perbuatan. Sedangkan menurut Robbins,2000, dalam dalam kemampuan bisa merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil latihan atau
praktek.
2.3.2 Kemampuan Perawat Dalam Bersosialisasi Pada Penderita Gangguan Jiwa
Kemampuan bersosialisasi adalah kemampuan seseorang dalam melakukan asuhan keperawatan jiwa dalam memberikan bantuan pada pasien
sehingga dapat melakukan hubungan dengan penderita dengan cara berkomunikasi dan melakukan tindakan keperawatan terhadap penderita Roy
Obloy,1998 yaitu : 1. Memberi rasa nyaman yaitu perawat dapat memberikan suatu tindakan
perawatan dalam asuhan keperawatan jiwa seperti dengan memberikan sapaan, pujian atas suatu kemajuan penderita dalam mengatasi
penyakitnya, dan dapat memberikan informasi serta melakukan hubungan yang erat antara penderita dengan perawat sehingga perawat dapat
menciptakan rasa nyaman tersebut kepada penderita. 2.
Komunikator merupakan suatu komunikasi atau percakapan perawat yang dapat dimengerti oleh penderita dengan memnggunakan
bahasa yang sempurna, menggunakan bahasa yang jelas, dan bersama duduk untuk melakukan komunikasi, serta adanya sentuhan dan perhatian
terhadap penderita sehingga komunikasi tersebut dapat lebih mudah dalam bersosialisasi pada penderita.
3. Mediator adalah suatu tindakan yang dapat dilakukan perawat dalam pemecahan masalah yang dihadapi penderita. Sehingga perawat dapat
menggambil suatu keputusan dalam tindakan asuhan keperawatan jiwa, seperti melakukan tindakan menghargai suatu tingkah penderita, dapat
memberikan respon yang cepat bila penderita memerlukan bentuan, dan menghargai apapun yang dipertanykan penderita terhasdap perawat
mengenai penyakitnya. Menurut Hitchcock, ET.ALL 2008 Memberi rasa nyaman yaitu perawat
dapat memberikan suatu tindakan perawatan dalam asuhan keperawatan jiwa seperti dengan memberikan sapaan, pujian atas suatu kemajuan penderita dalam
mengatasi penyakitnya, dan dapat memberikan informasi. Komunikator merupakan suatu komunikasi atau percakapan perawat yang dapat dimengerti oleh
penderita dengan menggunakan bahasa yang sempurna, menggunakan bahasa yang jelas. Mediator adalah suatu tindakan yang dapat dilakukan perawat dalam
pemecahan masalah yang dihadapi penderita. Sehingga perawat dapat menggambil suatu keputusan dalam tindakan asuhan keperawatan jiwa. Sehingga
kemampuan itu dapat dibagi menjadi dua faktor yaitu : 1. Kemampuan intelektual Intelectual ability Merupakan kemampuan melakukan aktivitas secara mental, 2.
Kamampuan fisik physical ability Merupakan kemampuan melakukan aktivitas berdasarkan stamina kekuatan dan karakteristik fisik.
2.4 Definisi Skizofrenia
Skizofrenia merupakan sebuah sindroma kompleks yang dapat merusak pada efek kehidupan penderita maupun anggota-anggota keluarganya. atau
gangguan mental dini untuk melukiskan bentuk psikosis tertentu yang sesuai dengan pengertian skizofrenia sekarang. Durand dan H.Barlow,2007. Hal
tersebut dilaporkan dalam bentuk kasus yang terjadi pada seorang pemuda yang ditandai adanya kemunduran keruntuhan fungsi intelek yang gawat sekali.
berikutnya Kraeplin dalam Intisari Psikologi Abnormal, 2000, menjadi dementia yanc, merupakan kemerosotan otak dementia yang diderita oleh orang muds
praecox yang pada akhirnya dapat menyebabkan kekaburan keseluruhan kepribadian. Kraeplin percaya bahwa halusinasi, delusi dan tingkah laku yang
aneh pada penderita skizofrenia dapat dikatakan sebagai kelainan fisik atau suatu penyakit. Pada akhimya Eugen Bleuler dalam Intisari Psikologi Abnormal,2007
memperkenalkan istilah skizofrenia atau jiwa yang terbelahi, sebab gangguan ini ditandai dengan disorganisasi proses berpikir, rusaknya koherensi antara pikiran
dan perasaan, serta berorientasi dini kedalam dan menjauh dari realitas yang intinya terjadi perpecahan antara intelek dan emosi.
Gangguan jiwa mental disorder merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama dinegara-negara maju, modern dan industry Mahar
Marjono,1992. Meskipun gangguan jiwa tidak dianggap sebagai gangguan yang menyebabkan kernatian secara langsung, namun beratnya gangguan tersebut
dalam arti ketidakmampuan serta invaliditas baik secara individu maupun kelompok akan menghambat pembangunan, karena mereka tidak produktif dan
tidak efisien Setyonegoro, 1980. Menurut paham kesehatan jiwa, seseorang dikatakan sakit apabila ia tidak
mampu berfungsi secara wajar dalam kehidupannya sehari-hari, dirumah,
disekolahkampus, ditempat keda dan dilingkungan sosialnya. Seorang yang mengalami gangguan jiwa akan mengalami ketidakmampuan berfungsi secara
optimal dalam kehidupan sehari-hari.
2.5 Etiologi Skizofrenia
a. Keterlibatan faktor keturunan Secara umum dapat dikatakan semakin dekat hubungan genetiknya dengan
pasien, maka semakin besar pula kemungkinannya untuk menderita gangguan tersebut. hal ini sering disebut concordant, yaitu anak kembar dari satu telur
mempunyai kemungkinan tiga sampai enam kali lebih besar untuk sama-sama menderita gangguan skizofrenia dibandingkan dengan anak kembar dari dua telur.
b. Faktor lingkungan Penelitian menyatakan bahwa ibu yang terlalu melindungi, hubungan
perkawinan orang tua yang kurang sehat, kesalahan dalam pola komunikasi diantara anggota keluarga dapat menimbulkan skizofrenia.
Skizofrenia tidak diduga sebagai suatu penyakit tunggal tetapi sebagai sekelompok penyakit dengan ciri-ciri klinik umum. Banyak teori penting telah
diajukan mengenai etiologi dan ekspresi gangguan ini, salah satunya yang diungkapkan oleh Residen Bagian Psikiatri UCLA 1997.
c. Teori biologik dan genetic
Penelitian keluarga termasuk penelitian kembar dan adopsi sangat mendukung teori bahwa faktor genetik pecan penting dalamtransmisi mendukung
skizofrenia atau paling tidak memberi suatu sifat kerawanan dan juga dapat menjadi penyebab peningkatan insidens dari sindrom mirip-mirip skizofrenia
gangguan kepribadian skizoafektif skizotipik dan lainnya yang terjadi dalam keluarga.
d. Hipotesis neurotransmitter Penelitian terakhir memperlihatkan adapya kelebihan reseptor
dopaminergik dalam susunan syaraf pusat SSP penderita skizofrenik. Pada hakekatnya neuroleptik diduga efektif karena kemampuannya memblokir reseptor
dopaminergik. Penelitian mengenai skizofrenik yang tidak di obati juga mengungkapkan suatu kelebihan dari reseptor dopaminergik yang secara langsung
berlawanan dengan teori bahwa temuan ini berhubungan dengan pemberian neuroleptik.
e. Pencetus psikososial Stressor sosio lingkungan sering menyebabkan timbulnya serangan awal
dan kekambuhan skizofrenia serta dapat diduga sebagai suatu terobosan kekuatan protektif dengan tetap mempertahankan kerawanan secara psiko biologik dalam
pengendalian. Tiga tindakan emosi yang dinyatakan di lingkungan rumah: komentar kritis, permusuhan dan keterlibatan emosional yang berlebihan terbukti
menyebabkan peningkatan angka kekambuhan skizofrenia.
Etiologi atau penyebab skizofrenia yang lebih rinci dijelaskan oleh Kaplan dan Sadock 1997 sebagai berikut: