Syarat-syarat Pelayanan Kesehatan Jamkesmas

7. Pada kasus-kasus tertentu yang dilayani di IGD termasuk kasus gawat darurat di BKMMBBKPMBKPMBP4BKIM dan Rumah Sakit peserta harus menunjukkan kartu peserta atau SKTM dan surat rujukan dari Puskesmas di loket Pusat Pelayanan Administrasi Terpadu Rumah Sakit PPATRS. Kelengkapan berkas peserta diverifikasi kebenarannya oleh petugas PT Askes Persero. Bila berkas sudah lengkap, petugas PT Askes Persero mengeluarkan surat keabsahan peserta. Bagi pasien yang tidak dirawat prosesnya sama dengan proses rawat jalan, sebaliknya bagi yang dinyatakan rawat inap prosesnya sama dengan proses rawat inap sebagaimana item 5 dan 6 diatas. 8. Bila peserta tidak dapat menunjukkan kartu peserta atau SKTM sejak awal sebalum mendapatkan pelayanan kesehatan, maka yang bersangkutan di beri waktu maksimal 2 x 24 jam hari kerja untuk menunjukkan kartu tersebut. Pada kondisi tertentu dimana ybs belum mampu menunjukkan identitas sebagaimana dimaksud diatas maka Direktur RS dapat menetapkan status miskin atau tidak miskin yang bersangkutan http:kpmak.fk.ugm.ac.id. 2.4.Pelayanan Kesehatan 2.4.1.Pengertian Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat Azwar, 1995 : 1.

2.4.2. Syarat-syarat Pelayanan Kesehatan

Suatu pelayanan kesehatan agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan, terdapat beberapa persyaratan pelayanan yang harus diterapkan yaitu : 1. Ketersediaan Pelayanan Kesehatan Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan kesehatan tersebut tersedia di masyarakat. 2. Kewajaran Pelayanan Kesehatan Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan kesehatan tersebut bersifat wajar, dalam arti dapat mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi. 3. Kesinambungan Pelayanan Kesehatan Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan kesehatan tersebut bersifat berkesinambungan, dalam arti tersedia setiap saat, baik menurut waktu maupun kebutuhan pelayanan kesehatan. 4. Penerimaan Pelayanan Kesehatan Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan kesehatan tersebut harus dapat diterima oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan. 5. Ketercapaian Pelayanan Kesehatan Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan kesehatan tersebut dapat dicapai oleh pemakai pemakai jasa pelayanan kesehatan. 6. Keterjangkauan Pelayanan Kesehatan Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan kesehatan tersebut dapat terjangkau oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan, dalam arti biaya pelayanan kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan pemakai jasa pelayanan kesehatan. 7. Efisiensi Pelayanan Kesehatan Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan kesehatan tersebut dapat diselenggarakan secara efisien. 8. Mutu Pelayanan Kesehatan Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan kesehatan tersebut dapat menyembuhkan pasien serta tindakan yang dilakukan aman. Secara umum dimensi kepuasan pasien bervariasi sekali. Suatu pelayanan kesehatan disebut sebagai pelayanan kesehatan yang bermutu apabila penerapan standard dan kode etik profesi dapat memuaskan pasien. Ukuran-ukuran pelayanan kesehatan yang mengacu pada standard dan kode etik profesi pada dasarnya mencakup penilaian terhadap kepuasan pasien Azwar, 1995 : 31-33. a. Hubungan Dokter-Pasien Terbinanya hubungan dokter-pasien yang baik, adalah salah satu dari kewajiban etik. Untuk dapat terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, hubungan dokter- pasien ini tetap dapat dipertahanakan. Diharapkan setiap dokter dapat dan bersedia memberikan perhatian yang cukup terhadap pasien secara pribadi, serta menjawab dan memberikan keterangan yang sejelas-jelasnya tentang segala hal yang ingin diketahui oleh pasien. b. Kenyamanan Pelayanan Mengupayakan terselenggaranya pelayanan yang nyaman, adalah salah satu kewajiban etik. Untuk dapat terselenggaranya pelayanan yang bermutu, suasana pelayanan yang nyaman tersebut harus dapat dipertahankan. Kenyamanan yang dimaksud tidak hanya menyangkut fasilitas yang disediakan tetapi yang terpenting menyangkut sikap serta tindakan para pelaksana ketika menyelenggarakan pelayanan kesehatan. c. Kebebasan Melakukan Pilihan Memberikan kebebasan pada pasien untuk memilih serta menentukan pelayanan kesehatan, adalah salah satu kewajiban etik. Suatu pelayanan kesehatan disebut bermutu apabila kebebasan memilih ini dapat diberikan dan karena itu harus dilaksanakan oleh setiap penyelenggara pelayanan kesehatan. d. Pengetahuan dan Kompetensi Teknis Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang didukung oleh pengetahuan dan kompetensi teknis bukan saja merupakan prinsip pokok penerapan standard profesi. Secara umum disebutkan makin tinggi tingkat pengetahuan dan kompetensi teknis maka makin tinggi pula mutu pelayanan kesehatan. e. Efektitas Pelayanan Sama halnya dengan pengetahuan dan kompetensi teknis, maka efektifitas pelayanan juga merupakan kode etik serta prinsip pokok penerapan standar pelayanan. Secara umum disebutkan makin efektif pelayanan kesehatan tersebut, makin tinggi pula mutu pelayanan kesehatan. f. Keamanan tindakan Pelayanan kesehatan yang bermutu dapat terselenggara apabila aspek keamanan tindakan ini dilaksanakan. Pelayanan kesehatan yang membahayakan pasien, bukanlah pelayanan kesehatan yang baik, dan karena itu tidak boleh dilakukan. Kriteria pelayanan kesehatan yang memuaskan menurut DR. Bob Woworuntu Noveniawanata, http:one.indoskripsi.com adalah : a. Kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi b. Mampu memberikan pelayanan yang baik c. Tidak berbelit-belit d. Menyingkat waktu tunggu masyarakat e. Dapat menguntungkan semua pihak Mutu pelayanan hanya dapat diketahui apabila sebelumnya telah dilakukan penilaian terhadap standard yang telah ditetapkan. Namun, melakukan penilaian ini tidaklah semudah yang diperkirakan. Hal ini dikarenakan dimensi kepuasan setiap orang sangat bervariasi yang artinya setiap orang dapat saja melakukan penilaian yang berbeda-beda tergantung dari latar belakang dan kepentingan masing-masing Azwar, 1995 : 30-31. 2.5.Jenis-jenis Pelayanan Kesehatan Jamkesmas Menurut departemen kesehatan RI dalam pedoman pelaksanaan Jamkesmas, adapun jenis-jenis pelayanan kesehatan Jamkesmas yaitu : a. Rawat Jalan Tingkat Lanjutan RJTL, meliputi: 1. Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan oleh dokter spesialisumum. 2. Rehabilitasi medic 3. Penunjang diagnostik: laboratorium klinik, radiologi dan elektromedik 4. Tindakan medis kecil dan sedang 5. Pemeriksaan dan pengobatan gigi tingkat lanjutan 6. Pelayanan KB, termasuk kontap efektif, kontap pasca persalinankeguguran, penyembuhan efek samping dan komplikasinya alat kontrasepsi disediakan oleh BKKBN. 7. Pemberian obat yang mengacu pada Formularium Rumah Sakit 8. Pelayanan darah 9. Pemeriksaan kehamilan dengan risiko tinggi dan penyulit b. Rawat Inap Tingkat Lanjutan RITL, meliputi : 1. Akomodasi rawat inap pada kelas III 2. Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan 3. Penunjang diagnostik: laboratorium klinik, radiologi dan elektromedik. 4. Tindakan medis 5. Operasi sedang dan besar 6. Pelayanan rehabilitasi medis 7. Perawatan intensif ICU, ICCU, PICU, NICU, PACU 8. Pemberian obat mengacu Formularium RS program ini 9. Pelayanan darah 10. Bahan dan alat kesehatan habis pakai 11. Persalinan dengan risiko tinggi dan penyulit PONEK http:kpmak.fk.ugm.ac.id. 2.6.Kerangka Pemikiran Kesehatan merupakan salah satu hak dasar manusia yang harus dipenuhi. Karena itu setiap individu, keluarga maupun masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya. Dan negara bertanggung jawab mengatur agar terpenuhi hak untuk hidup sehat bagi penduduknya termasuk masyarakat miskin. Kecenderungan meningkatnya biaya pemeliharaan kesehatan menyebabkan masyarakat sulit untuk mendapatkan akses terhadap pelayanan kesehatan yang dibutuhkan terutama oleh masyarakat miskin. Derajat kesehatan masyarakat miskin yang rendah berpengaruh terhadap rendahnya produktifitas kerja yang pada akhirnya mengakibatkan beban bagi masyarakat itu sendiri dan juga pemerintah. Oleh karena itu, pemerintah telah mengambil kebijakan yang strategis untuk menggratiskan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin sejak 1 januari 2005. Program ini menjadi Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin JPKMM yang popular dengan nama Askeskin yang kemudian pada tahun 2008 diubah namanya menjadi Jaminan Kesehatan Masyarakat atau Jamkesmas. Pelaksanaan program Jamkesmas dilakukan oleh Departemen Dinas Kesehatan, PT.Askes Persero dan verifikator independen. Tugas dari ketiga lembaga tersebut adalah membantu masyarakat miskin yang membutuhkan pelayanan kesehatan dengan cara mendata dan mengikutsertakan mereka menjadi peserta Jamkesmas. Apabila masyarakat terdaftar sebagai peserta Jamkesmas maka mereka berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Tujuan penyelenggaraan program Jamkesmas adalah meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien. Dapat diketahui bahwa keseluruhan program yang dibuat oleh pemerintah pasti menimbulkan respon tersendiri bagi masyarakat. Begitu juga program Jamkesmas yang dibuat oleh pemerintah. Respon masyarakat terhadap program Jamkesmas dapat diketahui melalui persepsi, sikap dan partisipasi. Untuk itulah peneliti ingin mengetahui respon masyarakat Kelurahan Dataran Tinggi Kecamatan Binjai Timur terhadap program Jamkesmas. Untuk memperjelas alur pemikiran diatas, dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut : Respon Masyarakat Partisipasi Sikap Program Jamkesmas Persepsi 1. Penglihatan dan pendengaran 2. Atensi 1. Penilaian 2. Penerimaan atau penolakan 3. Mengharapkan atau 1. Menikmati 2. Menilai 3. Frekuensi 2.7.Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional 2.7.1. Defenisi Konsep