Hasil Kalibrasi Kamera 3D model reconstruction using aerial photo to measure object height
29 Pada grafik tengah kesalahan dapat diperkecil dan grafik kanan memperlihatkan
kesalahan terbesar yang mengecil hingga x + 0.5 piksel dan y + 0.3 piksel. Proses iterasi dihentikan saat diperoleh nilai pixel error terkecil yang dapat
dicapai, dengan demikian nilai-nilai komponen parameter intrinsik terakhir yang dianggap nilai terbaikdefinitif. Proses ini dilakukan tidak secara otomatis tetapi
dengan melibatkan pengolah data. Pemilihan foto yang perlu dilakukan penentuan ulang koordinat titik-titik pojok kotak hitam-putih dan besarnya ukuran jendela
pada proses corner finder ditentukan oleh pengolah data. Dengan demikian nilai definitif parameter intrinsik sebuah kamera kemungkinan besar akan tidak
tunggal, walau pun menggunakan sejumlah foto yang sama. Hal ini disebabkan karena adanya faktor subjektif dari pengolah data.
Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi parameter intrinsik kamera pada penelitian ini dilakukan 3tiga kali pemotretan papan kalibrasi yang
hasilnya diperlihatkan pada Tabel 4.1. Tiga pemotretan untuk kalibrasi kamera dilakukan sebagai berikut :
Pemotretan kalibrasi pertama pemotretan udara pertama pemotretan kalibrasi kedua pemotretan kedua pemotretan kalibrasi ketiga.
Pada pemotretan kalibrasi pertama, posisi kamera tidak ditentukan pola posisinya terhadap papan kalibrasi. Penempatan posisi papan kalibrasi pada
bidang foto yang menjadi faktor utama. Pada pemotretan kalibrasi kedua, posisi kamera dilakukan di 9 posisi seperti
matriks 3 x 3. Jarak antara kamera dan papan kalibrasi dipertahankan hampir sama serta variasi penempatannya pada bidang foto dipertahankan seperti pada
pemotretan pertama.
Pada pemotretan ketiga dicoba papan kalibrasi dengan ukuran kotak 5 cm dan lensa kamera diatur pada posisi manual focus dan dikunci. Hal ini dilakukan
dengan tujuan untuk memudahkan penentuan titik pojok kotak hitam-putih dan posisi fokus kamera sedekat mungkin dengan posisi fokus saat pemotretan di
udara dilakukan, sedangkan pada kalibrasi pertama dan kedua dilakukan dengan
Tabel 4.1 Parameter intrinsik hasil tiga kalibrasi
No Jenis Parameter
Parameter Intrinsik
Kalibrasi PertamaI Kalibrasi KeduaII
Kalibrasi KetigaIII Nilai
Std.Dev. Nilai
Std.Dev. Nilai
Std.Dev. 1
Panjang Fokus
f
x
piksel 4014.65931 ± 0.06099
4015.44010 ± 0.05235 4096.14584 ± 0.40609
2
f
y
piksel 4013.57641 ± 0.05991
4014.91913 ± 0.05131 4097.64434 ± 0.40092
3 Titik
Tengah Foto
x
p
piksel 2966.35209 ± 0.05161
2951.91268 ± 0.05003 2975.87782 ± 0.27895
4
y
p
piksel 1986.66182 ± 0.05346
1968.19834 ± 0.05154 1981.72154 ± 0.22077
5 Kemiringan
Sumbu x-y
β
0.00003 ± 0.00011 0.00020 ± 0.00000
0.00096 ± 0.00001 6
Distorsi Radial K1
-0.06652 ± 0.00003 -0.07117 ± 0.00003
-0.06233 ± 0.00019 7
K2 0.08026 ± 0.00011
0.09651 ± 0.00011 0.11848 ± 0.00072
8 K5
0.00188 ± 0.00012 -0.01997 ± 0.00012
-0.00236 ± 0.00001 9
Distorsi Tangensial
P1 -0.00139 ± 0.00000
-0.00199 ± 0.00000 -0.00252 ± 0.00002
10 P2
-0.00282 ± 0.00000 -0.00252 ± 0.00000
-0.03805 ± 0.00085 11
Kesalahan x piksel
0.03585 0.05183
0.16018 12
y piksel 0.03082
0.04727 0.18896
30 auto-focus. Selain itu, pada pemotretan kalibrasi ketiga jarak antara kamera dan
papan kalibrasi diatur dalam berbagai jarak, dekat dan cukup jauh hingga 2-3 x jarak pada kalibrasi pertama dan kedua.
Pada Gambar 4.2 ditampilkan visualisasi posisi dan konfigurasi kamera saat pemotretan terhadap papan kalibrasi pada ketiga pemotretan kalibrasi. Limas
berwarna hijau bergaris merah mewakili posisi kamera dan foto, sedangkan angka menunjukkan posisi kamera dan banyaknya foto yang digunakan pada
pengolahan data untuk menghitung parameter intrinsik.
Gambar 4.2 memperlihatkan adanya perbedaan konfigurasi posisi kamera dan jarak kamera ke papan kalibrasi. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui
apakah nilai parameter intrinsik akan dipengaruhi oleh hal tersebut. Tabel 4.1 memperlihatkan adanya perbedaan nilai yang berarti, antara lain :
1 Panjang fokus lensa hasil kalibrasi ketiga berbeda sangat berarti hingga 80
piksel dibandingkan dengan nilai pertama dan kedua. Dari hasil tersebut tampak bahwa panjang fokus merupakan komponen parameter intrinsik yang
sangat dipengaruhi dari tahap kalibrasi.
2 Koordinat piksel titik utama juga mempunyai perbedaan yang berarti tetapi
perbedaannya tidak lebih dari 30 piksel. 3
Nilai koefisien radial dan tangensial K
1
, K
2
, K
3
, P
1
, P
2
juga menunjukkan perbedaan yang tidak terlalu berarti. Hal ini tampak dari model distorsi yang
diperlihatkan pada Gambar 4.3, 4.4 dan 4.5. Secara grafik perbedaan tersebut dapat divisualisasikan dengan baik berupa
3tiga model distorsi Lengkap, Radial dan Tangensial seperti tampak pada Gambar 4.3.
a b
c Gambar 4.2 Konfigurasi dan posisi kamera pada ketiga kalibrasi
Gambar 4.3 Model distorsi hasil kalibrasi pertama
31
Pada Gambar 4.3, 4.4 dan 4.5 diperlihatkan grafik yang memodelkan
adanya distorsi radial dan tangensial serta model gabungannya. Panah-panah biru menunjukkan bahwa titik objek pada foto mengalami distorsi dari posisi
sebenarnya ke arah tertentu. Hal tersebut disebabkan oleh faktor internal kamera terutama pada bagian lensa.
Pada model distorsi gabungan tampak adanya perbedaan kontur yang berkaitan dengan besaran nilai parameter intrinsik yang ditampilkan pada Tabel
4.1. Analisis yang dapat dikemukakan terhadap data tersebut antara lain : 1
Konfigurasi posisi kamera saat pemotretan papan kalibrasi memberikan pengaruh yang tidak banyak berarti. Hal ini terlihat dari hasil kalibrasi
pertama dan kedua. Panjang fokus lensa yang dihasilkan relatif sama dan nilai koefisien radial dan tangensial juga tidak banyak perbedaannya. Gambar
4.2b memperlihatkan bahwa posisi kamera pada kalibrasi kedua sangat bervariasi, jarak dekat, sedang dan jauh. Ternyata nilai parameter intrinsiknya
tidak terlalu jauh berbeda dengan hasil kalibrasi pertama. Pada kalibrasi ketiga juga terdapat posisi kamera yang cukup dekat dan jauh dengan papan
kalibrasi tetapi tidak mempengaruhi nilai parameter intrinsik secara berarti.
2 Pengaturan panjang fokus lensa, auto-focus atau manual, merupakan faktor
yang sangat berarti pada nilai parameter intrinsik. Kalibrasi pertama dan kedua fokus lensa diatur pada posisi auto-focus dan nilai parameter intrinsik
panjang fokus relatif sama
4014.66 dan 4015.44
yang berbeda hanya dalam 1 piksel. Tetapi panjang fokus hasil kalibrasi ketiga memiliki perbedaan
sampai dengan 80 piksel
4096.15
, hal ini disebabkan karena fokus diatur secara manual pada posisi terjauh.
3 Perubahan atau perbedaan nilai parameter intrinsik mungkin disebabkan oleh
karena kamera low cost memiliki tingkat kestabilan yang rendah. Kamera tersebut memang bukan untuk fotogrametri, oleh karena itu penentuan
Gambar 4.5 Model distorsi hasil kalibrasi kedua Gambar 4.4 Model distorsi hasil kalibrasi ketiga
32 parameter intrinsik perlu dilakukan sesering mungkin. Tetapi pada kasus
kamera yang digunakan pada penelitian ini dapat dikatakan bahwa kamera ini mempunyai kestabilan yang cukup bagus. Hal ini dapat dilihat dari nilai
parameter intrinsik kalibrasi pertama dan kedua yang tidak banyak berbeda, sehingga faktor fisik kamera tidak menjadi faktor yang berpengaruh.
Selain tiga analisis di atas terhadap beberapa faktor yang sudah diuraikan, yaitu faktor penempatan papan kalibrasi pada bidang foto, seperti Gambar 3.5,
merupakan salah satu faktor yang penting dibahas khusus. Untuk itu, pada penelitian ini juga dilakukan perhitungan parameter intrinsik menggunakan
kelompok foto hasil pemotretan kalibrasi pertama, tetapi dengan memilih foto tertentu saja. Pemilihan foto tertentu tersebut diatur sedemikian rupa sehingga foto
yang diproses berisi posisi papan kalibrasi yang tidak melingkupi semua sisi lensa. Hasilnya diperlihatkan pada Tabe; 4.2.
Pada Tabel 4.2 terdapat 2 set parameter intrinsik, IV dan V, yang diperoleh
dari 2 set foto papan kalibrasi. Parameter intrinsik kelompok IV dan V merupakan parameter intrinsik hasil pemilihan foto yang posisi papan kalibrasi hanya pada
sisi tertentu Gambar 4.6b dan 4.6c. Terlihat parameter intrinsik yang hasilnya berbeda secara berarti, khususnya pada komponen panjang fokus. Hal ini
menunjukkan faktor penempatan papan kalibrasi pada bidang foto merupakan salah satu kriteria penting yang harus diperhatikan pada kalibrasi kamera.
Selain menggunakan papan kalibrasi, pada penelitian ini dilakukan juga perhitungan parameter intrinsik menggunakan data foto udara. Metode ini dikenal
dengan istilah Field-Calibration. Prinsip perhitungannya tetap menggunakan Camera Calibration Toolbox dari Jean-Yves Bouguet 2010 yang dimodifikasi
dan disesuaikan sesuai dengan kondisi data masukan yang ada. Besaran yang menjadi masukan adalah koordinat 29 target pada 9 foto udara yang dipilih untuk
rekonstruksi 3D serta koordinat target tersebut pada sistem koordinat bumi. Parameter intrinsik yang diperoleh dari data foto udara tersebut disimpan pada
Tabel 4.2 kolom VI.
Standard deviasi parameter intrinsik hasil kalibrasi kamera tersebut, khususnya pada komponen panjang fokus lensa sebesar 12 piksel dan koordinat
titik fidusial sebesar 3 piksel, jauh lebih besar dibandingkan dengan hasil papan kalibrasi yang lebih kecil dari 1 piksel. Hal tersebut diseperkirakan karena jumlah
dara masukan yang sedikit, yaitu data berupa koordinat 29 titiktarget setiap foto dan hanya menggunakan sembilan foto udara. Sedangkan jika menggunakan
a b c Gambar 4.6 Konfigurasi posisi kamera hasil pemilihan posisi papan
kalibrasi di bidang foto
33 papan kalibrasi ukuran kotak 3 cm terdapat 1369 titik setiap foto serta jumlah
fotonya lebih dari 40 foto. Gambar 4.6 mengilustrasikan konfigurasi posisi kamera saat pengambilan
foto yang berkorelasi dengan parameter intrinsik pada Tabel 4.2. Pada Gambar 4.6a diperlihatkan konfigurasi posisi kamera jika semua foto yang berisi papan
kalibrasi melingkupi bidang foto, sedangkan pada Gambar 4.6b dan 4.6c diperlihatkan bahwa jika pemotretan papan kalibrasi dilakukan seperti itu maka
akan mempengaruhi nilai parameter intrinsik yang diperoleh Tabel 4.2 kolom IV dan V
Dengan demikian sebuah kamera dengan satu lensa tertentu dapat memiliki beberapa parameter intrinsik. Parameter intrinsik bervariasi tergantung optimasi
dan pemilihan faktor-faktor yang mempengaruhi dan telah dijelaskan sebelumnya. Pada penelitian ini dipilih beberapa kelompok parameter intrinsik yang akan
digunakan pada rekonstruksi 3D. Pengelompokan dibuat berdasarkan dominasi faktor penting yang telah diuraikan sebelumnya serta kombinasinya. Parameter
intrinsik dari Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 akan digunakan sebagai salah satu faktor yang akan dianalisis pengaruhnya terhadap akurasi tinggi objek hasil rekonstruksi.
Jadi ada 6 kelompok parameter intrinsik yang dipakai sebagai data masukkan pada rekonstruksi 3D Tabel 4.3.
Tabel 4.2 Parameter intrinsik kamera hasil kalibrasi dengan mengubah konfigurasi posisi papan kalibrasi dan menggunakan foto
udara
No Jenis Parameter
Parameter Intrinsik
IV V
VI Nilai Std.Dev.
Nilai Std.Dev. Nilai Std.Dev.
1 Panjang Fokus
f
x
piksel 4021.74845 ± 0.09095
4004.15502 ± 0.10934 4053.86652 ± 12.51514
2 f
y
piksel 4021.00587 ± 0.08871
4004.6336 ± 0.10910 4054.95274 ± 12.47136
3 Titik Tengah
Foto x
p
piksel 2982.02057 ± 0.07782
2944.30200 ± 0.10509 2983.59159 ± 3.02136
4 y
p
piksel 1965.77150 ± 0.07500
2009.43512 ± 0.10539 1978.08748 ± 3.61002
5 Kemiringan
sumbu x-y β
-0.00025 ± 0.00000 0.00017 ± 0.00001
0.00069 ± 0.00006 6
Distorsi Radial K
1
-0.06781 ± 0.00004 -0.07442 ± 0.00005
-0.06292 ± 0.00179 7
K
2
0.08833 ± 0.00015 0.11380 ± 0.00018
0.10701 ± 0.00836 8
K
3
-0.00722 + 0.00017 -0.04555 + 0.00021
-0.00240 ± 0.00011 9
Distorsi Tangensial
P
1
-0.00238 ± 0.00000 -0.00040 ± 0.00001
-0.00275 ± 0.00013 10
P
2
-0.00192 ± 0.00000 -0.00460 ± 0.00001
-0.02360 ± 0.01141 11
Kesalahan x piksel
0.03084 0.04745
0.37017 12
y piksel 0.03047
0.04045 0.41364
34