BAB 5 HASIL PENELITIAN
5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
34
Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan didirikan oleh Pemerintah Kolonial Belanda dengan nama Gemente Zieken Huis pada tanggal 11 Agustus 1928 dan diresmikan pada tahun
1930. Setelah masuknya Jepang ke Indonesia pada tahun 1942, rumah sakit ini diambil alih
bangsa Jepang dan berganti nama menjadi Syuritno Bysonoince dan pimpinannya dipercayakan kepada seorang putera Indonesia yaitu dr. Raden Pirngadi Gonggo Putro. Pada
tahun 1947 nama rumah sakit ini berubah menjadi Rumah Sakit Umum Medan pada tahun 1952.
Pada tahun 1979 sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara No. 150 tahun 1979 tanggal 25 Juni 1979 RSU Pusat Propinsi Medan diberi nama RSU Dr. Pirngadi
Medan. Sejak berdirinya FK USU tanggal 20 Agustus 1952, maka RSU Dr. Pirngadi Medan secara otomatis dipakai sebagai tempat kepaniteraan klinik para mahasiswa FK USU,
walaupun penandatanganan perjanjian kerja sama antara FK USU dengan RSU Dr. Pirngadi Medan sebagai Teaching Hospital RS Pendidikan FK USU baru dilaksanakan pada tanggal
20 Mei 1968. Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, maka berdasarkan Perda Kota Medan No.
30 tahun 2002 tanggal 6 September 2002 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan sebutan dalam organisasi
adalah Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr.
26
Pirngadi Kota Medan. Organisasi dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang membawahi 5 Bidang yaitu:
1. Bidang Perencanaan dan Rekam Medik
2. Bidang Pelayanan Medis dan Penunjang Medis
3. Bidang Keperawatan
4. Bidang Pendidikan
5. Bidang Pemeliharaan
5.2. Sosiodemografi Balita Penderita Pneumonia Tabel 5.1. Sosiodemografi Balita Penderita Pneumonia Rawat Inap Di RSU Dr.
Pirngadi Medan Tahun 2004-2007 No
Sosiodemografi f
1 Umur bulan
2 2 - 11
12 - 59 9
51 45
8,6 48,6
42,8 Jumlah
105 100
2 Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
63 42
60 40
Jumlah 105
100 3 Tempat
Tinggal
Kota Medan Luar Kota Medan
71 34
67,6 32,4
Jumlah 105
100
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi balita penderita pneumonia menurut kelompok umur adalah pada kelompok umur 2 – 11 bulan yaitu sebanyak 51 orang
48,6 dan yang terendah pada kelompok umur 2 bulan sebanyak 9 orang 8,6.
27
Berdasarkan jenis kelamin diperoleh proporsi tertinggi balita penderita pneumonia adalah jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 63 orang 60, dan berjenis kelamin
perempuan sebanyak 42 orang 40. Berdasarkan daerah tempat tinggal diperoleh balita penderita pneumonia dengan
proporsi tertinggi bertempat tinggal di Kota Medan yaitu sebanyak 71 orang 67,6, dan di luar Kota Medan sebanyak 34 orang 32,4.
5.3. Status Gizi Balita Penderita Pneumonia Tabel 5.2. Status Gizi Balita Penderita Pneumonia Rawat Inap Di RSU Dr.
Pirngadi Medan Tahun 2004-2007 No
Status Gizi f
1 2
3 Gizi Baik
Gizi Kurang Gizi Buruk
59 25
21 56,2
23,8
20 Jumlah
105 100
Pengukuran indeks berat badan terhadap umur berdasarkan standar WHO-NCHS dengan kategori status gizi baik:
≥ -2SD sd +2SD, status gizi kurang: ≥ -3SD sd -2SD, dan status gizi buruk: -3SD.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi balita penderita pneumonia adalah dengan status gizi baik yaitu sebanyak 59 orang 56,2, diikuti status gizi kurang
sebanyak 25 orang 23,8, dan status gizi buruk sebanyak 21 orang 20.
28
5.4. Status Imunisasi Balita Penderita Pneumonia Tabel 5.3. Status Imunisasi Balita Penderita Pneumonia Rawat Inap Di RSU Dr.
Pirngadi Medan Tahun 2004-2007 No
Status Imunisasi f
1 2
3 4
Lengkap Tidak Lengkap
Belum Mendapat Imunisasi Tidak Tercatat
8 50
10 37
7,6 47,6
9,5 35,3
Jumlah 105
100
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi balita penderita pneumonia adalah dengan status imunisasi tidak lengkap yaitu sebanyak 50 orang 47,6, diikuti tidak
tercatat sebanyak 37 orang 35,3, belum mendapat imunisasi sebanyak 10 orang 9,5 dan yang mendapat imunisasi lengkap sebanyak 8 orang 7,6.
5.5. Derajat Pneumonia Balita Penderita Pneumonia Tabel 5.4. Derajat Pneumonia Balita Penderita Pneumonia Rawat Inap Di RSU
Dr. Pirngadi Medan Tahun 2004-2007 No
Derajat Pneumonia f
1 2
Pneumonia Sedang Pneumonia Berat
79 26
75,2 24,8
Jumlah 105
100
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi balita penderita pneumonia pada balita adalah dengan derajat pneumonia sedang yaitu sebanyak 79 orang 75,2, dan
derajat pneumonia berat sebanyak 26 orang 24,8.
29
5.6. Lama Rawatan Rata-Rata Balita Penderita Pneumonia Tabel 5.5. Lama Rawatan Rata-Rata Balita Penderita Pneumonia Rawat Inap Di RSU
Dr. Pirngadi Medan Tahun 2004-2007 Lama Rawatan Rata-Rata
Mean Standar Deviasi
95 Confidence of Interval Coefisiens of Varians
Minimum Maksimum
4,5 3,606
3,81-5,2 80,13
1 16
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata balita penderita pneumonia awat inap di Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan Tahun 2004-2007 adalah 4,5 hari
dengan Standar Deviasi sebesar 3,606 dan Coefisiens of Varians sebesar 80,13 10 yang menunjukkan bahwa lama rawatan penderita pneumonia balita cenderung bervariasi dimana
lama rawatan minimum adalah 1 hari dan maksimum adalah 16 hari.
5.7. Pekerjaan Ibu Balita Penderita Pneumonia Tabel 5.6. Pekerjaan Ibu Balita Penderita Pneumonia Rawat Inap Di RSU Dr.
Pirngadi Medan Tahun 2004-2007 No
Pekerjaan Ibu f
1 2
3 4
Pegawai Swasta Pegawai Negeri
Wiraswasta Ibu Rumah Tangga
18 12
11 64
17,1 11,4
10,5
61 Jumlah
105 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa proporsi tertinggi pekerjaan ibu dari balita penderita pneumonia adalah ibu rumah tangga yaitu sebanyak 64 orang 61, diikuti pegawai
swasta sebanyak 18 orang 17,1, pegawai negeri sebanyak 12 orang 11,4, dan wiraswasta sebanyak 11 orang 10,5.
30
5.8. Tingkat Pendidikan Ibu Balita Penderita Pneumonia Tabel 5.7. Tingkat Pendidikan Ibu Balita Penderita Pneumonia Rawat Inap Di RSU
Dr. Pirngadi Medan Tahun 2004-2007 No
Tingkat Pendidikan Ibu f
1 2
3 4
SD SLTP
SLTA AkademiPT
23 33
45
4 21,9
31,4 42,9
3,8 Jumlah
105 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa proporsi tertinggi tingkat pendidikan ibu dari balita penderita pneumonia adalah SLTA yaitu sebanyak 45 orang 42,9, diikuti tingkat
pendidikan SLTP sebanyak 33 orang 31,4, SD sebanyak 23 orang 21,9, dan akademiPT sebanyak 4 orang 3,8.
5.9. Keadaan Sewaktu Pulang Balita Penderita Pneumonia Tabel 5.8. Keadaan Sewaktu Pulang Balita Penderita Pneumonia Rawat Inap Di RSU
Dr. Pirngadi Medan Tahun 2004-2007 No
Kedaan Sewaktu Pulang f
1 2
3 4
Sembuh Pulang Berobat Jalan PBJ
Pulang Atas Permintaan Sendiri PAPS Meninggal
4 52
34 15
3,8 49,5
32,4 14,3
Jumlah 105
100
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi keadaan sewaktu pulang balita penderita pneumonia adalah dengan pulang berobat jalan yaitu sebanyak 52 orang 49,5,
diikuti pulang atas permintaan sendiri sebanyak 34 orang 32,4, meninggal sebanyak 15 orang 14,3, dan yang sembuh sebanyak 4 orang 3,8.
31
5.10. Analisis Statistik 1. Distribusi Proporsi Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Derajat Pneumonia
Tabel 5.9. Distribusi Proporsi Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Derajat
Pneumonia di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2004-2007 Lama Rawatan Rata-Rata
Derajat Pneumonia n
x SD
Pneumonia Sedang 79 5,3 3,719
Pneumonia Berat
26 2,08 1,671 Jumlah 105
7,38 5,39
t = 4,274 df = 0,103 p = 0,00
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa balita penderita pneumonia dengan derajat pneumonia sedang dengan lama rawatan rata-rata 5,3 hari yaitu sebanyak 79 orang dan dengan
derajat penumonia berat dengan lama rawatan rata-rata 2,08 hari yaitu sebanyak 26 orang. Berdasarkan uji statistik t-test diperoleh p 0,05 yang berarti ada perbedaan lama rawatan
rata-rata berdasarkan derajat pneumonia.
32
2. Distribusi Proporsi Umur Penderita Berdasarkan Derajat Pneumonia Tabel 5.10. Distribusi Proporsi Umur Penderita Berdasarkan Derajat Pneumonia di
RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2004-2007 Umur Penderita
2 bulan 2 – 11 bulan
12 – 59 bulan Total
Derajat Pneumonia f
f f
f Pneumonia
Sedang 7 8,9 32 40,5 40 50,6 79
100 Pneumonia Berat
2 7,7
19 73,1
5 19,2
26 100
X
2
= 8,80 df = 2
p = 0,01
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 79 orang yang menderita pneumonia sedang proporsi umur penderita tertinggi ada pada kelompok umur 12 – 59 bulan yaitu sebanyak 40
orang 50,6, dan yang terendah pada kelompok umur 2 bulan sebanyak 7 orang 8,9. Dari 26 orang yang menderita pneumonia berat proporsi umur penderita tertinggi ada pada
kelompok 2 – 11 bulan yaitu sebanyak 19 orang 73,1 dan yang terendah berumur 2 bulan sebanyak 2 orang 7,7. Berdasarkan uji statistik chi-square diperoleh p 0,05 yang
berarti ada perbedaan umur penderita berdasarkan derajat pneumonia.
33
3. Distribusi Proporsi Status Gizi Berdasarkan Derajat Pneumonia Tabel 5.11. Distribusi Proporsi Status Gizi Berdasarkan Derajat Pneumonia di RSU Dr.
Pirngadi Medan Tahun 2004-2007 Status Gizi
G. baik G. kurang
G. buruk Total
Derajat Pneumonia f
f f
f Pneumonia Sedang
49 62 17 21,5 13 16,5 79 100
Pneumonia Berat 10
38,5 8 30,8 8 30,8 26 100
X
2
=4,64 df=2 p= 0,98
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 79 orang yang menderita pneumonia sedang proporsi status gizi tertinggi adalah dengan status gizi baik yaitu sebanyak 49 orang 62,
dan yang terendah adalah dengan status gizi buruk yaitu sebanyak 13 orang 16,5. Dari 26 orang yang menderita pneumonia berat proporsi status gizi tertinggi adalah dengan status gizi
baik yaitu sebanyak 10 orang 38,5 dan yang terendah adalah dengan status gizi kurang dan buruk yaitu masing-masing sebanyak 8 orang 30,8. Berdasarkan uji statistik chi-square
diperoleh p 0,05 yang berarti tidak ada perbedaan status gizi berdasarkan derajat pneumonia.
34
4. Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Derajat Penumonia Tabel 5.12. Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Derajat
Pneumonia di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2004-2007 Keadaan Sewaktu Pulang
Sembuh PBJ
PAPS Meninggal
Total Derajat
Pneu f
f f
f f
Pneu Sedang
4 5 44 55,7
26 33 5 6,3
79 100
Pneu Berat
0 0 8 30,8 8 30,8 10 38,4 26 100 X
2
= 17,937 df=3 p= 0,00
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 79 orang yang menderita pneumonia sedang, diperoleh 44 orang 55,7 yang pulang berobat jalan, 26 orang 33 yang pulang atas
permintaan sendiri, 5 orang 6,3 yang meninggal, dan 4 orang 5 yang pulang sembuh. Dari 26 orang yang menderita pneumonia berat, diperoleh 10 orang 38,4 yang meninggal,
8 orang 30,8 yang pulang berobat jalan, 8 orang 30,8 yang pulang atas permintaan sendiri, dan tidak ada penderita yang sembuh. Berdasarkan uji statistik chi-square diperoleh p
0,05 yang berarti ada perbedaan keadaan sewaktu pulang berdasarkan derajat pneumonia.
BAB 6
35
PEMBAHASAN
6.1. Karakteristik Balita Penderita Pneumonia Berdasarkan Sosiodemografi 6.1.1.