Perumusan Masalah Sistematika Penulisan Respon

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka perumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah bagaimana respon masyarakat Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai terhadap program jaminan kesehatan masyarakat.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon masyarakat Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai terhadap program jaminan kesehatan masyarakat.

1.3.2 Manfaat penelitian

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak-pihak yang terkait langsung dengan program Jamkesmas, serta menjadi acuan dalam rangka membuat rencana kerja program dalam membahas program kesejahteraan sosial berkelanjutan yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun swasta. 2. Sebagai referensi bagi peneliti lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

1.4 Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini disajikan dalam enam bab dengan sistematika sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan uraian dan konsep yang berkaitan dengan masalah dan objek yang diteliti, kerangka pemikiran, defenisi konsep dan defenisi operasional. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini berisikan tipe penelitian,lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, serta teknik analisa data. BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Bab ini berisikan sejarah singkat serta gambaran umum lokasi penelitian dan data-data lain yang turut memperkaya karya ilmiah ini. BAB V : ANALISA DATA Bab ini berisikan uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian beserta dengan analisisnya. BAB VI : PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang bermanfaat sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Respon

Stimulus berarti rangsangan dan respon berarti tanggapan. Rangsangan diciptakan untuk memunculkan tanggapan. Respon lambat laun tertanam atau diperkuat melalui percobaan berulang-ulang Djamarah,2008 : 23 . Respon merupakan tingkah laku balas atau juga sikap yang menjadi tingkah laku balik, yang juga merupakan proses pengorganisasian dimana rangsangan-rangsangan proksimal diorganisasikan sedemikian rupa sehingga terjadi representasi fenomenal dari rangsangan-rangsangan proksimal tersebut Adi,1994 : 105. Respon diartikan suatu tingkah laku atau sikap yang berwujud baik sebelum pemahaman mendetail, penilaian, pengaruh atau penolakan, suka atau tidak suka serta pemanfaatan pada suatu fenomena tertentu Adi,1994 : 105. Hal yang diperlukan dan sangat penting dalam mengukur respon adalah persepsi, sikap dan partispasi. Jadi berbicara mengenai respon tidak terlepas dari pembahasan persepsi, sikap, dan partisipasi. Menurut Bimo Walgito, persepsi merupakan proses yang terjadi di dalam diri individu yang dimulai dengan diterimanya rangsang, sampai rangsang itu disadari dan dimengerti oleh individu sehingga individu dapat mengenali dirinya sendiri dan keadaan di sekitarnya http:id.shvoong.comsocial-sciences. Persepsi menurut MacMahon adalah proses menginterpretasikan rangsangan input dengan menggunakan alat penerima informasi sensori information. Sedangkan menurut Morgan, King dan Robinson menunjuk pada bagian kita melihat dan mendengar dunia disekitar kita, dengan kata lain persepsi dapat juga didefenisikan sebagai segala sesuatu yang dialami manusia. Jadi yang dimaksud dengan persepsi adalah suatu proses kognitif yang dialami oleh setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungan baik lewat penglihatan dan pendengaran. Hal yang lain yang penting dalam persepsi adalah atensi attention. Atensi adalah suatu proses penyeleksian input yang diproses dalam kaitan dengan pengalaman. Oleh karena itu, atensi ini menjadi bagian yang terpenting dalam proses persepsi. Sedangkan atensi itu banyak mendasari diri pada proses yang disebut filtering atau proses untuk menyaring informasi yang ada pada lingkungan, karena sensori channel kita mungkin memproses semua rangsangan yang berada pada lingkungan kita. Respon pada prosesnya didahului oleh sikap seseorang, karena sikap merupakan kecendrungan untuk bertindak untuk bereaksi terhadap rangsang Hudaniah,2009 : 89. Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai komponen, dimana komponen-komponen tersebut menurut allport ada tiga, yaitu 1. Komponen kognitif Komponen kognitif yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya. Dari pengetahuan ini kemudian akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut. 2. Komponen afektif Komponen afektif yaitu yang berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang. Jadi sifatnya evaluative yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai yang dimilikinya. 3. Komponen konatif Komponen konatif yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang berhubungan dengan obyek sikap Hudaniah,2009 : 90. Berdasarkan komponen-komponen tersebut maka sikap dapat dilihat melalui : 1. Penilaian 2. Penerimaan atau penolakan 3. Mengharapkan atau menghindari suatu obyek tertentu Thurstone memandang, individu yang mempunyai perasaan positif terhadap suatu obyek psikologis dikatakan menyukai objek tersebut atau mempunyai sikap yang favorable terhadap obyek itu. Sedangkan individu memandang sikap sebagai suatu perasaan negatif terhadap suatu obyek psikologis dikatakan mempunyai sikap yang unfavorable terhadap obyek tersebut. Dalam sikap yang positif reaksi seseorang cenderung untuk mendekati atau menyenangi obyek tersebut, sedangkan dalam sikap yang negatif orang cenderung untuk menjauhi atau menghindari obyek tersebut Hudaniah,2009 : 90-91. Menurut Brigham, ada beberapa ciri dasar dari sikap yaitu : 1. Sikap disimpulkan dari cara-cara individu bertingkah laku 2. Sikap ditujukan mengarah pada obyek psikologis atau kategori, dalam hal ini skema yang dimiliki orang menentukan bagaimana mereka mengkategorisasikan target obyek dimana sikap diarahkan. 3. Sikap dipelajari 4. Sikap mempengaruhi prilaku. Mengukuhi suatu sikap yang mengarah pada suatu obyek memberikan satu alasan untuk berprilaku mengarah pada obyek itu dengan satu cara tertentu Hudaniah,2009 : 91. Teori rangsang balas stimulus respon theory yang sering juga disebut sebagai teori penguat dapat digunakan untuk menerangkan berbagai gejala tingkah laku sosial dan sikap. Yang artinya disini adalah kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu kalau ia mengalami rangsang tertentu. Sikap ini terjadi biasanya terhadap benda, orang, kelompok, nilai-nilai dan semua hal yang terdapat di sekitar manusia. Selain persepsi dan sikap, partisipasi juga menjadi hal yang sangat penting bahkan mutlak diperlukan dalam mengukur respon. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat secara aktif dan terorganisasikan dalam seluruh tahapan pembangunan, sejak tahap sosialisasi, persiapan, perencanaan, pelaksanaan, pemahaman, pengendalian, evaluasi sehingga pengembangan atau perluasannya. Pendekatan partisipasi bertumpu pada kekuatan masyarakat untuk secara aktif berperan serta dalam proses pembangunan secara menyeluruh http:www.silaban.net20051016partisipasi. Partisipasi ditinjau dari fungsi yang diambil masyarakat pelaku untuk suatu program, fungsi yang dapat diambil oleh masyarakat dalam berpartisipasi antara lain ialah: 1. Berperan serta dalam menikmati hasil pembangunan. Karena semua sudah dikerjakan oleh pihak luar maka masyarakat tinggal menerima berupa hasil pembangunan misalnya gedung sekolah, pos KB, pembibitan tanaman, masyarakat tinggal menerima bibitnya. Partisipasi ini jelas mudah, namun menikmati belum berarti memelihara. 2. Berperan serta dalam menilai program. Fungsi ini kadang diambil masyarakat karena diminta oleh penyelenggara program dan masyarakat merasa program tidak sesuai dengan aspirasinya http:www .silaban.net20051016 partisipasi. Dari beberapa fungsi diatas maka dapat diketahui bahwa partisipasi memiliki hubungankaitan dengan frekuensi dan kualitas yaitu: 1. Frekuensi Kaitan Partisipasi dengan Frekuensi ialah bahwa partisipasi merupakan keterlibatan masyarakat dimana keterlibatan tersebut harus memiliki frekuensi yang baik dan teratur agar masyarakat dapat melaksanakan program pembangunan dengan penuh persiapan, perencanaan, pemahaman dan evaluasi. 2.Kualitas Kaitan Partisipasi dengan Kualitas ialah bahwa dalam melaksanakan suatu program harus diperlukan sikap yang berkualitas pada masyarakat tersebut dan keterlibatan masyarakat yang bertata laku dengan baik maka mereka akan menjadi terinternalisasi dengan sikap dan nilai pribadi yang kondusif terhadap kualitas. Menurut Conyers 1991 www.turindraatp.blogspot.com, ada tiga alasan partisipasi masyarakat mempunyai sifat sangat penting yaitu : 1. Partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan, dan sikap masyarakat, tanpa kehadirannya program pembangunan serta proyek-proyek akan gagal. 2. Masyarakat akan lebih mempercayai proyek atau program pembangunan jika merasa dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaannya, karena mereka akan mengetahui