untuk bertanggung jawab.
Wiraswastawan menginginkan tanggung jawab pribadi bagai pencapaian tujuan. Mereka memilih menggunakan sumber daya sendiri dengan cara
Universitas Sumatera Utara
bekerja sendiri untuk mencapai tujuan dan bertanggung jawab sendiri terhadap hasil yang dicapai.
3. Referensi kepada risiko-risiko menengah. Wiraswastawan bukanlah penjudi, mereka memilih menetapkan tujuan-tujuan
yang membutuhkan tingkat kinerja yang tinggi, suatu tingkatan yang mereka percaya akan menuntut usaha keras tetapi yang dipercaya bisa mereka penuhi.
4. Persepsi pada kemungkinan berhasil. Keyakinan pada kemampuan untuk mencapai keberhasilan adalah kualitas
kepribadian wiraswastawan yang penting.Ketika semua fakta tidak sepenuhnya tersedia, mereka berpaling pada sikap percaya diri mereka yang tinggi dan
melanjutkan tugas-tugas tersebut. 5. Rangsangan oleh umpan balik Wiraswastawan
Ingin mengetahui bagaimana hal mereka kerjakan,apakah umpan baliknya baik atau buruk. Mereka dirangsang untuk mencapai hasil kerja yang lebih tinggi
dengan mempelajari seberapa efektif usaha mereka. 6. Aktivitas enerjik
Wiraswastawan menunjukan energi yang jauh lebih tinggi dibandingkan rata- rata orang. Mereka bersifat aktif mempunyai proporsi waktu yang besar dalam
mengerjakan tugas dengan cara baru. Mereka sangat menyadari perjalanan waktu. Kesadaran ini merangsang mereka untuk terlibat secara mendalam pada
kerja yang mereka lakukan.
Universitas Sumatera Utara
7. Orientasi ke masa depan Wiraswastawan melakukan perencanaan dan berpikir kedepan, mencari dan
mengantisipasi kemungkinan yang terjadi jauh di masa depan. 8. Ketrampilan dalam pengorganisasian.
Wiraswastawan menunjukan ketrampilan dalam mengorganisasi kerja dan orang-orang dalam mencapai tujuan. Mereka sangat obyektif di dalam memilih
individu-individu untuk tugas tertentu. Mereka akan memilih yang ahli dan bukannya teman agar pekerjaan bisa dilakukan dengan efisien.
9. Sikap terhadap uang Keuntungan finansial adalah nomor dua dibandingkan arti penting dari prestasi
kerja mereka. Mereka hanya memandang uang sebagai lambang kongkret dari tercapainya tujuan sebagai pembuktian bagi kompetensi mereka. Dalam buku
Justin, dkk, 2001 karakteristik wirausaha yaitu kebutuhan akan keberhasilan, setiap orang berbeda dalam tingkat kebutuhan keberhasilannya. Orang yang
memiliki tingkat kebutuhan keberhasilan yang rendah akan merasa puasa pada status yang dimiliki, sedangkan orang dengan tingkat kebutuhan keberhasilan
yang tinggi senang bersaing dengan standart keunggulan dan memilih untuk bertanggung jawab secara pribadi atas tugas yang dibebankan padanya.
Dorongan untuk keberhasilan tersebut tampak dalam pribadi yang ambisius yang memulai perusahaan barunya dan kemudian berkeinginan untuk
mengembangkan usahanya.
Universitas Sumatera Utara
Karakteristik keinginan untuk mengambil resiko oleh wirausaha di dalam memulai atau menjalankan bisnisnya berbeda-beda, wirausaha bersedia menerima
resiko sebgaimana mereka menghadapi kemungkinan terjadinya kegagalan. Karakteristik percaya diri orang yang memiliki keyakinan pada dirinya sendiri
merasa dapat menjawab tantangan yang ada di depan mereka, banyak wirausaha yang sukses adalah orang yang mempunyai percaya diri, mengakui adanya
masalah tetapi mempercayai kemampuan dirinya untuk mengatasi masalah. Karakteristik kuat untuk berbisnis banyak wirausaha memperhatikan
tingkat keingintahuannya yang dapat disebut sebagai keinginan kuat untuk berbisnis untuk bekerja keras untuk mengembangkan usahanya. Peluang usaha
baru akan mendatangkan berbagai jenis resiko. Jika mereka –mereka yang ingin
memulai binis baru bisa menilai tingkat mereka, mereka akan mempunyai rasa percaya diri terhadap kemampuan mereka untuk berhasil, atau mereka akan bisa
menyimpulkan bahwa mereka hendaknya bekerja bagi orang lain. Walaupun tidak ada cara yang diketahui untuk membuat penilaian tersebut dengan tepat, terdapat
cara di mana individu bisa menilai kualifikasi untuk memulai dan mengelola bisnis baru agar berhasil. Karakteristik wiraswastawan sukses dengan n Ach tinggi
akan memberikan pedoman bagi analisa sendiri Wiratmo, 2001.
2.1.2.1 Dimensi Karakteristik Wirausaha
Dimensi karakteristik wirausaha menurut penelitian yang dilakukan oleh Suyatini 2004 terdiri dari: kemampuan berinovasi; rasa percaya diri; keberanian
mengambil resiko; dan kebutuhan akan keberhasilan.
Universitas Sumatera Utara
1. Dimensi pertama dari variabel entrepreneur characteristic adalah
kemampuan berinovasi. Seorang wirausaha yang inovatif adalah orang yang kreatif dan yakin dengan adanya cara-cara baru yang lebih baik
Wirasasmita, 1994:7. Menurut Levitt Suryana, 2003:23, yang dimaksud dengan inovasi adalah kemampuan menerapkan solusi kreatif
bagi masalah-masalah yang ada sehingga menjadi suatu peluang untuk memperbaiki hidup manusia. Ide-ide sering muncul ketika wirausaha
melihat suatu masalah dan peluang. Ide-ide baru sering muncul ketika wirausaha meilhat sesuatu yang lama dan berpikir sesuatu yang baru dan
berbeda untuk kemudian berinisiatif menciptakan sesuatu menjadi lebih baik. Kemampuan berinovasi diukur dengan tiga indikator yaitu :
kepercayaan terhadap inovasi; inisiatif; dan kreativitas 2.
Dimensi kedua dari variabel entrepreneur characteristic adalah rasa percaya diri. Kepercayaan diri merupakan suatu paduan sikap dan
keyakinan seseorang untuk memulai, melakukan dan menyelesaikan suatu tugas pekerjaan Wijandi, 1988:33. Seseorang yang memiliki
kepercayaan diri cenderung memiliki keyakinan akan kemampuannya untuk mencapai keberhasilan, optimis dan tidak tergantung pada orang
lain. Kepercayaan diri seorang wirausaha dapat diukur dengan tiga indikator yaitu : keyakinan diri, optimisme, kemandirian
3. Dimensi ketiga dari variabel entrepreneur characteristic adalah
keberanian mengambil resiko. Seorang wirausaha yang berani menanggung resiko adalah orang yang selalu ingin jadi pemenang dengan
Universitas Sumatera Utara
cara yang baik Wirasasmita, 1994:2. Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usaha usaha yang lebih menantang untuk mencapai kesuksesan.
Keberanian untuk menanggung resiko yang menjadi nilai kewirausahan adalah pengambilan resiko yang penuh dengan perhitungan dan realistis.
Keberanian mengambil resiko dapat diukur dengan tiga indikator: kemampuan mencari peluang usaha; kemampuan menilai situasi resiko;
dan keberanian menanggung resiko. 4.
Dimensi keempat dari variabel entrepreneur characteristic adalah kebutuhan akan keberhasilan. Kebutuhan berprestasi wirausaha need for
achievement terletak pada kemauan dan kemampuan untuk melakukan
sesuatu yang lebih baik dan lebih efisien dibanding sebelumnya. Kebutuhan akan keberhasilan diukur dengan tiga indikator yaitu :
tanggung jawab pribadi; pembuktian kemampuan dan keahlian; dan perkembangan personal.
2.1.3 Kinerja Usaha
Kinerja suatu usaha sangat menentukan dalam pencapaian tujuan dari suatu organisasi atau usaha. Kinerja yang tinggi akan meningkatkan produktivitas
usaha, sebaliknya kinerja yang rendah akan menghambat perkembangan usaha karena produtkvitas yang rendah. Moeheriono 2012:32 menyatakan pengertian
kinerja adalah sebagai ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan oleh
organisasi. Man et.al., 2002 menyatakan bahwa kinerja adalah indicator yang
Universitas Sumatera Utara
paling utama untuk melihat kesuksesan dan ini terbukti secara nyata dan teoritis. Dengan kata lain kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau
tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Menurut Gibson et al dalam Julita 2013:95 mengatakan bahwa kinerja
merupakan serangkaian kegiatan manajemen yang memberikan gambaran besanya hasil yang sudah dicapai dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya dalam bentuk akuntabilitas publik. Pencapaian hasil kinerja yang dimaksud terdiri dari standar hasil kerja, sasaran atau criteria yang telah
ditentukan sebelumnya. Rue Byars dalam Riyanti 2003:25 mengungkapkan bahwa kinerja
dapat didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil atau tingkat pencapaian tujuan organisasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja usaha
adalah serangkaian capaian hasil kerja seorang pengusaha melakukan kegiatan usaha, baik dalam pengembangan produktivitas maupun kesuksesan dalam hal
pemasaran, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya. Kinerja adalah merupakan serangkaian kegiatan manajemen yang memberikan gambaran sejauh
mana hasil yang sudah dicapai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam akuntabilitas publik baik berupa keberhasilan maupun kekurangan yang
terjadi Ivancevich dalam Ranto, 2007:19. Gaskill dan Van Auken 1993 mengatakan bahwa kinerja usaha kecil dan
menengah adalah berpengaruh dari kemudahan dalam berbisnis, pembuat kebijakan dan keterkaitan lain stakeholders untuk melayani sektor usaha kecil dan
menengah. Westhead dan Wright 1998 menjelaskan bahwa kinerja usaha kecil
Universitas Sumatera Utara
dan menengah dapat diukur melalui pertumbuhan pasar, pertumbuhan pekerja, pertumbuhan keuntungan dan perubahan dalam hubungan dengan kompetitor.
Menurut Lumpkin dan Dess 1996 kinerja usaha adalah sebuah bentuk yang umum digunakan untuk mengukur dampak dari sebuah orientasi strategi
perusahaan. Peningkatan dari kinerja usaha akan menjadi kekuatan utama suatu usaha untuk dapat unggul dalam persaingan usaha.
2.1.3.1 Dimensi Kinerja Usaha
Dimenensi kinerja usaha terdiri dari kuantitatif dan kualitatif. 1. Kuantitatif
Adalah ukuran yang didasarkan pada data empiris dan hasil angka yang mengkarakteristikkan kinerja dalam bentuk fisik atau bentuk lain. Dimensi
kuantitatif menjelaskan berupa capaian-capaian keuangan, produksi jumlah barang
terjual, pemasaran
jumlah pelanggan,
jumlah tenaga
kerja.Pertumbuhan dari jumlah pelanggan ataupun dari sektor lain di dalam bisnis termasuk kedalam dimensi kuantitatif. Menurut Wiklund 1999 melihat
pertumbuhan terutama dipicu oleh naiknya permintaan akan produk atau layanan yang ditawarkan oleh perusahaan, yang berarti naiknya penjualan.
Indikator untuk melihat kinerja perusahaan dapat dilihat dari meningkatnya capaian-capaian pangsa pasar, keuangan, produksi, jumlah tenaga kerja
2. Kualitatif Adalah ukuran yang didasarkan pada penilaian pandangan persepsi seseorang
berdasarkan pengamatan dan penilaianya terhadap sesuatu. Ukuran kinerja
Universitas Sumatera Utara
kualitatif berupa kedisiplinan, kualitas pencapaian tujuan, perilaku individual dalam organisasi, dan efektifitas. Dimensi Kualitatif menjadi penting karena
fokus pada manusia itu sendiri sebagai pelaku kegiatan akan menjadi sangat kuat.
2.1.4 Pengertian Usaha Mikro
Badan Pusat Statistik BPS mengelompokkan UMKM berdasarkan jumlah tenaga kerja. Usaha yang memiliki 1-4 orang tenaga kerja dikelompokkan
sebagai usaha mikro, 5-19 orang tenaga kerja sebagai usaha kecil 20-99 orang tenaga kerja sebagai usaha menengah dan bila mencapai 100 orang tenaga kerja
atau lebihh digolongkan sebagai usaha besar Wismiarsi, 2008:6. Usaha mikro sebagaimana dimaksud menurut Undang-Undang No. 20
Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM, yaitu usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil
penjualan paling banyak Rp. 300.000.000,- tiga ratus juta rupiah per tahun. Usaha mikro dapat mengajukan kredit kepada bank paling banyak
Rp.50.000.000,-. Ciri-ciri usaha mikro sebagai berikut:
1. Jenis barangkomoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat
berganti; 2.
Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah tempat;
3. Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan
tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha;
Universitas Sumatera Utara
4. Sumber daya manusianya pengusahanya belum memiliki jiwa wirausaha
yang memadai; 5.
Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah; 6.
Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari mereka sudah akses ke lembaga keuangan non bank;
7. Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya
termasuk NPWP. Contoh dari usaha mikro adalah sebagai berikut:
1. Usaha tani pemilik dan penggarap perorangan, peternak, nelayan dan
pembudidaya; 2.
Industri makanan dan minuman, industri meubelair pengolahan kayu dan rotan, industri pandai besi pembuat alat-alat;
3. Usaha perdagangan seperti kaki lima serta pedagang di pasar dll.;
4. Peternakan ayam, itik dan perikanan;
5. Usaha jasa-jasa seperti perbengkelan, salon kecantikan, ojek dan penjahit
konveksi. Dilihat dari kepentingan perbankan, usaha mikro adalah suatu segmen
pasar yang cukup potensial untuk dilayani dalam upaya meningkatkan fungsi intermediasi-nya karena usaha mikro mempunyai karakteristik positif dan unik
yang tidak selalu dimiliki oleh usaha non mikro, antara lain: 1.
Perputaran usaha turn over cukup tinggi, kemampuannya menyerap dana yang mahal dan dalam situasi krisis ekonomi kegiatan usaha masih tetap
berjalan bahkan terus berkembang;
Universitas Sumatera Utara
2. Tidak sensitif terhadap suku bunga;
3. Tetap berkembang walau dalam situasi krisis ekonomi dan moneter;
4. Pada umumnya berkarakter jujur, ulet, lugu dan dapat menerima
bimbingan asal dilakukan dengan pendekatan yang tepat. Namun demikian, disadari sepenuhnya bahwa masih banyak usaha mikro
yang sulit memperoleh layanan kredit perbankan karena berbagai kendala baik pada sisi usaha mikro maupun pada sisi perbankan sendiri.
2.2 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti dan
Tahun Penelitian
Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Teknik Analisis
Hasil Penelitian
Tri Handayani 2013
Pengaruh Lingkungan
Makro Terhadap Kinerja Usaha
1. Lingkungan Makro
2. Kinerja usaha Analisis
deskriptif Bahwa linkgungan
makro mempunyai pengaruh
signifikan terhadap
kinerja usaha
Endang Purwanti
2012 Pengaruh
Karakteristik Wirausaha,
Modal Usaha,
Strategi Pemasaran
terhadap Perkembangan
UMKM di Desa Dayaan
Dan Kalilondo
Salatiga 1. Karakteristik
Wirausha 2. Modal Usaha
3. Strategi Pemasaran
4. Perkmbanagan Usaha
Analisis regresi
linier berganda
Karakteristik wirausaha, modal
usaha secara
individu berpengaruh
signifikan terhdap perkembangan
usaha
strategi pemasaran
tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap
perkembangan usaha
H, Mussthaq
ahma dan
Shaziaa Naimat Networking and
Women Entrepreneur
1. Networking
2. Capability
3. Opportunity
Analisis Statistik
Entrepreneurial networking
dengan positif
Universitas Sumatera Utara
2011 Beyond
Pattriachal Tradition
4. Participation
dihubungkan dengan wirausaha
wanita dalam
kesertaan di
UMKM Kim
Klyver dan
Sharon Grant 2010
Gender Differences
in Entrepreneurial
Networking and Participation
1. Entrepreneuri
al Networking 2.
Entrepreneuri al
Participation Analisis
regresi Entrepreneurial
networking adalah
ramalan dari
Entrepreneurial Participation
dala m tiga tahap
Musran Munizu 2010
Pengaruh Faktor-Faktor
Eksternal dan
Internal Terhadap
Kinerja UMKM di
Sulawesi Selatan
1. Faktor Internal 2. Faktor
Eksternal 3. Kinerja Usaha
UMKM Analisis
regresi berganda
Faktor-faktor eksternal
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap kinera
bisnis dengan dan faktor
internal berpenaruh positif
dan signifikan
terhadap kinerja
bisnis UMKM Ratno Purnomo
2010 Pengaruh
Kepribadian, Self
Efficacy, dan Locus of
Control Terhadap
Persepsi Kinerja Usaha
Skala Kecil
dan Menengah
1. Kepribadian 2. Self Efficacy
3. Locus of
Control 4. Kinerja
Multiple regression
Bahwa agreeableness
dan self-efficacy
memiliki pengaruh positif
dan signifikann
pada kinerja UMKM
Dwi Rajibianto 2010
Pengaruh Modal Sosial
Untuk Penguatan
Industri Kecil
Genteng Soka di Desa Kebulusan
Kecamatan Pejagoan
Kabupatan Kebumen
Modal sosial Kualitatif
Modal sosial yang diterapkan
oleh para
pengrajin genteng soka di
Desa Kebulusan sangat
berpengaruh terhadap
keberlangsungan usaha
Andi Wijayanto
2008 Pengaruh
Karakteristik Wirausaha
terhadap Keberhasilan
Usaha 1.Karakteristik
wirausha 2.Keberhasilan
usaha Analisis
Deskriptif Karakteristik
wirausaha berpengaruh
signifikan terhadap
tingkat keberhasilan usaha
Universitas Sumatera Utara
dan berpengaruh
dominan terhadap keberhasilan usaha
Rj Taormina
dan Kin Mei Lao s 2007
Measuring Chinese
Entrepreneurial Motivation:
Personality and Environmental
Influence 1.
Social Networking
2. Optimism
3. Achievment
Striving 4.
Perceived importance of
a favorable
business environment
5. Demographic
6. Motivation to start business
Analisis regresi
Karakteristik psikologi
berpengaruh kuat pada kemampuan
pengusaha
dan lingkungan bisnis
mempengaruhi kesuksesan usaha
Kevin Hindle
dan Kim
Klyver 2006 Exploring
The RelationShip
Between Media Coverage
and Participation in
Entrepreneurshi p: Initial Global
Evidence and
Research Implication
1.
Networking
2.
Alertness
3.
Competence
4.
Risk- willingness
5.
Uniform living standards
6.
Status perception
7.
Opportunity search activity
8.
Young business
activity Multiple
linear regresi Sejumlah
orang yang mempunyai
keahlian dan
pengetahuan untuk memulai
segala bisnis
berhubungan secara signifikan
dengan seluruh
variable dependen
MM Crossan, Lande Hw, dan
White RE
1999 An
Organizational Learning
Framework: From
Intuition to Institution
1. Intuiting 2. Interpreting
3. Integrating 4. instutionalizing
Kualitatif Mengidentifikasi
perusahaan secara keseluruhan yang
mendasari hubungan
fenomena
dan pembelajaran
organisasi yang
penting dari
pertengahan proses
hingga akhir
Kimio Kase
dan James Yan Shu Liu 1996
Entrepreneurial Networking
in Japan
Management Entrepreneurial
Networking Analisis
Deskriptif Disamping
manajemen dan
keahlian tekhnikal, entrepreneurial
networking adalah
akar dari kekuatan bersaing
di perusahaan
Universitas Sumatera Utara
multinational Jepang
2.3 Kerangka Konseptual