BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Hasil penelitian menggunakan bahan humat dan kapur menyimpulkan
1. Pemberian bahan humat dapat meningkatkan P-tersedia dan K-dd
sedangkan kapur meningkatkan Ca-dd dan Mg-dd di dalam tanah.
2. Bahan humat berpengaruh meningkatkan panjang sulur, jumlah daun,
jumlah bunga jantan dan jumlah ruas. Pemberian bahan humat sebesar 22.5 LHa meningkatkan produksi buah semangka sebesar 28.
3. Pemberian kapur tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan
dan produksi tanaman semangka karena pH tanah yang sudah cukup tinggi.
5.2 SARAN Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk melihat pengaruh penggunaan
bahan humat dan kapur dengan komoditas tanaman yang berbeda serta dengan memperhatikan posisi petakan dilahan. Sedangkan untuk pihak ANTAM
diperlukan penanaman tanaman yang memiliki biomassa untuk meningkatkan kandungan bahan organik yang diperlukan tanah. Pengolahan lahan yang baik dan
pemilihan vegetasi yang sesuai dan bermanfaat dapat menunjang optimalisai pemanfaatan lahan bekas tambang.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, C. 2002. Pengaruh Pemberian Asam Humat Terhadap Konsentrasi Unsur Al Dan Fe
. Program Studi Ilmu Tanah S-1. Fakultas Pertanian. IPB. Skripsi. Anonim. 2009. Asam Humat Humic Acid.
http:griyasasaka.blogspot.com200903asam-humat-humic-acid.html. Diakses 20 Mei 2011.
Anonim. 2011. Asam Humic Humic Acid. http:181rnev.blogspot.com. Diakses 1 April 2011
Anonim. 2011. Potensi Tambang Pasir Besi di Kawasan Pantai Selatan Purworejo
. http:bisnisukm.compotensi-tambang-pasir-besi- purworejo.html. Diakses 13 Juni 2011
Anonim. 2011. Pertambangan Pasir Besi. Tekmira.esdm.go.id Diakses 25 April 2011
Agromedia, R. 2007. Budi Daya Semangka. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta. 75 hal.
Brady, N. 1990. The Nature and Properties of Soil. 13
th
ed. Prentice Hall. New
jersey. Bulu. Y. G, Shiddieq. D, Sulakhuddin dan W. Sudana. 2007. Peluang
Pengembangan Agribisnis Sayuran di Lahan Pantai Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta Kasus Desa Bugel Kecamatan Panjatan.
Soepardi, G. 1977. Masalah kesuburan Tanah dan Pupuk. Dept. Ilmu-ilmu Tanah. Bogor.
Hanafiah. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Hardjowigeno, S. 2007. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika Pressindo. Jakarta.139 hal.
Hendalastuti HR. 2001. Respon Pertumbuhan Semai Gmelina arborea Linn. Terhadap konsentrasi dan Frekuensi Pemberian Asam Humat dan Asam
Oksalat [Skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.
Hermansyah, Y. 1999. Karakteristik Tanah Bekas Tambang di Wilayah Pertambanagan Cikotok Kabupaten Lebak Jawa Barat
. Skripsi. Bogor : Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Infobanknews. 2011. Sektor Pertambangan. www.infobanknews.com201005sektor pertambangan-sumbang-7-
pertumbuhan-ekonomi Diakses 20 April 2011. Jatam. 2011. Kerusakan Lingkungan oleh Tambang Pasir
Besi .
http:www.jatam.orgcontentview141121. Diakses 20 Mei 2011 Kononova. M. W. 1966. Soil Organik Matter. Vergamon Press, Oxford. London.
KESDM. 2011. Nilai Tambah Sektor Pertambangan Perlu Terus Ditingkatkan.
http:www.esdm.go.idberitamineral43-mineral841-nilai-tambah-sektor- pertambangan-perlu-terus-ditingkatkan.html. Diakses 20 Mei 2011.
Leiwakabessy, FM, Wahyudin, UM, dan Suwarno. 2003. Kesuburan Tanah. Institut Pertanian Bogor Press. Bogor.
Lestari, A. 2006. Studi Pemanfaatan Asam Humat Hasil Ekstraksi dari Andosol dan Gambut dalam Pertukaran Semai Padi
. [Skripsi]. Program Studi Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
PPT. 1983. Klasifikasi Kesesuian Lahan. Departemen Pertanian. Rahmawati. 2010. Pengelolaan Penambangan Pasir Besi di Pesisir Pantai
Purworejo .http:www.mediaindonesia.comwebtorialklh?ar_id=NjkxMg=
= Diakses 15 Juli 2011
Salisbury, F dan C. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3. Penerbit ITB Bandung. Bandung.
Samadi, B. 2007. Semangka Tanpa Biji. Penerbit Kanisius. Jakarta. Sanchez, P. A. 1977. Advances in the management of Oxisols and Ultisols in
Tropical SouthAmerica . Proc. Of the Internasional Seminar on Soil
Environment and Fertilizers Management in Intensive Agriculture. Tokyo. Japan.
Santosa. 2009. PT Aneka Tambang, Tbk: Sang Tradisionalis. http:wisdomarket.blogspot.com200901aneka-tambang-sang-tradisionalis.html.
Diakses 15 Juli 2011
Sarief, S. 1985. Kesuburan Dan Pemupukan Tanah Pertanian. Penerbit Pustaka Buana. Bandung.
Schmidt L. 2000. Pedoman Penanganan Benih Tanaman Tropis dan Subtropis. Direktorat Jendral Rahabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial. Jakarta.
Tan, K. H. 1991. Dasar-Dasar Kimia Tanah. Terjemahan D.H. Goenadi dan B. Radjagukguk. Gajah Mada University Press.
Tan, K. H. 1992. Dasar-Dasar Kimia Tanah. Terjemahan D.H. Goenadi dan B. Radjagukguk. Gajah Mada University Press.
Tim Studi Kapur. 1987. Monitoring Pemakaian dan Perbaikan Kaptan. Faperta. IPB.
Tirtoutomo, S dan Simanungkalit. 1988. Pengaruh Pemberian Kapur dan Fosfat terhadap Serapan P Pertumbuhan dan Hasil Kedelai pada Tanah Ultisol
Sukamandi. Media Penelitian Sukamandi. Bogor.
Tisdale, S. L.,W.L. Nelson, and J.D. Beaton. 1985. Soil Fertility and Fertilizers. 4
th
ed. McMillan publ . Co. New York.
Utami, N. 2009. Kajian Sifat Fisik, Sifat Kimia Dan Sifat Biologi Tanah Pasca Tambang Galian C Pada Tiga Penutupan Lahan Studi Kasus Pertambnagn
Pasir Galian C di Desa Gumulung Tenggoh, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat
. Program Studi Silvikultur. Fakultas Kehutanan. IPB. Skripsi.
Wikipedia, 2011. Ketapang. http:id.wikipedia.orgwikiKetapangManfaat Diakses 15 Juli 2011
LAMPIRAN
Lampiran1. Sifat kimia tanah awal bekas tambang pasir besi, sebelum perlakuan
Parameter Satuan Kategori
Nilai
pH H
2
O Agak Masam
6.20 C-org
Sangat Rendah 0.56
N-Total Sangat
Rendah 0.05 P-bray
1 ppm Sangat
Rendah 7.7 Ca-dd
me100 g
Sangat Rendah 0.29
Mg-dd me100
g Rendah 0.45
K-dd me100
g Rendah 0.12
Na-dd me100
g Rendah 0.24
KTK me100
g Sangat
Rendah 4.38 KB
Rendah 25.11 Al-dd
me100 g
- tr H-dd
me100 g
- 0.04 Fe
ppm - 25.20
Lampiran 2. Peta lahan tanam semangka di lahan bekas tambang pasir besi UTARA
KAPUR NON
KAPUR K1H3U1 K0H2U3
K1H2U3 K0H2U2 K1H2U2 K0H0U3
K1H0U2 P
K0H0U2 K1H1U1 A
K0H3U1 K1H3U2 R
K0H3U2 K1H0U1 I
K0H0U3 K1H1U2 T
K0H1U1 K1H2U1 K0H0U1
K1H1U3 K0H1U3 K1H3U3 K0H1U2
K1H0U3 K0H2U1
SELATAN
a b
c d
Gambar Lampiran 1. Persiapan Lahan : a Lahan bekas tambang pasir besi, b pengolahan tanah dan pembuatan bedengan, c bedengan setelah diberikan mulsa, d pemasangan jerami disekitar lubang tanam
a b
c d
Gambar Lampiran 2. Pembibitan : a media pembibitan semangka dengan tanah dan pupuk kandang 1:1, b bibit semangka siap untuk dipindahkan ke lahan, c bibit semangka berbiji, d bibit semangka non biji
a b
c
d e
f Gambar Lampiran 3. Pemeliharaan dan Pengukuran: a Pemberian bahan humat, b penyiraman tanaman semangka sehari 2 kali,
c pengukuran panjang sulur, d pengukuran buah semangka, e pertumbuhan tanaman semangka usia 18 hari, f tanaman semangka menjelang panen.
a b
c
d e
Gambar Lampiran 4. Hasil Panen Semangka : a Semangka berbiji, b semangka non biji, c panen semangka, d hasil panen semangka, e semangka siap untuk disajikan
a b
c d
Gambar Lampiran 5. Hama dan Penyakit : a Penyakit yang menyerang daun semangka, b penyakit yang menyerang buah semangka, c keadaan daun menjelang panen, d hama bekicot yang memakan daun semangka
PERBAIKAN LAHAN BEKAS TAMBANG PASIR BESI DENGAN APLIKASI BAHAN HUMAT DAN KAPUR UNTUK
TANAMAN SEMANGKA Citrullus vulgaris SCARD
SKRIPSI
Oleh : DWI MANDASARI RAHAYU
A14062914
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN
FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
RINGKASAN
DWI MANDASARI RAHAYU . Perbaikan Lahan Bekas Tambang Pasir Besi
dengan Aplikasi Bahan Humat dan Kapur untuk Tanaman Semangka Citrullus vulgaris SCARD. Dibawah bimbingan DYAH TJAHYANDARI dan
SUWARDI
. Penambangan pasir besi menyebabkan perubahan tanah secara fisik dan
kimia. Permasalahan utama lahan bekas tambang pasir besi adalah rendahnya ketersediaan unsur-unsur hara tanah, air tersedia terbatas, suhu tanah tinggi, tanah
porous, dan topografi tidak rata. Untuk mengatasi permasalahan lahan bekas tambang tersebut diperlukan bahan amelioran yang sesuai seperti bahan humat
dan kapur. Telah diketahui bahwa bahan humat merupakan ekstrak bahan organik sehingga pemberian bahan humat diharapkan dapat memperbaiki sifat-sifat kimia,
fisik dan biologi lahan bekas tambang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian bahan humat dan kapur pada lahan bekas
tambang pasir besi terhadap perubahan sifat-sifat tanah, pertumbuhan, dan
produksi tanaman semangka. Penelitian lapang dilaksanakan di lahan bekas
tambang pasir besi PT. Aneka Tambang ANTAM di Desa Patutrejo, Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah dari bulan Maret 2010 sampai Maret
2011. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap Split Plot terdiri dari 2 faktor yaitu bahan humat H terdiri dari 4 taraf H0: 0;
H1: 7.5; H2: 15; H3: 22.5 LHa dan faktor kapur K terdiri dari 2 taraf K0: 0 dan K1: 100 kgHa dengan 3 kali ulangan. Parameter pertumbuhan dan produksi
panjang sulur, jumlah daun, jumlah ruas, jumlah bunga jantan dan bobot buah diukur untuk mengetahui pengaruh perlakuan. Analisis tanah dilakukan untuk
mengetahui perubahan sifat-sifat tanah akibat pemberian bahan humat dan kapur. Hasil penelitian menunjukkan pemberian bahan humat dan kapur dapat
meningkatkan ketersediaan P, K, Ca, dan Mg. Bahan humat memiliki gugus karboksil dan fenolik yang mempunyai sifat dapat mengikat ion Al dan Fe dari
larutan tanah, membentuk senyawa kompleks yang sukar larut. Dengan demikian konsentrasi ion Al dan Fe yang bebas dalam larutan akan berkurang sehingga
fosfat yang tersedia akan meningkat. Bahan humat dapat meningkatkan parameter pertumbuhan yaitu panjang sulur, jumlah daun, jumlah bunga jantan serta jumlah
ruas. Pemberian bahan humat 22.5 LHa meningkatkan produksi buah semangka sebesar 28 dari 6.15 tonHa pada H0K0 menjadi 7.88 tonHa pada K0H3.
Penyakit bercak daun, busuk lunak dan hama bekicot mempengaruhi pertumbuhan dan produksi semangka.
Kata Kunci : Bahan humat, kapur, lahan bekas tambang, semangka.
SUMMARY
DWI MANDASARI RAHAYU. Improvement Ex-mined Land of Iron Sand
Mining by Application of Humic Substance and Lime for Cultivation of Watermelon Citrullus vulgaris SCARD. Under the guidance of DYAH
TJAHYANDARI
and SUWARDI.
Activities in iron sand mining affects the degradation of physical and chemical properties of soils. Several soil problems of ex-mined land of iron sand
mining are low nutrient availability, low available soil water, high soil temperature, porous structure and uneven topography. Improvement of the such
soil needs application of appropriate soil ameliorants such as humic substance and lime. It has been known that humic substance can be obtained by extracting
organic matter, therefore, application of that material may improve the chemical, physical, dan biological properties of soil. The purpose of this research is to
examine the effect of humic substance and lime application on ex-mined land of iron sand mining on soil characteristics, growth, and production of watermelon.
The research was conducted in ex-mined land of iron sand quarry of PT. Antam Aneka Tambang at Patutrejo, Grabag village, Purworejo, Central Java from
March 2010 until March 2011. The field research used Split Plot of Complitely Randomized Design consisted of two factors: Humic substance H0: 0; H1: 7.5;
H2:15; and H3: 22.5 LHa and Lime K: 0 and K1:100 kgHa with three replications. The parameters of growth and production shoots length, leaf
number, segment number, male flowers number and fruit weight were measured to determine the effect of the treatments. The chemical properties of soils were
analyzed for monitoring the soil properties changes. The results showed that humic substance and lime application increased the availability of P, K, Ca, and
Mg. Humic substance has carboxil and fenolic clusters those have capability to bound Al and Fe ions from soil solution for forming low solubility of complex
compounds. Therefore, the concentration of free Al and Fe ions in the solution will decrease causing the available of phosphate increase. Humic substance
increased the shoot length, leaf number, male flowers number, and the segment number. The application of humic substance as much as 22.5 LHa increase the
watermelon production by 28 from 6.15 tonHa at K0H0 to 7.88 tonHa at
K0H3 treatment. Leaf spot disease, soft rot, and pest snails affected growth and yield of watermelon.
Keywords: Humic substance, iron sand quarry, lime, watermelon.
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Pendahuluan Sektor pertambangan menjadi salah satu sektor utama yang menggerakan
roda perekonomian Indonesia. Pertambangan di Indonesia merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang menyumbangkan devisa sebesar 27
Infobanknews, 2011. Terdapat banyak perusahaan yang bergerak pada sektor pertambangan, salah satunya PT. Aneka Tambang ANTAM.
PT Aneka Tambang adalah BUMN bidang pertambangan, sub sektor pertambangan logam dan mineral yang mulai beroperasi secara komersial pada
tanggal 5 Juli 1968. Selain itu, ANTAM bergerak juga di bidang industri, perdagangan, pengangkutan dan jasa lainnya yang berkaitan dengan bahan
tambang. Data Penjualan 3Q09 ANTAM berasal dari komoditas ferronickel 38, nickel ore 35, emas dan besi 25, serta bauksit 2. Nilai ekspor
ANTAM mencapai 97 penjualan ANTAM dan sisanya diserap pasar domestik
Santosa, 2009
Pertambangan PT. ANTAM yang berada di Kutoarjo untuk pertambangan pasir besi. Pertambanagn dilakukan di dekat pantai dengan teknik penambangan
terbuka. Kegiatan ini menyebabkan kerusakan bentang lahan, vegetasi penutup serta kerusakan tubuh tanah. Kerusakan bentang lahan gumuk pasir dengan
terbentuknya bukit dan lembah akibat pengambilan pasir pada kedalaman 10 meter dari permukaan gumuk di pesisir pantai. Perubahan vegetasi yang awalnya
tanaman perkebunan dan padi sawah berubah menjadi hamparan pasir yang sulit untuk ditanami. Lapisan-lapisan tanah sudah tercampur menjadi satu sehingga top
soil hilang dari permukaan tercampur dengan bahan tanah yang lain.
Pertambangan pasir besi mengakibatkan banyak permasalahan, antara lain perubahan struktur tanah, penurunan kesuburan tanah, keterbatasan air tersedia
dan penurunan kandungan bahan organik yang mengakibatkan menurunnya aktifitas mikroorganisme tanah Bulu et al,. 2007.
Reklamasi lahan bekas tambang pasir besi sudah dilakukan oleh PT. Aneka Tambang melalui penanaman tanaman ketapang. Alasan mennggunakan
tanaman ketapang karena dapat hidup di tepi pantai, rindang, lekas tumbuh dan membentuk tajuk indah bertingkat-tingkat Wikipedia, 2011.
Perawatan ketapang memerlukan biaya yang besar untuk penyiraman dan pemupukan. Penyiraman
dilakukan seminggu 3 kali dan pemupukan dilakukan 3 bulan sekali. Dilain pihak, pohon ketapang sangat sedikit memberikan perbaikkan terhadap sifat tanah.
Karena daunnya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk terdekomposisi. Sehinnga tidak meningkatkan kandungan bahan organik pada tanah. Tanaman ini
tidak memiliki dampak pada hara tanah. Pengaruh dari tanaman ini hanya membuat daerah ini lebih teduh, itu pun bila pohon tersebut sudah berukuran
besar. Reklamasi yang seharusnya diterapkan adalah perataan kembali gumuk
pasir sehingga tidak menimbulkan kerusakan ekosistem dengan terbentuknya lembah, bukit dan danau dengan beda tinggi yang besar. Selain itu, pasir bekas
penambangan seharusnya segera dikembalikan lagi ke tempat semula setelah bijih besi diambil. Jika segera dikembalikan ke tempat semula akan mempengaruhi
penanganan tindakan konservasi yang akan dilakukan dan kerusakan ekosistem yang terjadi.
Perbaikan lahan bekas tambang pasir besi dapat dilakukan dengan penambahan bahan organik atau ekstrak bahan organik. Untuk mengatasi
beberapa permasalahan lahan bekas tambang tersebut diperlukan bahan amelioran yang sesuai. Telah diketahui bahwa bahan humat merupakan zat organik yang
stabil dan merupakan hasil akhir dari proses dekomposisi bahan organik Anonim, 2009. Bahan humat memiliki kemampuan mengikat air sehingga dapat
membantu bercocok tanam di lahan berpasir. Ketersediaan air yang cukup di tanah akan meningkatkan perkembangan mikroorganisme yang dibutuhkan
tanaman sehingga sistem simbiosis antara tanah, akar dan mikroorganisme dapat berjalan optimal Anonim, 2011. Bahan humat dapat memperbaiki struktur tanah,
kapasitas tukar kation tanah dan menurunkan kelarutan unsur yang dapat meracuni tanaman seperti Fe dan Al Prasetyo, 2006.
Pemberian kapur dapat berfungsi untuk menambah ketersediaan unsur hara, menghilangkan senyawa yang beracun, meningkatkan kegiatan jasad renik
dalam tanah dan memperbaiki sifat fisik tanah Tim Studi Kapur, 1987.