Pasca Panen Produksi Bibit Kentang (Solanum tuberum L.) di Hikmah Farm, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat.

G4 tidak menghasilkan umbi ukuran XL dan umbi afkir. Tabel 12 merupakan produksi umbi kentang pada pembibitan G4. Tabel 12. Produksi Umbi Kentang G4 Ukuran Umbi gram Jumlah Umbi Total Umbi umbi L 61-200 27.87 610 M 31-60 43.28 7 159 S 30 28.85 4 772

5. Pasca Panen

Umbi hasil panen dibawa ke gudang dan disimpan di ruangan dalam kondisi bersih dan aman agar terlindung dari sinar matahari sebab cahaya dapat menyebabkan pertumbuhan tunas, selain itu juga harus terlindung dari hujan dan kehilangan. Agar kondisi umbi dalam keadaan baik maka gudang harus memenuhi syarat seperti fentilasi cukup, dan lantai terbuat dari kayu agar dapat memberikan pertukaran udara bagi umbi. Untuk mencegah serangan hama dan penyakit, pada permukaan umbi diberi insektisida Agrosip dengan dosis 2 kg per ton dengan cara ditabur tipis-tipis. Di gudang penyimpanan ini dilakukan sortasi dan grading. Sortasi merupakan kegiatan memisahkan umbi kentang berdasarkan kualitas yaitu umbi yang bagus dan yang jelek seperti belah karena cangkul, cacat, dan busuk. Sedangkan grading adalah kegiatan memisahkan umbi berdasarkan ukuran. Proses persiapan bibit kentang dilakukan melalui beberapa tahap dimulai dari sortasi dan grading I, pengangkutan ke gudang, penyimpanan dan sortasi grading II, penggasan, penyimpanan dan sortasi III, penyimpanan dan sortasi IV, sampai persiapan sertifikasi oleh BPSBTPH. Kegiatan sortasi dan grading I dilakukan saat umbi masih di kebun. Umbi bibit dipisahkan dengan ukuran XL 200 gram, L 61-200 gram, MS 61 gram, serta umbi yang afkir luka akibat tercangkul. Umbi tersebut dikumpulkan berdasarkan ukuran dan dimasukkan ke dalam karung jaring plastik berisi 38-40 kg. Kemudian umbi diangkut ke dalam truk dan dibawa ke gudang penyimpanan. Setelah seminggu atau tergantung kondisi setelah panen dilakukan sortasi dan grading II. Umbi bibit ukuran MS 61 gram dipisahkan lagi menjadi ukuran M 31-60 gram dan S 30 gram. Kegiatan perlakuan gas bertujuan untuk mempercepat masa dormansi dan mencegah dari serangan hama dan penyakit. Kegiatan ini dilakukan bila kebutuhan dan permintaan umbi meningkat. Jenis obat yang digunakan untuk perlakuan gas adalah CS 2 dengan dosis 800 ml per 8 ton umbi kentang. Obat diletakkan pada tumpukan krat kentang. Kegiatan perlakuan gas dilakukan selama 24 jam. Setelah umbi digas, kemudian disimpan kembali di gudang penyimpanan. Untuk mencegah hama dan penyakit, permukaan atas umbi diberi insektisida Agrosip dengan dosis 2 kg per ton dengan cara ditabur tipis-tipis, kemudian krat disusun. Sortasi III dilakukan untuk memisahkan umbi yang afkir, umbi yang telah keluar tunas, dan yang belum keluar tunas. Masing-masing umbi yang telah disortir diletakkan pada krat yang berbeda. Kegiatan sortasi tetap dilakukan sampai pemeriksaan umbi oleh BPSBTPH. Pemeriksaan umbi oleh BPSBTPH dilaksanakan antara 1-3 hari setelah kegiatan sortasi yang terakhir. Pengawas akan memeriksa kurang lebih 1 000 butir umbi secara acak dari setiap lot umbi. Setelah permintaan penangkar bibit dinyatakan lulus pemeriksaan, BPSBTPH akan mengeluarkan sertifikat dan label. Label tersebut dicantumkan nama penangkar, alamat, jenis tanaman, varietas, nomor lot, berat setiap kemasan, tanggal panen, ukuran umbi, dan tanggal pemasangan label. Kehilangan hasil panen digudang disebabkan diantaranya oleh penyimpanan umbi yang terlalu lama sehingga membuat umbi menjadi busuk, tempat penyimpanan yang kurang baik sehingga meyebabkan tempat menjadi lembab dan berpengaruh pada umbi, dan ikut terbawa umbi yang busuk saat panen sehingga menularkan pada umbi yang masih bagus. Hasil panen di kebun Gambung Blok Panarikan 1 sebanyak 44 550 kg. Setelah disortasi kehilangan hasilnya untuk umbi yang busuk sebanyak 336 kg dan umbi yang hilang karena tidak tersortir, jatuh di lantai, atau tercampur dengan bibit yang lain sebanyak 8 304 kg. Sehingga kehilangan hasil panen saat di gudang yaitu 19.39 .

6. Pemasaran