Analisis statistika deskriptif WIB sampai dengan 31 Juli 2008 jam 23.00 WIB data

Untuk perbandingan antara sensor tekanan OTT PS 1 dan pelampung OWK, diperoleh hasil pengolahan datanya dengan konstanta sebesar 0.17. Nilai konstanta perbandingan ini lebih kecil dari nilai konstanta perbandingan antara sensor tekanan OTT PS 1 dan radar Kalesto. Hal ini menunjukkan bahwa nilai terukur alat sensor tekanan OTT PS 1 lebih berdekatan dengan nilai terukur alat pelampung OWK dibandingkan dari nilai terukur alat radar Kalesto. Dari nilai perbandingan yang diperoleh tersebut, dapat diketahui nilai error dari sensor tekanan OTT PS 1 adalah sebesar 0.07 cm. Grafik persamaan regresi linier antara alat sensor tekanan OTT PS 1 dan pelampung OWK disajikan pada Gambar 23. 40 80 120 160 40 80 120 160 Pengukuran dengan OWK cm P e ng uku r a n d e ng a n O TT PS 1 c m y = 1.03x + 0.17 Gambar 23. Grafik persamaan regresi antara alat OTT PS 1 dan OWK

4.2.2. Analisis statistika deskriptif

Analisis statistik yang digunakan untuk melihat akurasi pengukuran tinggi muka air laut oleh alat sensor tekanan OTT PS 1 adalah analisis statistika deskriptif, yang dibandingkan dengan alat pelampung OWK dan radar Kalesto. Akurasi dari alat dapat dilihat dari simpangan baku standard deviation dan kesalahan standard error dari data yang diperoleh. Hasil pengolahan data pengukuran oleh alat ukur sensor tekanan OTT PS 1, pelampung OWK, dan radar Kalesto adalah sebagai berikut. Tabel 3. Analisis statistika deskriptif data pasang surut di Muara Binuangeun Provinsi Banten pengukuran dengan alat sensor tekanan OTT PS 1, pelampung OWK, dan radar Kalesto Alat Ukur Hasil analisis cm OTT PS 1 OWK Kalesto Mean 79.49 76.86 82.75 Standard error 0.23 0.22 0.23 Standard deviation 33.63 32.37 33.71 Range 143 138 172 Minimum 16 18 0 Maximum 159 156 172 Standar deviasi dan error data hasil pengukuran oleh alat sensor tekanan OTT PS 1, tidak berbeda nyata bila dibandingkan dengan pengukuran oleh alat pelampung OWK dan radar Kalesto. Nilai standar deviasi dan error data pengukuran oleh alat sensor tekanan OTT PS 1 adalah 33.63 cm dan 0.23 cm. Untuk data pengukuran oleh alat pelampung OWK, memiliki nilai standar deviasi sebesar 32.37 cm dan error 0.22 cm, dan oleh alat radar Kalesto memiliki standar deviasi data pengukuran sebesar 33.71 cm dan error 0.23 cm. Nilai standar deviasi dan error terkecil terdapat pada alat pelampung OWK, sedangkan standar deviasi dan error terbesar terdapat pada alat radar Kalesto. Hal ini dapat terjadi karena pengukuran oleh alat pelampung dipengaruhi oleh riak air sekitar pengukuran. Pelampung ini dipasang dalam suatu paralon yang dapat menghindarinya dari pengaruh air di luarnya. Riak yang terjadi pada perairan tidak berpengaruh nyata terhadap pelampung yang ada di dalam paralon tersebut, sehingga hasil pengukuran oleh alat ini tidak mengalami kesalahan yang signifikan. Kesalahan pengukuran oleh radar Kalesto lebih jelas terlihat dengan adanya nilai terukur yang out layer dengan nilai sebesar 0 cm. Kesalahan tersebut dapat terjadi karena alat ini sangat sensitif terhadap lingkungan sekitarnya, terkait dengan banyaknya sampah-sampah yang ada di sekitar lokasi penempatan alat ukur. Jika sampah-sampah ini berada tepat di bawah radar, maka akan dianggap sebagai air permukaan yang naik, sehingga tinggi muka air tidak sesuai dengan sebenarnya. Untuk alat sensor tekanan OTT PS 1, memiliki standar deviasi dan error pengukuran yang berada diantara kedua alat pembandingnya. Hasil ini masih dalam kisaran nilai yang berdekatan, artinya bahwa alat OTT PS 1 dengan prinsip kerja sensor tekanan dapat digunakan sebagai alat pengukur tinggi muka laut, dengan tingkat resiko kesalahan yang relatif kecil. Dalam hal ini, kesalahan pengukuran tinggi muka laut oleh alat sensor tekanan OTT PS 1 dapat terjadi karena pengaruh suhu. Semakin besar perubahan suhu yang terjadi maka tekanan yang dihasilkan akan menjadi lebih kecil, sehingga kedalaman yang terbaca oleh sensor akan semakin rendah. Alat sensor tekanan OTT PS 1 tidak dipasang sensor suhu, sehingga pengujian dilakukan dengan melakukan hipotesis pada tiga kedalaman yang berbeda, yaitu 1 m, 5 m, dan 10 m, dengan skala perubahan suhu sebesar 0.5-2.2°C. Pada suhu kamar ρ = 1025 kgm 3 , P = 101325 Pa, P udara dalam tabung = 1 atm = 101325 Pa, P air = 111370 Pa dan g = 9.8 ms 2 , maka dapat diketahui kedalaman air yang dibaca oleh alat ukur adalah 1 m. Jika pada kedalaman tersebut, suhu air laut kita ubah sesuai perubahan suhu muka laut Indonesia maka akan didapatkan nilai tekanannya. Tabel 4 adalah hubungan antara perubahan suhu dengan tekanan yang dihasilkan. Tabel 4. Hubungan antara perubahan suhu dengan tekanan Δt ºC ρ kgm 3 P air Pa h m 0.50 1024.90 111369.00 1.00 0.60 1024.88 111368.79 1.00 0.70 1024.86 111368.59 1.00 0.80 1024.84 111368.39 1.00 0.90 1024.82 111368.19 1.00 1.00 1024.80 111367.99 1.00 1.10 1024.77 151538.95 5.00 1.20 1024.75 151537.95 5.00 1.30 1024.73 151536.94 5.00 1.40 1024.71 151535.94 5.00 1.50 1024.69 151534.94 5.00 1.60 1024.67 151533.93 5.00 1.70 1024.65 201740.86 10.00 1.80 1024.63 201738.85 10.00 1.90 1024.61 201736.84 10.00 2.00 1024.59 201734.84 10.00 2.10 1024.57 201732.83 10.00 2.20 1024.55 201730.82 10.00 Terlihat dari hasil perhitungan tersebut, bahwa dengan bertambah besarnya perubahan suhu maka tekanan air yang dihasilkan menjadi lebih kecil. Perubahan tekanan yang terjadi akibat perubahan suhu tersebut dapat mengakibatkan perubahan kedalaman yang terbaca oleh alat ukur sensor tekanan OTT PS 1. Berikut adalah kesalahan pembacaan oleh alat ukur sensor tekanan OTT PS 1 dengan skala perubahan suhu yang dicobakan Tabel 5. Tabel 5. Persentase kesalahan pengukuran oleh sensor tekanan OTT PS 1 yang terjadi akibat perubahan suhu Δt ºC Kedalaman yang dibaca alat m Kedalaman yang sebenarnya m Persentase kesalahan 0.50 99.9910 -2 1.00 0.1010 -1 0.60 99.9910 -2 1.00 0.1210 -1 0.70 99.9910 -2 1.00 0.1410 -1 0.80 99.9810 -2 1.00 0.1610 -1 0.90 99.9810 -2 1.00 0.1810 -1 1.00 99.9810 -2 1.00 0.2010 -1 1.10 499.8910 -2 5.00 0.2210 -1 1.20 499.8810 -2 5.00 0.2410 -1 1.30 499.8710 -2 5.00 0.2610 -1 1.40 499.8610 -2 5.00 0.2810 -1 1.50 499.8510 -2 5.00 0.3010 -1 1.60 499.8410 -2 5.00 0.3210 -1 1.70 999.6610 -2 10.00 0.3410 -1 1.80 999.6410 -2 10.00 0.3610 -1 1.90 999.6210 -2 10.00 0.3810 -1 2.00 999.6010 -2 10.00 0.4010 -1 2.10 999.5810 -2 10.00 0.4210 -1 2.20 999.5610 -2 10.00 0.4410 -1 Dari hasil yang diperoleh tersebut, diketahui bahwa suhu dapat berpengaruh terhadap kedalaman, yaitu semakin besar perubahan suhu yang terjadi maka kedalaman yang terdeteksi menjadi lebih kecil, sehingga kesalahan pengukuran yang terjadi pada alat ukur sensor tekanan OTT PS 1 menjadi lebih besar. Gambar 23 berikut merupakan grafik hasil pengolahan data persentase kesalahan yang terjadi pada pengukuran karena pengaruh perubahan suhu. 0.00 0.03 0.06 0.09 0.12 0.5 1 1.5 2 2.5 Perubahan suhu °C K e sa la ha n pe n g u ku r a n 1 m 5 m 10 m Gambar 24. Grafik persentase kesalahan pengukuran oleh alat OTT PS 1 karena pengaruh suhu Dapat dilihat dari persentase kesalahan yang terjadi pada pengukuran oleh alat sensor tekanan OTT PS 1, bahwa perubahan suhu di sekitar pengukuran oleh alat dapat berpengaruh terhadap hasil pengukuran. Untuk perubahan suhu sebesar 0.5-2.2°C, memiliki persentase kesalahan pengukuran oleh alat ukur sensor tekanan OTT PS 1 sebesar 0.010- 0.044. Semakin tinggi perubahan suhu yang terjadi di sekitar lokasi pengukuran alat ini, maka semakin besar pula error pengukuran yang terjadi. Persentase kesalahan oleh pengaruh perubahan suhu ini tidak signifikan, sehingga pengaruhnya dapat diabaikan. Untuk penempatan yang aman dari alat ukur ini adalah harus berada di bawah permukaan surut minimum, dan perbedaan antara permukaan pasang maksimum dan posisi sensor harus lebih kecil dari batas ukur sensor pada 20 m.

4.3. Uji kesesuaian komponen harmonik utama