Karakteristik Balita Penderita Pneumonia Berdasarkan Tingkat Pendidikan Ibu Karakteristik Balita Penderita Pneumonia Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

6.6. Karakteristik Balita Penderita Pneumonia Berdasarkan Tingkat Pendidikan Ibu

Tingkat Pendidikan Ibu 21.9 42.9 31.4 3.8 SLTA SLTP SD AkademiPT Gambar 6.8. Diagram Pie Distribusi Proporsi Balita Penderita Pneumonia Rawat Inap Berdasarkan Tingkat Pendidikan Ibu di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2004-2007 Gambar 6.8. di atas dapat diketahui bahwa proporsi tertinggi tingkat pendidikan ibu balita penderita pneumonia adalah dengan tingkat pendidikan SLTA yaitu sebesar 42,9 dan yang terendah adalah dengan tingkat pendidikan AkademiPT yaitu sebesar 3,8. Tingkat pendidikan ibu akan berpengaruh terhadap tindakan perawatan oleh ibu kepada anak yang menderita ISPA. Ibu dengan pendidikan yang lebih tinggi akan membawa anaknya berobat ke fasilitas kesehatan, sedangkan ibu yang dengan pendidikan rendah banyak mengobati anaknya sendiri maupun membawa berobat ke dukun ketika anaknya sakit. 21 Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Syafitri 2004 di Rumah Sakit Haji Medan memperoleh proporsi tingkat pendidikan ibu balita penderita pneumonia pada SLTA sebesar 58,4. 36 44

6.7. Karakteristik Balita Penderita Pneumonia Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Keadaan Sewaktu Pulang 3.8 14.3 32,4 49.5 PBJ PAPS Meninggal Sembuh Gambar 6.9. Diagram Pie Distribusi Proporsi Balita Penderita Pneumonia Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2004-2007 Gambar 6.9. di atas dapat diketahui bahwa proporsi tertinggi balita penderita pneumonia adalah dengan pulang berobat jalan yaitu sebesar 49,5, dan yang terendah adalah dengan pulang sembuh yaitu sebesar 3,8. Besarnya angka pulang berobat jalan disebabkan karena pertimbangan dokter dengan status derajat pneumonia yang masih berstatus sedang sehingga dengan penanganan beberapa hari cukup untuk perawatan di rumah sakit dan dilanjutkan di rumah dengan berobat jalan. Banyaknya balita penderita pneumonia yang meninggal dikarenakan balita penderita pneumonia dibawa berobat ketika penyakitnya sudah dalam keadaan parah. Hal ini juga diperkuat dengan hasil tabulasi silang antara keadaan sewaktu pulang berdasarkan derajat pneumonia, dimana diketahui bahwa banyak balita penderita pneumonia berat yang meninggal. 45 Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sinambela 2009 di Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan yang memperoleh proporsi penderita pneumonia pada pulang berobat jalan sebesar 73,9. 37 46 6.8. Analisa Statistik 6.8.1. Distribusi Proporsi Lama Rawatan Berdasarkan Derajat Pneumonia