Mikrobia tanah Unsur Hara dan Mikrobia Tanah

12 Dengan ke-17 unsur esensial dan sinar matahari, sebagian besar tumbuhan dapat membuat senyawa yang dibutuhkan Salisbury Ross, 1992. Hanafiah 2007 mengemukakan bahwa suatu unsur kimiawi dianggap esensial sebagai unsur hara tumbuhan jika memenuhi tiga kriteria, yaitu 1 harus ada agar tumbuhan dapat melengkapi daur hidupnya, 2 jika tumbuhan mengalami defisiensi hanya dapat diperbaiki dengan unsur tersebut, dan 3 unsur ini harus terlibat langsung dalam penyediaan nutrisi tanaman. Selanjutnya dijelaskan bahwa suatu unsur disebut makrohara esesnsial jika dibutuhkan dalam jumlah besar, biasanya di atas 500 ppm dan disebut mikrohara esensial jika dibutuhkan dalam jumlah sedikit, biasanya kurang dari 50 ppm. Para pakar lain membagi keduanya menjadi limit minimal 0,1 disebut makrohara dan apabila lebih kecil 0,1 disebut mikrohara. Unsur makrohara esensial dibagi dalam dua golongan, yaitu 1 unsur makrohara esensial melimpah C, O dan H, dan 2 unsur makrohara esensial terbatas N, P, K, S, Ca dan Mg. Unsur mikrohara esensial meliputi B, Fe, Mn, Cu, Zn, Mo, Ni dan Cl. Menurut Hanafiah, 2007 penyerapan hara oleh tanaman dipengaruhi oleh laju respirasi, jumlah dan ketersediaan hara dalam tanah, serta intensitas dan ekstensitas sistem perakaran tanaman yang terkait dengan taraf dan laju pertumbuhan tanaman. Demikian juga dengan intensitas dan ekstensitas interaksi akar-mikroorganime tanah. Faktor ketersediaan substrat untuk respirasi, temperatur dan oksigen yang mempengaruhi proses respirasi secara tidak langsung juga mempengaruhi proses penyerapan hara. Selanjutnya dikemukakan bahwa adanya simbiosis fungi ekto-danatau endo-mikoriza-akar, lewat pembentukan hipa eksternal yang berfungsi sebagai bulu-bulu akar dan enzim ekstraseluler fosfatase, sangat membantu tanaman dalam penyerapan unsur hara terutama unsur P. Demikian juga jika ada fiksasi N-simbiotik seperti rhizobium-legum atau fiksasi N-nonsimbiotik seperti Azospirillium brasiliense terhadap penyerapan N.

2.4.3 Mikrobia tanah

Tanah dihuni oleh bermacam-macam mikrobia. Jumlah tiap mikrobia sangat bervariasi, ada yang hanya terdiri atas beberapa individu, akan tetapi ada pula yang jumlahnya mencapai jutaan per gram tanah. Anas 1989 menyatakan 13 bahwa mikrobia tanah bertanggung jawab atas pelapukan bahan organik dan pendauran unsur hara, mempunyai pengaruh terhadap sifat kimia dan fisik tanah, sehingga mikrobia dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagian mikrobia dapat memfiksasi nitrogen N dari udara yang selanjutnya dapat diserap oleh tanaman untuk meningkatkan pertumbuhan. Di samping itu, mikrobia tanah menghasilkan bermacam-macam substansi yang secara langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Rao 2007 menyebutkan bahwa banyak jenis bakteri dan fungi menghasilkan asam indol asetat IAA dalam jumlah sedikit, dimana IAA ini mempunyai beberapa pengaruh morfogenetik yang penting terhadap pertumbuhan pemanjangan batang dan pembentukan bintil akar tanaman. Lebih lanjut disebutkan bahwa Giberelin yang dihasilkan oleh fungi jenis Gibberella fujikuroi antara lain berperan 1 menanggulangi dormansi dan kekerdilan pada tanaman, dan 2 merangsang pertumbuhan batang dan pada saat yang sama menekan pertumbuhan cabang lateral. Kesuburan tanah tidak hanya bergantung pada komposisi kimiawinya melainkan juga pada ciri alami mikrobia yang menghuninya. Mikrobia yang menghuni tanah terdiri dari kelompok bakteri, fungi, aktinomisetes, alga dan protozoa Rao, 2007. Bakteri berperan penting dalam pendaur-ulangan unsur hara seperti karbon, nitrogen, dan fosfor Anas, 1989. Bila bakteri terhalang kegiatannya dapat dikatakan bahwa pendaur-ulangan unsur hara terganggu. Beberapa genus bakteri yang penting untuk pertumbuhan tanaman, antara lain Rhizobium, Azotobacter, Pseudomonas, Azospirillum, Nitrosomonas dan Nitrobacter Anas, 1989. Faktor pH mempengaruhi populasi dan aktivitas mikrobia di dalam tanah. Azotobacter misalnya sangat sensitif terhadap pH rendah, sehingga bakteri ini jarang dijumpai pada tanah yang masam pH 6,0 Anas, 1989. Pertumbuhan yang baik bagi bakteri penambat nitrogen N adalah pada kisaran pH 6,0 – 7,5 Susanto, 2002. Pada pH sekitar 6,0 – 7,0 mikrobia tanah paling aktif menguraikan bahan organik dan membantu cepatnya ketersediaan unsur hara di dalam tanah. Di samping pH, suhu juga merupakan faktor yang sangat menentukan populasi bakteri di dalam tanah. Rao 2007 menyatakan 14 bahwa bakteri mesofilik yang hidup pada suhu 15 sampai 45 C merupakan sebagian besar bakteri tanah. Fungi ditemukan di dalam tanah yang berperan aktif pada tahap pertama proses dekomposisi bahan organik dan berperan penting dalam proses agregasi tanah Anas, 1989. Menurut Rao 2007 fungsi utama dari fungi berbenang dalam tanah adalah untuk menguraikan bahan organik dan membantu membentuk bongkah tanah. Selanjutnya disebutkan bahwa beberapa fungi mampu membentuk asosiasi ektotrofik dalam sistem perakaran pohon-pohon seperti pinus, yang termasuk genus Boletus dan Lactarius, dapat membantu memindahkan fosfor dan nitrogen dalam tanah ke tubuh tanaman. Fungi dominan pada tanah yang masam karena lingkungan yang masam tidak baik untuk bakteri dan aktinomisetes Rao, 2007. Beberapa gas seperti CO 2 , N 2 , NH 3 , H 2 dan gas-gas lainnya yang berasal baik dari proses dekomposisi bahan organik maupun respirasi akar apabila berkadar relatif tinggi dapat menjadi racun bagi akar tumbuhan dan mikroba tanah Hanafiah, 2007. Adanya sirkulasi udara yang baik akan memungkinkan pertukaran gas-gas ini dengan O 2 dari atmosfer, sehingga aktivitas mikroba autotrofik yang berperan penting dalam penyediaan unsur-unsur hara menjadi terjamin dan toksisitas gas-gas tersebut ternetralisir.

2.5 Arang