3
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Pada penelitian ini ditetapkan ruang lingkup pembahasan antara lain : 1. Foto digital yang akan digunakan adalah foto digital dari kamera non-metrik
yang diperoleh dengan memposisikan kamera sedemikian rupa sehingga posisinya relatif orthogonal terhadap objek. Foto digital yang diproses
merupakan foto digital dari hasil pemotretan udara menggunakan pesawat tanpa awak yang terbang dengan ketinggian tidak lebih dari 100 m dari
permukaan tanah.
2. Pengukuran tinggibeda tinggi objek dilakukan menggunakan alat Electronic Total Station ETS yang akan memberikan akurasi tinggi hingga 1 mm.
3. Pembahasan pokok penelitian dititikberatkan pada penerapan proses kalibrasi kamera dan rekonstruksi model 3D. Kemudian hasilnya dianalisis akurasi
spasial yang dihasilkan dan faktor apa saja yang mempengaruhinya. Pada penelitian ini digunakan algoritme kalibrasi kamera yang sudah ada dan
faktor apa saja yang mempengaruhi hasil dan memberikan ketelitian terbaik pada ekstraksi tinggi suatu objek.
4. Objek yang dimaksud pada penelitian ini adalah objek berupa target yang dibuat khusus dan dapat dikenali secara visual pada foto digital. Target-target
tersebut ditempatkan, diamati dan diukur sedemikian rupa sehingga hasil ekstraksi tingginya dapat dianalisis dan ditentukan akurasinya.
4
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Close-Range Photogrammetry
Photogrammetry Fotogrametri, tersirat dari makna katanya, adalah teknik mengukur koordinat 3-dimensi yang menggunakan foto sebagai media pokok
untuk metrologi atau pengukuran. Lebih ilmiah pengertian fotogrametri didefinisikan sebagai seni, ilmu dan teknologi untuk memperoleh informasi
tentang objek fisik dan lingkungan melalui proses perekaman, pengukuran, dan penafsiran foto udara Thomson dan Gruner, 1980.
Istilah Close Range Rentang Dekat Photogrammetry Fotogrametri berawal karena teknik ini digunakan untuk objek-objek yang jaraknya kurang dari
300 meter dari posisi kamera. Kamera dan prosedur analisis fotogrametri terestris dimulai pada akhir abad ke 19 oleh seorang Kolonel Perancis, Aime Laussedat.
Prinsip dasar fotogrametri sampai saat ini tetap sama. Perkembangan teknologi fotografi, kamera digital dan komputer meningkatkan efektifitas waktu dan
tingkat akurasi Leitch, 2002.
Prinsip dasar CRP menggunakan prinsip dasar triangulasi. Foto diambil dari dua posisi yang berbeda, sehingga kondisi line of sight dapat dikembangkan dari
masing-masing kamera ke titik-titik pada objek tertentu. Kondisi line of sight penjalaran berkas sinar secara matematis dijelaskan dengan konsep collinearity
condition kondisi kolinearitas atau kondisi kesegarisan berkas sinar yang akan diuraikan pada pembahasan berikutnya.
2.2 Geometri dan Pengambilan Citra Foto Digital
Cyganek dan Siebert 2009 menguraikan sebuah Pin-hole Model untuk menjelaskan kondisi kolinearitas dari sebuah sistem kamera dan suatu objek pada
Gambar 2.1. Pada Gambar 2.1 diperlihatkan sebuah ilustrasi dari sebuah model dan hubungan geometrik yang memperlihatkan bagaimana berkas sinar yang
menghubungkan titik P dalam ruang 3D atau dunia nyata bumi dengan titik p pada citra foto digital yang merupakan bidang 2D, serta sebuah sistem koordinat
kamera 3D yang berpusat pada titik tengah lensa kamera Untuk memahami bagaimana titik-titik di dunia nyata terhubungkan dengan titik-titik pada foto
digital, maka perlu diperhatikan dua sistem koordinat berikut Gambar 2.1 : 1.
Sistem koordinat bumi ditulis dengan notasi ‘W’ mewakili dunia nyata yang tidak terkait dengan posisi dan parameter kamera.
2. Sistem koordinat kamera ditulis dengan notasi ‘C’ mewakili kamera.
Dua sistem koordinat tersebut dihubungkan dengan sebuah translasi, yang dinyatakan dengan matriks T, dan rotasi, yang dinyatakan dengan matriks R.