BAB I PENDAHULUAN
I.1. Pendahuluan Sektor pertambangan menjadi salah satu sektor utama yang menggerakan
roda perekonomian Indonesia. Pertambangan di Indonesia merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang menyumbangkan devisa sebesar 27
Infobanknews, 2011. Terdapat banyak perusahaan yang bergerak pada sektor pertambangan, salah satunya PT. Aneka Tambang ANTAM.
PT Aneka Tambang adalah BUMN bidang pertambangan, sub sektor pertambangan logam dan mineral yang mulai beroperasi secara komersial pada
tanggal 5 Juli 1968. Selain itu, ANTAM bergerak juga di bidang industri, perdagangan, pengangkutan dan jasa lainnya yang berkaitan dengan bahan
tambang. Data Penjualan 3Q09 ANTAM berasal dari komoditas ferronickel 38, nickel ore 35, emas dan besi 25, serta bauksit 2. Nilai ekspor
ANTAM mencapai 97 penjualan ANTAM dan sisanya diserap pasar domestik
Santosa, 2009
Pertambangan PT. ANTAM yang berada di Kutoarjo untuk pertambangan pasir besi. Pertambanagn dilakukan di dekat pantai dengan teknik penambangan
terbuka. Kegiatan ini menyebabkan kerusakan bentang lahan, vegetasi penutup serta kerusakan tubuh tanah. Kerusakan bentang lahan gumuk pasir dengan
terbentuknya bukit dan lembah akibat pengambilan pasir pada kedalaman 10 meter dari permukaan gumuk di pesisir pantai. Perubahan vegetasi yang awalnya
tanaman perkebunan dan padi sawah berubah menjadi hamparan pasir yang sulit untuk ditanami. Lapisan-lapisan tanah sudah tercampur menjadi satu sehingga top
soil hilang dari permukaan tercampur dengan bahan tanah yang lain.
Pertambangan pasir besi mengakibatkan banyak permasalahan, antara lain perubahan struktur tanah, penurunan kesuburan tanah, keterbatasan air tersedia
dan penurunan kandungan bahan organik yang mengakibatkan menurunnya aktifitas mikroorganisme tanah Bulu et al,. 2007.
Reklamasi lahan bekas tambang pasir besi sudah dilakukan oleh PT. Aneka Tambang melalui penanaman tanaman ketapang. Alasan mennggunakan
tanaman ketapang karena dapat hidup di tepi pantai, rindang, lekas tumbuh dan membentuk tajuk indah bertingkat-tingkat Wikipedia, 2011.
Perawatan ketapang memerlukan biaya yang besar untuk penyiraman dan pemupukan. Penyiraman
dilakukan seminggu 3 kali dan pemupukan dilakukan 3 bulan sekali. Dilain pihak, pohon ketapang sangat sedikit memberikan perbaikkan terhadap sifat tanah.
Karena daunnya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk terdekomposisi. Sehinnga tidak meningkatkan kandungan bahan organik pada tanah. Tanaman ini
tidak memiliki dampak pada hara tanah. Pengaruh dari tanaman ini hanya membuat daerah ini lebih teduh, itu pun bila pohon tersebut sudah berukuran
besar. Reklamasi yang seharusnya diterapkan adalah perataan kembali gumuk
pasir sehingga tidak menimbulkan kerusakan ekosistem dengan terbentuknya lembah, bukit dan danau dengan beda tinggi yang besar. Selain itu, pasir bekas
penambangan seharusnya segera dikembalikan lagi ke tempat semula setelah bijih besi diambil. Jika segera dikembalikan ke tempat semula akan mempengaruhi
penanganan tindakan konservasi yang akan dilakukan dan kerusakan ekosistem yang terjadi.
Perbaikan lahan bekas tambang pasir besi dapat dilakukan dengan penambahan bahan organik atau ekstrak bahan organik. Untuk mengatasi
beberapa permasalahan lahan bekas tambang tersebut diperlukan bahan amelioran yang sesuai. Telah diketahui bahwa bahan humat merupakan zat organik yang
stabil dan merupakan hasil akhir dari proses dekomposisi bahan organik Anonim, 2009. Bahan humat memiliki kemampuan mengikat air sehingga dapat
membantu bercocok tanam di lahan berpasir. Ketersediaan air yang cukup di tanah akan meningkatkan perkembangan mikroorganisme yang dibutuhkan
tanaman sehingga sistem simbiosis antara tanah, akar dan mikroorganisme dapat berjalan optimal Anonim, 2011. Bahan humat dapat memperbaiki struktur tanah,
kapasitas tukar kation tanah dan menurunkan kelarutan unsur yang dapat meracuni tanaman seperti Fe dan Al Prasetyo, 2006.
Pemberian kapur dapat berfungsi untuk menambah ketersediaan unsur hara, menghilangkan senyawa yang beracun, meningkatkan kegiatan jasad renik
dalam tanah dan memperbaiki sifat fisik tanah Tim Studi Kapur, 1987.
Pemberian kapur juga dapat menurunkan fiksasi P dari tanah dan meningkatkan P tersedia, Soepardi 1977 dalam Tirtoutomo dan Simanungkalit, 1988. pH tanah
dapat meningkat akibat pemberian kapur Harjowigeno, 2007. Pemberian bahan humat dan kapur diharapkan dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapi
pada lahan bekas tambang pasir besi. Pemberian bahan humat dan kapur dapat memperbaiki sifat-sifat kimia dan fisik tanah.
Penanaman vegetasi yang sesuai dengan karakteristik lahan diperlukan agar pemanfaatan lahan berjalan optimum, salah satunya adalah tanaman
semangka. Tanaman semangka dapat tumbuh di dataran rendah, pada tanah bertekstur berpasir, beriklim kering dan panas serta pH antara 5-7. Penanaman
semangka menghasilkan buah yang dapat dipanen dan meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar. Panen semangka dilakukan saat usia semangka antara 55-60
hari setelah tanam. Brangkasan semangka dapat dijadikan biomassa yang dapat meningkatkan kandungan bahan organik pada tanah. Tanaman semangka juga
dapat menutupi lahan bekas tambang sehingga tidak panas dan gersang. Tanaman ini tumbuh dengan merambat. Dengan demikian banyak manfaat yang dapat
diperoleh dari penanaman semangka baik dari segi ekonomi dan lingkungan.
I.2. Tujuan Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian bahan
humat dan kapur pada lahan bekas tambang pasir besi terhadap perubahan sifat-
sifat tanah, pertumbuhan, dan produksi tanaman semangka.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA