Sifat-sifat dan mutu arang

55

4.4.1 Sifat-sifat dan mutu arang

Karbonisasi tempurung kemiri dalam tungku drum menghasilkan arang yang umumnya memiliki penampilan fisik yang cukup seragam dan bersih dari benda asing, akan tetapi warnanya belum merata hitam. Arang tempurung kemiri ini mengandung air dengan kadar sebesar 4,90 , abu 2,07, zat terbang 22,14 dan karbon terikat 75,79. Tinggi rendahnya kadar air arang banyak dipengaruhi oleh sifat higroskopis dan porositas dari arang tersebut, juga dipengaruhi oleh waktu penayangan arang pada tempat terbuka selama proses pendinginan. Kadar abu arang yang dihasilkan ini jauh lebih rendah bila dibanding dengan kadar abu tempurung kemiri 12,85 yang digunakan sebagai bahan bakunya. Kadar abu arang tempurung kemiri yang didapatkan dalam penelitian ini sesuai dengan yang dilaporkan JICA 1997 bahwa arang pada umumnya mengandung abu sebesar 2 – 3 . Besarnya kadar abu sangat dipengaruhi oleh garam-garam karbonat dari kalium, kalsium, magnesium dan kadar silikat dalam tempurung. Kadar zat terbang pada arang tergolong tinggi yaitu 22,14 . Masih tingginya zat terbang ini mungkin disebabkan oleh belum sempurnanya proses karbonisasi yang dilakukan. Oleh karena itu masih banyak senyawa seperti CO, CO 2 , H 2 dan CH 4 yang tidak sempat menguap pada waktu proses karbonisasi, sehingga senyawa tersebut masih menempel pada arang. Kuantitas karbon terikat pada arang dipengaruhi oleh kadar abu dan zat terbang serta senyawa hidrokarbon yang masih menempel pada permukaan arang. Kadar karbon terikat pada arang selalu berbanding terbalik dengan kadar abu dan zat terbang, dimana semakin tinggi kadar abu dan zat terbang semakin rendah kadar karbon terikat. Kadar karbon terikat pada arang tempurung kemiri sebesar 65,01. Secara umum ukuran daya serap terhadap iodium sering dijadikan sebagai dasar untuk menilai kualitas suatu bahan dalam hal kemampuan serapnya, terutama dalam menyerap larutan yang berwarna. Nilai daya serap arang terhadap iodium yang didapatkan pada penelitian ini sebesar 156,90 mgg. Nilai ini lebih rendah dari nilai daya serap iodium arang tempurung kelapa hibrida yang besarnya 193,90 mgg Nurhayati dan Syahri, 1997, akan tetapi lebih tinggi dari daya serap iodium tempurung kelapa Cocos nucifera yang besarnya 120,90 – 56 121,40 mgg Rumidatul, 2006. Masih rendahnya daya serap arang terhadap iodium dipengaruhi oleh masih tingginya abu dan hidrokarbon yang menyumbat pori dan menutupi permukaan arang. Kedaan tersebut dapat dilihat pada mikrofotogram hasil analisa SEM permukaan arang Gambar 4 dimana pori-pori belum kelihatan karena permukaan arang tertutup oleh hidrokarbon, abu dan senyawa lainnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Agustina 2004 bahwa rendahnya daya serap arang terhadap suatu bahan bisa bisebabkan karena masih banyaknya senyawa hidrokarbon dan komponen lain seperti ter, abu, air, nitrogen dan sulfur yang terdapat pada permukaan arang. Penetapan daya serap arang terhadap uap benzena bertujuan untuk mengetahui kemampuan arang menyerap berbagai macam gas yang bersifat nonpolar. Nilai daya serap arang terhadap benzena dalam waktu 24 jam yaitu 7,56 . Rendahnya daya serap benzena ini disebabkan oleh karena benzena bersifat nonpolar, sementara arang masih mengandung banyak senyawa golongan asam karboksilat, alkohol, fenol, karbonil keton dan aldehida sebagaimana ditunjukkan pada Lampiran 1. Senyawa golongan tersebut bersifat polar, dan terutama golongan korbonil yang menurut Hendayana 1994 memiliki sifat kepolaran yang tinggi. Untuk menilai mutu arang tempurung kemiri yang dihasilkan, maka sifat- sifatnya dibandingkan dengan standar SNI 01-1682-1996 tentang persyaratan mutu arang tempurung kelapa. Hasil penilaian mutu arang tempurung kemiri yang dihasilkan disajikan pada Tabel 7. Tabel 7 Penilaian mutu arang tempurung kemiri berdasarkan SNI 01-1682-1996 No. Jenis uji Satuan Persyaratan SNI 01-1682-1996 Arang tempurung kemiri 1. 2. 3. 4. 5. Air Abu Zat terbang Warna Benda asing - - Maks. 6 Maks. 3 Maks. 15 Hitam merata Tidak boleh ada 4,90 2,07 22,14 Hitam tidak merata Tidak ada Tabel 7 menunjukkan bahwa jenis uji kadar air, kadar abu dan benda asing pada arang tempurung kemiri memenuhi standar SNI 01-1682-1996, 57 sedangkan kadar zat terbang dan warna tidak memenuhi standar. Oleh karena terdapat dua jenis uji yang tidak memenuhi syarat, maka arang tempurung kemiri yang dihasilkan tidak memenuhi standar SNI 01-1682-1996, atau dengan kata lain memiliki mutu yang masih rendah sehingga perlu diaktivasi untuk menghasilkan arang aktif dengan mutu yang lebih tinggi.

4.4.2 Sifat-sifat dan mutu arang aktif