itu. Dari persamaan tersebut dapat digambarkan dalam persamamaan
matematika seperti di bawah ini: Suku Bunga Nominal = Suku Bunga Riil + Tingkat Inflasi
Menurut Fisher Effect, tingkat suku bunga nominal di dua Negara dapat berbeda Karen tingkat inflasi mereka berbeda.
4. International Fisher Effect IFE
Teori ini didasarkan pada teori Fisher Effect yang menggunakan perbedaan tingkat bunga untuk menerangkan mengapa terjadi perubahan kurs.
Teori ini menyatakan bahwa spot rate SR akan berubah dengan persentase yang sama, tetapi arah berlawanan dengan perbedaan atau selisih tingkat bunga
antar dua Negara. Selanjutnya menurut teori IFE bahwa actual or effective return dari investasi pada pasar surat berharga di pasar uang luar negeri bergantung pada
foreign interest dan persentase perubahan nilai kurs valas. Hady, 2001;68
2.6 Inflasi 2.6.1 Pengertian Inflasi
Inflasi adalah kecenderungan kenaikan harga barang dan jasa secara umum yang berlangsung secara terus-menerus. Jadi kenaikan harga satu atau dua barang
tidak dapat disebut inflasi. Inflasi adalah ciri yang pada umumya dirasakan dan ditandai dengan adanya
suasana harga barang yang tinggi secara mayoritas, dimana seolah-olah kita kehilangan keseimbangan antara daya beli dibandingkan dengan pendapatan
Universitas Sumatera Utara
sampai pada periode tertentu, biasanya dirasakan masyarakat secara keseluruhan . harga barang- barang yang tinggi tersebut justru adalah barang yang diperlukan
sehari-hari. Orang mengalami kesulitan untuk mempertahankan keseimbangan budget yang semula telah disusun agar biaya-biaya pengeluaran tertutup oleh
pendapatn yang biasanya diterima. Inflasi bukan suatu gejala yang khusus berkaitan dengan ekonomi luar
negeri. Namun merupakan gejala umum yang dapat terjadi di dalam tubuh perekonomian nasional suatu Negara maupun internasional. Suatu ekonomi
nasional yang perdagangan luar negerinya merupakan proporsi cukup besar di dalam GNP-nya, sudah tentu terpengaruh oleh keadaan-keadaan di luar negeri,
terutama apabila impornya terdiri atas barang-barang esnsiil Y=C+I+G+X-M. Inflasi di Negara pengimpor suatu produk dengan demikian mudah diekspor juga
ke Negara pengimpor produk. Dalam hal ini, sering terjadi juga bahwa karena inflasi ekspor Negara yang bersangkutan terhambat.Amalia;2007,144.
2.6.2 Jenis-Jenis Inflasi
Inflasi dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu Abimanyu, 2004;12: 1.
Inflasi ringan, biasanya bernilai satu digit per tahun. 2.
Inflasi sedang, biasanya bernilai antara sekitar 10 sd 30 per tahun. 3.
Inflasi berat, biasanya bernilai antara sekitar 30 sd 100 per tahun. 4.
Hiperinflasi, biasanya bernilai di atas 100. Menurut Amalia Amalia;2007,149, atas dasar besarnya laju inflasi, atau
inflasi menurut sifatnya terdapat empat kategori, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Sangat rendah lower inflation, inflasi yang sangat rendah di antara 2-5.
Negara yang dapat mencapai ini masih sangat jarang. 2.
Merayap creeping inflation, ditandai dengan inflasi di bawah dua digit 10 pertahun. Kenaikan harga barang-barang yang lambat , dengan
persentase yang kecil serta dalam jangka waktu yang relative lama. 3.
Menengah galloping inflation, ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar double digit bahkan ada yang triple digit, kadang-kadang
berjalan dalam waktu yang cukup pendek, jenis inflasi ini mempunyai efek yang lebih berat bagi negara dibandingkan dengan creeping inflation.
4. Tinggi hyper inflation, merupakan jenis yang paling parah dampaknya
bagi perekonomian. Harga barang-barang naik hingga 6 sampai 10 kali lipat. Masyarakat toidak lagi memiliki kemampuan untuk menabung atau
menyimpan uangnya. Nilai uang merosot tajam, sehingga ada hasrat untuk ditukarkan dengan barang. Perputaran uang cepat, harga naik secara
akselerasi. Berdasarkan penyebabnya, inflasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1. Inflasi Tarikan Permintaan Demand-pull inflation, yaitu inflasi yang
disebabkan kenaikan permintaan barang dan jasa. Inflasi tarikan-permintaan timbul apabila permintaan agregat meningkat
lebih cepat dibandingkan dengan potensi produktif perekonomian, menarik harga ke atas untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan
agregat.Samuelson, 1992; 324
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2 Kurva inflasi tarikan permintaan Demand-pull inflation
Sumber : Abimanyu, Yoopi. 2004. Memahami Kurs Valuta Asing.
Kenaikan permintaan barang dan jasa menyebabkan kurva permintaan D
1
bergeser menjadi kurva permintaan D
2
. Naiknya permintaan tersebut, pada umumnya, disebabkan oleh:
1 Defisit anggaran belanja pemerintah yang berusaha ditutup dengan
pencetakan uang. 2
Peningkatan pembelian oleh sector swasta karena adanya kredit rumah. 2.
Inflasi Dorongan Biaya Cost-Push Inflation, yaitu inflasi yang disebabkan penurunan penawaran barang dan jasa.
Menurut Samuelson Samuelson, 1992; 325, inflasi dorongan biaya diakiabatkan oleh peningkatan biaya selama periode pengangguran tinggi
dan penggunaan sumber daya yang kurang aktif.
Output Harga
S
D2 D1
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3 Kurva Inflasi Dorongan Biaya Cost-Push Inflation
Sumber : Abimanyu, Yoopi. 2004. Memahami Kurs Valuta Asing.
Penurunan penawaran barang dan jasa menyebabkan kurva penawaran S
1
bergeser ke kiri menjadi kurva penawaran S
2
. Penyebab penurunan penawaran tersebut, di antaranya:
1 Kenaikan harga input di dalam negeri
2 Kenaikan harga barang impor
Dilihat dari segi efek yang ditimbulkan, Demand Pull Inflation menyebabkan peningkatan output atau total jumlah barang dan jasa. Sebaliknya,
Cost Push Inflation menyebabkan penurunan output atau total jumlah barang dan jasa. Besarnya peningkatan atau penurunan tersebut tergantung dari nilai
pengganda. Dari segi proses, kedua jenis ini juga memiki perbedaan. Pada Demand
Pull Inflation, harga output naik lebih dulu dan kemudian didikuti oleh kenaikan
Harga
Output S2
S1
D
Universitas Sumatera Utara
harga input. Pada Cost Push Inflation, harga input naik lebih dulu dan baru didikuti harga output.
Berdasarkan asalnya, inflasi dapat dibedakan menjadi:Abimanyu,2004; 14 1.
Inflasi yang berasal dari dalam negeri. Salah satu sumber inflasi jenis ini adalah deficit anggaran belanja pemerintah. Pencetakan uang untuk
membiayai deficit anggaran tersebut akan menyebabkan inflasi. 2.
Inflasi yang berasal dari luar negeri. Salah satu sumber inflasi jenis ini adalah imported inflation. Kenaikan harga barang impor, yang merupakan
salah satu komponen Indeks Harga Konsumen, akan meningkatkan biaya produksi dan kemudian menyebabkan inflasi.
2.6.3 Penyebab Inflasi
Berbagai penyebab inflasi antara lain adalah: Amalia;2007,144-155:
1. Defisit financing
Diadakannya pengeluaran-pengeluaran dalam rangka untuk memperbesar kapasitas produksi investasi yang tidak cepat-cepat
menghasilkan tambahan produk output dengan memakai tabungan atau defisit financing. Pendapatan masyarakat bertambah, sedangkan output masih
belum bertambah atau tidak bertambah karena scarce factor, dan situasi demand supply.
2. Terjadinya surplus ekspor XM
Dengan terjadinya surplus ekspor maka pendapatan bertambah sedangkan sedangkan jumlah barang berkurang. Ini mengakibatkan demand
Universitas Sumatera Utara
terhadap barang-barang bertambah, sedangkan supply barang-barang berkurang. Disamping effective demand meningkat terhadap barang-barang
jadi, juga permintaan yang cepat pada waktu yang bersangkutan. Disini bukan laju kenaikan tingkat harga yang merupakan esensi, melainkan tingkat harga
yang tinggi, karena permintaan yang kuat dan supply yang relative berkurang.
3. Inflasi yang diimpor dari luar negeri
Jika kita sangat bergantung pada impor barang-barang atau bahan baku dari luar negeri, dimana barang atau bahan baku tersebut kita impor dari
Negara yang sedang dilanda inflasi, maka kita terpakasa harus juga mengimpor dengan harga-harga yang tinggi. Karena sebetulnya harga-harga di
luar negeri berubah jika dihitung dengan valuta luar negeri, sedangkan valuta dalam negeri dengan valuta asing tetap, maka harga-harga di dalam negeri
umumnya cenderung naik. Hal ini inflasi di dalam negeri bisa terjadi Karena kurs valuta sendiri merosot tersebut diikatkan kepada valuta asing yang
kuat,maka valuta sendiri dapat mempertahankan kursnyadengan syarat agar valuta asing yang dipakai untuk meningkatkan valuta dalam negeri itu
merupakan valuta asing yang sangat kuat. Sehingga karena diikatkan kepada valuta yang sangat kuat, maka kurs valuta dalam negeri tersebut dapat
tertolong dan tidak merosot terus kursnya.
4. Jika terjadi surplus impor M X
Dalam hal ini, suatu Negara memerlukan devisa untuk membayar kelebihan impor tersebut ke luar negeri. Dengan demikian akan memperbesar
demand negara tersebut terhadap valuta asing. Permintaan yang besar terhadap
Universitas Sumatera Utara
devisa itu umumnya akan meningkatkan kurs valuta asing. Dengan kurs valuta asing yang naik maka harga barang-barang di luar negeri menjadi tinggi. Dan
apabila impor tersebut sulit dihindarkan karena sudah merupakan program pembangunan atau misalnya sangat urgent untuk keperluan sehari-hari, maka
tingkat harag dalam negeri menjadi lebih tinggi. Kurs valuta asing yang bisa menjadikan valuta sendiri turun kurs nya, yang berarti akan membuat semua
barang impor naik harganya dan untuk selanjutnya harga-harga di dalam negeri secara otomatis akan naik.
2.6.4 Dampak atau Efek Inflasi
Inflasi dapat menimbulkan efek atau dampak terhadap tiga hal, yaitu: Sukirno, 2000
1. Efek terhadap Distribusi Pendapatan Equity Effect
Efek terhadap pendapatn umumnya tidak merata, ada pihak yang dirugikan, tetapi ada pihak yang diuntungkan. Pihak yang dirugikan adalah
mereka yang memperoleh income tetap, misalnya para pensiunan. Pihak yang diuntungkan mereka yang memperoleh kenaikan pendapatan dengan
presentasi yang lebih besar dengan laju inflasi.
2. Efek terhadap Efesiensi Efficiency Effect
Inflasi juga dapat mengubah pola alokasi factor-faktor produksi. Perubahan ini dapat dirasakan bahwa permintaan barang-barang tertentu
mengalami kenaikan dengan adanya inflasi. Hal ini akan mendorong produsen untuk memperbanyak produksinya. Kenaikan produksi barang ini, pada
Universitas Sumatera Utara
akhirnya akan merubah pola alokasi factor-faktor produksi yang telah ada sebelumnya.
3. Efek terhadap Output Output Effect
Inflasi mungkin dapat menyebabkan terjadinya kenaikan produksi. Alasannya adalah bahwa dalam keadaan inflasi biasanya kenaikan harga
barang mendahului kenaikan upah, sehingga keuntungan pengusaha naik. Kenaikan usaha inilah yang akan mendorong naiknya produksi. Tetapi untuk
kasus hyper inlation, justru sebaliknya, bahwa dengan hiper inflasi akan mendorong penurunan output.
2.6.5 Pengukuran Inflasi
Ada 3 tiga indeks yang biasanya digunakan untuk pengukuran inflasi:
1. Indeks Biaya Hidup Indeks Harga Konsumen
Indeks biaya hidup Indeks Harga Konsumen mengukur pengeluaran untuk membeli sejumlah barang dan jasa yang dibeli oleh rumah tangga untuk
keperluasan hidupnya.
2. Indeks Perdagangan Besar
Indeks Perdagangan Besar menitikberatkan pada sejumlah barang tingkat perdagangan besar. Ini berarti harga barang mentah, bahan baku, barang
setengah jadi masuk dalam perhitungan indeks harga.
Universitas Sumatera Utara
3. GDP Deflator
GDP Deflator mencakup jumlah barang dan jasa masuk dalam perhitungan GDP yang diperoleh dengan membagi GDP nominal atas dasar
harga berlaku dengan GDP riil atas dasar harga konsumen. GDP Deflator =
x 100 Inflasi yang terjadi di Indonesia sebagai akibat munculnya surplus
anggaran karena digunakan system anggaran berimbang maka berarti pula terjadi deficit anggaran domestic pemerintah, yang hampir seluruh devisanya dibeli oleh
Bank Indonesia sehingga terjadi proses moneterisasi anggaran belanja luar negeri pemerintah menjadi penyebaba utama cepatnya pertambahan jumlah uang
beredar, sehingga menyebabkan tekana inflasi bagi perekonomian.
2.7 Produksi