11
lahan  di  bidang  pertanian,  perkebunan,  dan  kehutanan;  dalam  bidang  bisnis  dan perencanaan pelayanan, seperti analisis wilayah pasar dan prospek pendirian suatu
bisnis  baru;  dan  dalam  bidang  logistik  dan  transportasi,  untuk  pergerakan subyekobyek  makanan  dan  minuman  dikaitkan  dengan  infrastruktur  dan
rutenya.    Dalam  bidang  lingkungan  aplikasi  SIG  digunakan  dalam  analisis  erosi dan  dampaknya,  analisis  daerah  rawan  banjir,  kebakaran  atau  lahan  kritis,  dan
analisis  kesenjangan.    Seperti  juga  penginderaan  jauh  yang  telah  diaplikasikan oleh berbagai kalangan dan kepentingan, maka aplikasi SIG telah digunakan baik
oleh kalangan swasta, perguruan tinggi maupun pemerintah daerah.  Aplikasi SIG untuk tugas dan kewenangan pemerintah daerah sebagian besar berkaitan dengan
data  geografis  dengan  memanfaatkan  keandalan  SIG  antara  lain:  kewenangan  di bidang  pertanahan,  pengembangan  ekonomi,  perencanaan  penggunaan  lahan,
kesehatan,  perpajakan,  infrastuktur  jaringan  jalan,  perumahan,  transportasi, informasi kependudukan, pengelolaan darurat, dan pemantauan lingkungan.
2.6  Evaluasi Lahan
Lahan  didefinisikan   sebagai   kesatuan  sumber  daya  daratan  yang merupakan  suatu  sistem  yang  tersusun  atas  komponen  struktural,  yaitu
karakteristik lahan, dan komponen fungsional, yaitu kualitas lahan Worosuprodjo 2005.  Sifat  dan  karakteristik  yang  berbeda  pada  lahan  akan  ditentukan  oleh
interaksi komponen sumber daya yang ada pada suatu lahan sehingga lahan yang satu  dengan  yang  lain  akan  berbeda,  baik  dalam  segi  ruang  dan  waktu
Notohadiprawiro  1991.   Oleh  karena  itu,  lahan  sebenarnya  memiliki  sifat  yang dinamis  yang  akan  selalu  berkaitan  dengan  kepentingan  dan  keperluan  manusia
seiring dengan perubahan aktifitas manusia seperti perubahan sosial, politik, ilmu pengetahuan,  dan  teknologi.  Cara  pandang  akan  lahan  antara  satu  lokasi  dengan
lokasi  lain  tentu  berbeda,  terutama  dalam  peruntukan  lahan,  walaupun  mungkin lahan  memiliki  karakteristik  yang  sama.  Hal  ini  disebabkan  oleh  komponen
pendamping  dari  lahan  berbeda  sehingga  interaksinya  pun  berbeda Notohadiprawiro 1992.
Ruang  lingkup  sumber  daya  lahan  meliputi  segala  kondisi,  sifat,  proses- proses  karakteristik  dan  fenomena  lahan  yang  dapat  digunakan  untuk  memenuhi
12
kebutuhan  manusia  Worosuprodjo  2005.  Kondisi  sumber  daya  lahan  yang berbeda  akan  menentukan  potensi  lahan  itu  sendiri  sehingga  akan  berpengaruh
terhadap  pemanfaatanpenggunaan  lahan.  Keberagaman  sumber  daya  lahan  akan sangat  kompleks  dalam  susunan  ruang  dan  waktu  sehingga  sumber  daya  lahan
akan  selalu  bersifat  dinamis.  Untuk  itu,  evaluasi  lahan  sangat  diperlukan  agar sumber  daya  lahan  dapat  di  inventarisasi  sehingga  potensi  sumber  daya  lahan
dapat diketahui dan dimanfaatkan sesuai porsinya. Evaluasi  lahan  dapat  diartikan  sebagai  upaya  menilai  sumber  daya  lahan
untuk penggunaan atau tujuan tertentu untuk memberikan masukan berupa arahan dalam  perencanaan  penggunaan  lahan  yang  akan  dikembangkan.  Sitorus  1985
menjelaskan  bahwa  dalam  evaluasi  lahan  ada  tiga  aspek  utama  yang  dibutuhkan yaitu  lahan,  penggunaan  lahan,  dan  aspek  ekonomis.  Evaluasi  lahan  dilakukan
pada  kondisi  sekarang  yang  memungkinkan  dapat  diketahui  perubahan  yang terjadi  pada  lahan  dan  bisa  dimanfaatkan  untuk  perencanaan  penggunaan  lahan
kedepan FAO 1976 dalam Worosuprodjo 2005. Cara-cara  dalam  evaluasi  lahan  dibagi  menjadi  dua,  yaitu  cara  langsung
dan  tidak  langsung  Sitorus  1985.  Cara  langsung  dilakukan  dengan   melihat kenampakan di lapangan, namun hal ini akan terkendala dengan data. Data  yang
tidak  lengkap  menyebabkan  evaluasi  secara  langsung  sukar  dilakukan  sehingga cara langsung ini sudah banyak ditinggalkan. Cara tidak langsung dinilai memiliki
keunggulan baik dari segi biaya maupun waktu, karena dalam cara ini digunakan suatu  pembatas  yaitu  satuan  pemetaan  tanah  dengan  asumsi  bahwa  pada  satu
karakteristik  akan menghasilkan produk yang sama ketika lahan digunakan untuk kepentingan tertentu. Penilaian lahan dapat dilakukan menggunakan  tiga kriteria,
yaitu kemampuan lahan, kesesuaian, dan nilai lahan Sitorus 1985.
2.7  Kemampuan Lahan
Kemampuan  lahan  merupakan  karakteristik  lahan  yang  mencakup  sifat tanah  fisik  dan  kimia,  topografi,  drainase,  dan  kondisi  lingkungan  hidup  lain.
Berdasarkan karakteristik lahan tersebut, dapat dilakukan klasifikasi kemampuan lahan ke dalam tingkat kelas, sub kelas, dan unit pengelolaan Hardjowigeno dan
Widiatmaka  2007.  Lahan  diklasifikasikan  kedalam  delapan  kelas,  yang  ditandai