METODE PENELITIAN BAB III
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian dilakukan secara survei deskriptif dengan pendekatan cross sectional.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1 Populasi Penelitian
Populasi penelitian adalah seluruh anak usia 12-15 tahun di Desa Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin.
3.2.2 Teknik Sampling dan Besar Sampel Penelitian
Berdasarkan jumlah penduduk usia 12-15 tahun di desa ujung rambung, maka teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah secara Quota sampling yaitu
dengan cara menetapkan jumlah sampel yang diperlukan, kemudian jumlah inilah yang dijadikan dasar untuk mengambil unit sampel yang diperlukan dari populasi
yang ada. Jumlah populasi diketahui dari data jumlah penduduk melalui kepala desa.
35
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3. JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN USIA DATA KANTOR KEPALA DESA UJUNG RAMBUNG TAHUN 2009
Usia Jumlah jiwa
12 tahun 35
13 tahun 46
14 tahun 48
15 tahun 51
Besar sampel diperoleh dengan menggunakan rumus oleh Soekidjo Notoadmojo 2005.
n = 1 + N d
35
N
2
n = 1 + 180 0,05
Dimana : d = Penyimpangan terhadap populasi derajat ketepatan yang
diingginkan, biasanya 0,05 atau 0,001 N = Besar Populasi 180 Orang
n = Besar Sampel 180
n = 1,45
n = 124,1
2
180
Universitas Sumatera Utara
Jumlah sampel yang didapat adalah 124,1. Maka jumlah sampel yang akan diambil pada penelitian ini adalah 124 orang.
3.3 Identifikasi Variabel Penelitian
3.3.1 Variabel Bebas : 1. Anak usia 12-15 tahun
2. Jenis Kelamin
3.3.2 Variabel Terikat : Lesi-lesi mukosa oral :
1. Herpes labialis 2. Kandidosis Oral
3. Keilitis angularis 4. Cheek bite
5. Lidah geografik 6. Lidah berfisur
7. Glossitis atrofic 8. RAS
3.3.3 Variabel Tidak Terkendali: 1. Tingkat pendidikan orang tua
2. Tingkat penghasilan orang tua 3. Penyakit sistemik yang diderita
4. Oral Hygiene 5. Status gizi
3.4 Defenisi Operasional
a. Kandidosis Oral adalah
plak berwarna putih, tidak melekat, dapat dilepas dengan mudah dan meninggalkan mukosa berwarna merah dibawahnya. Kadang-kadang
diikuti perasaan terbakar di daerah setempat
.10
Universitas Sumatera Utara
b. Keilitis angularis
adalah
radang pada salah satu maupun kedua sudut mulut, terlihat pecah-pecah dengan tepi lesi yang kurang merah dari pada daerah tengahnya,
dapat juga disertai keropeng-keropeng di sekitar sudut mulut.
14
c. Herpes labialis adalah kumpulan kelompok-kelompok vesikel kecil yang timbul disekitar bibir, bila sudah pecah membentuk ulkus kuning-kecoklatan, sedikit
cekung, mempunyai lingkaran merah yang jelas dan terasa sakit.
14
e. Glossitis atrofic adalah permukaan dorsal lidah yangi licin, kering dan mengkilat karena berkurangnya jumlah papila.
14
f. RAS adalah ulkus oval, dangkal, berwarna kekuningan dengan diameter 2-5 mm dengan tepi lesi eritematous yang mencolok dan tidak ada pembentukan
vesikel.
14
h. Cheek bite adalah lesi mukosa pipi dapat unilateral maupun bilateral. Berupa plak atau lipatan-lipatan putih sedikit menimbul, pada cedera menetap terjadi
eritema dan ulserasi.
14
i. Lidah Berfisur adalah fisur yang dapat berupa fisura garis tengah, fisura ganda atau fisura multipel dengan berbagai kedalaman yang terdapat pada permukaan
dorsal dari dua pertiga anterior lidah.
14
j. Lidah geografik adalah bercak-bercak gundul berwarna merah muda sampai merah pada permukaan dorsal lidah, tunggal atau multipel yang dibatasi atau tidak
dibatasi oleh pinggiran putih yang menimbul.
14
l. Jenis kelamin dalam penelitian yaitu laki-laki dan perempuan. k. Usia 12-15 tahun adalah anak yang memiliki tahun kelahiran mulai tahun
1994-1997.
Universitas Sumatera Utara
m.Tingkat penghasilan orang tua yaitu rata-rata penghasilan orang tua setiap bulan.
n. Tingkat pendidikan orang tua yaitu tingkat pendidikan terakhir orang tua anak.
o. Penyakit sistemik yaitu penyakit yang memiliki manifestasi oral yang sedang diderta anak.
p. Oral Hygiene yaitu kebersihan rongga mulut. Pemeriksaan dilakukan pada gigi indeks saja. gigi 16, 11, 26, 31 dilihat permukaan bukalnya sedangkan gigi 36
dan 46 permukaan lingualnya 6 1 6
6 1 6 Pemeriksaan terdiri atas pemeriksaan skor debris dan kalkulus. Masing-
masing skor dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah gigi yang diperiksa. Total skor OHI diperoleh dari penjumlahan skor debris dan kalkulus, skor 0-1,2 dikategorikan
baik, 1,3-3,0 sedang dan 3,1-6 buruk.
3
Tabel 4. CARA PEMBERIAN SKOR OHI-S YANG TERDIRI ATAS SKOR DEBRIS DAN SKOR KALKULUS
Kriteria skor untuk indeks debris
3
Kriteria skor untuk indeks kalkulus
0 = Tidak dijumpai stein 0 = Tidak dijumpai kalkulus
1= Debris menutupi 13 permukaan gigi atau adanya stein bercak
ekstrinsik tanpa debris dengan tidak memperhitungkan
perluasannya. 1= Kalkulus supragingiva menutupi
13permukaan gigi.
2 = Debris menutupi 13 tetapi belum 2= Kalkulus supragingiva menutupi
Universitas Sumatera Utara
23 permukaan gigi. 13 tetapi 23 permukaan gigi atau
flek kalkulus subgingival mengelilingi serviks gigi.
3 = Debris menutupi 23 permuka an gigi.
3= Kalkulus supra gingiva menutupi 23 permukaan gigi atau kalkulus
subgingival mengelilingi Serviks gigi.
q. Status gizi dihitung berdasarkan kriteria Baku Median WHO-NCHS yaitu tabel berat badanumur BBU.
Tabel 5. PENILAIAN STATUS GIZI BERDASARKAN BAKU MEDIAN WHO- NCHS
Status Gizi
36
BBU
Gizi Lebih 120
Gizi Baik 80 - 120
Gizi Sedang 70 - 79,9
Gizi Kurang 60 - 69.9
Gizi Buruk 60
3.5 Tempat dan Waktu Penelitian