Distribusi Proporsi Umur Penderita Berdasarkan Derajat Pneumonia Distribusi Proporsi Status Gizi Penderita Berdasarkan Derajat Pneumonia

Hal ini disebabkan sebagian besar penderita pneumonia berat pulang dalam keadaan meninggal 38,4; sehingga lama rawatan penderita pneumonia berat lebih singkat dibandingkan lama rawatan penderita pneumonia sedang.

6.8.2. Distribusi Proporsi Umur Penderita Berdasarkan Derajat Pneumonia

Umur Penderita 7.7 8.9 73.1 40.5 19.2 51 10 20 30 40 50 60 70 80 Sedang Berat Derajat Pneumonia P rop or s i 2 bulan 2 - 11 bulan 12- 59 bulan Gambar 6.11. Diagram Bar Distribusi Proporsi Umur Balita Penderita Pneumonia Berdasarkan Derajat Pneumonia Rawat Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2004-2007 Berdasarkan gambar 6.11. di atas dapat diketahui bahwa proporsi balita penderita pneumonia dengan derajat pneumonia sedang yang berumur 2 bulan sebesar 8,9, yang berumur 2 – 11 bulan sebesar 40,5, dan yang berumur 12 – 59 bulan sebesar 51. Proporsi balita penderita pneumonia dengan derajat pneumonia berat yang berumur 2 bulan sebesar 7,7, yang berumur 2 – 11 bulan sebesar 73,1, dan yang berumur 11 – 59 bulan sebesar 48 19,2. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tua usia balita penderita pneumonia maka persentase untuk menderita pneumonia berat akan semakin rendah. Klasifikasi bukan pneumonia pada kelompok umur 2 bulan digolongkan ke dalam derajat pneumonia sedang. Demikian juga halnya dengan klasifikasi pneumonia pada kelompok umur 2 bulan - 5 tahun digolongkan ke dalam derajat pneumonia sedang. Hasil analisis statistik dengan uji Chi Square diperoleh p = 0,01 p 0,05 yang berarti ada perbedaan proporsi umur balita penderita pneumonia berdasarkan derajat pneumonia, dimana balita penderita pneumonia sedang proporsinya lebih tinggi pada kelompok umur 12 - 59 bulan 51 sedangkan pada derajat pneumonia berat proporsinya lebih tinggi pada kelompok umur 2 -11 bulan 73,1. Hal ini dapat terjadi karena balita pada kelompok umur 12 - 59 bulan sudah lebih kuat daya tahan tubuhnya dibandingkan balita pada kelompok umur 2- 11 bulan sehingga lebih mampu menghadapi serangan penyakit ini. 49

6.8.3. Distribusi Proporsi Status Gizi Penderita Berdasarkan Derajat Pneumonia

Status Gizi 42.3 62 30.7 21.5 27 16.5 10 20 30 40 50 60 70 Sedang Berat Derajat Pneumonia P ropor s i Baik Kurang Buruk Gambar 6.12. Diagram Bar Distribusi Proporsi Status Gizi Balita Penderita Pneumonia Berdasarkan Derajat Pneumonia Rawat Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2004-2007 Berdasarkan gambar 6.12. di atas dapat diketahui bahwa proporsi balita penderita pneumonia dengan derajat pneumonia sedang yang berstatus gizi baik sebesar 62, yang berstatus gizi kurang sebesar 21,5, dan yang berstatus gizi buruk sebesar 16,5. Proporsi balita penderita pneumonia dengan derajat pneumonia berat yang berstatus gizi baik sebesar 42,3, yang berstatus gizi kurang sebesar 30,7, dan yang berstatus gizi buruk sebesar 27. Hal ini menunjukkan bahwa status gizi baik lebih tinggi proporsinya pada pneumonia sedang sedangkan status gizi buruk lebih tinggi proporsinya pada pneumonia berat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa status gizi yang buruk akan memperberat derajat penyakit balita penderita pneumonia. 50 Hasil analisis statistik dengan uji Chi Square diperoleh p = 0,98 p 0,05 yang berarti tidak ada perbedaan status gizi berdasarkan derajat pneumonia. Hal ini menunjukkan bahwa proporsi status gizi balita penderita pneumonia yang menderita pneumonia sedang dan menderita pneumonia berat tidak berbeda di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan pada tahun 2004-2007.

6.8.4. Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Derajat Pneumonia