Gambar 10. ”Gerendel” alat untuk Membuat Jarak Tanam
3. Pemeliharaan Tanaman
Kegiatan pemeliharaan tanaman kentang dilakukan sampai tanaman dipanen. Kegiatan tersebut meliputi penyiangan gulma, pembumbunan,
pemupukan susulan, dan pengendalian hama dan penyakit. a Penyiangan Gulma
Penyiangan gulma merupakan kegiatan membuang tanaman pengganggu di areal tanaman kentang. Kegiatan ini dapat dilakukan secara manual dengan
mencabut dan membuang gulma tersebut. Penyiangan gulma dapat pula dengan cara dicangkul kemudian dikumpulkan. Penyiangan dilakukan saat tanaman
berumur 20-30 hari setelah tanam HST atau setelah terlihat adanya gulma yang tumbuh. Gulma yang disiangi diusahakan sudah terlihat agak tumbuh besar dan
banyak, sehingga mudah saat penyiangan. Kegiatan ini harus dilakukan secara hati-hati agar tidak mengenai perakaran tanaman kentang. Gulma yang banyak
ditemui diantaranya rumput belulang Eleusine indica, kirinyuh Chromolaena odorata, teki Cyperus cyperoides, dan bubuhan Bidens biterata.
b Pembumbunan Pembumbunan adalah kegiatan pengolahan lahan secara ringan di sekitar
tanaman dan dilanjutkan dengan menaikkan tanah sehingga dapat meninggikan bedengan. Pembumbunan ini bertujuan untuk melindungi umbi dari sinar matahari
langsung. Sinar matahari yang mengenai umbi menyebabkan terjadinya reaksi kimia pada kentang yang dinamakan solanin dan mengakibatkan umbi berwarna
hijau. Solanin merupakan racun bagi manusia apabila terkena dosis yang banyak Sumoprastowo, 2000.
Selain itu fungsi pembumbunan yaitu menahan batang agar tanaman tidak rebah, memperbaiki aerasi dan drainase tanah, mengendalikan gulma, dan
menjadikan perakaran tanaman lebih baik. Keterlambatan waktu pembumbunan dapat mengakibatkan umbi keluar sebab tidak tertimbun tanah serta stolon tumbuh
menjadi batang sehingga produksi umbi akan berkurang. Kegiatan pembumbunan ini dilakukan dua kali. Pembumbunan yang
pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 28-30 HST. Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan pemupukan susulan. Tanah di parit dicangkul dan
diangkat kemudian diletakkan di atas bedengan tanaman. Ketinggian tanah bedengan untuk pembumbunan pertama sekitar 10 cm.
Pembumbunan kedua dilakukan pada saat tanaman berumur 35-40 HST dengan cara yang sama pada pembumbunan pertama, tanah dinaikkan sekitar
10 cm sehingga ketinggian pembumbunan akhir sekitar 20 cm. c Pemupukan
Tanaman kentang agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik memerlukan unsur hara dan nutrisi dengan jumlah, waktu pemberian, dan cara
yang tepat. Pemberian pupuk susulan dapat menyokong pertumbuhan tanaman kentang. Pupuk susulan diberikan sebanyak dua kali, yang pertama dilakukan
bersamaan dengan pembumbunan pertama pada umur 28-30 HST. Jenis pupuk yang diberikan adalah kotoran kelelawar sebanyak 800 kg per hektar. Penggunaan
kotoran kelelawar karena di daerah tersebut banyak tersedia. Pupuk susulan juga dapat menggunakan Ponska atau pupuk lain. Pupuk susulan yang kedua diberikan
bersamaan dengan pembumbunan yang kedua yaitu saat tanaman berumur 35-40 HST dosis 200 kg per hektar. Pupuk diletakkan diantara tanaman dengan
cara disebar kemudian ditutup dengan tanah. d Pengairan
Air merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan perkembangan serta produksi tanaman. Menurut Samadi 2007 fungsi air terutama untuk melarutkan
unsur-unsur hara dalam tanah dan mengangkutnya ke seluruh bagian tanaman. Jika pemberian air terlambat, tanaman akan layu karena tidak ada keseimbangan
antara besarnya penguapan melalui permukaan daun dengan banyaknya air yang diserap tanaman.
Pengairan tanaman kentang dilakukan pada musim kemarau. Saat musim penghujan tidak dilakukan karena air sudah tersedia. Hikmah Farm pengairannya
menggunakan sprinkler. Pemberian air dilakukan pada 5-7 hari sekali atau tergantung keadaan tanaman di lapang.
e Pengendalian Hama Penyakit Tanaman HPT Pengendalian hama dan penyakit perlu dilakukan agar dihasilkan produksi
yang optimal, untuk mengendalikannya harus diketahui jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman, gejala serangan, dan cara pengendaliannya.
Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan secara manual dan menggunakan bahan kimia. Secara manual dilakukan dengan mencabut dan
membuang tanaman yang terserang supaya tidak menjalar ke tanaman yang lain. Pengendalian hama dan penyakit yang menggunakan bahan kimia
dilakukan dengan cara penyemprotan memakai alat power sprayer Gambar 11. Pestisida dilarutkan dalam 200 liter air dalam satu drum. Terdapat tiga kriteria
umur tanaman. Pertama pada tanaman yang sangat muda berumur 15-30 HST, tanaman muda dengan umur 30-60 HST, dan tanaman tua dengan umur
60-95 HST. Pada tanaman yang sangat muda 15-30 HST tidak diberi pestisida tetapi
hanya diberi unsur hara agar pertumbuhan tanaman lebih cepat. Tanaman ini setiap hektar membutuhkan 3 drum larutan unsur hara dengan volume semprot
600 liter. Pada musim hujan penyemprotan lebih sering dilakukan antara 2-3 hari sekali. Sebab pestisida yang mengenai daun tercuci oleh air hujan sehingga obat
banyak yang terbuang. Sedangkan pada musim kemarau dilakukan penyemprotan antara 4-5 hari sekali.
a. Mesin Penggerak b. Stank Sprayer
Gambar 11. Alat Power Sprayer untuk Penyemprotan Pestisida Penyemprotan pada tanaman muda 30-60 HST membutuhkan sebanyak
5 drum campuran pestisida dengan volume semprot 1000 liter per hektar. Penyemprotan tahap akhir dilakukan pada tanaman tua 60-95 HST. Tanaman
umur ini membutuhkan sebanyak 4 drum per hektar dengan volume semprot 800 liter per hektar. Pestisida yang sering digunakan Hikmah Farm dalam
budidaya kentang terdapat pada Tabel 9. Tabel 9. Jenis dan Fungsi Pestisida yang digunakan Hikmah Farm
Umur Tanaman
HST Volume
Semprot literhektar
Jenis Pestisida
Fungsi Dosis
per hektar 15-30
600 Multigrand-K
Unsur hara 1 500 gram
Aminil Fungisida
2 000 gram 30-60
1 000 Acrobat
Fungisida 200 gram
Alika Insektisida
500 ml
Aquarez Perekat
250 ml
Equation Fungisida
400 gram
60-95 800 Agrifos Fungisida 2
000 ml
Aquarez Perekat
200 ml
Unsur hara yang dipakai dalam satu hektar adalah Multigrand-K yang mengandung dua unsur makro yaitu Kalium 46 dan Nitrogen 22 . Selain itu
juga mengandung unsur lain berupa P
2
O
5
, ZnNa, Ca, Mg, dan Mn yang sedikit jumlahnya. Dosis yang digunakan yaitu 1 500 gram per 600 liter. Fungisida yang
digunakan dalam satu hektar lahan antara lain Aminil dengan dosis 2 000 gram per 1 000 liter, bahan aktif yang terkandung yaitu chlorothalonil 750 gkg WP.
Acrobat dengan dosis 200 gram per 1 000 liter, bahan aktifnya yaitu dimetomort
50 WP. Equation dengan dosis 400 gram per 800 liter, bahan aktif yang terkandung yaitu simoksanil 29 dan famoksadon 22.5 WG. Agrifos dosis
yang digunakan yaitu 2000 ml per 800 liter, dengan bahan aktif asam fosfit 400 gl SL. Sedangkan insektisida yang digunakn yaitu Alika dengan dosis 500 ml
per 1 000 liter, bahan aktif yang terkandung yaitu lemda sibahytrin 106 gl dan tiametoksam 141 gl. Perekat yang digunakan yaitu Aquarez dengan dosis 200 ml
per 800 liter, bahan aktif yang terkandung dalam Aquarez yaitu organik kompon 38 .
Alat power sprayer mempunyai jangkauan semburan 3 m ke kanan dan 3 m ke kiri dari parit jalan. Alat ini dihubungkan ke mesin diesel oleh selang.
Penyemprotan menggunakan tiga selang sprayer dengan panjang selang masing- masing sekitar 300 m. Masing-masing selang dipegang oleh 3 orang. Satu orang
memegang stank sprayer dan menyemprot tanaman kentang dari bedengan paling ujung sampai bedengan paling akhir kemudian kembali lagi ke bedengan paling
ujung. Dua orang lainnya menarik dan menggulung selang. Penyakit yang menyerang tanaman kentang di Hikmah Farm diantaranya
busuk daun Phytopthora infestans, layu bakteri Ralstonia solanacearum, dan penyakit yang disebabkan oleh virus. Sedangkan yang menyerang umbi setelah
dipanen diantaranya kudis lak Rhizoctonia solani, busuk kering Fusarium spp, dan kudis Strepromyces scabies.
Menurut Suhardi 1984 penyakit busuk daun merupakan penyakit terpenting pada tanaman kentang. Kerugian yang ditimbulkan oleh penyakit ini
sangat bergantung pada keadaan cuaca, intensif tidaknya tindakan penyemprotan fungisida, dan toleransi varietas kentang terhadap penyakit tersebut. Selanjutnya
Semangun 2007 menambahkan jamur Phytopthora infestans dapat juga menyerang umbi, meskipun di Indonesia jarang terjadi. Jika keadaan baik bagi
pertumbuhannya, pada umbi terjadi bercak yang agak mengendap, berwarna coklat. Bagian yang terserang ini tidak menjadi lunak. Jika keadaan membantu
perkembangan penyakit, karena pengaruh Phytopthora infestans yang dibantu oleh bakteri atau jamur lain maka umbi menjadi busuk basah.
1. Busuk Daun Phytopthora infestans Penyakit ini yang paling banyak menyerang tanaman kentang dan sering
dikenal dengan nama ”lodoh” yang disebabkan oleh cendawan Phytopthora infestans. Gejala yang ditimbulkan adalah timbulnya bercak basah pada daun
hingga berubah menjadi coklat sampai hitam dan akhirnya membusuk, bagian bawah daun yang terinfeksi terdapat serbuk putih yang mengandung spora
Gambar 12. Pengendalian dari penyakit ini diantaranya menggunakan bibit yang sehat saat penanaman, pergiliran tanaman, serta penyemprotan secara teratur dan
dengan teknik yang benar.
Gambar 12. Tanaman Terserang Penyakit Busuk Daun Phytopthora infestans 2. Layu Bakteri Ralstonia solanacearum
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum ini menyebabkan tanaman layu sebagian atau keseluruhan. Mula-mula pucuk
tanaman layu kemudian menjalar ke seluruh tanaman dan akhirnya tanaman mati. Gejala infeksi pada umbi yang baru dipanen adalah munculnya lendir yang
lengket pada mata tunas Gambar 13. Cara pengendaliannya adalah menggunakan bibit yang sehat, dilakukan pergiliran tanaman rotasi tanaman,
dan membuang tanaman yang layu.
Gambar 13. Tanaman Terserang Penyakit Layu Bakteri Ralstonia solanacearum 3. Penyakit Yang Disebabkan Oleh Virus
Ciri-ciri tanaman yang terserang virus adalah daun bergelombang, menggulung, atau keriting. Pinggir daun bergerigi, ukurannya kecil-kecil, daun
menguning, dan umbi yang dihasilkan kecil atau tidak menghasilkan umbi sama sekali Gambar 14. Belum ada pestisida untuk mengendalikan virus ini,
pencegahannya dilakukan dengan menanam bibit bebas virus, mencabut dan mengubur, atau membakar tanaman yang terserang.
Gambar 14. Tanaman Terserang Penyakit yang Disebabkan Oleh Virus 4.
Kudis Lak Rhizoctonia solani Gejala yang ditimbulkan yaitu terdapat jamur hitam kecoklatan pada umbi
Gambar 15. Cara pengendaliannya adalah menanam menggunakan bibit yang sehat, dilakukan pergiliran tanaman rotasi tanaman, serta memisahkan umbi
yang terserang.
Gambar 15. Penyakit Kudis Lak pada Umbi Kentang disebabkan oleh cendawan Rhizoctonia solani
5. Busuk Kering Fusarium spp
Gejala yang terlihat yaitu bercak-bercak berlekuk warna coklat tua, umbi menjadi kering, berkerut, dan mengeras Gambar 16. Cara pengendaliannya
adalah kegiatan panen dilakukan secara hati-hati jangan sampai melukai umbi. Penanaman menggunakan umbi yang sehat.
Gambar 16. Penyakit Busuk Kering pada Umbi Kentang disebabkan oleh cendawan Fusarium spp.
f. Roguing Kegiatan
roguing dilakukan sejak awal penanaman dalam waktu satu minggu dua kali atau lebih sampai menjelang pemeriksaan lapangan oleh BPSBTPH
Tujuan roguing untuk membuang tanaman yang tumbuh abnormal, terserang hama dan penyakit, serta tumbuhan pengganggu. Pada areal yang luas, roguing
dilakukan oleh 5-6 orang. Pekerja berjajar selang dua baris tanaman dan berjalan searah mengamati masing-masing tanaman.
4. Panen