Pengetahuan Sikap Attitude TINJAUAN PUSTAKA

II. Pencegahan tingkat II c Diagnosa dini d Pengobatan, misalnya 1. kemoterapi 2. bedah III Pencegahan tingkat III e Rehabilitasi, misalnya perawatan rumah

2.3. Pengetahuan

Pengetahuan adalah informasi, fakta, hokum prinsip, proses, kebiasaan yang terakumulasi dalam pribadi sebagai hasil proses interaksi dan pengalaman. Pengetahuan diperoleh manusia baik secara langsung melalui pengalaman dan kontak dengan segala realita dalam lingkungan hidupnya, ataupun pengetahuan diperoleh langsung melalui catatan-catatan buku-buku, kepustakaan. Pengetahuan adalah hasil aktivitas tertentu. Makin sering kita menghadapi tuntutan lingkungan dan makin banyak pengalaman kita dalam praktek, maka makin besar persiapan kita dimodifikasi dengan realita baru di dalam lingkungan Jalaluddin dan Abdullah, 2002. Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang tersebut diperoleh dari pengalaman langsung maupun melalui pengalaman orang lain. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara yang menanyakan sesuatu yang ingin diukur tentang pengetahuan dari subjek penelitian Notoatmodjo, 2003. 21 Universitas Sumatera Utara

2.4 Sikap Attitude

Sikap dapat didefinisika dengan berbagai cara dan serta definisi itu berbeda satu sama lain. Menurut Trow 1985 yang dikutip Djaali 2008, mendefinisikan sikap sebagai suatu kesiapan mental atau emosional dalam beberapa jenis tindakan pada situasi yang tepat. Disini lebih menekankan pada kesiapan mental atau emosional pada seseorang terhadap sesuatu objek. Sedangkan menurut Allport 1954, sikap adalah suatu kesiapan mental dan saraf tersusun melalui pengalaman dan memberikan pengaruh langsung kepada respons individu terhadap semua objek atau situasi yang berhubungan dengan objek itu Djaali, 2008. Menurut Breckler 1984 dalam Azwar 2002, seseorang akan bersikap positif atau negatif terhadap suatu objek tergantung kepada individu, jika individu memiliki sikap positif maka sikap tersebut cenderung untuk memberikan suatu respon terhadap suatu objek dalam bentuk perasaan memihak melalui suatu proses interaksi. Allport yang dikutip dari Syahrial 1997 menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok, yaitu : 1. Kepercayaan, ide, dan konsep terhadap suatu objek. 2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. 3. Kecenderungan untuk bertindak. Ketiga komponen ini secara bersamaan membentuk sikap yang utuh total attitude . Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, berpikir, keyakinan dan emosi memegang peranan penting. Universitas Sumatera Utara Adapun fungsi sikap, yaitu : Ahmadi, 1999 a. Sebagai alat menyesuaikan diri. Sikap merupakan sesuatu yang dapat diadopsi oleh semua orang. b. Alat untuk mengukur tingkah laku. Pada orang dewasa hingga lanjut usia, terdapat adanya pertimbangan antara adanya stimulus dan reaksi. Secara sadar, akan ada proses untuk menilai stimulus-stimulus tersebut. Hal ini erat kaitannya dengan cita-cita seseorang, tujuan hidup, peraturan-peraturan kesusilaan yang ada dalam masyarakat, keinginan-keinginan yang ada pada diri orang tersebut, dan sebagainya. c. Sebagai alat pengatur pengalaman. Pengalaman yang berasal dari luar diri seseorang akan diterima secara aktif oleh orang tersebut. Artinya, seseorang akan memilih mana yang perlu atau yang tidak perlu untuk dilayani. Jadi, semua pengalaman akan diberi penilaian, lalu dipilih. d. Alat untuk menyatakan kepribadian. Sikap dan pribadi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, dengan melihat sikap-sikap pada seseorang, sedikit banyak orang bisa mengetahui pribadi orang tersebut. Perubahan sikap dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu : a. Faktor internal, yaitu faktor yang terdapat dalam pribadi manusia itu sendiri. Faktor ini berupa selectivity atau daya pilih seseorang untuk menerima atau menolak pengaruh-pengaruh yang datang dari luar. b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang terdapat dari luar pribadi manusia. Faktor ini berupa interaksi sosial diluar kelompok. Misalnya : interaksi antara manusia, dalam 23 Universitas Sumatera Utara bentuk kebudayaan, yang sampai kepada individu melalui surat kabar, radio, televisi, majalah, dan lain sebagainya. Secara logis, sikap akan dicerminkan dalam bentuk tindakan namun tidak dapat dikatakan bahwa sikap dan tindakan memiliki hubungan yang sistematis. Suatu sikap belum tentu terwujud dalam suatu tindakan. Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu tindakan diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain faktor dukungan dari berbagai pihak Notoatmodjo, 1993. Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan menanyakan bagaimana pendapat atau pertanyaan responden terhadap suatu objek Notoatmodjo, 2003

2.5 Kerangka Konsep

Dokumen yang terkait

Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Kader Kanker Terhadap Kanker Leher Rahim di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli Kecamatan Medan Deli tahun 2005

0 43 144

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Kanker Leher Rahim Pada Penderita Yang Datang Berobat Di RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2008

2 43 109

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dengan Test IVA Pada Wanita Usia Subur (WUS) dilayah Kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan Tahun 2016

6 17 152

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dengan Test IVA Pada Wanita Usia Subur (WUS) dilayah Kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan Tahun 2016

0 0 16

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dengan Test IVA Pada Wanita Usia Subur (WUS) dilayah Kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan Tahun 2016

0 0 2

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dengan Test IVA Pada Wanita Usia Subur (WUS) dilayah Kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan Tahun 2016

0 4 10

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dengan Test IVA Pada Wanita Usia Subur (WUS) dilayah Kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan Tahun 2016

0 1 39

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dengan Test IVA Pada Wanita Usia Subur (WUS) dilayah Kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan Tahun 2016

1 3 5

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dengan Test IVA Pada Wanita Usia Subur (WUS) dilayah Kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan Tahun 2016

0 0 26

Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Wanita Dewasa Muda Terhadap Kanker Leher Rahim

0 0 10