Pengolahan Tempurung Kemiri Menjadi Arang .1 Proses pembuatan arang

27 dan tertahan 60 mesh digunakan untuk analisa komponen kimia, sedangkan yang lolos ayakan 100 mesh digunakan untuk analisa struktur. Komponen kimia bahan baku tempurung kemiri yang akan dianalisa terdiri dari lignin dan holoselulosa, pentosan dan ekstraktif. Penetapan lignin dilakukan mengikuti standar TAPPI T13 wd-74 TAPPI, 1993, penetapan pentosan dilakukan dengan metoda gravimetri menggunakan phloroglusinol Wise, 1944, penetapan holoselulosa dengan NaClO 2 Young, 1972. Sedangkan penetapan ekstraktif merujuk standar TAPPI 1993 yang meliputi kelarutan dalam air TAPPI T 207 om-93, kelarutan dalam NaOH 1 TAPPI T 212 om-93, dan kelarutan dalam ethanol – benzene 1 : 2 TAPPI 204 om-88. 3.3.2 Pengolahan Tempurung Kemiri Menjadi Arang 3.3.2.1 Proses pembuatan arang Proses pembuatan arang dilakukan dengan menggunakan tungku drum kapasitas 90 kg. Tungku drum diisi dengan 75 kg tempurung kemiri untuk setiap pembakaran. Tempurung kemiri tersebut diletakkan diatas potongan kayu kecil yang telah dimasukkan dan diletakkan lebih dulu pada dasar tungku drum. Pembakaran dilakukan pada suhu yang meningkat secara bertahap sampai mencapai + 500 °C dalam waktu sekitar 8 jam. Selama pembakaran tempurung kemiri di dalam tungku drum perubahan suhu diamati dan diukur menggunakan thermostat yang dilengkapi dengan besi penghubung ke dalam tungku. Setelah semua tempurung kemiri di dalam tungku terbakar dengan sempurna, yang dicirikan oleh asap yang keluar dari dalam tungku telah berkurang dan berwarna kebiruan, maka pembakaran dihentikan dengan menutup rapat semua jalan yang dilalui udara ke dalam tungku. Proses pendinginan arang dalam tungku dilakukan selama 20 jam. Arang yang dihasilkan ditimbang bobotnya.

3.3.2.2 Analisis sifat-sifat arang

Arang digiling menggunakan willey mill dan serbuk diayak dengan ayakan berukuran 100 mesh. Selanjutnya sifat-sifatnya dianalisis berdasarkan SNI 01-1682-1996 BSN, 1996 yang meliputi rendemen, kadar air. zat terbang, abu, karbon terikat, daya serap terhadap iodium dan benzena. 28 1. Rendemen arang Rendemen arang ditetapkan dengan menghitung perbandingan bobot arang terhadap bobot bahan baku. Rendemen arang = baku bahan bobot arang bobot x 100 2. Kadar air Contoh ditimbang sebanyak 2 gram dan dimasukkan ke dalam cawan porselin, lalu dikeringkan dalam oven pada suhu 105 °C selama 24 jam. Setelah didinginkan dalam desikator ditimbang sampai bobotnya tetap. Kadar air contoh = akhir contoh bobot akhir contoh bobot - awal contoh bobot x 100 3. Kadar zat terbang Contoh kering oven ditimbang sebanyak 1 gram dan dimasukkan ke dalam cawan porselin yang telah diketahui bobotnya, alu dimasukkan ke dalam tanur listrik pada suhu 950 °C selama 10 menit. Setelah didinginkan dalam desikator ditimbang sampai bobotnya tetap. Kadar zat terbang contoh = awal contoh bobot hilang yang contoh bobot x 100 4. Kadar abu Contoh kering oven ditimbang sebanyak 1 gram dan dimasukkan ke dalam cawan porselin yang telah diketahui bobotnya, lalu dimasukkan ke dalam tanur listrik pada suhu 700 °C selama 5 jam. Setelah didinginkan dalam desikator ditimbang sampai bobotnya tetap. Kadar abu contoh = awal contoh bobot sisa contoh bobot x 100 5. Kadar karbon terikat Kadar karbon terikat dalam contoh dihitung dengan jalan pengurangan dari kadar abu dan zat terbangnya. Kadar karbon contoh = 100 - kadar abu + kadar zat terbang 29 6. Daya serap contoh terhadap larutan iodium Contoh kering oven ditimbang sebanyak 0,2 gram dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer bertutup dan ditambahkan 25 ml larutan iodium 0,1 N serta dikocok selama 15 menit. Larutan disaring dan dipipet 10 ml, dan dititer dengan larutan Na 2 S 2 O 3 0,1 N sampai berwarna kuning, lalu ditambahkan larutan kanji 1 sebagai indikator sehingga larutan berwarna biru. Selanjutnya larutan dititer kembali sampai wama biru hilang. Daya serap iodium mgg = g contoh bobot Na2S2O3} N contoh x vol. {10 x 216,93 x fp 7. Daya serap contoh terhadap uap benzena Contoh kering oven ditimbang 1 gram dan dimasukkan ke dalam petri dish, lalu ditimbang lagi dengan teliti. Kemudian di letakkan di dalam desikator yang berisi uap benzena. Diamati pada jam ke-24 dengan cara mengangkat petri dish, lalu dibiarkan ± 15 menit, dan selanjutnya ditimbang. Daya serap uap benzena = awal contoh bobot awal contoh bobot - akhir contoh Bobot x 100 Struktur arang dikarakterisasi seperti yang dilakukan terhadap bahan baku tempurung kemiri. 3.3.3 Pembuatan Arang Aktif 3.3.3.1 Proses pembuatan arang aktif