Banyaknya penderita pneumonia balita yang berasal dari Medan disebabkan jumlah kunjungan pasien yang datang ke RSU Dr. Pirngadi Medan ini lebih banyak yang bertempat
tinggal di Kota Medan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Syafitri 2004 di Rumah
Sakit Haji Medan yang memperoleh proporsi penderita pneumonia di Medan sebesar 88,1.
36
6.2. Karakteristik Balita Penderita Pneumonia Berdasarkan Status Gizi
Status Gizi
20
23.8 56.2
Baik Kurang
Buruk
Gambar 6.4. Diagram Pie Distribusi Proporsi Balita Penderita Pneumonia Rawat Inap Berdasarkan Status Gizi di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun
2004-2007
Gambar 6.4. di atas dapat diketahui bahwa proporsi tertinggi balita penderita pneumonia adalah dengan status gizi baik yaitu sebesar 56,2, dan yang terendah adalah
dengan status gizi buruk yaitu sebesar 20. Hal ini menunjukkan bahwa pneumonia bukan hanya disebabkan satu faktor risiko saja
melainkan ada faktor risiko lain seperti status imunisasi yang tidak lengkap atau adanya
39
penyakit penyerta yang diderita balita penderita pneumonia misalnya campak, difteri, dan pertusis.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sinambela 2009 di Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan yang memperoleh proporsi penderita pneumonia pada status
gizi baik sebesar 63,2.
37
6.3. Karakteristik Balita Penderita Pneumonia Berdasarkan Status Imunisasi
Status Imunisasi
9.5
35.3 47.6
7.6
Tidak lengkap Tidak tercatat
Belum mendapat Lengkap
Gambar 6.5. Diagram Pie Distribusi Proporsi Balita Penderita Pneumonia Rawat Inap Berdasarkan Status Imunisasi di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun
2004-2007
Gambar 6.5. di atas dapat diketahui bahwa proporsi tertinggi balita penderita pneumonia adalah dengan status imunisasi tidak lengkap yaitu sebesar 47,6, dan yang
terendah adalah dengan status imunisasi lengkap yaitu sebesar 7,6.
40
Pemberian imunisasi yang lengkap pada anak merupakan langkah terbaik, karena salah satu manfaat imunisasi adalah dapat melindungi anak dari beberapa penyakit infeksi yang
berbahaya.
18
Imunisasi yang tidak lengkap khususnya imunisasi DPT dan campak merupakan faktor risiko yang dapat meningkatkan insidens ISPA terutama pneumonia karena penyakit
pneumonia lebih mudah menyerang anak yang belum mendapat imunisasi DPT dan campak.
26,10
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasibuan 2006 di Rumah Sakit Umum Daerah Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan yang memperoleh proporsi penderita
pneumonia status imunisasi tidak lengkap sebesar 31.
13
41
6.4. Karakteristik Balita Penderita Pneumonia Berdasarkan Derajat Pneumonia