PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN GANDA TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI JASA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 IDANOGAWO.

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN

GANDA TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI JASA

SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 IDANOGAWO

TESIS

Diajukan sebagai salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada Program Studi Teknologi Pendidikan

OLEH :

DELVINA BR SITEPU NIM. 8136121006

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2016


(2)

ABSTRAK

Delvina Br Sitepu, NIM. 8136121006. Pengaruh Model Pembelajaran dan Kecerdasan Ganda Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Jasa Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Idanogawo, Program Pasca Sarjana, Universitas Negeri Medan. 2016.

Tujuan penelitian ini adalah : (1) untuk mengetahui kelompok siswa yang diajar dengan model pembelajaran NHT memperoleh hasil belajar akuntansi jasa lebih tinggi dibanding kelompok siswa yang diajar dengan model pembelajaran TPS, (2) untuk mengetahui hasil belajar Akuntansi Jasa siswa kelas X Akuntansi SMK yang memiliki kecerdasan interpersonal lebih tinggi daripada siswa yang memiliki kecerdasan intrapersonal (3) untuk mengetahui adanya interaksi antara TPS dan kecerdasan ganda dalam mempengaruhi hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Akuntansi Jasa.

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Akuntansi SMK Negeri 1 Idanogawo semester Ganjil tahun ajaran 2015/2016. Yang pengambilan sampel dilakukan dengan cluster random sampling berjumlah 72 siswa yang terdiri dari 35 siswa kelas X-A1 yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran NHT dan 37 siswa kelas X- A2 yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran TPS. Instrumen penelitian ini untuk mengukur hasil belajar digunakan tes berbentuk pilihan ganda dengan 5 pilihan jawaban dengan jumlah soal sebanyak 40 soal dengan koefisien reliabilitas 0,922 sedangkan untuk mendapatkan data tentang kecerdasan siswa digunakan instrumen tes yang sudah valid. Teknik analisis data adalah Anava dua jalur pada taraf signifikansi α = 0,05 yang dilanjutkan dengan uji Scheffe.

Hasil penelitian adalah: (1) rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran NHT X = 26,14 lebih tinggi dari pada rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran TPS X = 21,51 dengan Fhitung =

6,23 > Ftabel = 3,98 (2) rata-rata hasil belajar siswa dengan kecerdasan

interpersonal X = 27,81 lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa dengan kecerdasan intrapersonal X = 22,17 dengan Fhitung = 24,69 > Ftabel = 3,98 (3)

terdapat interaksi antara model pembelajaran dan kecerdasan ganda terhadap hasil belajar Akuntansi Jasa kelas X Akuntansi SMK dengan Fhitung = 21,42 > Ftabel =

3,98

Dari hasil analisis data disimpulkan bahwa model pembelajaran yang tepat digunakan pada siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal adalah Model Pembelajaran NHT sedangkan siswa dengan Kecerdasan Intrapersonal, model yang tepat digunakan adalah model pembelajaran TPS . Implikasi dari penelitian ini secara khusus ditujukan kepada guru Akuntansi Jasa yaitu dalam penerapan model pembelajaran memperhatikan karakteristik siswa khususnya karakteristik kecerdasan.


(3)

ABSTRACT

Delvina Br Sitepu, NIM. 8136121006. The Effect Model of Learning and Multiple Intelligences Learning Results Accountant in Class X SMK 1 Idanogawo, Thesis, Medan: Educational Technologi Program, Post GraduateProgram, State University of Medan. 2016.

The objectives of this research are : (1) to know the groups of students who are taught by learning model learning outcomes accounting services NHT gives higher than students taught by the group learning model TPS, (2) to know the students for accounting services Knowing the learning outcomes of students of class XI SMK have interpersonal intelligence higher than students who have intrapersonal intelligence (3) to know the interaction between TPS and multiple intelligences in influencing student learning outcomes in the subjects of accounting services.

The population of this research were students of X class semester of studying year 2015/2016 .The sample was done by cluster random sampling amounted to 72 students consisting of 35 students of class X-A1 that learned by using learning model NHT and 37 students of class X A2 that learned by using learning model TPS. This research instrument to measure learning outcomes used in the form of a multiple choice test with 5 possible answers to the question number as many as 36 problems with the reliability coefficient of 0.92 while to obtain data about the creativity of the students used the instrument in this case entirely conducted by psychologists. The data analysis technique is Anava two lanes at significance level α = 0.05, followed by Scheffe test.

Results of the study are: (1) the average student learning outcomes are taught by learning model NHT = 26.14 is higher than the average student learning outcomes are taught by learning model TPS = 21.51 with Fhitung = 6.25> Ftable = 3.98 (2) the average student learning outcomes with interpersonal intelligence = 27.81higher than on student learning outcomes with intrapersonal intelligence = 22.17 with Fhitung = 24.69> F table = 3.98 (3) there is interaction between learning

strategy and creativity to the learning outcomes of accounting services SMK class X-A1 with Fhitung = 21.42> F table = 3.98

From the results of data analysis is concluded that the appropriate learning models used on students who have interpersonal intelligence is learning model NHT while students with intrapersonal intelligence, the right model used is the learning model TPS. The implication of this study is specifically aimed at teachers, namely accounting services in the application of learning model considering the characteristics of the students, especially the characteristics of intelligence.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur disampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul

“Pengaruh Model Pembelajaran dan Kecerdasan Ganda Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Jasa Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Idanogawo” sebagai

salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada program Studi Teknologi Pendidikan di Universitas Negeri Medan.

Dalam menyelesaikan tesis ini penulis banyak menerima dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu penulis mengungkapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu demi ketuntasan tesis ini.

Ungkapan terima kasih ini disampaikan kepada yang terhormat Prof. Dr. Muhammad Badiran M.Pd sebagai pembimbing I dan kepada Prof. Dr. Julaga Situmorang, M.Pd sebagai pembimbing II, yang penuh kesabaran dan ketulusannya memberikan masukan dan arahan yang begitu berarti bagi penulis, yang telah banyak memberikan petunjuk serta dorongan. Kepada ketiga Narasumber yang terhormat Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, Dr. Edward Purba, MA dan Dr. Eko Wahyu Nugrahadi, M.Si yang telah memberikan masukan dan koreksi serta arahan-arahan untuk perbaikan tesis ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Rektor Universitas Negeri Medan, Direktur dan Asisten Direktur Program

Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan, Ketua dan Sekretaris Program Studi Teknologi Pendidikan beserta staf yang telah memberikan kesempatan dan bantuan untuk kelancaran studi selama mengikuti perkuliahan di Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

2. Bapak dan Ibu dosen pengajar Program Studi Teknologi Pendidikan di Pascasarjana UNIMED yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis selama mengikuti perkuliahan.

3. Kepala SMK Negeri 1 Idanogawo yang telah memberi izin atas penelitian yang peneliti laksanakan di sekolah.

4. Guru bidang studi Akuntansi Jasa di SMK Negeri 1 Idanogawo yang telah banyak membantu peneliti.


(5)

5. Keluarga tercinta, Ayahanda A. Sitepu dan Ibunda S.Br. Sembiring S.Pd dan saudara-saudara penulis, Natalina Sitepu S.Kom dan Robin Janiar Sitepu yang telah memberikan dukungan dan doa yang tulus kepada penulis selama mengikuti pendidikan hingga menyelesaikan Program Magister di PPs Unimed sehingga terwujudnya tesis ini.

6. Suami Tercinta Alpriyadi Tarigan, S.Kom yang telah memberikan motivasi, perhatian dan doa yang telah bersabar selama saya mengerjakan tesis ini.

7. Rekan-rekan mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan Program Teknologi pendidikan khususnya Angkatan XXIII Reguler A-2 yang telah bersama-sama berbagi suka dan duka selama perkuliahan.

8. Kakak Pesta Manurung, M.Pd dan Kakak Imeldawaty Gultom, S.Kom, M.Pd terimakasih banyak buat motivasi dan bantuannya mulai dari perkuliahan sampai dengan selesainya tesis ini yang tak henti – hentinya memberikan semangat dan nasihat kepada adikmu ini.

9. Buat Selma, kk tiara dan keluarga terimakasih atas bantuannya mulai dari zaman kuliah S1 dulu sampai dengan menyelesaikan Program Magister di PPs Unimed sehingga terwujudnya tesis ini.

10.Teman – teman seperjuangan dulu di SD GKPS Pasar III Namorambe, GBKP Rg.Tebing Ganjang dan GBKP Rg. Gunung Sitoli.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya bagi semua pihak yang tidak dapat dituliskan namanya satu persatu di sini. Semoga Tuhan yang Mahakuasa membalas segala bentuk kebaikan dengan berlipat ganda. Penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat dalam menambah Ilmu Pengetahuan bagi dunia pendidikan.

Medan, Januari 2016 Penulis,

Delvina Br Sitepu NIM. 8136121006


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 7

1.3 Pembatasan Masalah ... 8

1.4 Rumusan Masalah ... 9

1.5 Tujuan Penelitian... 9

1.6 Manfaat Penelitian... 10

BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 11

2.1 KajianTeoretis ... 11

2.1.1. Hakikat Belajar dan Hasil belajar Akuntansi... 11

2.1.2 Hakikat Model Pembelajaran ... 14

2.1.3 Hakikat Model pembelajaran Kooperatif ... 22

2.1.4 Hakikat Kecerdasan Ganda ... 38

2.2. Penelitian yang Relevan ... 47

2.2 Kerangka Berpikir ... 48

2.4 Hipotesis Penelitian ... 56

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 58

3.1Lokasi dan Waktu Penelitian ... 58

3.2Populasi, Sampel dan Teknik pengambilan Sampel ... 58

3.3Metode dan Rancangan Penelitian ... 58

3.4Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 60

3.5Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan ... 65

3.6Pengontrolan Perlakuan ... 68

3.7Teknik dan Instrumen Penelitian ... 71

BAB IV. HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Data ... 79

4.2 Pengujian Persyaratan Analisis ... 95

4.3 Pengujian Hipotesis ... 100

4.4 Hasil Penelitian ... 108

4.5 Keterbatasan Penelitian ... 108

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 115


(7)

5.3 Saran ... 118

DAFTAR PUSTAKA ... 120 Lampiran


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1. Daftar Nilai Rata-rata Akuntansi Jasa Kelas X

SMK Negeri 1 Idanogawo tahun 2011 - 2013 ... 4

Tabel 2.1. Sintaks Pembelajaran Kooperatif ... 25

Tabel 2.2. Sintaks pembelajaran kooperatif NHT ... 28

Tabel 2.3. Sintaks pembelajaran kooperatif TPS ... 32

Tabel 2.4. Perbedaan cirri – ciri dengan kecerdasan intrapersonal dan kecerdasan interpersonal ... 40

Tabel 3.1. Desain penelitian factorial 2 x 2 ... 53

Tabel 3.2. Kisi-kisi belajar akuntansi jasa ... 65

Tabel 3.3. Kisi-kisi Instrumen Kecerdasan Ganda ... 66

Tabel 4.1 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Akuntansi Jasa Siswa yang Diajar Dengan Model Pembelajaran NHT ... 79

Tabel 4.2 Daftr Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Akuntansi Jasa Siswa yang Diajar Degnan Model Pembelajaran TPS ... 81

Tabel 4.3 Daftar Distribusi Frekuensi Akuntansi jasa Siswa yang Memiliki Kecerdasan Interpersonal ... 83

Tabel 4.4 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Akuntansi Jasa Siswa yang Memiliki Kecerdasan Intrapersonal ... 85

Tabel 4.5 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Akuntansi Jasa Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran NHT dengan Kecerdasan Interpersonal ... 87

Tabel 4.6 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Akuntansi jasa Siswa yang Diajar dengna Model Pembelajaran NHT degna Kecerdasan Intrapersonal... 89 Tabel 4.7 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar


(9)

Modle Pembelajran TPS dan Siswa yang Memiliki

Kecerdasan Interpersonal ... 91 Tabel 4.8 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Akuntansi Jasa

Siswa yang Diajar Dengan Model Pembelajaran

TPS dengan Kecerdasan Intrapersonal ... 93 Tabel 4.9 Rankuman Analisis Uji Normalitas... 95 Tabel 4.10 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Kelompok

Sampel Model Pembelajaran NHT

dengna Model Pembelajran TPS ... 98 Tabel 4.11 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Kelompok

Sampel Kecerdasan Interpersonal dan

Kecerdasan Intrapersonal ... 99 Tabel 4.12 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas

Kelompok Sampel Model Pembelajran

dan Kecerdsasan Ganda ... 100 Tabel 4.14 Rangkuman Anava Faktorial 2 x 2 ... 101 Tabel 4.15 Rangkuman Uji Scheffe ... 104


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus ... 122

2. RPP ... 126

3. Soal Tes Akuntansi Jasa ... 148

4. Tes Kecerdasan Ganda ... 158

5. Indeks Kesukaran dan Daya Beda Tes Hasil Belajar Akuntansi Jasa ... 160

6. Data Hasil Belajar Akuntansi Jasa ... 161

7. Pengujian Normalitas Data Hasil Belajar Akuntansi Jasa ... 185

8. Pengujian Homogenitas Data Hasil Belajar Akuntansi Jasa ... 193

9.Pengujian Hipotesis ... 196

10. Uji Lanjut ... 201

11. Dokumentasi Penelitian ... 205


(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan yang utama sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan dan berhak mendapatkannya sampai kapan pun dan di manapun. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu dan masyarakat, terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara. Berdasarkan Undang – Undang Nomor 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Kemajuan suatu kebudayaan bergantung kepada cara kebudayaan tersebut mengenali, menghargai, dan memanfaatkan sumber daya manusia, dan hal ini berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang diberikan kepada peserta didik sebagai anggota masyarakat. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Pendidikan juga memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, dengan terciptanya manusia yang berkualitas maka manusia mampu menghadapi tantangan yang semakin meningkat seiring dengan perkembangan zaman.


(12)

Muhibbinsyah (2010; 93) menyatakan bahwa hal yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan adalah belajar, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan.dengan belajar setiap orang akan mengalami perubahan dan dapat berkembang lebih baik dari makhluk lain, serta dapat mempertahankan kehidupannya di tengah – tengah perkembangan zaman yang semakin maju dan persaingan yang semakin ketat seperti sekarang ini.

Upaya meningkatkan kualitas pendidikan sudah menjadi suatu keharusan, terutama dalam era globalisasi dewasa ini. Pendidikan yang berorientasi pada era ini menghadapi berbagai tantangan yang tidak dapat ditanggulangi dengan paradigma yang lama atau cara-cara berpikir tradisional. Dalam dunia pendidikan, paradigma lama mengenai proses belajar mengajar bersumber pada teori dimana guru memberikan pengetahuan kepada siswa yang pasif.

Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan banyak hal yang harus diperhatikan, PBM (Proses Belajar Mengajar) merupakan salah satu unsur penting yang harus diperhatikan karena dengan pelaksanaan PBM yang baik tersebut tujuan pendidikan akan tercapai. Upaya lain yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah penyediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh pihak sekolah, dan pemilihan model pembelajaran sewaktu melakukan PBM sangat penting karena dapat memberikan kontribusi yang sangat bagus dalam meningkatkan kualitas anak didik dan mampu mengarahkan anak didik ke dalam proses belajar mengajar sehingga tujuan belajar tercapai, yaitu anak yang tidak tahu menjadi tahu, dan terjadi perubahan sikap atau moral anak menjadi lebih baik atau dengan kata lain ranah kognitif, afektif dan psikomotorik telah tercapai sesuai


(13)

dengan tujuan pendidikan. Namun kondisi yang demikian sering kali kurang mendapatkan perhatian dari tenaga pendidik.

Dalam proses pembelajaran di sekolah guru cenderung menggunakan pembelajaran konvensional yang bentuk pembelajarannya bersifat satu arah dan kegiatan yang dilaksanakan dalam pembelajaran ini berpusat pada guru sehingga peran guru sangat dominan. Guru lebih banyak memberikan informasi-informasi sedangkan siswa hanya sebagai pendengar, sehingga siswa kurang aktif dalam memberikan kontribusi ide dan pemikiran dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang diterima oleh peserta didik adalah pembelajaran yang berupa hafalan dari sekian topik atau pokok bahasan dan tidak diikuti dengan pemahaman atau pengertian yang mendalam yang bisa diterapkan ketika peserta didik berhadapan dengan situasi baru dalam kehidupannya.

Sistem pembelajaran dengan menggunakan model konvensional tersebut dapat menimbulkan rasa jenuh bagi peserta didik, sehingga tidak maksimal dalam menyerap materi pembelajaran yang sedang berlangsung. Apabila hal tersebut terjadi terus menerus, maka besar kemungkinan hasil belajar yang akan dicapai tidaklah sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini terbukti, ketika penulis melakukan observasi di SMK Negeri 1 Idanogawo khususnya pada mata pelajaran akuntansi jasa dalam pelaksanaan pembelajarannya masih terfokus pada guru dan bersifat satu arah tanpa memberikan perbedaan kemampuan siswa. Hal ini mengakibatkan siswa yang berkemampuan tinggi jauh lebih aktif dalam menerima materi pelajaran dibandingkan dengan siswa yang berkemampuan rendah, sehingga tanpa disadari sebagian besar siswa tidak dapat menguasai materi


(14)

pelajaran yang diajarkan. Akibatnya, banyak siswa yang kurang berminat dalam mengikuti pelajaran Akuntansi jasa sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar akuntansi jasa tersebut.

Berdasarkan data perolehan nilai ujian akhir semester untuk mata pelajaran akuntansi jasa dengan standar kompetensi mengelola dokumen transaksi di SMK Negeri 1 Idanogawo pada tiga tahun terakhir, ternyata hasil belajar siswa masih relative rendah dan jauh dari nilai yang diharapkan seperti tertera pada Tabel 1.

Tabel 1.1 Daftar Nilai Rata-rata Mengelola dokumen Transaksi Kelas X Semester Ganjil SMK Negeri 1 Idanogawo Tahun 2011-2013

No Tahun Nilai Rata-rata

1 2011/2012 65,00

2 2012/2013 66,00

3 2013/2014 67,00

(Sumber Dokumentasi Nilai Ulangan harian kelas X semester Ganjil SMK Negeri 1 Idanogawo TP 2011 s.d TP 2013)

Dari Tabel 1.1 di atas dapat dilihat bahwa hasil ujian mata pelajaran Akuntansi jasa di SMK Negeri 1 Idanogawo tahun pelajaran 2013/2014 sampai dengan 2014/2015 menunjukan hasil rata – rata yang kurang memuaskan karena masih jauh dari nilai KKM yang telah ditentukan setiap tahunnya. Penulis menduga siswa – siswi tidak dapat menguasai materi dengan baik.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi Intelegensi, motivasi, kebiasaan, kecemasan, minat, dan sebagainya. Sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, keadaan, sosial, ekonomi, dan sebagainya. Faktor – faktor internal tersebut diantaranya adalah faktor intelektif yaitu kecerdasan siswa dan faktor non intelektif yaitu motivasi berprestasi dan kebiasaan belajar siswa. Faktor intelektif (kecerdasan) mempunyai pengaruh yang


(15)

cukup jelas dalam hal pencapaian hasil belajar. Seseorang yang memiliki tingkat kecerdasan yang relatif tinggi cenderung lebih baik prestasi belajarnya dibandingkan dengan seseorang yang memiliki tingkat kecerdasan yang relatif rendah.

Kecerdasan adalah kapasitas seseorang untuk menyelesaikan masalah – masalah dan membuat caranya dalam konteks yang beragam dan wajar. Gardner (1999) menyebutkan ada Sembilan jenis kecerdasan yang dimiliki oleh setiap individu yaitu (1) kecerdasan ruang dan visual, (2) kecerdasan lisan atau bahasa, (3) kecerdasan matematis dan logis, (4) kecerdasan fisik dan gerak, (5) kecerdasan musik dan ritme, (6) kecerdasan interpersonal, (7) kecerdasan intrapersonal, (8) kecerdasan naturalis, dan (9) kecerdasan ekstensialis. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa setiap individu memiliki kesembilan kecerdasan tersebut, setiap individu dapat mengembangkan kecerdasan tadi sampai mencapai suatu tingkat yang memadai, kecerdasan bekerja satu sama lain secara kompeks, dan dalam tiap kecerdasan ada berbagai cara untuk menumbuhkan salah satu aspeknya.

Kecerdasan interpersonal atau bisa dikatakan sebagai kecerdasan sosial dalam penelitian ini yang diartikan sebagai kemampuan dan ketrampilan seseorang untuk mempersepsi dan menangkap perbedaan – perbedaan suasana hati, tujuan, motivasi, dan perasaan orang lain yang meliputi tiga dimensi yakni

social sensitivity, social insight, dan social communication yang dikembangkan

berdasarkan skala kecerdasan interpersonal Anderson. Sedangkan kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan yang berhubungan dengan kesadaran dan pengetahuan tentang diri sendiri, dapat memahami kekuatan dan kelemahan diri


(16)

sendiri, mampu memotivasi dirinya sendiri dan melakukan disiplin diri. Orang yang memiliki kecerdasan ini sangat menghargai nilai (aturan – aturan), etika (sopan santun) dan moral.

Mengingat pembelajaran akuntansi sangat membutuhkan kreativitas, ketelitian serta pemahaman siswa yang tinggi di setiap pokok bahasan, maka dalam proses pembelajaran guru harus menerapkan model pembelajaran yang dapat melibatkan siswa lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran akuntansi.

Untuk meningkatkan hasil belajar tersebut, maka seorang guru harus mampu memilih dan menentukan model pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran dan kebutuhan belajar siswa. Salah satu solusinya adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented), terutama

untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa. Menurut Slavin (2009;23) bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang telah dikenal sejak lama, dimana pada saai itu guru mendorong para siswa untuk melakukan kerja sama dalam kegiatan – kegiatan tertentu seperti diskusi atau pengajaran teman sebaya. Dalam melakukan proses belajar mengajar guru tidak lagi mendominasi seperti lazimnya pada saat ini, sehingga siswa dituntut untuk berbagi informasi dengan siswa yang lainnya dan saling belajar mengajar sesama mereka.


(17)

Model pembelajaran kooperatif yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran Akuntansi ada beberapa tipe, di antaranya adalah model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dan model

pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). Model pembelajaran

kooperatif tipe NHT merupakan model pembelajaran kooperatif dengan pemberian nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan melakukan pengecekan pemahaman siswa terhadap materi dengan memanggil secara acak nomor – nomor tersebut, sehingga diharapkan setiap siswa harus benar – benar paham terhadap materi yang sedang dibahas.

Dari uraian latar belakang masalah, peneliti mencoba melakukan penelitian guna mengetahui pengaruh model pembelajaran dan kecerdasan ganda dalam meningkarkan hasil belajar akuntansi jasa pada semester I tahun ajaran 2015/2016. Dengan peneerapan tersebut peneliti ingin membandingkan model pembelajaran kooperatif NHT dan TPS, serta membandingkan model tersebut dengan kecerdasan interpersonal dan intrapersonal.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan maka dapat diidentifikasi permasalahan – permasalahan sebagai berikut: (1) apakah model pembelajaran yang diterapkan selama ini mampu memotivasi siswa? (2) Apakah model pembelajaran yang diterapkan selama ini sudah sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang disampaikan? (3) apakah model pembelajaran yang digunakan selama ini sudah mempertimbangkan karakteristik siswa? (4)


(18)

apakah pengelolaan kelas oleh guru sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa? (5) Apakah model pembelajaran yang dilakukan oleh guru mempengaruhi hasil belajar siswa ? (6) apakah guru telah menyesuaikan bahan ( materi) pelajaran dengan kemampuan siswa? (7) apakah guru memanfaatkan variasi sumber belajar siswa? (8) apakah guru menerapkan model pembelajaran sesuai keadaan siswa? (9) apakah model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa? (10) apakah siswa merespon setiap pertanyaan guru? (11) bagaimana guru membentuk ruang kelas? (12) apakah ada perbedaan hasil belajar yang disebabkan kecerdasan intrapersonal? (13) apakah terdapat perbedaaan hasil belajar yang disebabkan kecerdasan interpersonal?(14) apakah dengan pembelajaran kooperatif akan meningkatkan hasil belajar siswa?

1.3 . Pembatasan Masalah

Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, sehingga perlu adanya pembatasan masalah dalam penelitian ini agar penelitian lebih terarah dan mendalam. Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada Model pembelajaran NHT dan TPS. Kecerdasan ganda dibedakan menjadi dua yaitu kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal. Mata pelajaran yang diteliti adalah akuntansi jasa .

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.


(19)

1. Apakah hasil belajar akuntansi jasa siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran NHT lebih tinggi daripada akuntansi jasa siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran TPS?

2. Apakah hasil belajar akuntansi jasa yang memiliki kecerdasan interpersonal lebih tinggi daripada hasil belajar akuntansi jasa yang memiliki kecerdasan intrapersonal?

3. Adakah interaksi antara model pembelajaran dan kecerdasan ganda terhadap hasil belajar akuntansi jasa?

1.5Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hasil belajar Akuntansi jasa melalui model pembelajaran kooperatif NHT lebih tinggi dari siswa yang diajar dengan pembelajaran kooperatif Think Pair Share.

2. Untuk mengetahui hasil belajar Akuntansi jasa antara siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal lebih tinggi dengan siswa yang memiliki kecerdasan intrapersonal.

3. Untuk mengetahui interaksi antara model pembelajaran kooperatif dengan kecerdasan ganda yaitu kecerdasan interpersonal dan intrapersonal dalam mempengaruhi hasil belajar akuntansi siswa kelas X SMK Negeri 1 Idanogawo.


(20)

1.6 . Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoretis maupun praktis. Secara teoretis penelitian bermanfaat memperkaya dan menambah khazanah ilmu pengetahuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan TPS. Serta bermanfaat sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang ingin mengembangkan metode dan model pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran Akuntansi Jasa.

Sedangkan manfaat secara praktis sebagai salah satu sumber penelitian dalam mengangkat hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi Jasa kelas X semester ganjil. Selain itu bermanfaat sebagai masukan bagi guru – guru yang mengajar di daerah Kabupaten Nias khususnya dan guru – guru yang berada di daerah lainnya secara umum.


(21)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1Simpulan

Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan terhadap hasil penelitian

yang dikemukakan sebelumnya maka dalam penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Hasil belajar Akuntansi Jasa siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan

Model Pembelajaran NHT lebih tinggi dari hasil belajar Akuntansi Jasa siswa

yang dibelajarkan dengan menggunakan Model pembelajaran TPS.

2. Hasil belajar Akuntansi jasa siswa yang memiliki Kecerdasan Interpersonal

lebih tinggi daripada hasil belajar Akuntansi Jasa siswa yang memiliki

Kecerdasan Intrapersonal.

3. Terdapat interaksi antara penggunaan model pembelajaran dan kecerdasan

ganda dalam mempengaruhi hasil belajar Akuntansi Jasa siswa. Siswa yang

memiliki Kecerdasan Interpersonal memperoleh hasil belajar Akuntansi Jasa

lebih tinggi jika dibelajarkan dengan model pembelajaran NHT daripada

model pembelajaran TPS, sedangkan siswa yang memiliki Kecerdasan

Intrapersonal lebih tinggi hasil belajarnya jika dibelajarkan dengan model

Pembelajaran TPS daripada Model Pembelajaran NHT.

5.2 Implikasi

Pertama, hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan adanya


(22)

Akuntansi Jasa. Hal ini memberikan penjelasan dan penegasan bahwa model

pembelajaran merupakan salah satu faktor yang menjadi perhatian untuk

meningkatkan hasil belajar Akuntansi Jasa siswa. Hal ini dapat dimaklumi karena

melalui penerapan model pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan partisipasi

aktif siswa dalam pembelajaran yang pada akhirnya dapat membawa keberhasilan

dan ketercapaian tujuan pembelajaran itu sendiri. Dengan demikian

konsekuensinya apabila model pembelajaran yang kurang tepat maka tentu akan

berakibat berkurangnya pula partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran. Melalui

penelitian ini menunjukkan bahwa secara rata-rata hasil belajar memahami

akuntansi jasa terbuka siswa lebih tinggi dengan menggunakan model

Pembelajaran NHT dari pada model pembelajaranTPS.

Dengan menggunakan model Pembelajaran NHT diharapkan guru dapat

membangkitkan dan memotivasi siswa dalam belajar dan meningkatkan

partisipasi aktif siswa terhadap mata pelajaran Akuntansi Jasa di SMK dan dapat

menciptakan suasana yang lebih interaktif dan efektif dalam mencapai tujuan

pembelajaran. Untuk melaksanakan model Pembelajaran NHT maka guru harus

terlebih dahulu dituntut menguasai tahapan-tahapan yang terdapat dalam model

NHT.

Kedua, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kecerdasan ganda siswa

berpengaruh terhadap hasil belajar Akuntansi jasa siswa. Siswa dengan

kecerdasan interpersonal mempunyai hasil belajar yang tinggi atau unggul

dibandingkan dengan siswa yang memiliki kecerdasan intrapersonal. Siswa


(23)

memahami bukti transaksi siswanya, sebaliknya berbeda dengan yang terjadi pada

siswa yang memiliki kecerdasan intrapersonal tingkat pencapaian belajarnya

kurang maksimal.

Konsekuensi logis dari pengaruh kecerdasan ganda terhadap hasil belajar

akuntansi jasa siswa berimplikasi pada guru mata pelajaran akuntansi jasa untuk

melakukan identifikasi dan prediksi didalam menentukan kecerdasan ganda.

Apabila kecerdasan ganda siswa dapat dikelompokkan maka guru mata pelajaran

dapat menerapkan rencana-rencana pembelajaran dan strategi-strategi

pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kecerdasan ganda siswa.

Ketiga, hasil penelitian juga menunjukkan terdapat interaksi model

pembelajaran dan kecerdasan ganda terhadap hasil belajar akuntansi jasa siswa.

Interaksi tersebut terindikasi dari siswa dengan kecerdasan ganda abstrak yang

diajarkan dengan model Pembelajaran NHT secara rata-rata mempunyai hasil

belajar akuntansi jasa siswa yang lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan

model pembelajaran TPS. Sedangkan bagi siswa dengan kecerdasan interpersonal

secara rata-rata hasil belajar akuntansi jasa siswa yang diajarkan dengan model

Pembelajaran NHT lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata siswa yang

diajarkankan menggunakan model pembelajaran TPS. Dengan demikian dapat

dipahami bahwa model NHT lebih tepat digunakan bagi siswa yang memiliki

karakteristik yang memiliki Kecerdasan interpersonal, sedangkan model

pembelajaran TPS lebih tepat digunakan bagi siswa dengan karakteristik


(24)

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa untuk meningkatkan hasil

belajar akuntansi jasa siswa dipengaruhi oleh model pembelajaran yang

diterapkan oleh guru dan kecerdasan ganda yang dimiliki siswa. Dalam hal ini

guru dan siswa mempunyai peranan yang sama dan berarti untuk meningkatkan

hasil belajar akuntansi jasa siswa itu sendiri, sehingga dengan demikian untuk

mencapai hasil belajar yang maksimal maka kedua variabel tersebut yaitu model

pembelajaran dan kecerdasan interpersonal perlu menjadi perhatian sekaligus.

Konsekuensi logis dari interaksi model pembelajaran dan kecerdasan

ganda berimplikasi kepada guru dan siswa. Untuk guru, agar dapat memahami dan

tentunya melaksanakan dengan baik penerapan model Pembelajaran NHT dalam

pembelajaran di kelas karena melalui penelitian ini terbukti efektif untuk

meningkatkan hasil belajar akuntansi jasa siswa. Hasil temuan penelitian ini perlu

disosialisasikan kepada kepala sekolah dan guru mata pelajaran akuntansi jasa.

Sosialisasi temuan penelitian ini, dapat dilakukan lewat seminar, lokakarya

atau pendidikan dan pelatihan. Upaya mensosialisasikan hasil temuan penelitian

ini dilakukan dengan cara menjadikan hasil temuan sebagai makalah atau jurnal

pada seminar dan lokakarya tentang model pembelajaran NHT , Model

Pembelajaran TPS dan Kecerdasan ganda.

5.3 Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi seperti yang telah dikemukakan maka


(25)

1. Guru sebagai perancang pembelajaran disarankan memperhatikan kecerdasan

ganda dalam merancang pembelajaran sehingga dengan demikian guru dapat

menetapkan model pembelajaran yang lebih sesuai untuk dilaksanakan karena

model pembelajaran dan kecerdasan ganda merupakan suatu komponen yang

dapat menentukan dan mempengaruhi hasil belajar.

2. Guru dalam kegiatan pembelajaran perlu menerapkan Model Pembelajaran

NHT dalam pembelajaran Akuntansi Jasa, karena Model Pembelajaran NHT

memberikan hasil yang lebih tinggi dalam mata pelajaran akuntansi jasa

dibandingkan dengan model pembelajaran TPS.

3. Kepada peneliti lain disarankan untuk menerapkan model Pembelajaran NHT

dan pembelajaran TPS pada mata pelajaran lainnya yang sesuai guna

meningkatkan hasil belajar siswa.

4. Adanya upaya mensosialisasikan hasil temuan penelitian yang dilakukan

dengan cara menjadikan hasil temuan sebagai makalah atau jurnal pada

seminar dan lokakarya tentang model pembelajaran NHT , Model

Pembelajaran TPS dan Kecerdasan ganda.

5. Guru dapat mengikuti Workshop atau lokakarya mengenai model- model

pembelajaran agar terlatih memberikan inovasi yang berbeda dalam kegiatan


(1)

1.6 . Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoretis maupun praktis. Secara teoretis penelitian bermanfaat memperkaya dan menambah khazanah ilmu pengetahuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan TPS. Serta bermanfaat sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang ingin mengembangkan metode dan model pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran Akuntansi Jasa.

Sedangkan manfaat secara praktis sebagai salah satu sumber penelitian dalam mengangkat hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi Jasa kelas X semester ganjil. Selain itu bermanfaat sebagai masukan bagi guru – guru yang mengajar di daerah Kabupaten Nias khususnya dan guru – guru yang berada di daerah lainnya secara umum.


(2)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1Simpulan

Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan terhadap hasil penelitian yang dikemukakan sebelumnya maka dalam penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Hasil belajar Akuntansi Jasa siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan

Model Pembelajaran NHT lebih tinggi dari hasil belajar Akuntansi Jasa siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan Model pembelajaran TPS.

2. Hasil belajar Akuntansi jasa siswa yang memiliki Kecerdasan Interpersonal

lebih tinggi daripada hasil belajar Akuntansi Jasa siswa yang memiliki Kecerdasan Intrapersonal.

3. Terdapat interaksi antara penggunaan model pembelajaran dan kecerdasan

ganda dalam mempengaruhi hasil belajar Akuntansi Jasa siswa. Siswa yang memiliki Kecerdasan Interpersonal memperoleh hasil belajar Akuntansi Jasa lebih tinggi jika dibelajarkan dengan model pembelajaran NHT daripada model pembelajaran TPS, sedangkan siswa yang memiliki Kecerdasan Intrapersonal lebih tinggi hasil belajarnya jika dibelajarkan dengan model Pembelajaran TPS daripada Model Pembelajaran NHT.

5.2 Implikasi

Pertama, hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh model pembelajaran terhadap hasil belajar siswa dalam mata pelajaran


(3)

Akuntansi Jasa. Hal ini memberikan penjelasan dan penegasan bahwa model pembelajaran merupakan salah satu faktor yang menjadi perhatian untuk meningkatkan hasil belajar Akuntansi Jasa siswa. Hal ini dapat dimaklumi karena melalui penerapan model pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran yang pada akhirnya dapat membawa keberhasilan dan ketercapaian tujuan pembelajaran itu sendiri. Dengan demikian konsekuensinya apabila model pembelajaran yang kurang tepat maka tentu akan berakibat berkurangnya pula partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran. Melalui penelitian ini menunjukkan bahwa secara rata-rata hasil belajar memahami akuntansi jasa terbuka siswa lebih tinggi dengan menggunakan model Pembelajaran NHT dari pada model pembelajaranTPS.

Dengan menggunakan model Pembelajaran NHT diharapkan guru dapat membangkitkan dan memotivasi siswa dalam belajar dan meningkatkan partisipasi aktif siswa terhadap mata pelajaran Akuntansi Jasa di SMK dan dapat menciptakan suasana yang lebih interaktif dan efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Untuk melaksanakan model Pembelajaran NHT maka guru harus terlebih dahulu dituntut menguasai tahapan-tahapan yang terdapat dalam model NHT.

Kedua, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kecerdasan ganda siswa

berpengaruh terhadap hasil belajar Akuntansi jasa siswa. Siswa dengan

kecerdasan interpersonal mempunyai hasil belajar yang tinggi atau unggul dibandingkan dengan siswa yang memiliki kecerdasan intrapersonal. Siswa dengan kecerdasan interpersonal akan maksimal pencapaian hasil belajar


(4)

memahami bukti transaksi siswanya, sebaliknya berbeda dengan yang terjadi pada siswa yang memiliki kecerdasan intrapersonal tingkat pencapaian belajarnya kurang maksimal.

Konsekuensi logis dari pengaruh kecerdasan ganda terhadap hasil belajar akuntansi jasa siswa berimplikasi pada guru mata pelajaran akuntansi jasa untuk melakukan identifikasi dan prediksi didalam menentukan kecerdasan ganda. Apabila kecerdasan ganda siswa dapat dikelompokkan maka guru mata pelajaran

dapat menerapkan rencana-rencana pembelajaran dan strategi-strategi

pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kecerdasan ganda siswa.

Ketiga, hasil penelitian juga menunjukkan terdapat interaksi model pembelajaran dan kecerdasan ganda terhadap hasil belajar akuntansi jasa siswa. Interaksi tersebut terindikasi dari siswa dengan kecerdasan ganda abstrak yang diajarkan dengan model Pembelajaran NHT secara rata-rata mempunyai hasil belajar akuntansi jasa siswa yang lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran TPS. Sedangkan bagi siswa dengan kecerdasan interpersonal secara rata-rata hasil belajar akuntansi jasa siswa yang diajarkan dengan model Pembelajaran NHT lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata siswa yang diajarkankan menggunakan model pembelajaran TPS. Dengan demikian dapat dipahami bahwa model NHT lebih tepat digunakan bagi siswa yang memiliki karakteristik yang memiliki Kecerdasan interpersonal, sedangkan model pembelajaran TPS lebih tepat digunakan bagi siswa dengan karakteristik kecerdasan intrapersonal.


(5)

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa untuk meningkatkan hasil belajar akuntansi jasa siswa dipengaruhi oleh model pembelajaran yang diterapkan oleh guru dan kecerdasan ganda yang dimiliki siswa. Dalam hal ini guru dan siswa mempunyai peranan yang sama dan berarti untuk meningkatkan hasil belajar akuntansi jasa siswa itu sendiri, sehingga dengan demikian untuk mencapai hasil belajar yang maksimal maka kedua variabel tersebut yaitu model pembelajaran dan kecerdasan interpersonal perlu menjadi perhatian sekaligus.

Konsekuensi logis dari interaksi model pembelajaran dan kecerdasan ganda berimplikasi kepada guru dan siswa. Untuk guru, agar dapat memahami dan tentunya melaksanakan dengan baik penerapan model Pembelajaran NHT dalam pembelajaran di kelas karena melalui penelitian ini terbukti efektif untuk meningkatkan hasil belajar akuntansi jasa siswa. Hasil temuan penelitian ini perlu disosialisasikan kepada kepala sekolah dan guru mata pelajaran akuntansi jasa.

Sosialisasi temuan penelitian ini, dapat dilakukan lewat seminar, lokakarya atau pendidikan dan pelatihan. Upaya mensosialisasikan hasil temuan penelitian ini dilakukan dengan cara menjadikan hasil temuan sebagai makalah atau jurnal pada seminar dan lokakarya tentang model pembelajaran NHT , Model Pembelajaran TPS dan Kecerdasan ganda.

5.3 Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi seperti yang telah dikemukakan maka disarankan beberapa hal sebagai berikut:


(6)

1. Guru sebagai perancang pembelajaran disarankan memperhatikan kecerdasan ganda dalam merancang pembelajaran sehingga dengan demikian guru dapat menetapkan model pembelajaran yang lebih sesuai untuk dilaksanakan karena model pembelajaran dan kecerdasan ganda merupakan suatu komponen yang dapat menentukan dan mempengaruhi hasil belajar.

2. Guru dalam kegiatan pembelajaran perlu menerapkan Model Pembelajaran

NHT dalam pembelajaran Akuntansi Jasa, karena Model Pembelajaran NHT memberikan hasil yang lebih tinggi dalam mata pelajaran akuntansi jasa dibandingkan dengan model pembelajaran TPS.

3. Kepada peneliti lain disarankan untuk menerapkan model Pembelajaran NHT

dan pembelajaran TPS pada mata pelajaran lainnya yang sesuai guna meningkatkan hasil belajar siswa.

4. Adanya upaya mensosialisasikan hasil temuan penelitian yang dilakukan

dengan cara menjadikan hasil temuan sebagai makalah atau jurnal pada seminar dan lokakarya tentang model pembelajaran NHT , Model Pembelajaran TPS dan Kecerdasan ganda.

5. Guru dapat mengikuti Workshop atau lokakarya mengenai model- model

pembelajaran agar terlatih memberikan inovasi yang berbeda dalam kegiatan belajar mengajar.


Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBING PROMTING TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 SIDIKALANG TAHUN AJARAN 2016/2017.

0 3 26

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN POTENSI AKADEMIK TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA SMK NEGERI JURUSAN AKUNTANSI KOTA MEDAN.

0 2 41

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN HYPNOTEACHING BERBASIS MEDIA MICROSOFT POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

0 3 26

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DAN PROBING PROMPTING TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X AK SMK NEGERI 1 PEMATANGSIANTAR TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

1 7 20

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER TERHADAP HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PEMATANGSIANTAR TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

0 4 23

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X SMK NEGERI 7 MEDAN T.A 2014/2015.

0 2 25

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA DI KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 1 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

0 2 21

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X AK DI SMK NEGERI 1 KISARAN TAHUN AJARAN 2011/2012.

0 1 31

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KECERDASAN GANDA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA SMA NEGERI 1 MEDANG DERAS KABUPATEN BATUBARA.

0 0 41

Pengaruh Kemampuan Berhitung Matematika dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Kudus.

0 0 2